Anda di halaman 1dari 18

Nama : Vicho Febri Ramadhan

NIM : 111.160.062

Kelas :C

KESALAHAN DALAM KEGIATAN EKSPLORASI

Dalam suatu kegiatan eksplorasi pasti ditemukan adanya permasalahan atau


kesalahan-kesalahan, baik itu karena faktor subyektif explorationist ataupun faktor
non-subyektif explorationist. Kesalahan-kesalahan di dalam eksplorasi menurut Popoff
(1966) terbagi menjadi tiga, yaitu kesalahan yang tergantung pada pengalaman
explorationist (kesalahan interpretasi atau analogi), kesalahan yang kurang
sempurnanya alat dan teknik yang digunakan untuk menentukan variabel meskipun alat
dan teknik sudah standar (kesalahan teknis), dan kesalahan yang terjadi akibat
kesalahan analisis (kesalahan analitis).

Ketiga jenis kesalahan tersebut dapat dijumpai pada setiap tahapan eksplorasi,
yaitu mulai dari tahap :

1. Rancangan program (program design).

2. Reconnaissance.

3. Eksplorasi target permukaan.

4. Eksplorasi target bawah permukaan.

5. Evaluasi.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kesalahan adalah :

1. Perencanaan kegiatan ekplorasi kurang direncanakan dengan baik.

2. Belum adanya pengalaman dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi

3. Tidak adanya yang mengendalikan kegiatan eksplorasi

4. Pengolahan dana dan pemasaran yang tidak baik.


Secara garis besar terdapat tiga pokok kesalahan, yaitu:

1. Kesalahan dalam pengambilan dan mengolah data (cara pengambilan data, korelasi

log, cara menentukan geometri objek, cara menentukan model, cara menentukan

lingkungan pengendapan,

2. Kesalahan dalam penggunaan alat (alat tidak dikalibrasi, penggunaan kompas

3. Kesalahan dalam interpretasi.

 Kesalahan dalam Penentuan Eksplorasi


Idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus-
menerus, berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode
geofisika. Seringkali bahkan hampir pasti terjadi beberapa kendala akan muncul
dan tak bisa dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga
kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun
demikian, dengan analisis data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh
informasi yang relatif valid berdasarkan keterbatasan data yang kita miliki. Dalam
melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga
diperlukan, antara lain: berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah
data yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya, masih
bagian dari prosesanalisis: model matematika yang cocok mesti ditentukan yang
mana akan berperan ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi
parameter fisis yang hendak dicari.

Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model


bawah permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Ujung
dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat
sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan
penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu
yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi
bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen. Prinsip-prinsip
(konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :

1. Target eksplorasi : Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan · Pencarian


model-model geologi yang sesuai

2. Pemodelan eksplorasi : Menggunakan model geologi regional untuk


pemilihan daerah target eksplorasi, · Menentukan model geologi lokal berdasarkan
keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan
dimanfaatkan, serta ·

Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai


dengan petunjuk geologi yang diperoleh. Selain itu, perencanaan program
eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan
perancangan (desain) yaitu :

1. Efektif : penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari.

2. Efisien : dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya


serendahrendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.

3. Cost-beneficial : hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model


geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian
yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau
asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu
terbentuknya suatu endapan bahan galian. Beberapa contoh kegiatan perencanaan
eksplorasi :

1. Rencana pemetaan, mencakup ;

Perencanaan lintasan : Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan


pada keadaan geologi regional.

2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ;


· Perencanaan lintasan,

· Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data),


yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.

3. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji,


pemboran eksplorasi, yang mencakup : Jumlah paritan uji, sumuran uji,
titik pemboran eksplorasi, Interval/spasi antar paritan (lokasi),
Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor, Keamanan
(kerja dan lingkungan), Interval/metode sampling, dan Tenaga kerja yang
didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan
di permukaan.

4. Perencanaan pemboran inti, meliputi :

· Target tubuh bijih yang akan ditembus,

· Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan


(moving) alat),

· Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),

· Kedalaman masing-masing lubang,

· Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,

· Jumlah tenaga kerja,

· Alat transportasi, dan

· Jumlah (panjang) core box. Sedapat mungkin, pada masing-masing


perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan.
Gambar1.1.Contoh Hasil Seismik (Geofisika)

 Tahapan Eksplorasi :
 Eksplorasi target permukaan

Kesalahan : Dalam mendeskripsi singkapan dan pengukuran singkapan terjadi


kesalahan makan akan berakibat pada tahap selanjutnya yang mempengaruhi
dari kualitas data dan tingkat akurasinya.Kemudian pada tahapan tracing jika
melakukan kesalahan seperti mengambil sampel yang tidak mewakili atau
hanya setempat akan berakibat pada penentuan arah sumber yang bisa meleset
dan bisa juga berbeda arah yang akan berdampak pada waktu yang terbuang
dan biaya yang terbuang serta tidak efektif dan efisien.

 Eksplorasi target bawah permukaan

a) Metode Tidak Langsung


Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan
lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik
batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi
geofisika diantaranya :
 Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam.
Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di
sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas
tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat
yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang
gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat
diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi
dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut
gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja
atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat
mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada
suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya
ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari
batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ
terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya.
Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering
dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.
 Metode Geomagnet
Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di
setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang
penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim,
sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet
bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika
diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan
menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat
diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian
sasaran eksplorasi sebagai berikut :
 Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
 Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
 Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral
magnetit sebagai mineral ikutan
 Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung
magnetit dalam jumlah cukup
 Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu
batuan beku yang mengandung mineral magnetik.

 Metode Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari
batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang
diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu
meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-
m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua
elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut
elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya
dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini
disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa
cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang
dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

Kesalahan :
Dalam eksplorasi bawah permukaan akan membutuhkan biaya yang
tinggi sehingga jika terjadi kesalahan maka akan membengkaknya biaya yang
dikeluarkan.Kesalahan dalam menentukan titik bor dan juga jumlah titik yang
akan akan di bor sangat berpengaruh terhadap biaya dan juga terhadap
permodelan yang akan di buat.Misalkan salah menentukan titik bor dengan
yang di bor tidak mendapatkan ore atau bijih yang diinginkan makan
pengeboran akan sia-sia dan belum dapat membuat permodelan bawah
permukaan.Dalam melakukan pengukuran geofisika seperti geolistrik dan
geomagnet jika terjadi kesalahan maka dalam membuat permodelan juga tidak
jadi atau tidak akurat. Dalam pembuatan program design eksplorasi haruslah
dengan data yang baik dan dengan keyakinan tinggi, Namun jika dalam
pengambilan data terdapat kesalahan seperti dalam pengeplotan titik pada peta,
lalu pengukuran strike dan dip yang salah,interpretasi geomorfologi yang salah
maka dalam pembuatan program design akan terjadi kesalahan dan tidak sesuai
dengan yang diinginkan, dan dapat berpengaruh terhadap tahapan yang
selanjutnya.
GENESA OBJEK EKSPLORASI

 Konsep Eksploasi
Sebagai suatu industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat
sumberdaya, serta mengandung resiko yang tinggi, maka industri pertambangan
maupun geologi menjadi ha1 yang sangat unik dan membutuhkan usaha yang lebih
untuk dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan menguntungkan. Banyaknya
disiplin ilmu dan teknologi yang terlibat di dalam industri ini mulai dari geologi,
eksplorasi, pertambangan, metalurgi, mekanik dan elektrik, lingkungan, ekonomi,
hukum, manajemen, keuangan, sosial budaya, dan komunikasi, sehingga
menjadikan industri ini cukup kompleks.
Agar kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan efisien, maka
dibutuhkan pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur. Untuk itu
dibutuhkan pemahaman konsep eksplorasi yang tepat dan terarah oleh para pelaku
kegiatan eksplorasi, khususnya yang meliputi disiplin ilmu geologi dan eksplorasi
tambang.
Kalau kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi pelaku bisnis
pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat dilaksanakan.
Kegiatan eksplorasi dilakukan karena ada tujuan (goal) yang diharapkan oleh
badanlpihak perencana eksplorasi tersebut.

Sebagai contoh :
1. Pada badan pemerintah, dengan tujuan pengembangan wilayah (daerah),
maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk pendataan potensi sumberdaya
bahan galian, sehingga kegiatan eksplorasi tersebut lebih bersifat
inventarisasi sumberdaya mineral.
2. Pada perusahaan eksplorasi, dengan tujuan pengembangan potensi mineral
tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan
data endapan tersebut selengkaplengkapnya, sehingga data endapan yang
dihasilkan mempunyai nilai yang dapat dianggunkan atau dijual kepada
pihak lain (junior company).

Secara umum, dalam industri pertambangan kegiatan eksplorasi


ditujukan sebagai berikut :
1. Mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru.
2. Mengendalikan (menambah) pengembalian investasi yang
ditanam, sehingga pada suatu saat dapat memberikan keuntungan
yang ekonomis
3. Mengendalikan (penambahanlpengurangan) jumlah cadangan,
dimana cadangan merupakan dasar dari aktivitas penambangan.
4. Mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri,
5. Diversifikasi sumberdaya alam.
6. Mengontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat
berkompetisi dalam persaingan pasar.
Dilihat dari pentingnya hal tersebut di atas, terdapat 5 (lima) ha1 penting yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Pemahaman filosofi eksplorasi dan cebakan bahan galian.
2. Pengetahuan (dasar ilmu dan teknologi) yang terkait dalam pekerjaan
eksplorasi. a
3. Pemahaman konsep dan metode eksplorasi.
4. Prinsip dasar dan penerapan metode (teknologi) eksplorasi.
5. Pengambilan keputusan pada setiap tahapan eksplorasi.
 Konsep Eksplorasi dan Pentahapan Eksplorasi

Banyak definisi yang dapat diuraikan dalam istilah eksplorasi, namun dalam
konteks ini secara umum, eksplorasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk
mencari, menemukan, dan mendapatkan suatu bahan tambang (bahan galian) yang
kemudian secara ekonomi dapat dikembangkan untuk diusahakan. Secara konsep,
dalam lingkup industri pertambangan, eksplorasi dinyatakan sebagai suatu usaha
(kegiatan) yang karena faktor resiko, dilakukansecara bertahap dan sistematik untuk
mendapatkan suatu areal yang representatif untuk dapat dikembangkan lebih lanjut
sebagai areal penambangan (dieksploitasi).
Kegiatan eksplorasi dapat dimulai setelah target endapan yang akan
dieksplorasi telah ditetapkan. Prosedur berikut merupakan prosedur umum yang
diterapkan dalam suatu program eksplorasi :
1. Melakukan pengumpulan data awal mineral dan informasi-informasi yang
berhubungan dengan mineral target, dan melakukan analisis terhadap informasi-
inforrnasi tersebut untuk mendapatkan hubungan antara ukuran (size), keterdapatan
(sebaran), serta kadar endapan tenebut dalam beberapa kondisi geologi yang berbeda.
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh berupa :
 Publikasi ilmiah,
 Textbook geologi/ekonoml,
 Publikasi dari badan-badan pemerintahan, termasuk berupa petapeta
geologi dan geofisika, serta la porannya,
 Data remote sensing seperti foto udara dan citra satelit,
 Data hasil survei geofisika udara (airborne geophysics),
 Proceeding dan publikasi-publikasi teknik pada konferensi dan
simposium organisasi profesional,
 Jurnal teknik dan industri,
 Laporan survei yang pernah dilakukan,
 Hasil diskusi dengan kontak person dan kolega-kolega seprofesi.
2. Melakukan seleksi data serta membuat sintesis-sintesis untuk menyusun model yang
menggambarkan endapan pada beberapa kombinasi lingkungan geologi,
3. Menyusun skala prioritas berdasarkan gambaran kondisi daerah target
eksplorasi,
4. Melakukan survei geologi pendahuluan dan pengambilan beberapa contoh untuk
dapat menghasilkan gambaran awal berdasarkan kriteria seleksi geologi yang telah
ditetapkan pada daerah terpilih,
5. Mencari informasi pada tambang-tambang endapan sejenis yang telah ditutup
maupun sedang beroperasi, dan mencoba menerapkannya jika mempunyai kondisi
geologi yang mirip. Jika ternyata mempunyai kondisi yang tidak sesuai, maka perlu
dilakukan modifikasilpenyesuaian,
6. Jika beberapa pendekatan memberikan hasil yang positif, maka perlu disiapkan suatu
program sosialisasi dengan komunitas lokal, berupa transfer inforrnasilgambaran
mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
7. Menyusun program dan budget eksplorasi untuk pekerjaan-pekerjaan lanjutan,
dengan elemenelemen kunci sebagai berikut :
 Program geologi tinjau dan pemetaan,
 Program survei dan sampling geokimia,
 Program survei geofisika,
 Program pemboran dan sampling,
 Program evaluasi dampak lingkungan.

Program dan budget eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa


tahapan sebagai berikut :
Tahap 1 (Prelliminary yaitu program dengan budget rendah yang ditujukan
untuk memperoleh informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan:
 Survei geologi tinjau (reconaissance),
 Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi
regional (desk study),
 Pengambilan beberapa sampel awal geokimia
Tahav II (Prospecting), yaitu program yang disusun berdasarkan gambaran –
gambaran yang telah diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa
kegiatan :
 Pemetaan geologi,
 Sampling dan survei geokimia sistematik,
 Beberapa pemboran dangkal (scout drilling).
 Survei geofisika.

Tahap Ill (Finding & Calculation Evaluation yaitu program yang ditujukan
untuk memastikan kondisi endapan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi hasil tahap II (model genetik). Target awal dipersempit sesuai dengan
anomali geokimia dan geofisika yang ditemukan. Pada umumnya program yang
direncanakan berupa pemboran dan sampling untuk pemastian anomali-anomali yang
ada.
Pada urnurnnya dari masing-masing tahapan tersebut dibutuhkan re-evaluasi
terhadap semua hasil yang diperoleh (berdasarkan aspek geologi, teknik, dan budget),
untuk pengarnbilan-pengarnbilan keputusan terhadap kelanjutan program. Secara
skernatik, pentahapan-pentahapan kegiatan eksplorasi tersebut di atas dapat dilihat
pada Garnbar 2.3.
2.4 Pengambllan Keputusan Pada Setiap Tahapan Eksplorasi
Berdasarkan definisi dan prinsip dasar eksplorasi di atas, maka setiap kegiatan
eksplorasi dilaksanakan (direncanakan) secara bertahap, dan unsur design menjadi
dasar dalam perencanaan setiap tahapan, mulai dari metode yang paling sederhana
sampai dengan metode yang lebih kompleks dan akurat, serta dari biaya yang relatif
murah sampai dengan biaya yang lebih mahal. Secara prinsip, eksplorasi mengandung
unsur desain, probabilitas, dan resiko. Adapun prinsip utama dalam eksplorasi;
semakin tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan (dalam pentahapan eksplorasi)
semakin rapat titik data (grid density) yang direncanakan, sehingga semakin besar
biaya yang harus dikeluarkan (lihat Gambar 2.4). Titik-titik pengambilan keputusan
merupakan suatu saat dimana harus dipilih apakah kegiatan yang dilakukan
menghasilkan sesuatu yang prospek untuk diteruskan, atau dianggap sudah tidak
prospek lagi untuk dilanjutkan ke tahap lebih detil.

Diagram alir tahapan pengambilan keputusan, sesuai model, hasil


interpretasi dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan eksplorasi :

Anda mungkin juga menyukai