Anda di halaman 1dari 35

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Critical Book Review Buku Psikologi Pendidikan Karangan Drs. M. Dalyono

Psikologi Pendidikan
Oleh :
Natalia Kristin Br Ginting (7141142021)
Tety Vera Hayati Br Ginting (7141142021)
Wella Vivi Arifidiaty (7143142032)
B Reguler 2014

FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kebesaran karunia-Nya dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya sehingga kamidapat
menyelesaikan tugas Critical Book Review ini dengan semaksimal mungkin serta tepat
waktu.

Critical book review ini ditujukan untuk melengkapi tugas matakuliah Psikologi
Pendidikan. Critical book ini membahas mengenai isi maupun tampilan, kelebihan dan
kekurangan buku, dan membandingkan buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul
“Psikologi Pendidikan”

Akhir kata, kami harap semoga Critical Book Review ini bisa berguna dan
bermanfaat bagi masyarakat banyak. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Medan, 8 Mei 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………………………………………………………………1
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
Uraian Isi Buku……………………………………………………………………………………………………………………………..2
2.1 Identitas Buku………………………………………………………………………………………………………………………….2
2.2 Sistmatika Isi Buku………………………………………………………………………………………………………………….2
2.3 Ringkasan Isi Buku………………………………………………………………………………………………………………….4
2.4. Kelebihan Dan Kekurangan Buku…………………………………………………………………………………………30
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................................ 31
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………31
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical book review bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau
artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan
buku dan juga menilai bagaimana kelayakan dan cakupan materi yang tercakup di dalam
buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi Pendidikan”.

Dengan critical book review inilah kita dapat menilai pikiran pengarang berdasarkan
sudut pandang pengetahuan yang kita miliki melalui isi (materi) dari buku tersebut ataupun
bagaimana buku tersebut menambah wawasan pembaca terhadap suatu kajian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana isi buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi Pendidikan”?
2. Apa keunggulan dan kelemahan buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul
“Psikologi Pendidikan”?
3. Bagaimana penyajian karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi Pendidikan”?
4. Bagaiman Kelayakan dari buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi
Pendidikan”.?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui isi buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi
Pendidikan”.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku karangan Drs. M. Dalyono yang
berjudul “Psikologi Pendidikan”.
3. Untuk mengetahui bagaimana penyajian dari buku karangan Drs. M. Dalyono yang
berjudul “Psikologi Pendidikan”.
4. Untuk mengetahui kelayakan buku karangan Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi
Pendidikan”.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Uraian Isi Buku

2.1 Identitas Buku


Judul Buku Lengkap : Psikologi Pendidikan
Penerbit / Tahun : Rineka Cipta 2010
Nomor ISBN : 978-979-518-706-6
Penulis Buku : Drs. M. Dalyono
Halaman : xi + 270 halaman
2.2 Sistmatika Isi Buku

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pengertian Dan Ruang Lingkup Ilmu Jiwa Pendidikan

1. Pengertian ilmu jiwa pendidikan


2. Ruang lingkup ilmu jiwa pendidikan

Bab II Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan

Bab III Teori-teori Psikologi Belajar

1. Teori-teori belajar behavioristic


2. Teori-teori belajar psikologi kongnitif
3. Teori-teori belajar dari psikologi humanistis
4. Tujuan belajar
5. Prinsip-prinsip Belajar
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Bab IV Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

1. Pertumbuhan
2. Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia

2
3. Hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan
4. Aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan
5. Pertumbuhan fisik yang normal
6. Perkembangan
7. Hukum-hukum perkembangan
8. Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia
9. Tahap-tahap perkembangan pedagogis.

Bab V Pembawaan dan Lingkungan

1. Pembawaan
2. Lingkungan
3. Macam-macam Lingkungan
4. Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individu

Bab VI Ciri-ciri Kematangan

1. Hubungan intelegensi dengan kehidupan seseorang


2. Lingkungan atau kultur sebagai penyambung penentuan readiness

Bab VII Kemampuan dan Intelegensi

1. Kemampuan
2. Intelegensi
3. CBSA dalam proses belejar mengajar
4. Rangkuman

Bab VIII Tipe-tipe dan Kesulitan Belajar

1. Tipe-tipe belajar
2. Kesulitan belajar
3. Perihal anak bermasalah

DAFTAR PUSTAKA

3
2.3 Ringkasan Isi Buku

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU JIWAPENDIDIKAN

1.Pengertian Ilmu Jiwa Pendidikan .

Ilmu jiwa pndidikan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan terdiri dari 2
kata,yaitu psikologi dan pendidikan.

Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi
kebutuhan mereka memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup
mulai yang primitive sampai yang paling modern.

Namun ternyata tidak cocok, lantran menurut para ilmuwan dan filosof,psikologi
memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika falsafah.Sebelum
menjadi disiplin ilmu yang mandiri,psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu
kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak pengaruhnya.

Karena kontak dengan berbagi disiplin itulah,maka timbul bermacam-macam definisi


psikologi yang sama lain berbeda,seperti:

a) Psikologi adalah ilmu mengenai khidupan mental (the science of mental life).
b) Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind).
c) Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku( the science of behavior),dan
lain-lain definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang
mendefinisikannya.

Umumnya para ilmuwan membagi psikologi menjadi 2 golongan,yaitu:

a) Psikologi Metafisika,yang menyelidiki hakikat jiwa seperti yang dilakukan oleh Plato
dan Artistoteles.
b) Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia
dengan menggunakan pengamatan (observasi),percobaan atau eksperimen dan
pengumpulan berbagai macam data ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan
manusia.

4
Psikologi Empiri dapat dibagi lagi atas :

1) Psikologi umum, yang menyelidiki/mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada


umumya.
2) Psikologi khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut asepk-
aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.

Adapun mengenai pendidikan,berasal dari kata “didik”mendapat awalan “me”


sehingga menjadi “mendidik”,artinya memelihara dan memberi latihan.Dalam memelihara
dan member latihan diperlukan adanya ajaran,tuntunan,dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
sseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.

Dalam pengertian yang luas ,penddikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode terntu sehingga orang memperoleh pengetahuan,pemahaman,dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian orang memahami arti pendidikan
sebgai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Jika
pengertian seperti ini dipedomani,setiap orang yang berkewajiban mendidik tentu harus
mlakukan perbuatan mengajar.

Selanjutnya ,Menurut beberapa ahli mengenai pengertian ilmu jiwa pendidikan/psikologi:

1. Arthur S.Reber (1988) Dalam pandangannya,psikologi pendidikan adalah sebuah


subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang
berguna dalam hal sebagai berikut:
- Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
- Pengmbangan dan pembaruan kurikulum.
- Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
- Sosial proses-proses dan interaksi proses-proses tersbut dengan pedayagunan
ranah kognitif.
- Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

5
2. Tardif (1987) mendefinisikan psikologi pendidikan adalah “sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-
usaha kependidikan”.
3. Witherington mendefinisikan psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan factor-faktor yang berhubungan dengan pndidikan manusia.
4. Drs. Sumadi Suryabrata: Ilmu jiwa pndidikan adalah pengetahuan ilmu jiwa mengenai
anak didik di dalam situasi pendidikan.
5. M,A dan Dra. Sri Muliyani Martaniah: Ilmu jiwa pendidikan ialah ilmu yang
memperbincangkan segi-segi kejiwaan dari pada lapangan pendidikan.
Adapun metode-metode yang bisa digunakan dalam ilmu kejiwaan pendidikan ialah:
a. Introspeksi :ialah metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang terjadi
pada diri sendiri dengansengaja,teliti,dan sistematis.
b. Observasi: adalah pengamatan secara sistematis terhadap tingkah laku orang lain.
c. Eksperimen: ialah pengamatan secara teliti dalam waktu tertentu,guna
mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan dngan sengaja,untuk mendapatkan
sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan.
d. Tes: Ialah suatu percobaan yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dikerjakan untuk mndapatkan gambaran tentang kejiwaan
sesorang atau sekelompok orang berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.
e. Angket: yaitu suatu bentuk Tanya jawab secara tertulis,dengan mengajukan daftar
pertanyaan.Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperolh dapat diketahui keadaan
jiwa seseorang atau sejumlah orang.
f. Proyeksi: adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan menyajikan suatu
bahan(gambar,permainan,tulisan,an lain sebagainya) kepada individu dimana
diharapkan adanya jawaban yang berwujud pndapat atau sikap yang merupakan
proyeksi dari pribadinya.
g. Case Study : Adalah penyelidikan terhadap individu secara mendalam meliputi
latar belakang sosial,psikis.Waktunya cukup lama dan melalui brbagai periode
pertumbuhan.
h. Metode Klinis: adalah metode penyelidikan secara mendalam kepada individu
yang menyimpang dari tingkah laku normal untuk menentukan diagnosisnya.

2. Ruang lingkup ilmu jiwa pendidikan

6
Telah kita ketahui bahwa pada dasarnya ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang khusus empelajari,meneliti,dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar(oleh siswa) ,tingkah laku
mengajar ( oleh guru),dan tingkah laku belajar –mengajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi).

Secara garis besar ,banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi
pndidikan menjadi tiga macam :

a. Pokok pembahasan mengnai “belajar”,yang ,meliputi teori-teori ,prinsip-prinsip,dan


ciri-ciri k/as perilaku belajar siswa,dan sebagainya.
b. Pokok bahasan mengenai “proses belajar’’, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa
yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
c. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”,yakni suasana dan keadaan lingkungan
baik bersifat fisik maupu bersifat nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
siswa.

Sedangkan Samuel Smith menetapkan 16 topik bahasa yang dirincikan sebagai berikut:

1) Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the sciene of educational


psychology).
2) Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir ( heredity).
3) Lingkungan yang bersifat fisik ( physical structure).
4) Perkembangan siswa ( growth).
5) Proses-proses tingkah laku (behavior process).
6) Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
7) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition
learning).
8) Hukum-hukum dan teori-teori belajar ( laws and theories of learning).
9) Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan
pengukuran/evaluasi ( measurement:basic principles and definitions).
10) Transfer belajar,meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject
matters).
11) Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran ( practical aspects of
measurement).
12) Ilmu stastik dasar (elmn of statistics).

7
13) Kesehtan rohani (mental hygiene).
14) Pendidikan membentuk watak (character edution).
15) Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menngah
(psychology of secondary school subjects).
16) Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology
of elementary school subjects).

Kenam belas pokok bahasaan di atas,konon telah dikupas oleh hampir semua ahli yang
telah diselidiki Smith,walaupun porsi (jumlah bagin/jatah) yang dibrikan dalam pengupasan
tersebut tidk sama.

Karena psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada


penemuan dan penrapan prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan,
maka ruang lingkup psikologi pendidikan mncakup topic-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.

Menurut Crow and Crow merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan , antara lain
ialah :

1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh


terhadap belajar.
2. Sifat –sifat dari proses belajar.
3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning
readiness).
4. Signifikansi pndidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar.
5. Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama dalam belajar.
6. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar.
7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8. Pengaruh/akibat relative dari pendidikan formal dibandingkan dengan
pengalaman-pngalaman belajar yang incidental dan informal terhadap suatu
individu.
9. Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah.
10. Akibat/pengaruh psikologi (psyhologi impact) yang ditimbulkan olh kondisi-
kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.

8
Dari pokok pembahasan di atas ,tampak sangat jelas bahwa masalah belajar
(learning) adalah masalah yang paling sentral dan vital,(inti dan amat penting) dalam
psikologi pendidikan.

BAB II PERANAN ILMU JIWA PENDIDIKAN DALAM DUNIA PNDIDIKAN

Sebelumnya psikologi memasuki lapangan pendidikan orang beranggapan bahwa


penguasaan mengenai bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada anak didik
merupakan satu-satunya syarat yang harus dipenuhi bagi guru termasuk calon guru.

Pendapat demikian seakan-akan mengemukakan anak sebagai benda-benda mati yang


dapat diperlakukan menurut kehendak guru. Akan tetapi dengan terjadinya prkembangan
yang luas dalam lapangan ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya dan psikologi anak
pada khususnya, perkembangan-perkembangan mana disbabkan oleh adanya penyelidikan
yang bersifat empiris eksprimental dalam lapangan itu anggapan di atas mulai berubah.
Perubahan itu mulai timbul pada abad ke-19 orang mulai menyadari dan menginsapi bahwa
pengetahuan secara mendalam mngenai mata pelajaran yang diberikan blum cukup untuk
menjadikan guru yang baik. Di samping itu ada pula dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan
pelengkap untuk menyiapkan guru scara propesional,pendapat baru itu makin lama makin
luas pengaruhnya sehingga dalam abadke-20 ini negara-negara yang maju telah mendidik
tenaga-tenaga ahli yang khusus untuk jabatan guru.Tenaga- tenaga itu semata –mata ahli
dalam pelajaran yang akan di berikan kepada anak didik, tetapi juga menguasai cara-cara
yang baik untuk memberikan mata pelajaran itu ditinjau dari segi psikologi dan
pendidikan.Hal yang demikian itu sebenarnya mrupakan suatu hal wajar. Seorang guru harus
menguasai mata pelajaran yang diberikan tetapi perlu juga memahami mereka yang
dipimpinnya dalam proses pendidikan.

Pendidikan ,selain mrupakan prosedur juga merupakan lingkungan yang menjadikan


tempat teribatnya individu yang saling berinteraksi.Dalam interaksi antar-individu ini baik
antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya,terjadi proses dan
peristiwa antar siswa dengan siswa lainnya, trjadi proses dan peristiwa psikologi.peristiwa
dan proses psikologi ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru
dalam memperlakukan para siswa secara tepat.

Para pendidik ,khususnya guru sekolah, sangat diharapkan memiliki- kalau tidak
menguasai-pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik

9
para siswa melalui proses belajar-mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.Pengtahuan
mngenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan
pendidikan di sekolah-sekolah.Hal ini disbabkan eratnya hubungan antar psikologi khusus
tersebut dengan pendidikan, seerat metodi dengan kegiatan pengajaran.

Karena psikologi pendidikan mendasarkan uraiannya pada metode-metode ilmiah


untuk mendapatkan dan mengaplikasikan pengetahuan didalam bidang pendidikan, maka
psikologi pendidikan disebut pula ilmu terapan atau applied science.

Ada beberapa hal penting mengenai kajian psikologi pendidikan ,antara lain:

1. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas


hasil-hasil temuan riset psikologis.
2. Hasil-hasil temuan riset,psikologis tersebut kemudian dirumuskan sedemikian
rupa hingga menjadi konsep –konsep ,teori-teori,dan metode-metode serta
strategi-strategi yang utuh.
3. Konsep teori,metode,dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sdemikian
rupa hingga menjadi repertoire of resources,yakni rangkaian sumber yang berisi
pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktek-praktek kependiikan
khususnya dalam hal belajar-mengajar.

Setidaknya-tidaknya ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan


prinsip-prinsip psikologi,yakni :

1. Seleksi pnerimaan siswa baru;


2. Perencanaan pendidikan;
3. Penyusunan kurikulum;
4. Penelitiankependidikan;
5. Adminitrasi kependidikan;
6. Pemilihan materi pelajaran;
7. Interaksi belajar-mengajar;
8. Pelayanan bimbingandan penyuluhan;
9. Metodologi mengajar;
10. Pengukuran dan evaluasi.

Dalam menrapkan prinsip-prinsip psikologi tersebut ,diperlukan adanya figur-figur


guru yang kompeten.Selanjutnya guru yang kompeten dalam perspektif psikologi pendidikan

10
adalah guru yang mampu melaksanakan profsinya secara bertanggung jawab.Adapun guru
yang bertanggung jawab adalah guru yang mampu mengelolah proses belajar-mengajar
sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip psikologi.

PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan,maka perubahan-


perubahan pesat terjadi pula dalam bidang pendidikan.Kurikulum seringkali dikenal revisi
dan pengembangan,tujuanpendidikan sering mengalami perubahan perumusan,metode
belajar-mengajar sudah sering mengalami perubahan,pengembangan,dan sumber serta
fasilitas belajar sering mengalami penambahaan.

Dapat kita simpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku-tingkah laku yang terjadi dalam proses pendidikan.pengertian
tentang psikologi pendidikan akan lebih konkret,apabila kita membahas tentang hal-hal apa
saja yang dipelajari dalam psikologi pendidikan. Tiap-tiap buku yang membahas tentang
psikologi berisikan pokok-pokok sajian yang berbeda-beda, namun inti isi penyajiannya tidak
jauh berbeda.

Sejauh pengamatan kita terhadap berbagai buku psikologi pendidikan,bahwa


psikologi pendidikan meliputi pokok-pokok pembahasan sebai berikut :

1. Pengtahuan tentang “psikologi pendidikan”.


2. Pentingnya psikologi pendidikan.
3. Herditas.
4. Lingkungan fisiologis.
5. Pertumbuhan dan perkembangan.
6. Sifat dan hakikat kejiwaan manusia.
7. Proses-proses tingkah laku.
8. Hakikat dan ruang lingkup belajar.
9. Faktor-faktor yang mmnuhi belajar.
10. Prinsip-prinsip dan teori-teori belajar.
11. Pengukuran dan evaluasi hasil belajar.
12. Transefer belajar.
13. Teknik-teknik pengukuran dab evaluasi,dan lain-lain.

11
Dari sejumlah pokok pembahasan psikologi pendidikan yang dikemukakan diatas
,ternyata perihal belajar menjadi sentral pembahasan dalam psikologo pendidikan.Hal ini
disebabkan, karena belajar-mengajar mrupakan perilaku inti dalam proses pndidikan dimana
anak didik dan pendidik brinteraksi.

BAB III TEORI-TEORI PSIKOLOGI BELAJAR

Dengan berkembangnya psikologi dalam pndidikan, maka bersamaan dengan itu


bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi
pendidikan ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan ,masing-
masing yaitu:

- Psikologi behavioristik;
- Psikologi kognitif;dan
- Psikologi humanistis.

Ketiga airan psikologi pendidikan di atas tumbuh dan berkembang secara beruntun,
dari periode berikutnya.Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersbut
brmunculan teori-teori tentang belajar,yaitu:

1. Teori-teori belajar dari psikologi behavioristik.


2. Teori –teori belajar dari psikologi kognitif.
3. Teori-teori belajar dari psikologi humanistis.

1. Teori –teori Belajar psikologi Behavioristik

Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog


bhavioristik.Mereka ini sering disebut “contemporary behaviorists” atau juga disebut” S-
R psychologists”. Mrka berpndapat,bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh
ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.Dengan demikian
dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral
dengan stimulasinya.

Guru-guru yang mnganut pandangan ini berpendapat,bahwa tingkah laku murid-


murid mrupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mrka pada masa lalu dan masa
sekarang,dan bahwa sengenap tingkah laku merupakan hasil belajar.

12
2 .Teori-teori Belajar psikologi Kognitif

Dalam teori belajar ini brpendapat ,bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya
dikontrol oleh” reward” dan “reinforcement” Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran
kognitifis. Mnurut pendapatan mereka ,tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada
kognisi,yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

3. Teori-teori Belajar dari psikologi Humanitis

3.1. Orientasi

Perhatian psikologi humanitistik yang terutama tertuju pada masalah


bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing olehmaksud-maksud pribadi
yang mereka sendiri .Menurut para pendidik aliran humanistis pnyusunan dan
pnyajian materi pelajaran harus ssuai dngan perasaan dan perhatian siswa.

3.2. Awal Timbulnya psikologi Humanistis

Dalam dunia pendidikan,aliran humanistis muncul pada tahun 1960


sampaidengan 1970-an dan mungkin perubahan-prubahan dan inovasi yang terjadi
selama dua dekad yang trakhir pada abad ke-20 ini pun juga akan menuju pada arah
ini.(Jhon Jarolimak dan Clifford D. Foster,1976,halaman 330).

3.3. Behaviorisme Versus Humanistis

Para behaviorist memandang orang sebagai makhluk kreatif yang memberikan


responnya terhadap lingkungannya.Pengalaman lampau dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mreka .Sebaliknya para humanis mempunyai pendapat bahwa
tiap orang itu mnentukan perilaku mereka sendiri.Mereka bebas memilihkualitas
hidup mereka,tidak terikat oleh lingkungannya.

3.4. Tokoh –tokoh Humanistis


- Combs
- Maslov
- Rogers

13
4. Tujuan Belajar
1) Belajar adalah suatu usaha.perbuatanyang dilakukansecara sungguh-sungguh,
dengan sistematis,mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,baik
fisik,mental serta dana,panca indra,otak dan anggota tubuh lainnya,demikian
pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi ,bakat motivasi,minat,dan
sebagainya.
2) Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah
laku.Tujuan yang diinginkan alah belajar,adalah hasil yang positif.Ada juga
hasil yang sifatnya negative(buruk) .
3) Belajar bertujuan mengubah kebiasan,dari yang buruk menjadi baik,seperti
merokok,minum-minuman keras ,keluyuran,tidur siang,bangun lambat
,bermalas-malasan dan sebagainya.kebiasaan buruk di atas harus diubah
menjadi yang baik.
4) Belajar bertujuan untuk mengubah sikap,dari negative menjadi pasitif,tidak
hormat menjadi hormat,benci menjadi saying,dan sebagainya.
5) Dengan belajar dapat mengubah keterampilan,misalnya
olahraga,kesenian,jasa,teknik,pertanian,perikanan,pelayaran,dan sebagainya.
6) Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu,
misalnya tidak bisa mmbaca,menulis,berhitung,berbahasa inggris menjadi bisa
semuanya,dari tidak mengetahui keadaan di bulan jadi mengetahui dan
sebagainya.

Dari uraian di atas dapat diktahui belajar adalah kegiatan manusia yang sangat
penting dan harus dilakukan selama hidup , karena melalui belajar dapat
melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup.
Dengan kata lain ,melalui belajar dapat memperbaiki nasib,mencapai cita-cita
yang didambakan.Karena itu,tidak boleh lalai,jangan malas dan membuang waktu
secara percuma,ttapi manfaatkan dengan seefektif mungkin,agar tidak timbul
penyesalan di kemudiaan hari.

5. Prinsip-Prinsip

5.1. Kematangan jasmani dan Rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani
sesuai dengan tingkatan yang diplajarinya.Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas

14
minimal umur serta kondisi fisiknya tlah cukup kuat untuk melakukan kegiatan
belajar.Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk
melakukan kgiatan belajar,misalnya kemampuan berfikir,ingatan,fantasi dan sebagainya.

5.2.Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni
dengan kemampuan yang cukup baik fisik,mental maupun perlngkapan belajar.Kesiapan
fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik , sementara kesiapan
mental,memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar.Belajar
tanpa kesiapan fisik,mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan,akibatnya
tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

5.3.Memahami Tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya,ke mana arah tujuan itu dan
apa manfaat bagi dirinya.Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses
yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.Belajar tanpa memahami tujuan dapat
menimbulkan kebinggungan pada orangnya hilang kegairahan ,tidak sistematis,atau asal ada
saja. Orang yang belajar tanpa tujuan ibart kapal berlayar tanpa tujuan terombang-ambing tak
tentu arah yang di tuju sehingga akhirnya bisa terlanggar batu karang atau terdampar kesuatu
pulau.

5.4.Memiliki Kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanaknnya,Belajar tanpa


kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.Selain itu akan banyak waktu
dan tenaga terbuang sia-sia dan percuma.Sbaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh serta
tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.

5.5. Ulangan dan latihan

Prisip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari
perlu diulang agar meresap dalam otak,sehinggadikuasai sepenuhnya dan sukar
dilupakan.Sebaliknya belajar tanpa diulang hasilnya seseorang harus mengulang
pelajarannya atau berlatih sendiri di rumah agar bahan-bahan yang dipelajari tambah
meresap dalam otak,sehingga tahan lama dalam ingatan.Mengulang pelajaran adalah salah
satu cara untuk membantu berfungsinyaingatan.

15
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebankan beberapa factor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam di orang yang belajar dan
ada pula dari luar dirinya .

6.1.Faktor Internal ( yang berasal dari diri)

6.1 Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangt besar pengaruhnya terdapat kemampuan


belajar.Bila seseorang selalu tidak sehat.sakit kepala,demam ,pilek,butuh dan
sbagaunya,dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika
keshatanrohani (jiwa) kurang baik,misalnya mengalami gangguan piker,perasaan kecewa
karna konflik dengan pacar,orang tua atau karena sebab lainnya,ini dapat mengganggu atau
menguranggi semangat belajar kerena itu,pemeliharaan kesehatan sangat penting bagisetiap
orang baik fisik maupun mental.

6.1.2.Inteligensi dan Bakat

Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah blajar dan
hasilnya pun cnderung baik.sbaliknya orang yang inteligensinya rendah,cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar,lambat berfikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
Bakat,juga besar pengaruhnya dalam mentukan keberhasilan belajar.

Selanjutnya ,bila seseorang mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam
bidang yang dipelajari,maka peruses belajar akan lancer dan sukses bila dibandingkan dngan
orang yang memiliki bakatsaja tetapi inteligensinya rendah. Demikian pula,jika dibandingkan
dengan orang yang inteligensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut,
orang berbakat lagi pintar(itelignsi tinggi) biasanya orang yang sukses daam kariernya.

6.1.3. Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati
sanubari.Minat yang besar terdapat sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk
mencapai dan memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.

Motivasi berbeda dengan minat. Ia adaah pergerakan/pendorong untuk melakukan


sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan juga luar. Kuat lemanya motivasi

16
belajar seseorang turut mmpengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dngan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untukmencapai cita-ita.

6.1.4. Cara Belajar

Cara belajar sesorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa
memperhatikan teknik dan factor fisilogis,psikologis,dan ilmu kesehatan,akan memperoleh
hasil yang kurang memuaskan. Ada orang yang sangat rajin belajar,siang dan malam tnpa
istrahat yang cukup.Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar harus ada istiraht untuk
member kesempatan kepada mata,otak serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenang
kembali.

Selain itu,teknik-teknik belajar perlu diperhatikan,bagaimana caranya membaca,


mencatat,menggarisbawahi,membuat ringkasan,dan ksimpulan,apa yang harus dicatat dan
sebaginya.slaindari teknik-teknik tersbut,perlu juga di perhatikan waktu
belajar,tempat,fasilitas,penggunaan media pembalajarandan penyesuaian bahn pelajaran.
Disamping itu perlu diketahui bagaimana cara-cara belajar dengan menggunakan teknik
diskusi,melaksanakannya dengan baik,merumuskan hasil dan sebagainya.

6.2. Faktor Eksternal ( yang berasal dari luar diri)

6.2.1. Keluarga

Keluarga adalah ayah,ibu,dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni


rumah.Faktor orang tua sangat besar pngaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam
belajar.Tinggi rndahnya pendidikan orang tua,besar kecilnya penghasilan,cukup atau
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua,rukun atau tidaknya kedua orang tua,akrab
atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak,tentang atau tidaknya situasi dalam
rumah,semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

6.2.2. Sekolah

Kadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan


belajar.Kualitas guru,metode mengajarnya,ksesuaian kurikulum dengananak,keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah,keadaanruang,jumlah murid per kelas,pelaksanaan tata tertib
sekolah,dan sebagainya,semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

17
6.2.3. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.bila di sekitar tempat tinggal


keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berkependidikan,terutama anak-
anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya,baik, hal ini akan mendorong anak lbih giat
belajar.Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal,tidak
bersekolah dan pngguran,hal ini akan mrnguranggi smangat belajar atau dapat dikatakantidak
menunjang sehingga motivasi belajar kurang.

6.2.4. Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal,juga sangat penting dalam mempengaruhi


prestasi belajar. Keadan lingkungan, bangunan rumah ,suasana sekitar,keadaan lalu lintas
,iklim dan sebagainya.

BAB IV PETUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

1. Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartkan sebagi perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.
2. Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak belakang dari peristiwa awal
herediter.Manusia tebntuk dari materiil yang lmah.materiil yang dimaksud adalah
materiil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan
pertumbuhan gentis pada hewan ,karna keduanya merupakan organism. Setiap
organism tubuh dari eadaan sderhana dengan satu sl tunggal menjadi banyak sel dan
membentuk organism yang brsusunan sangat kompleks.
3. Hukum-Hukum yang mengatur pertumbuhan
1.Pertumbuhan adalah Kuantitatif serta Kualitatif .
2. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur.
3. Tempo pertumbuhan adalah tidak sama .
4. Traf perkembngan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda –beda .
5. Kecepatanserta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di
dalam dan diluar badan.
6. Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik.
7. Pertumbuhan adalah kompleksdan semua aspeknya saling berhubungan.

18
4. Aspek-aspek yang mmpngaruhi pertumbuhan

Pertumbuhan yang menyangkut prubahan materiil dan struktur fisilogis,sangat


dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek itu sendiri saling
berhubungan.A da pun aspek-aspek yang di pengaruhi pertumbuhan mliputi :

1. Anak sebagai keseluruhan .


2. Umur mental anak mempengaruhi pertumbuhan.
3. Permasalahan tingkah laku sering berhubungan dengan pola –pola pertumbuhan.
4. Penyesuaian pribadi dan sosial mncerminkan dinamika prtumbuhaan.

5. Pertumbuhan fisik yang normal.

Pertumbuhan fisik berhubungandengan pertumbuhaan tubuh yang menjadi lebih


bsar,lbih berat,atau lebih banyak. Secara Kuantitatif ,pertumbuhan fisik dapat diukur dengan
inci,centimeter,metr,gram,ons,kilometer,dan sebagainya.Jantung semakin besar,tulang
semakin panjang,kras dan brat,daging semakin besar,kenyal,dan liat.

6.Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak brsifat


kuantitatif,melainkan kualitatif. Prkembangan tidak ditekan pad segi materi,melainkan dari
segi fungsional.Dari uraian ini,prkmbangan dapat diartikan sebagai prubahan kualitatif dari
fungsi. Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materi
yang memungkinkan adanya fungsi itu,disamping itu disebabkan oleh prubahan tingkah laku
hasil belajar. Fungsi-fungsi kpribadian manusia brhubungan dngan aspek jasmani dan aspek
kejiwaan.Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah adalah:

1. Fungsi motorik pada bagain-bagian tubuh.


2. Fungsi sensorik pada alat-alat indra.
3. Fungsi neutorik pada sistem saraf.
4. Fungsi seksual pada bagian-bgian tubuh yang erotis.
5. Fungsi pernapasan pada alat pernapasan.
6. Fungsi perdaraan darh pada jantung dan urat –urat nadi.
7. Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.

Sedangkan Fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya:

19
1. Fungsi perhatian.
2. Fungsi pengamataan.
3. Fungsi tanggapan.
4. Fungsi ingatan.
5. Fungsi fantasi.
6. Fungsi pikiran.
7. Fungsi perasaan.
8. Fungsi kemauan/

7.Hukum-Hukum Perkembangan.

Adapun hukum-hukum dalam perkembangan adalah sebgai berikut:

1. Pekembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar .


2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar.
3. Usia ikut mmpengaruhi perkembangan.
4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda.
5. Dalam keseluruhan periode permbangan,setiap species prkembangan individu
mngikuti pola umum yang sama.
6. Perkembangan dipengaruhi oleh Herditas dan Lingkungan.
7. Pekembangan yang lambat dapat dipercepat.
8. Perkembangan meliputi pross individu dan integrasi.

8.Tahap-Tahap pekembangan pribadi manusia.

1. Tahap-tahap perkembangan fisiologi.

Ada 6 tahap perkembangan fisiologi menurut Freud:

- Tahap oral.
- Tahap anal.
- Tahap falish.
- Tahap latent.
- Tahap pubertas.
- Tahap genitial.

20
2.Tahap-Tahap Perkembangan Psikologis.

Perkembangan psikologis pribadi manusi dimuli sejk masa bayi hingga masa
dewasa.Seperti halnya pada perkembangan fisikologis, maka perkembangan psikologis
melalui pentahapan tetentu yang berbeda dengan pentahapan perkembangan fisiologis.

9.Tahap-tahap perkembangan secara pedegogis.

- Untuk tahap kematangan Pre-natal


- Untuk tahap anak dalam tahap prkembangan vital
- Untuk anak dalam tahap perkembanganingatan
- Untuk tahap anak dalam perkembangan keakuan
- Untuk anak dalam tahap perkembangan pengamatan
- Untuk anak dalam tahap perkembangan intelektual
- Untuk anak tahap perkembangan pra-remaja
- Untuk tahap anak dalam pertumbuhan remaja
- Untuk tahap anak didik dalam tahap pematanganpribadi/kedewasaan.

BAB V PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN

1. Pembawaan
Warisan atau keturunan yang dibawa anak sejak dari kandungan sebagian besar berasal
dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnyadari kedua belah
pihak (ibu dan ayahnya). Sesuai dengan hukum mendel, yang dicetuskan Gregol Mendel
(1857) setelah mengadakan percobaan mengawinkan berbagai macam tanaman di kebunnya,
antara lain sebagai berikut :
a. Apabila bunga ros merah dikawinkan dengan putih, hasilnya bunga ros yang berwarna
merah jambu.
b. Apabila keturunan tersebut (bewarna merah jambu) dikawinkan pula sesamanya
(sama-sama berwarna merah jambu) maka hasilnya adalah :
50% berwarna merah jambu
25% berwarna merah
25% berwarna putih

Hukum diatas diyakini berlaku juga untuk manusia.

1.1 Bentuk tubuh dan warna kulit


Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan
warna kulit. Misalnya anak-anak yang memiliki tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti
ayahnya, rambut keriting dan warna kulit putih seperti ibunya.

21
1.2 Sifat-Sifat
Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu,
ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia misalnya :
penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya
1.3 Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian
terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi
berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami,
mengingat, berbahasa, dan sebagainya.
1.3.1 Tes Binet-Simon
Ini adalah tes intelegensi yang pertama sekali diciptakan oleh Alfred Binet dan
Theodore Simon tahun 1908 di Perancis. Tes ini mulanya sangat sederhana dan hanya untuk
anak-anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari para ahli, sehingga banyak yang
menyempurnakannya. Para ahli yang merevisi tes binet-Simon ialah :
 Kuhlmanun tahun 1912 dan 1922
 Lewis Terman dari Stanford Univercity tahun 1916
 Mordan tahun 1932
 David Merril tahun1937
Dengan menggunakan tes intelegensi orang dapat menentukan tingkat kecerdasan atau
intelegensi quotient (IQ) seseorang untuk mencari IQ rumusnya adalah :
MA
𝐼𝑄 = X 100
𝐶𝐴
Keterangan :
MA (Mental Age atau Umur Psikis), yaitu berapa tahun umur yang normal dapat
setingkat dengan kecerdasan anak yang bersangkutan, misalnya si Ali yang berumur 5 tahun
dapat menjawab tes sebanyak 20 soal dengan benar. Sedangkan anak normal yang dapat
menjawabnya adalah berumur 6 tahun. Jadi, umur psikis Ali adalah sama dengan 6 tahun.
CA (Chronological Age atau Umur Kalender), yaitu umur anak yang sebenarnya
menurut penanggalan (Kalender) Ali misalnya CA-nya adalah 5 tahun, maka :

6
𝐼𝑄 𝐴𝑙𝑖 = 5 X 100 = 120

Angka IQ Ali sebesar 120 berarti ia tergolong anak yang cerdas (superior). Di bawah
ini dijelaskan arti dari angka IQ
140 – ke atas luar biasa cerdas (genius)
120 – 139 = sangat cerdas (superior)
110 – 119 = Di atas normal
90 – 109 = Normal
80 – 89 = Di bawah normal
70 – 79 = Borderline (garis batas)
50 – 69 = Debile
26 – 49 = Embicile
0 – 25 = Idiot

22
1.3.2 Tes Wechsler
Tes ini adalah tes intelegensi yang dibuat oleh Wechsler Bellevue tahun1939. Tes ini
ada 2 macam, pertama untuk umur 16 tahun ke atas yaitubWechsler Adult Intelegence Scale
(WAIS), dan kedua tes untuk anak-anak yaitu Wechsler Inteligensi Scale for Children
(WISC)
1.4 Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki
seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau sesuatu bidang
ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni music, suara, olahraga,
matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, social, agama, dan sebagainya.
Di sekolah, para guru dapat mengetahui apakah muridnya memiliki bakat atau tidak
dengan melihat rapornya. Bila anak memiliki nilai istimewa (9-10) dalam suatu mata
pelajaran tertentu, berarti anak memiliki bakat pada mata pelajaran tersebut. Untuk
mengetahui bakat seseorang secara pasti dapat dilakukan dengan menggunakan tes bakat.
Beberapa yang sudah dikenal antara lain :

1.4.1 Tes Bakat DAT ( Differential Aptitude Test)


Melalui tes ini dapat diukur berbagai aspek kemampuan seseorang, yaitu :
 Kemampuan verbal (bahasa);
 Kemampuan berhitung (matematika);
 Berpikir abstrak;
 Hubungan ruang;
 Kemampuan mekanis;
 Kecepatan dan ketelitian.
1.4.2 Tes Bakat GATB (General Apility Test Bateray)
 Kemampuan verbal;
 Penguasaan bilangan;
 Penguasaan ruang;
 Pengamatan bentuk;
 Pengenalan tulisan; dan
 Koordinasi gerak.

1.5 Penyakit atau Cacat Tubuh


Beberapa jenis penyakit atau cacat tubuh ada yang berasal dari turunan, seperti
penyakit kebutaan, saraf dan luka tak mau kering (darah terus ke luar). Penyakit yang dibawa
sejak lahir akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.

2. Lingkungan
Lingkungan mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu,
baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social-kultural. Dengan demikian
lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio-kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, peredaran darah, pernapasan,

23
pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh
individu mulai sejak dalam konsesi, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-sifat
‘genes”, interaksi “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan,
kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi
dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran,
bimbingan, dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini.

BAB VI CIRI-CIRI KEMATANGAN

Menurut teori konvergensi bahwa perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh 2


faktor utama, yaitu dasar dan ajar (bakat dan lingkungan). Keduanya sangat berpengaruh,
bukan hanya dasar dan bukan hanya ajar.
Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud kematangan adalah
kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah
memiliki inteligensi.
1. Hubungan Intelegensi dengan Kehidupan Seseorang
Kecerdasan atau intelegensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan
berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai dimana kemungkinan tadi
dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang
ada.
Kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan sosial, apabila
individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning”(belajar berinteraksi dengan
orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-minat
kelompok), dengan diusahakannya hal-hal di atas, diharapkan individu mencapai tingkat-
tingkat kematangannya sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhannya, belajarnya, dan
lingkungan sosialnya.
1.1 Dasar-Dasar Biologis Tingkah Laku
Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya. Sistem saraf
merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis. Sistem saraf terdiri atas
komposisi sel-sel yang disebut neurons. Tiap-tiap neurons mengandung tenaga yang berasal
dari proses kimiawi dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan
dorongan-dorongan elektronis yang merangsang gerakan neurons lainnya guna merangsang
gerakan urat-urat dan otot-otot tubuh.
Pusat system saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Itulah yang
berfungsi sebagai pengatur gerakan jasmaniah pada tubuh.
Otak kita terdiri dari tiga bagian, yaitu :
 Cerebrum
Bagian yang mengatur segenap proses mental dan aktivitasnya.
 Cerebellum

24
Bagian yang mengkoordinasi aktivitas urat saraf
 Brain stem
Bagian pusat-pusat pengatur system badani yang vital seperti jantung, paru-paru, dan
respirasi.
1.2 perubahan – perubahan dalam otak yang menimbulkan kematatangan
Urat-urat saraf dalam otak mempunyai “electrical conductors”. Untuk pengiriman
messages ke tempat-tempat yang tetap perlu ada isolasi otak, isolasi itu disebut “myelin”
(atau pembungkus) saluran urat saraf. Pada waktu lahir, bagian otak bayi belum ada
“myelin”. Selama dorongan – dorongan saraf menuju salurannya, arus gerakannya tak
dibatasi oleh myelin. Dorongan itu akan mengalir mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari
yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakkan banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang
tak terkoordinasi adalah akibat dari kurangnya myelin.
2. Lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentukan Readiness
2.1 Readiness dalam belajar
2.1.1 Pengertian dan Prinsip-prinsip Pembentukan Readiness
Readiness seseorang itu merupakan sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang.
Perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang selalu dihadapinya. Perkembangan
readiness terjadi dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-prinsip bagi
perkembangan readiness adalah sebagai berikut:
(1) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness, yaitu
kemampuan dan kesiapan.
(2) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.
(3) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi
kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
(4) Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri
seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa
formatif bagi perkembangan pribadinya.

BAB VII KEMAMPUAN DAN INTELEGENSI

1. Kemampuan
1.1 Pentingnya Mengenal Anak Didik
Tanpa pengenalan tidak mungkin kita membuat membuat rencana yang efektif untuk
mengadakan perubahan dalam diri anak tersebut. Tidak mungkin kita membahas jalan keluar
atau penyelesaian dari masalah anak. Dengan singkat, bimbingan yang benar dan yang dapat
berhasil harus didasarkan pada pengenalan terhadap dan tentang anak didik yang
dibimbingnya.
Kita harus mengenal hal-hal yang umum yang terdapat pada semua anak, dan hal-hal
yang umum yang merupakan dasar dan norma yang akan menolong pembimbing mengetahui
cirri-ciri unik pada tiap-tiap anak.
Faktor-faktor umum yang perlu dikenal ialah:
 Hakikat anak

25
Anak bukan manusia dalam bentuk kecil atau seorang dewasa minus beberapa hal
yang belum dimiliki. Anak adalah seorang yang berada pada sesuatu masa
perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.
 Kebutuhan pokok anak
Tiap anak membutuhkan hal-hal tertentu dan apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi
anak tersebut akan mengalami masalah-masalah tertentu. Kebutuhan pokok dapat
dibagi dalam 3 aspek atau jenis, yaitu : kebutuhan jasmani, kebutuhan
kejiwaan(psychologis) dan kebutuhan rohani. Kebutuhan ini akan dibahas dalam
ceramah tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh anak.
 Langkah-langkah perkembangan
Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa, dan rohani juga. Perkembangan
ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mengambil peranan besar dalam
membentuk watak anak. Dalam perkembangan, ada periode-periode tertentu dan pada
tiap periode perkembangan terlihat adanya sikap kecenderungan pola sikap, watak
dan tingkah laku tertentu, yang menunjukkan kesamaan jika dibandingkan dengan
yang terlihat pada teman-teman sebaya. Masa perkembangan ini penting untuk untuk
dikenal karena memberi kepada anak masalah-masalah khusus, pengalaman-
pengalaman tertentu dan kesiapan untuk memiliki keterampilan dan penguasaan yang
berguna bagi masa perkembangan berikutnya.

1.2 Hukum Perkembangan


Hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat
terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
 Hukum Konvergensi
 Hukum Masa Peka
 Hukum Pertahanan dan Pengembangan Diri
 Hukum Keperluan Belajar
 Hukum Kesatuan Anggota Badan
 Hukum Tanpa Perkembangan’
 Hukum Rekapitulasi

2. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan “problem solving” dalam segala situasi yang baru
atau yang mengandung masalah. Perlu diketahui bahwa” problem solving” dalam segala
situasi ini mencakup permasalahm pribadi, permasalahan social, permasalahan akademik
cultural, serta permasalahan ekonomi keluarga

Terdapat teori- teori tentang inteligensi yaitu teori uni - factor, teori two - factors,
teori multi - factors, teori primary-mental-abilities, dan teori sampling. Factor- factor yang
dapat mempengaruhi inteligensi, sehingga terdapat perbedaan inteligensi seseorang dengan
yang lain ialah:
1. Pembawaan, ditentukan oleh sifat- sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

26
2. Kematangan, tiap organ tubuh manusia mengalami pertumbuahan dan perkembangan.
3. Pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan inteligensi.
4. Minta dan pembawaan yang khas, minta pengarahakan perbuatan kepada suatu tujuan
dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
5. Kebebasan,manusia bebas memilih metode-metode tertentu dalam memecakan
masalah-masalah.
Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali ialah seorang dokter
bangsa perancis Alfred Binet dan pembantunya Simon. Sehingga tesnya dikenal dengan nama
Tes Binet – Simon. Seri tes dari Binet Simon ini, pertama kali diumumkan antara 1908 –
1911 yang dibe ri nama Chelle Matrique de l’Intelligence atau Sekala Pengukuran
Kecerdasan. Tes Binet Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikelompokan menurut umur(untuk anak – anak umur 3-15 tahun). Pertanyaan – pertanyaan
sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran disekolah.
(Mengapa?) seperti:

a. Mengulangi kalimat – kalimat yang pendek atau panjang.


b. Mengulangi deretan angka-angka
c. Memperbandikan berat timbangan.
d. Menceritakan isi gambar- gambar
e. Menyebutkan nama bermacam-macam warna.
f. Menyebutkan harga mata uang dan sebagainya.
Terdapat peranan pendidikan dalam meningkatkan inteligensi. Menurut para pisikolog
dari Universitas Lowa,Inteligensi pada anak-anak yang masih muda mengalami peningkatan

BAB VIII TIPE – TIPE DAN KESULITAN BELAJAR

1. Tipe – Tipe Belajar


1.1 Masalah Belajar
Ternyata bahwa tentang belajar ini ada bermacam- macam pendapat. Pendapat –
pentapat ini antara lain:
1) Belajar adalah unsaha untuk membentuk hubungan antra perangsang dan reaksi.
Pandangan ini dikemukan oleh aliran psikologi yang dipelopori oleh Thorndike aliran
Koneksionisme.menurut ajaran Koneksionisme orang belajar karena menghadapi
masalah yang harus dipecahkan.masalah itu merupakan perangsang atau simulasi
terhadap individu.

27
2) Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri taerhadap kondisi- kondisi atau situasi-
situasi disekitar kita. Dalam menyesuaikan diri itu termasuk mendaptkan kecekatan-
kecekatan pengertian- pengertian yang baru, dan sikap-sikap yang baru.
3) Balajar adalah usah untuk membentuk tangagapan - tangagapan baru. Pendapat ini
dikumukakan oleh ahli psikologi assosiasi. Peristiwa belajar dipandangnya sebagai
peristiwa untuk menghadapi masalah – masalah berdasarkan tanggapan - tanggapan
yang telah ada.
4) Belajar adalah suatau proses aktif, yang dimaksud aktif di sini ialah, bukan hnya
aktivitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas –
aktivitas mental, seperti peruses berpikir,mengingat, dan sebagainya.

Dari definisi-definisi yang dikemukan di atas, dapat dikemukan adanya


beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu
bahwa:Belajar merupakan sesuatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemukinan
mengaruhkepada tingkat laku yang lebih buruk.
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya biasanya lebih sering
tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut:
 Kebiadaban;
 Keterampilan;
 Pengamatan;
 Berpikir asosiatif dan daya ingat;
 Berpikir rational;
 Sikap;
 Inhibisi;
 Apresiasi; dan
 Tingkah laku afektif
2. Kesulitan Belajar
Macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam :
1) Dilihat dari kesulitan belajar
 Ada yang berat
 Ada yang sedang
2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
 Ada yang sebagian bidang studi; dan
28
 Ada yang keseluruhan bidang studi.
3) Dilihat dari sifat kesulitannya
 Ada yang sifatnya permanen atau menetap, dan
 Ada yang sifatnya hanya sementara
4) Diihat dari segi faktot penyebabnya:
 Ada yang karena faktor intelegensi, dan
 Ada yang karena faktor non intelegensi
3. Peihal Anak Bermasalah

Pembahasan anak bermasalah dalam kajian pisikologi pendidikian tak dapat


diabaikan. secara ringkas dapat disimpulkan bahwa urgencynya meliputi adanya
pemahaman secara lebih menyeleruh dan mendalam tentang perbedaan- perbedana
individual, pengenalan diri apabila ada kecenderungan penyimpangan perilaku diantara
parah siswa dan mengetauhi teknik teknik menyelesaikan masalah maslah yang
mereka hadapi.

Seorang siswa dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia


menunjugakan gejala gejala penyimpnagn dari perilaku yang lzim yang dilakukan anak
anak pada umumnya. Penyimpang perilaku ada yang sederhana da nada juga yang
ekstrim penyimpangan perilaku yang sederhana semisal : mengantuk, suka
menyendiri,kadang terlambat dantang, sedangkan ekstrim ialah missal : bolos,
memeras teman, tidak sopan pada orang lain dan pada gurunya.

Sebab bermasalah internal secara garis besar pangkal soal masalah siswa dapat
dikelompokan jadi dua yaitu internal, eksternal.

a. internal , sebab sebab internal ialah dari kondisi dari muruid itu sendiri hal ini bisa
bermula adanya kelaian fisik contohnya buta , bermata satu, bisu, tuli, dan kaki kecil
satu .

dan kelainan sikis yaitu yang terjadi pada kemapuana bepikir atau kecerdasan anak.

b. eksternal , sebab sebab yang hadir ialah dari luar simurid. Sebab berpangkal dari
keluarga , lingkungan, asuh, atau pengalaman hidup tak menyenangkan.

29
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Buku
Kelebihan

1. Penulisan untuk istilah-istilah asing sudah ditulis dengan baik misalnya dengan
dimiringkan.
2. Materi yang ada di buku ini dibahas dengan cukup mudah untuk dipahami.
3. Teori-teori yang ada di dalam buku ini sudah di ambil dari rujukan yang benar.
4. Cover yang di tampilkan di dalam buku ini sudah cukup menarik dan cocok untuk
judul psikologi pendidikan.
5. Sumber / rujukan yang digunakan sudah cukup banyak.
6. Sistematika penulisan buku sudah baik.
7. Buku ini sudah memiliki ISBN yang artinya sudah terstandarisasi

Kekurangan

1. Materi yang ada di dalam buku ini dibahas secara luas namun tidak mendalam.
2. Ada di bab 1 dan bab 4 yang materinya terlalu bertele-tele.
3. Sumber yang dijadikan sebagai bahan rujukan untuk me mbuat buku ini belum
menggunakan sumber yang terbaru.
4. Bahasa yang digunakan di dalam buku ini dapat mudah dimengerti namun bertele-
tele.
5. Identitas dari pengarang tidak disebutkan.
6. Rangkuman dan soal-soal tidak terdapat di dalam buku ini
7. Terdapat pembahasan yang berulang yakni mengenai materi pengertian Intelegensi
yaitu pada halaman 182 dan 233.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Buku adalah sebuah karya yang dibuat oleh seseorang ataupun beberapa orang
lainnya untuk menyampaikan seberapa banyak pengetahuan yang ia miliki agar dapat
berguna bagi orang lainnya dan juga sebagai bukti karyanya, Setiap buku yang dibuat oleh
seorang pengarang yang ia buat dengan segenap pengetahuan yang ia miliki pastilah juga
masih memiliki kekurangan dan kelebihan. Buku Karangan Drs. Dalyono dengan judul ‘
Psikologi Pendidikan” adalah karayanya yang diterbitkan pada tahun 2010 namun
sebelumnya sudah beberapa kali di cetak , buku ini merupakan buku yang membahas
mengenai bagaimana itu psikologi pendidikan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan.

Menurut kami buku karangan dari Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi
Pendidikan” layak dijadikan sebagai salah satu sumber atau refrensi bagi mahasiswa dalam
belajar mengenai psikologi pendidikan karena buku ini juga cukup mudah untuk dimengerti
namun tetap saja buku ini juga masih membutuhkan penyempurnaan baik dari segi
penyampaian dalam kalimat ataupun lainnya agar lebih menyempurnakan buku ini sebagai
bahan rujukan.

3.2 Saran

Saran kami terhadap buku Drs. M. Dalyono yang berjudul “Psikologi Pendidikan”
adalah agar menambah refrensi terbaru dari yang dijadikan sumber penulisan buku, lebih
memperdalam bahasan dari setiap materi selanjutnya memperbaiki penyajian dari buku ini
karena terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan dari kata-kata yang terdapat di dalam
buku ini maupun pembuatan rangkuman di dalam setiap pembahasannya. Juga akan lebih
baik apabila dibuat juga latihan-latihan di dalam pembahasannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono.2010.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

32

Anda mungkin juga menyukai