Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah sejenis kanker
paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker
payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000. Pengobatan yang
paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi
maupun radiasi. Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan
tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. kumpulan besar dari jaringan yang
tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor
merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor
ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang
jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada
payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu.
(www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal 4
maret 2012)
2. Etiologi
Sebenarnya penyebab dari kanker mamma ini belum diketahui secara pasti. Namun
dapat dicatat pula bahwa penyebab ini sangat mempengaruhi satu sama lain. (E.M.
Coppeland, 1991)
Ada beberapa faktor yang merangsang atau memudahkan timbulnya atau terjadinya
carcinoma mammae adalah :
 Faktor Endogen
a. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat
menyebabkan carcinoma mammae lebih banyak menyerang perempuan
dibandingkan laki-laki.
b. Mendapat haid pertama kurang dari umur 10 tahun
c. Menopause setelah umur 50 tahun
d. Tidak pernah melahirkan anak serta tidak pernah menyesui
e. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun
f. Ibu dan saudara dari penderita carcinoma mamma mempunyai kemungkinan yang
lebih besar menderita carcinoma mammae
g. Obesitas pasca menopause
h. Pemakaian alkhol
 Faktor Eksogen
a. Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi,
yang benjolan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan kimiawi, zat
pewarna, sinar radioaktif.
b. Pernah mengalami operasi payudara kelainan, jinak atau tumor ganas mammae.
3. Patofisiologi
Carcinoma mammae biasanya timbul dari sel-sel yang berasal dari jaringan lobular,
kanker ini dapat bersifat invasive (infiltrate) maupun non invasive (in situ). Lebih lanjut
lagi kejadian kanker yang paling sering kejadiannya pada mammae adalah carcinoma
ductul invasive diikuti oleh lobular carcinoma infasive, carcinoma (in satu) memiliki
insiden terkecil. (Syamsuddin dan De Jong, 1997).
Didalam ilmu kedokteran terdapat dua macam tumor, antara lain :
 Tumor jinak
Tumor jinak tidak membahayakan jiwa manusia, kecuali jika tumor tersebut menekan
alat-alat vital.
 Tumor ganas
Yang disebut kanker, ada dua macam tumor ganas :
1) Carcinoma berasal dari sel epitel dan kulit atau selaput lender
2) Carcinoma berasal dari jaringan ikat
Cara Pertumbuhan Kanker :
Rudolf Virchow (Jerman) adalah seorang yang pertama kali mengguankan dasar
penyakit andalah sel kanker tumbuh secara ganas.
a. Kanker tumbuh dari satu atau beberapa sel dalam badan yang sebabnya belum
diketahui dan mengalami perubahan yang tidak normal. Kanker tumbuh secara
lambat atau cepat dan masing-masing anak sel itu tumbuh menjadi kanker pula,
sehingga lama kelamaan menjadi besar dan membentuk suatu benjolan yang disebut
tumor.
b. Sesudah beberapa waktu sel kanker tumbuh ke arah permukaan atau jaringan
sekitarnya , ini dikenal dengan sifat infiltrasi atau infasi. Untuk sementara waktu sel
kanker berada di sekitar sel asal penyakit masih terbatas lokal, ini disebut stadium
permukaan dan masih di operasi atau di radiasi.
c. Stadium lanjut, beberapa sel kanker melepaskan diri oleh pembuluh limfe atau
pembuluh darah ke bagian yang lain di badan. Proses “metaphase” ini dalam keadaan
masih punya alat untuk melindungi diri kemudian ditangkap oleh kelenjar limfe akan
tumbuk kanker baru dan menjadi besar ka dang-kadang dapat diraba dari luar.
Stadium ini disebut stadium “N”.
d. Jika kanker dibiarkan dan tidak diobati, sel-sel kanker akan menyebar ke bagian-
bagian lain disebut matastase jauh atau stadium “M”.
4. Manifestasi Klinik
a. Resiko tinggi
1.) Carcinoma dapat ditemukan metastase jauh
2.) Tidak ada anak atau anak pertama tertunda
3.) Bekas kanker payudara
b. Resiko dini
Benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dan batas kurang jelas
c. Tanda lama :
1.) Retraksi kulit atau ariola
2.) Retraksi atau inverse putting
3.) Kelenjar aksila dapat diraba
4.) Pengelican mammae
5.) Pembesaran mammae
6.) Edema kulit
7.) Fiksasi pada kulit atau dinding thoraks
d. Tanda akhir :
Tukak, kelenjar supraclavikula di raba, edema lengan,metastase tulang, paru, atau
tempat lain. Terdapat penilaian bahwa 90% dari seluruh benjolan pada mammae
dapat di deteksi oleh klien. Gejala klinis/ciri-ciri carcinoma mammae yang infiltrate :
1) Adanya massa yang payudara tanpa gejala atau dengan gejala yang sakit sedikit
2) Lesi pada kuadran atas lateral, tumbuh progresif ke seluruh arah
3) Retraksi kulit
4) Tidak dapat digerakkan dari dasar akibat perlengketan pada fasia dinding thoraks
5) Retraksi putting susu, keluar lendir dari putting susu
6) Metastase, kelenjar regional atau tumbuh yang jauh
7) Keadaan umum klien lemah
8) Penyebarannya yang melalui saluran limfe dan pembuluh darah.
e. Gejala dan tanda penyakit mammae :
1) Nyeri
 Berubah dengan daur,
 Tidak tergantung daur menstruasi, tumor jinak, tumor ganas, infeksi
 Kenyal, kelainan fibrokistin
 Lunak, lipoma
2) Perubahan kulit
 Bercawam, sangat mencurigakan carcinoma
 Benjolan kelihatan, kista, carcinoma, fibrodenoma besar
 Kulit jeruk, khas benjolan adalah kanker (tanda khas)
 Kemerahan, infeksi (jinak panas)
 Tukak, kanker lama (terutama orang tua)
3) Kelainan putting
 Retraksi, fibrosis karena kanker
 Infeksi baru, retraksi fibrosis karena kanker
 Eksema, pelebaran duktus (cirri khas penyakit kanker)
 Keluarnya cairan berwarna hijau, pelebaran duktus, dan kelainan fibrokistik
 Hemoragin,
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae, dapat untuk mendeteksi kanker yang
tidak terdana atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar
kurang tampak.
b. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengindentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
c. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh
darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor
d. Ultrasonography
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae. Ultrasonography
berguna untuk menentukkan adanya kista, kadang-kadang tampak kista sebesar
sampai 2 cm.
e. Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat sediaan pemeriksaan sitologik
f. Biopsy
Untuk menentukkan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas dengan cara
pengambilan massa. Memberikan diagnose defenitif terhadap massa dan berguna
klasifikasi histogi, pertanapan, dan seleksi terapi.
6. Penatalaksanaan Medik
Pilihan pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran dan lokasi
tumor, juga karekteristik klinis. Terapi dapat termasuk intervensi bedah tanpa radiasi,
kemoterapi dan terapi hormone. Pengunaan transplantasi sum-sum tulang masih dalam
penelitian.
 Pembedahan
Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
mastektomi radikal, insektektomi total dan prosedur lebih terbatas.
Contoh : segmental, lumpektomi.
Mastektomi adalah pengangkatan seluruh atau sebagian payudara disebabkan oleh
kanker payudara stadium I & II.
Mastektomi total mengangkat semua jarigan payudara tetapi modifikasi mengangkat
semua jaringan payudara tetapi inodifikasi mengangkat seluruh payudara atau seluruh
nodus, kadang-kadang otot pektoralis minor dan manor, limfe ketiak.
Lumpektomi dianggap tumor non metastatic bila kurang dari 5 cm ukurannya tidak
melibatkan putting.
 Radiasi
a. Terapi eksternal beum, melakukan kira-kira selama 5 minggu. Wanita mengalami
masa perpanjangan kelelahan dan depresi oleh kanker katabolisme dan hilangnya
jaringan.
b. Terapi interstitial, jarum iridium ditanamkan ke dalam payudara klien dan di
bawah pengawasan anastesi umum.
 Pengobatan kemoterapi
a. Pemberian kemoterapi direncanakan berdasarkan hasil pengamatan terhadap
pembedahan. Pembedahan dalam reaksi sel kanker dan normal terhadap obat
sistolik. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi ajuvan.
b. Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien yang pada umumnya yang ditemukan
adanya metastatis di beberapa kelenjar pada pemeriksaaan hispatologi pasca
bedah mastektomi. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis di dalam
tubuh yang biasanya terdapat pada klien yang kelenjar oksilanya sudah
mengandung metastase, obat yang biberikan kombinasi, giklofamid, metotreksa
dan fluoraurasil selam enam bulan pada wanita premanopouse sedangkan pasca
menopouse diberikan terapi ajuvan hormonal berupa pada antiestrogen.
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.
Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapinya karena
efek lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka
terhadap terapi hormonal.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Biodata
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan,pendapatan, alamat, no.register, dan alamat.
2. Identitas Penanggung
Nama,umur, jenis kelamin,status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa,pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, hubungan
dengan klien dan alamat.
3. Riwayat kesehatan sekarang
(a) Keluhan utama
(b) Timbul keluhan
(c) Sifat keluhan
(d) Riwayat kesehatan masa lalu
(e) Genogram tiga generasi

Dasar data pengkajian pasien

 Aktivitas/istirahat
Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan,pola tidur.
 Sirkulasi
Tanda : kongestif unilateral pada lengan yang tertena ( system limfe )
 Makanan/cairan
Gejala : kehilanan nafsu makan,adanya penurunan berat badan
 Integritas ego
Gejala : stressor konstan dalam pekerjaan / pola di rumah.stres / takut
tentang diagnose,prognosis,harapan yang akan dating
 Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas /metastasik ( nyeri local yang
jarang terjadi pada keganasan dini ).Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau
perasaan pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi,biasanya
mengidikasikan penyakit fibrokistik.
 Keamanan
Tanda : Massa Modul Aksilla, Edema, eritema pada kulit sekitar
 Seksualitas
Gejala : adanya benjolan payudara,perubahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara.Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu,rabas putting
yang tak biasanya,gatal,rasa terbakar,atau putting merenggang.
 Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kanker dalam keluarga, kanker unilateral
sebelumnya,kanker endometrial/ovarium.
 Pertimbangan
Rencana pemulangan : membutuhkan bantuan dalam pengobatan /
rehabilitasi,keputusan,aktivitas perawatan diri,pemeliharaan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pengangkatan bedah kulit jaringan
2. Nyeri akut b/dprosedur pembedahan
3. Gangguan harga diri b/d prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh
4. Kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskuler
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan b/d salah
interpretasi infomasi

3. Intervensi keperawatan
1.) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan.
Tujuan :
 Mengekspresikan penurunan nyeri / ketidaknyamanan
Kriteria hasil :
 Tampak rileks,mampu tidur dan istirahat dengan tepat.
Intervensi :
1. Kaji keluhan nyeri,lokasi, dan intesitas ( skala 0-10 )
Rasional : membantu mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan
untuk / keefektifan analgesic
2. Bantu pasien menemukan posisi nyaman
Rasional : Peninggian lengan,ukuran baju, dan adanya drain mempengaruhi
kemampuan pasien untuk rileks dan tidur /istirahat secara efektif
3. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas terapeutik
Rasional :Meningkatkan relaksasi
4. Tekan / sokong dada saat latihan batuk /napas dalam
Rasional : Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbulnya
ketidaknyamanan
5. Kolaborasi
Pemberian anti analgetik
Rasional : Memberikan penghilangan ketidaknyamanan/ nyeri dan menfasilitasi
tidur,partisipasi pada terapi pasca operasi
2) Kerusakan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan pengangktan bedah
kulit / jaringan
Tujuan :
Meningkatkan waktu penyembuhan luka,bebas drainase purulen atau eritema
Kriteria hasil :
Menunjukkan perilaku / tekhnik untuk meningkatkan penyembuhan/ mencegah
komplikasi
Intervensi :
1. Kaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase
R/ penggunaan balutan tergantung luas pembedahan dan tipe penutupan luka.
2. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak sakit
dengan lengan tinggi dan disokong dengan bantal
R/ membantu drainase cairan melalui gravitasi
3. Jangan melakukan pengukuran tekanan darah,menginjeksikan obat atau
memasukkan IV pada lengan yang sakit.
R/ meningkatkan potensial konstruksi,infeksi, dan limfadema pada sisi yang sakit
4. Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak sempit/ ketat, beritahu pasien
untuk tidak menggunakan jam tangan atau perhiasan lain pada tangan yang sakit.
R/ menurunkan tekanan pada jaringan yang terkena,yang dapat memperbaiki
sirkulasi / penyembuhan
5. Kolaborasi berikan antibiotic sesuai indikasi
R / mengobati infeksi khusus dan meningkatkan penyembuhan
3) Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisikal,prosedur bedah yang
mengubah gambaran tubuh
Tujuan :
Menunjukkan gerakan kerah peneriamaan diri
Kriteria hasil :
 Pengenalan ketidaktepatan perubahan dalam konsep diri tanpa menegatifkan
harga diri
 Menyusun tujuan yang realistic dan secara aktif berpartisipasi dalam program
terapi

Intervensi :

1. Berikan dukungan emosional


R/ kehilangna payudara menyebabkan reaksi ,termasuk perasaan perubahan
gambaran diri, takut, jaringan parut,dan takut reaksi perasaan terhadap perubahan
tubuh
2. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan,misalnya marah ,bermusuhan
dan berduka
R/ kehilangan bagian tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual memambah
proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat merawat
rencana untuk masa depan. Catatan: duka cita menyertai prosedur berikutnya
yang dilakukan ( mis pemasangan prostese,prosedurvekonstruksi )
3. Diskusikan tanda /gejala depresi dengan pasien orang terdekat
R/ reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dini dikenali dan diukur
4. Berikan penguatan positif untuk peningkatan/perbaikan dan partisipasi perawatan
diri /program pengobatan
R/ mendorong kelanjutan perilaku sehat
5. Kolaborasi.berikan protesis sementara yang halus bila diindikasikan
R/ prostesis nilon dan dakron dapat dipakai pada bra sampai insisi sembuh bila
bedah rekontruksi tidak dilakukan pada waktu mastektomi. Ini meningkatkan
penerimaan social dan memungkinkan pasien untuk merasa nyaman tentang
gambaran tubuh pada waktu pulang.
4) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromuscular
Tujuan :
Menunjukkan keinginan untuk berpartisipasi dalam terapi
Kriteria Hasil :
 Menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas
 Meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit

Intervensi :

1. Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi


R/ Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi kemungkinan limfadema
2. Biarkan pasien menggerakkan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan yang sakit
R/ Kurang gerakan tangan yang dapat menunjukkan masdah saraf brankial
interkostal, dan perubahan warna dapat mengindikasi G3 sirkulasi
3. Bantu dalam aktifitas perawatan diri sesuai keperluan
R/ Menghemat energy pasien ; mencegah kelelahan
4. Tingkatkan latihan sesuai indikasi
R/ Mencegah kekakuan sendi, meningkatkan sirkulasi, dan mempertahankan tonus
otot bahu dan lengan.
5. Kolaborasi
 Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
 Analgetik : R/ nyeri membutuhkan control untuk latihan
 Diuretic : R/ mungkin berguna dalam pengobatan dan mencegah akumulasi /
limfedema
6. Pertahankan integritas balutan elastic atau pakaian dengan lengan baju elastic yang
menekan
R/ Meningkatkna aliran balik vena dan menurunkan resiko / efek pembentukan
edema
5) Kurang pengetahuan tentang kondisis,prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d
salah interpretasi informasi.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman prosespenyakit dan pengobatan
Kriteria hasil :
 Melakukan prosedur yang perlu dengan benar dan menjelaskan alas an tindakan.
 Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan.

Intervensi :

1. Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan, dan harapan yang akan datang.
R/ Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien membuat pilihan berdasarkan
informasi termasuk berpartisipasi dalam radiasi / program kemoterapi.
2. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makan dan pemasukan
cairan yang adekuat.
R/ Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk
meningkatkan regenerasi jaringan / proses penyembuhan.
3. Anjurkan pilihan jadwal istirahat sering dan periode aktivitas khususnya situasi saat
duduk lama.
R/ Mencegah / membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan
meningkatkan perasaan sehat.
4. Anjurkan pijat lembut pada insisi yang sembuh dengan minyak.
R/ Merangsang sirkulasi; meningkatkan elastisitas kulit; dan menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa fantom payudara.
5. Anjurkan mengunakan posisi seksual yang menghindari penekanan pada dinding
dada.
R/ Meningkatkan perasaan kekhawatiran dan rasa mampu untuk melakukan
aktivitas seksual.
6. Dorong pemeriksaan diri teratur pada payudara yang masih ada. Tentukan jadwal
anjurkan untuk mamogtrafi.
R/ Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan
terjadinya/berulangnya tumor baru
7. Tekankan pentingnya evaluasi medik teratur.
R/ Pengobatan lain mungkin diperlukan sebagai terapi tambahan seperti radiasi.
8. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik contoh : kemerahan
payudara atau lengan, pembengkakan, edema, drainase luka purulen,
demam/mengigil.
R/ Limfangitis terjadi sebagai akibat infeksi, menyebabkan limfedema.
PENYIMPANGAN KDM

POST OP TU MAMMAE kehilangan bagian tubuh

perawatan bedah kulit untuk Proses pembedahan perubahan gambaran tubuh

jaringan (trauma jaringan,interupsi

saraf & diseksi otot) perubahan konsep diri

penekanan balutan drain +

Mengaktifkan respon peradangan G3 KONSEP DIRI

ketidaknyamanan (merangsang mediator kimia oleh sel, kurang mengenal


sumber

bradikinin,histamine,prostaglandin informasi tentangprognosiss

kerusakan integritas ,penyakit,dan kondisinya

kulit/jaringan terputusnya kontuinitas jaringan

salah interpretasi informasi


NYERI

G3 Neuromuskuler kurang pengetahuan

Kerusakan mobilitas fisik

Anda mungkin juga menyukai