Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KERJA

KARYAWAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI


DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Endang Rahayu
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi
Universitas Palembang

ABSTRAK
Penelitian ini menguji upaya peningkatan pelatihan kerja karyawan terhadap produktivitas
kerja pegawai Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mengetahui pengaruh tingkat pelatihan terhadap produktifitas kerja karyawan. Dan Untuk
mengetahui apakah tingkat pelatihan kerja dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja
karyawan.
Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya
program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.
Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu
berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam geraknya ke rnasa depan. Pentingnya pendidikan
dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan
organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para pegawai, dapat
meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Produktivitas kerja meningkat berarti organisasi
yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003:31).

Populsai dan sampel yang digunakan berjumlah 50 orang Hasil yang didapat dari analisis
regresi dengan mengunakan alat SPSS versi 15 menunjukkan bahwa ada pengaruh peningkatan
pelatihan terhadap produktifitas kerja karyawan pada Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan .

Kata Kunci: Pelatihan kerja, Produktivitas


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didalamnya atau terdiri dari beberapa orang
yang mana masing-masing orang memiliki peran dan tugas sendiri-sendiri. Telah diketahui
bahwa sumber daya manusia atau faktor manusia menentukan kelangsungan hidup dari pada
suatu perusahaan, sehingga tidak ada satupun perusahaan yang tidak melibatkan manusia
dalam merealisasikan tujuannya.
Persaingan antara perusahaan besar maupun kecil yang semakin menjadikan perusahaan
untuk berusaha bertahan dan berkembang. Pada dasarnya semua perusahaan baik yang
bergerak dibidang jasa , industri dan perdagangan memiliki tujuan yang sama dalam
menjalankan usahanya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
perusahaan perlu memiliki cara dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta
untuk menigkatkan pendapatan.
Sukses tidaknya suatu perusahaan tergantung dari kreativitas sumber daya
manusia. Untuk itu hal utama yang harus diperhatikan oleh suatu perusahan adalah sumber
daya manusia yaitu karyawan sebagai faktor yang mempengaruhi maju tidaknya suatu
perusahaan. Maka perusahaan yang ingin meningkatkan prestasi kerja guna memajukan
perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap perkembangan kualitas sumber daya
manusia. Karyawan sebagai sumber daya manusia dari suatu perusahaan perlu dikelola secara
profesional agar terwujud keseimbangan atara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan
kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama
perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Bagaimanapun juga
keseimbangan antara bawahan dan atasan merupakan hal yang penting dalam tercapainya
hubungan yang harmonis demi terciptanya tujuan perusahaan. Dengan memperhatikan faktor
tenaga kerja perusahaan diharapkan mampu memberikan dukungan yang cukup agar
kepuasan kerja dapat tercapai karena kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi
karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif dan didalam
lingkungan kerja perusahaan. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat
individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan kegiatan
dirasakan sesuai keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatannya
tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang mengambarkan seseorang
atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Salah satu bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan adalah motivasi. Manusia
termasuk karyawan merupakan unsur yang terpenting dan paling menentukan bagi kelancaran
jalanya proses manajemen, maka hal-hal yang berhubungan dengan motivasi perlu mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap pimpinan guna keberhasilan suatu organisasi.
Apabila motivasi tersebut diiringi dengan kemampuanya melaksanakan pekerjaannya, maka
karyawan tersebu t diharapkan dapat mengerakkan dan mengarahkan segala sumber daya
yang dimilikinya.Untuk dapat memotivasi seseorang diperlukan pemahaman tentang
berbagai proses terbentuknya motivasi. Pada dasarya motivasi adalah merupakan bagian dari
perilaku organisasi yang menyangkut dorongan yang memberikan semangat kerja
kepada pegawai untuk berperilaku dan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi
yang ditetapkan. Motivasi juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting motivasi
dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja.
Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku
atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
usaha yang keras atau lemah. Secara teoritas semakin besar motivasi kerja karyawan yang
diberikan akan menjadi dorongan pribadi seseorang. Selain motivasi disiplin kerja juga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi sukses tidaknya suatu perusahaan untuk
itu disiplin kerja juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena disiplin kerja
merupakan hal yang pokok yang menjadi tujuan pencapaian perusahaan dalam memelihara
kelangsungan hidup didalam perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengelola sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan melalui peningkatan
prestasi kerja karyawan. Untuk meningkatkan aktivitas kerja karyawan, perusahaan harus
dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan semagat kerja karyawan yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan. Manusia sebagai tenaga kerja
merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan, karena tanpa manusia sebagai tenaga
kerja suatu perusahaan tidak dapat berjalan. Mengingat pentingnya tenaga kerja dalam
menjalankan aktivitas perusahan, maka hendaklah pemimpin perusahaan senantiasa
memberikan perhatian secara khusus kepada tenaga kerja yang dimiliki. Karena untuk
mencapai keberhasilan harus ada kerja sama yang baik dengan bawahannya. Memberikan
dorongan untuk menumbuhkan dan meningkatkan prestasi kerja dalam diri karyawan
sangatlah penting, karena dengan meningkatkan prestasi kerja karyawan dapat berpengaruh
terhadap perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan perlunya bagi seorang pemimpin untuk
memberikan perhatian yang besar kepada bawahannya. Oleh karena itu perlu adanya
kesepakatan antara perusahaan dan karyawan dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan sehingga pada akhirnya para karyawan dapat memberikan prestasi yang tinggi
dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai apa bila karyawan
dapat dan dan mampu menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawabya dengan baik.
Bagaimanapun juga keseimbangan antara kepentingan bawahan dan kepentingan
atasan merupakan hal yang penting dalam tercapainya hubungan yang harmonis demi
terciptanya tujuan perusahaan. Dengan memperhatikan faktor tenaga kerja, perusahaan
diharapkan mampu meningkatkan prestasi kerja karyawan dengan memberikan dukungan
yang cukup agar kepuasan kerja dapat tercapai, dan memberikan motivasi terhadap karyawan
dan menciptakan kondisi fisik pekerjaan yang nyaman dan menyenangkan. Meskipun tidak
dapat dipungkiri bahwa prestasi kerja setiap karyawan tidaklah sama.
Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah
satu PNS yang bergerak di bidang pertambangan dan energi, diharapkan dapat membantu
program pemerintah dalam menyediakan kebutuhan tambang dan energi serta dapat
menyediakan lapangan kerja dalam mengatasi tingkat pengangguran dewasa ini.Pelaksanaan
pencapaian tujuan perusahaan menuntut adanya seorang pemimpin yang baik yang
mempunyai kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni memimpin yang cukup.
Dengan kemampuan ilmu dan seni, pimpinan dapat memberikan suatu gambaran kejadian
atau situasi masa lalu dan memproyeksikan kondisi masa yang akan datang. Oleh karena itu
perlu adanya kesepakatan antara perusahaan dan karyawan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Tujun perusahaan dapat tercapai apabila karyawan dapat menjalankan tugas-tugas
dan tanggung jawab yang baik. Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi
Banyuasin dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan Selalu memperhatikan kepuasan
kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja, Untuk menunjang terlaksananya prestasi kerja yang
baik, disamping itu pemimpin hendaknya memperlihatkan kebutuhan pegawai. Apabila
kebutuhan karyawan terpenuhi,maka dimungkinkan hal itu akan dapat mendorong pegawai
untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang menjadi
kewajibannya serta dapat meningkatkan presatsai kerja karyawan. Karyawan dapat tumbuh
dengan baik dan tearah sehingga diharapkan prestasi kerja karyawan akan meingkat sehingga
tujuan organisasi bisa tercapai. Dalam hal ini peneliti mengambil divisi pemasaran sebagai
sampel karena diharapkan bisa melihat secara langsung hasil prestasi kerjanya, yaitu bisa
dilihat dari tingkat volume penjualannya, Yang semakin tahun semakin meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka penilitian ini berusaha untuk mengetahui faktor apa
saja yang berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan dengan mengambil judul ”Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Dinas Pertambangan Dan
Energi di Kabupaten MusiI Banyuasin”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah variabel prestasi kerja karyawan berpengaruh secara Simultan terhadap
prestasi kerja karyawan pada Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi
Banyuasin ?
2. Untuk variabel prestasi kerja karyawan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi
kerja karyawan pada Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi
Banyuasin?

1.3 TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui apakah variabel prestasi kerja karyawan berpengaruh secara
Simultan terhadap prestasi kerja karyawan pada Dinas Pertambangan Dan Energi di
Kabupaten Musi Banyuasin ?
2. Untuk mengetahui variabel prestasi kerja karyawan berpengaruh secara parsial
terhadap prestasi kerja karyawan pada Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten
Musi Banyuasin ?

1. 4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir
ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah,
2. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai
bahan evaluasi bagi Kantor Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan.
3. Bagi Almamater
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menjadi pedoman
untuk penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Prestasi Kerja
Hal utama yang dituntut oleh perusahaan dari karyawannya adalah prestasi kerja
mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Namun karyawan
tidak bisa diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya
(mesin, modal, dan bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikutsertakan dalam setiap
kegiatan dan memberikan peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena
tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi perusahaan
untuk mencapai tujuannya.
Menurut Hasibuan (2005) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Bernardin dan Russel (1993) dalam Sutrisno
(2007) memberikan definisi tentang prestasi kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-funsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kuru waktu
tertentu. Byars dan Rue (1984) dalam Sutrisno (2007) mengartikan prestasi sebagai tingkat
kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaannya. Pengertian
tersebut menunjukkan pada bobot kemampuan individu di dalam memenuhi
ketentuanketentuan yang ada di dalam pekerjaannya. Sedangkan prestasi kerja adalah
hasilupaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadi serta persepsi
terhadap peranannnya dalam pekerjaan itu. Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan
antara usaha, kemampuan, dan persepsi tugas. Dari batasan tersebut jelaslah bahwa yang
dimaksudkan dengan prestasi kerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Setiap pencapaian prestasi diikuti perolehan yang mempunyai nilai bagi karyawan yang
bersangkutan, baik berupa upah, promosi, teguran atau pekerjaan yang lebih baik. Hal ini
tentunya memiliki nilai yang berbeda bagi orang yang berbeda. Masalahnya adalah
bagaimana atasan menghargai prestasi kerja para karyawan sehingga dapat memotivasi. Hal
ini tidak kalah pentingnya terkait dengan prestasi kerja yaitu siapa yang menilai, sebab hasil
panilaian yang tidak benar atau kesalahan dalam menilai akan menimbulkan masalah serius
dan dampaknya bukan memotivasi tapi justru akan menurunkan prestasi kerja karyawan.

2.2 Penilaian Prestasi Kerja


Asnawi (1999) mengemukakan bahwa di dalam proses penilaian prestasi kerja, terdapat
berbagai macam teknik penilaian yang dapat digunakan, baik yang objektif maupun yang
subjektif. Penilaian yang objektif akan mendasarkan pada data yang masuk secara otentik,
baik yang menyangkut perilaku kerja, kepribadian, maupun data mengenai produksi.
Sedangkan penilaian yang subjektif sangat tergantung pada judgment pihak penilai. Oleh
karena itu, terutama untuk hasil penilaian yang subjektif, hasil tersebut perlu untuk dianalisis
dengan lebih teliti, sebab ia dapat berakhir dengan relatif ataupun absolut. Hal ini harus di
perhatikan menimbang banyaknya penyimpangan perilaku (behavioral barriers), baik yang
bersifat penyimpangan interpersonal maupun penyimpangan politis.
Menurut Panggabean (2002) penilaian prestasi merupakan sebuah proses formal untuk
melakukan peninjauan kembali dan evaluasi prestasi kerja secara periodik. Proses penilaian
prestasi ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Tujuan ini memerlukan suatu
proses, yaitu serangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Kegiatan-kegiatan itu terdiridari
identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebuah
organisasi.
Menurut Murphy dan Cleveland dalam Panggabean (2002) mengemukakan penilaian
prestasi kerja adalah untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia yang lain,
seperti perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi,
demosi, pensiun, dan pemberhentian karyawan atau pemecatan. Martoyo (2007) menyatakan
penilaian prestasi kerja karyawan pada dasarnya merupakan penilaian yang
sistematik terhadap penampilan kerja karyawan itu sendiri dan terhadap taraf potensi
karyawan dalam upayanya mengembangkan diri untuk kepentingan perusahaan. Sasaran yang
menjadi obyek penilaian adalah kecakapan dan kemampuan pelaksanaan tugas yang
diberikan, penampilan dalam pelaksanaan tugas, cara membuat laporan atas pelaksanaan
tugas, ketegaran jasmani dan rohani selama bekerja.

2.3 Indikator Prestasi Kerja


Menurut Flippo (1986) dalam Sariyathi (2003) indikator pengukuran prestasi kerja
dapat dilakukan melalui penilaian; (1) kualitas kerja, yaitu berkaitan dengan ketepatan,
ketrampilan, ketelitian dan kerapian pelaksanaan pekerjaan; (2) kuantitas kerja, yaitu
berkaitan dengan pelaksanaan tugas reguler dan tambahan; (3) ketangguhan, yaitu berkaitan
dengan ketaatan mengikuti perintah, kebiasaan mengikuti peraturan, keselamatan, inisiatif,
dan ketepatan waktu kehadiran; (4) sikap, yaitu menunjukkan seberapa jauh tanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan serta bagaimana tingkat kerjasama dengan teman atau atasan
dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Dharma (2005) dalam Sariyathi (2003) pengukuran
prestasi kerja mempertimbangkan; (1) kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan; (2) kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan; (3) ketepatan waktu, yaitu
kesesuaiannya dengan waktu yang telah direncanakan.
Menurut Sutrisno (2007) Pengukuran prestasi kerja diarahkan pada enam aspek yang
merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan yang bersangkutan. Bidang prestasi kunci
tersebut adalah; (1) hasil kerja, yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah
dihasilkan; (2) pengetahuan pekerjaan, yaitu tingkat pegetahuan yang terkait dengan tugas
pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja;
(3) inisiatif, yaitu tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalahmasalah yang timbul; (4) kecekatan mental, yaitu tingkat kemampuan
dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta
situasi kerja yang ada; (5) sikap, yaitu tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam
melaksanakan tugas pekerjaan; (6) disiplin waktu dan absensi, yaitu tingkat ketepatan waktu
dan tingkat kehadiran. Dalam penelitian ini, indikator prestasi kerja yang akan diteliti adalah;
(1) kualitas pekerjaan; (2) kuantitas pekerjaan; (3) ketepatan waktu.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja


Menurut Martoyo (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan
atau produktivitas kerja karyawan adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi
fisik pekerjaan, sistem kompensasi, aspek-aspek ekonomi, aspek-aspek teknis dan prilaku-
perilaku karyawan. Menurut Hasibuan (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
kerja adalah kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan. Steers (2005) dalam Sariyathi (2003)
mengemukakan ada tiga faktor penting yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu; (1)
kemampuan, kepribadian dan minat kerja; (2) kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran
seorang pekerja; (3) tingkat motivasi pekerjaan. Penelitian Neal dan Griffin (2009), yang
berjudul Developing a Model Individual Performance for Human Resource Management,
menunjukkan bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan, motivasi
dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi. Pengetahuan dan ketrampilan mempunyai
pengaruh lebih kuat terhadap kinerja konstektual dan teknologimempunyai hubungan yang
lebih kuat terhadap kinerja tugas daripada kinerja konstektual. Hasibuan (2004) dalam
Aminullah (2010) menyatakan bahwa prestasi kerja seorang pegawai merupakan gabungan
dari tiga faktor penting yaitu (1) kemampuan dan minat seseorang pekerja, (2) kemampuan
dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran, (3) serta tingkat motivasi seorang
pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor tersebut maka semakin besar prestasi kerja pegawai.
Penelitian mengenai prestasi kerja yang dilakukan Ida, Alhabsji, dan Musadieq (2008)
menyimpulkan bahwa faktor motivasi kerja, kemampuan kerja, gaya kepemimpinan
situasional dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Penelitian yang
dilakukan Rokhimah (2007) menyimpulkan bahwa; (1) terdapat pengaruh yang signifikan
dari motivasi dan kemampuan karyawan terhadap prestasi kerja karyawan; (2) terdapat
pengaruh yang positif antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja; (3) terdapat pengaruh
yang positif antara kemampuan kerja terhadap prestasi kerja.
Dengan adanya motivasi kerja, disiplin kerja dan kompensasi merupakan hal yang
pokok untuk mencapai suatu prestasi kerja, perusahaan dalam pemeliharaan kelangsungan
hidup diperusahaan dimana perusahaan memiliki standar penilaian kerja yang berbeda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada perusahaan tersebut. Dari beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja tersebut dan berdasarkan pengamatan di perusahaan, maka
faktor motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kemampuan kerja yang lebih dominan
mempengaruhi prestasi kerja karyawan Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi
Banyuasin sehingga dalam penelitian ini akan dibahas ketiga faktor tersebut. Perusahaan ini
sangat mengandalkan peranan aktif seluruh sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan
kinerja karyawan. Sumber daya manusia sangat berperan pada keberhasilan suatu perusahaan,
terutama dalam memberikan kualitas pada konsumen. Mengingat pentingnya faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja karyawan, hal ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi karyawan
Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi Banyuasin .untuk lebih meningkatkan
kinerja dari pada karyawannya untuk menghadapi persaingan. Sesuai dengan program kerja
Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi Banyuasin, meningkatkan kualitas kerja
karyawan. Serta meningkatkan kuantitas dan kemampuan sumber daya manusia Secara
teoritis semakin besar motivasi kerja, disiplin kerja dan kompensasi yang diberikan akan
menjadi dorongan pribadi seseorang untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Selain motivasi kerja, disiplin kerja dan kompensasi merupakan faktor intern yang
harus diperhatikan oleh Dinas Pertambangan Dan Energi di Kabupaten Musi Banyuasin
dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Untuk menunjang terlaksananya disiplin kerja
yang tertib dan teratur, disamping itu pimpinan hendaknya memperhatikan kebutuhan
karyawannya seperti kompensasi. Apabila kebutuhan karyawan terpenuhi, maka
dimungkinkan hal itu akan dapat mendorong karyawan untuk lebih bermotivasi dan disiplin
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang menjadi kewajiban serta dapat
meningkatkan prestasi kerja karyawan. Karyawan dapat tumbuh dengan baik dan terarah
sehingga diharapkan prestasi karyawan akan meningkat sehingga tujuan organisasi bisa
tercapai.

2.5 Peneltian Sebelumnya


Penelitian yang penulis lakukan ini adalah dengan berdasarkan pada peneliti yang
sudah pernah melakukan penelitian sebelumnya, antara lain :
Mursidi (2010), “Pengaruh Prestaasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Universitas Muhammadiyah Malang”, memgemukakan bahwa Penelitian ini pada dasarnya
menitikberatkan pada masalah pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja terhadap kinerja
karyawan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dari hasil analisis di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan kerja karyawan di Universitas Muhammadiyah Malang dapat dinilai
sangat baik. Hal ini terlihat dari skor rata-rata jawaban responden sebesar 227,8 yang masuk
dalam skala penilaian sangat baik. Sedangkan tingkat kinerja karyawan Universitas
Muhammadiyah Malang dinilai sangat baik pula, yaitu terlihat dari skor rata-rata jawaban
responden atas pertanyaan yang menyangkut kinerja sebesar 226 yang masuk dalam skala
penilaian sangat baik. Dilihat dari koefisien regresi sederhana ternyata pendidikan dan
pelatihan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Universitas Muhammadiyah Malang
sebesar 0,911 satuan, artinya jika setiap peningkatan (semakin baik) terhadap pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan kerja dalam satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan
sebesar 0,911 satuan. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,644. Hal ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh yang kuat antara pendidikan dan pelatihan kerja karyawan terhadap kinerja
karyawan Universitas Muhammadiyah Malang sebesar 0,644 dan sisanya sebesar 0,356
dipengaruhi oleh variabel lain.
Di samping itu, signifikannya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja
ditunjukkan nilai t hitung sebesar 10,836, lebih besar dari t tabel 2,000.
2.6 Kerangka Pemikiran
Konsep Kerangka pemikiran adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi perhatian ilmu sosial. Menurut Singarimbun (2001 : 33), konsep adalah
abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi.
Untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan
diteliti, maka defenisi konsep yang digunakan dalam pengertian ini adalah :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Prestasi Kerja ( X ) :
Produktivitas
a. kualitas Kerja ( X1) Kerja( Y )
b. Kuantitas (X2)

Gambar-1
Kerangka Pemikiran Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja

Desain penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel (X) dengan variabel (Y),
dimana Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja sebagai variabel bebas (X) sangat
berpengaruh terhadap prestasi kerja sebagai variabel terikat (Y).

2.7 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana
rumusan maalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang elevan, belum
berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data .(Sugiyono,
2005:70).
Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan pengertian-pengertian yang telah
dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagaiberikut:
1. Diduga bahwa dengan adanya prestasi kerja karyawan akan dapat berpengaruh
terhadap produktivitas kerja pada Dinas Pertambangan dan Energi di Kabupaten
Musi Banyuasin.
2. Diduga Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja berpengaruh juga terhadap
produktivitas kerja pada Dinas Pertambangan dan Energi di Kabupaten Musi
Banyuasin.

III.METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Musi
Banyuasin yang berlokasi di Jalan Kol.Wahid udin LK.VII Sekayu Kab.Muba.
3.2 Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung dari
responden dengan menggunakan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data pelengkap yang didapat dari hasil studi kepustakaan mempelajari buku-buku,
mengutip teori-teori yang berhubungn dengan masalah-masalah yang dibahas.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk memperoleh
sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik maka dipilih dengan
menggunakan :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah bentuk metode pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada para karyawan sebagai responden, dengan harapan mereka dapat
memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.
2. Metode Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan penga
matan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan
3. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
interaksi langsung berhadap-hadapan dengan pimpinan dan para karyawan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Penulis
melakukan tanya jawab dengan pimpinan atau karyawan perusahaan untuk
mendapatkan gambaran umum perusahaan, strategi perusahaan, tugas dan tanggung
jawab serta struktur organisasi.
4. Penelitian Pustaka (Library Research)
Yaitu dengan mengumpulkan data teoritis dengan cara menelaah berbagai buku
literaur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan topik dan masalah yang
dibahas.

3.4 Skala Pengukuran Penelitian


Skala pengukuran digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan di ukur
supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian
selanjutnya. Dalam penelitian ini di gunakan Skala Likert yang merupakan salah satu bentuk
dari Skala Sikap. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Menurut Simamora (2002: 46) Skala Likert, yang juga di sebut summated-ratings scale,
merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas di gunakan dalam riset pemasaran.
Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka.
Pertanyaan yang di berikan adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai
dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh, dan
Sembilan. Yang pasti ganjil. Semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden
semakin terwakili. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan
sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan, 2008: 86):
Pernyataan Positif
- Sangat setuju (SS) = 5
- Setuju (S) = 4
- Kurang Setuju (KS) = 3
- Tidak Setuju (TS) = 2
- Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Pernyataan Negatif
- Sangat setuju (SS) = 1
- Setuju (S) = 2
- Kurang Setuju (KS) = 3
- Tidak Setuju (TS) = 4
- Sangat Tidak Setuju (STS) = 5
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah spss version 19.0 for windows.

3.5 Metode Analisis Data


Berdasarkan latar belakang masalah pokok dan hipotesis yang dikemukakan
sebelumnya, maka metode analisis yang digunakan untuk pengujian dan pembuktian
hipotesis adalah:
1. Analisis Kualitatif
Yaitu dengan cara membandingkan teori yang sudah ada mengenai pelaksanaan
pelatihan dengan pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan pelatihan
yang Dilaksanakan pada Kantor Dinas Pertambangan dan energi Kabu. Muba.
2. Analisis Kuantitatif
Mengumpulkan data-data dan menyatakan variabel-variabel yang menggambarkan
persepsi para karyawan/i terhadap pelaksanaan pelatihan dan kinerja mereka itu
sendiri. Yang pada akhirnya akan menjadi total skor dari pengisian kuesioner
responden. Pengisisan kuesioner menggunakan skala likert dengan ukuran interval.
Skala likert adalah cara pengukuran dimana seorang responden diberikan pertanyaan
dan kemudian memilih salah satu jawaban dari pilihan jawaban yang telah
disediakan dengan bobot (skor) tertentu untuk setiap jawaban pertanyaan tersebut.

3.6 Alat Analisis Data


a. Uji Validitas dan Reabilitas
Pada setiap pengukuran selalu diharapkan diperoleh hasil ukur yang akurat dan
objektif. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah alat ukur yang digunakan harus
valid atau sahih dan reliabel atau andal (Simamora, Bilson : 2002: 58).
Uji validitas digunakan untuk mendapatkan validitas yang tinggi dari
instrumen penelitian sehingga bisa memenuhi persyaratan. Sedangkan uji reliabilitas
dilakukan guna memperoleh gambaran yang tetap mengenai apa yang diukur. Uji
validitas dan reabilitas ini dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product
Moment yang diperoleh melalui analisa data dengan menggunakan SPSS version 19.0
for windows. Item yang memiliki daya beda cukup tinggi akan dihitung reliabilitasnya
dengan menggunakan reliabilitas koefisien alpha yang diperoleh melalui analisis data
dengan menggunakan SPSS version 19.0 for windows. Item-item dalam skala yang
memiliki validitas yang baik dan reliabel akan digunakan untuk mengukur.
b. Metode Analisis Regresi Linier berganda
Analisis Regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk menghitung
pengaruh variabel independen (X1, X2, dan X3) terhadap variabel dependen (Y)
apabila terjadi perubahan pada satu satuan dari variabel independen (X1, X2, dan X3).
Rumus yang digunakan adalah
Y = a + b1 . X1 + b2 . X2 + b3 . X3
Dimana :
Y = Produktivitas
a = Koefisien regresi konstan
X1 = Variabel independen pertama
X2 = Variabel independen kedua
X3 = Variabel independen ketiga
b1 = Koefisien regresi independen pertama
b2 = koefisien regresi independen kedua
b3 = koefisien regresi independen ketiga
3.7 Operasional Variabel
Tabel -1
Variabel,Definisi Variabel, Indikator

No. Variabel Definisi Variabel Indikator


1 Prestasi Kerja (X) - Kualitas (x1)
- Kuantitas (x2)
2 Produktivitas Kerja Menurut Herjanto (2009:11) - Mutu Pekerjaan
Karyawan (Y) menjelaskan bahwa : "Produk - Kejujuran Karya
tivitas merupakan ukuran wan
bagaimana baiknya suatu - Kehadiran
sumber daya diatur dan diman - Sikap
faatkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan".

3.8 Populasi
Menurut Sugiyono (2007:61) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
atas objek atau subjek mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Muba.
3.9 Sampel
Menurut Sugiyono (2007:64) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampael
dengan cara maengambil subyek yang didasarkan atas tujuan tertentu.
Teknik ini dilakuakan karena sampel yang dipilih didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik paengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Jumlah sampel 50 0rang.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan kepada
beberapa konsumen yang menjadi responden, maka dapat diidentifikasikan karekteristiknya
sebagai berikut :

4.2 Jenis Kelamin


Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %


Laki-Laki 29 58
Perempuan 21 42
Jumlah 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh data dari 50 orrang jumlah responden


berjenis kelamin laki-laki sebanyak 58% atau 29 orang. Sedangkan responden
perempuan sebanyak 42% atau 21 orang. Ini berarti dalam penelitian ini responden
laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada responden perempuan.
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan
Unit Kerja

Unit Kerja Jumlah %


Kepala Dinas 1 2
Sekretaris 1 2
Kasubag 5 10
Kasi 4 8
Administrasi 39 78
Jumlah 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahawa responden yang paling banyak


adalah Administrasi, yaitu 78% atau 39 orang, kasubag 8% atau 10 orang, kasi 8% atau
4 orang dan tentu saja setiap kantor cabang hanya dipimpin oleh satu orang sekretris
dan satu orang selaku Kepala Dinas.
4.3 Unit Kerja
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %


SMA./Sederajat 25 50
Sarjana Muda /Diploma 10 20
Saarjana (S1) 14 28
Pasca Sarjana (S2) 1 2
Jumlah 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah
yang berpendidikn SMA/Sederajat, 50% atau 25 orang, 20% atau 10 Orang Sarjana
Muda/Diploma. 28% atau 14 orang Sarjana (S1) dan 2% atau 1 orang Pasca Sarjana
(S2).

4.4 Deskripsi Variabel X1, Kualitas Kerja (X1)


Distribusi jawaban responden mengenai variabel metode pelatihan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 5
Distribusi Jawaban Responden
Mengenai Varaiabel Kualitas Kerja X1

Item STS TS KS S SS Total


F % F % F % F % F % 100
1 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 50 100
2 0 0 3 6,0 2 4,0 25 50,0 20 50 100
3 0 0 0 0 16 32,0 19 38,0 15 50 100
4 0 0 5 4,0 2 4,0 23 46,0 20 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013

1. Metode-metode yang digunakan, sudah tepat dan membantu anda


memahami apa yang disampaikan dalam pelatihan.
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memberikan pertanyaan setuju, yaitu 58% atau 29 orang dan pada
bagian kurang setuju ada 18% atau 9 orang. Menurut responden metode-
metode yang digunakan sudah tepat dan membantu mereka memahami
bagaimana meningkatkan kualitaas kerja. Responden tidak setuju terdapat 4%^
atau 2 orang.
2. Media presentasi yang digunakan pada metode pelatihan membantu anda dalam
memahami apa yang disampaikan selama pelatihan.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memberikan pertanyaan setuju, yaitu 50% atau 25 orang dan pada
bagian sangat setuju ada 40% atau 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
responden merasa sangat terbantu dalam memahami apa yang disampaikan
dengan penggunaan media presentase selama pelatihan. Sisanya responden
tidak setuju terdapat 6%^ atau 3 orang.
3. Metode simulator yang ada maemberikan kesempatan yang baik kepada anda
untuk berpartisipasi aktif selama proses pelatihan.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyatakan setuju yaitu 38% atau 19 orang, kurang setuju 32% atau berjumlah
16 orang dan sangat setuju sebanyak 30% atau 15 orang. Hal ini menndakan
bahwa Metode simulator yang ada, memberikan kesempatan yang baik kepada
responden untuk berpartisipasi aktif selama proses pelatihan.
4. Metode pelatihan yang dijalankan telah meambuat pekerjaan anda menjadi
efektif dan efisien.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyatakan setuju sebesar 46 % atau 23 orang, pada bagian sangat setuju 40%
atau berjumlah 20 orang. Hal ini berarti Metode pelatihan yang dijalankan
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan telah sukses membuat pekerjaan
responden menjadi lebih efektif dan efisien. Namun ada pulaa responden yang
menyatakan kurang setuju yaitu 4 % atau 2 orang dan tidak setuju sebanyak
10% atau 5 orang.
Pelaksanaan metode-metode pelatihan dalam katogori sangat baik.
Dimana Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan benar-benar
mengaplikasikan metode-metode pelatihan sesuai dengan konsep yang telah
disepakati sehingga karyawan yang mengikuti pelatihan dapat menangkap dan
memahami materi yang diberikan sehingga skill and knowledge para karyawan
mengalamin peningkatan.
4.5 Deskripsi Variabael X2, Kuantitas Kerja
Distribusi jawaban responden mengenai variabel metode pelatihan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6
Distribusi Jawaban Responden
Mengenai Varaiabel Kuantitas Kerja X2

Item STS TS KS S SS Total


F % F % F % F % F % 100
1 1 2,0 1 2,0 2 4,0 24 48,0 22 50 100
2 1 2,0 4 8,0 13 26,0 24 48,0 8 50 100
3 0 0 0 0 13 26,0 14 48,0 13 50 100
4 0 0 0 0 13 26,0 26 52,0 11 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013

1. Seluruh isi materi pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan awal
pelatihan
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyatakan setuju sebesar 48 % atau 24 orang, pada bagian sangat setuju 44% atau
berjumlah 22 orang. Hal ini berarti seluruh isi materi pelatihan, relevan dan sejalan
dengan kebutuhan awal pelatihan. responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak
2% atau 1 orang dan sangat tidak setuju 2% atau 1 orang.

2. Jumlah Materi Pelatihan yang ada dapat maembantu memahami semua kualifikasi
pekerjaan
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyatakan setuju sebesar 48 % atau 24 orang, pada bagian kurang setuju 26% atau
berjumlah 13 orang.
Dan pada bagian sangat setuju 16% atau 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
materi pelatihan yang ada dapat membantu responden dalam memahami semua
kualifikasi pekerjaan. Sisanya responden yang menyatakan tidak setuju 8% atau 4
orang dan sangat tidak setuju 2 % atau 1 orang.

3. Isi pelatihan banyak terpakai dalam praktek rill dipekerjaan anda dalam mengerjakan
tugas.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden banyak menyatakan
setuju sebesar 48 % atau 24 orang, pada bagian sangat setuju 26% atau berjumlah 13
orang. Hal ini berarti isi pelatihan yang dijalankan Dinas Perkebunan Provinsi
Sumatera Selatan banyak terpakai dalam praktek rill responden dalam mengerjakan
pekerjaannya. Namun ada pula responden yang menyatakan kurang setuju yaitu 26 %
atau 13 orang.

4. Alokasi waktu tiap pealtihan dapat maembantu pemahaman anda mengenal isi materi
pelatihan itu sendiri
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa responden banyak menyatakan setuju
sebesar 52 % atau 26 orang, pada bagian kurang setuju 26% atau berjumlah 13 oran
dan sangat setuju yaitu 22% atau 11 orang. Hal ini berarti alokasi waktu tiap materi
pelatihan dianggap dapat membantu pemahaman responden mengenai isi materi
pelatihan itu sendiri. Isi pelatihan dalam katogori sangat baik. Diamana para
karyawan sangat bersemangat dalam maengikuti pelatihan sehingga pelatihan yang
dilaksanakan maenjadi efisien dan efektif.

4.6 Deskripsi Variabel Y (Produktivitas Kerja Karyawan)


Distribusi jawaban responden mengenai variabel produktivitas kerja karyawan (Y)
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7
Distribusi Jawaban Responden
Mengenai Varaiabel Y

Item STS TS KS S SS Total


F % F % F % F % F % 100
1 1 2 0 0 8 16 26 52 15 50 100
2 1 2 1 2 3 6 27 54 18 50 100
3 0 0 1 2 2 4 20 40 27 50 100
4 1 2 2 4 3 6 26 52 18 50 100
Sumber : Data Diolah,Kuesioner, 2013
1. Saya selalu hadir setiap saat sesuai jadwal kerja untuk melaks anakan
pekerjaan saya.
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan
setuju sebesar 52 % atau 26 orang, pada bagian sangat setuju 50% atau berjumlah 15
orang. Responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 16% atau 8 orang. Hal
ini menandakan bahwa sebagian besar responden selalu hadir setiap saat sesuai
dengan jadwal kerja untuk melaksnakan pekerjaannya. Responden yang memilih
sangat tidak setuju 2% atau berjumlah 1 orang.

2. Saya mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dalam melakukan pekerjaan .


Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa responden banyak menyatakan
setuju sebesar 54 % atau 27 orang, pada bagian sangat setuju 50% atau berjumlah 18
orang.
Hal ini berarti hampir seluruh responden mampu meyelesaikan tugas tepat
waktu.. Namun ada pula responden yang menyatakan kurang setuju yaitu 6 % atau 3
orang dan tidak setuju sebanyak 2% atau 1 orang.

3. Saya dapat bekerja sama dengan rekan kerja untuk memberikan pelayanan pada Dinas Perkebunan
provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan
setuju sebesar 40% atau 20 orang, pada bagian sangat setuju 40% atau berjumlah 20
orang. Hal ini berarti Metode pelatihan yang dijalankan Dinas Perkebunan Provinsi
Sumatera Selatan telah sukses membuat pekerjaan responden menjadi lebih efektif
dan efisien. Namun ada pulaa responden yang menyatakan kurang setuju yaitu 4 %
atau 2 orang dan tidak setuju sebanyak 2% atau 1 orang.

4. Saya dapat menyelesaikan tugas sebaik-baiakanaya bdengan berusaha meminalisasi


kelalaian kerja.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyatakan setuju sebesar 52 % atau 26 orang, pada bagian sangat setuju 50% atau
berjumlah 27 orang. Hal ini berarti Metode pelatihan yang dijalankan Dinas
Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan telah sukses membuat pekerjaan responden
menjadi lebih efektif dan efisien. Namun ada pulaa responden yang menyatakan
kurang setuju yaitu 4 % atau 2 orang dan sangat tidak setuju sebanyak 2% atau 1
orang.
Produktivitas kerja karyawan dalam katogori baik kerena produktivi mengalami
peningkatan terus-meneurus. Dalam hal ini karyawan telah memahami apa yang
menjadi pekerjaan dan tugas mereka sehingga dalam pe laksnaannya dapat sesuai

4.7 Validitas dan Realibilitas


4.7.1 Analisis Validitas
Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen ini mampu mengukur
apa saja yang hendaknya diukur , mampu mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan. Besarnya r tiap butir pertanyaan dapat dilihat dari hasil analisis
SPSS 19.00 pada kolom corrected items Total correlation. Kriteria uji
validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi sudah lebih
besar dari 0,3, pertanyaan yang dibuat dikatakan valid .
Tabel 8
Item-Total Ststictics
Scale Mean Scale Variance if Coreected Cronbach’s
if item item Item-Total Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item
Deleted
Soal1 69,48 62,214 ,505 ,849
Soal2 69,18 61,538 ,519 ,848
Soal3 69,44 60,374 ,619 ,844
Soal4 69,26 60,484 ,518 ,848
Soal5 69,12 62,149 ,455 ,851
Soal6 69,74 59,217 ,612 ,844
Soal7 69,42 61,840 ,549 ,848
Soal8 69,46 63,437 ,425 ,852
Soal9 69,44 60,660 ,305 ,865
Soal10 69,08 64,402 ,325 ,856
Soal11 69,18 61,661 ,415 ,853
Soal12 69,34 62,433 ,408 ,853
Soal13 69,34 62,800 ,409 ,853
Soal14 69,22 61,808 ,488 ,850
Soal15 68,96 62,856 ,498 ,850
Soal16 69,26 59,666 ,616 ,844
Sumber : Data Diolah,SPSS 19, 2013
Berdasarkan tabel 4.7 pada kolom corrected item-total correlation terlihat nilai-nilai
tiap item atau indikator metode pelatihan, isi pelatihan dan variabel kinerja karyawan diatas
0,3 sehingga pada setiap pertanyaan dapat dikatakan valid.

4.7.2 Analisis Reliabilitas


Reliabilitas menunjukkan suatu instrument yang dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data,karena instrumen dapat dipercaya dan reliable yang akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya . Suatu instrument dikat akan reliabel
apabila maemiliki nilai cronbach’s alpha (α)>0,60 (Imam Ghozali,2007:42).

Tabel 9
Reliability Statictics

Cronbach’s N of
Alpha Items
,847 16
Sumber : Data Diolah,SPSS 19, 2013

Berdasarkan tabel 4.9 yakni hasil pengolahan data mengenai realibilitas dianggap
reliabel sebab nilai cronbranch alpha sudah diatas 0,60.

4.8 Model Persamaan Regresi


4.8.1 Hasil analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil dari analisa (dapat dilihat pada lampiran) dengan
menggunakan program SPSS 19.0 maka diperoleh hasil analisis regresi sebagai berikut :

Tabel 10
Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model B Std.Error Beta T Sig
1,766 ,084
1(Constan ,450 ,255
t)
X1 ,488 4,732 ,000
X2 ,267 0,56 ,245 2,188 ,034
,154 0,70 ,263

Dependent Variabel :Y
Sumber : Data Diolah,SPSS 19, 2013
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut :

Y = 0,450 + 0,267X1 + X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. = 0,450 merupakan nilai konstanta, jika nilai variabel X1,X2 adalah nol, maka
kinerja karyawan (Y) sebesar 0,450.
b1 = 0,267 menunjukkan bahwa variabel metode pelatihan (X1) berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain jika kepuasan terhadap metode
pelatihan ditingkatkan 1 satuan maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar
0,267 satuan skala.
b2 = 0,154 menunjukkan bahwa variabel isi pelatihan (X2) berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain jika kepuasan terhadap isi pelatihan
ditingkatkan sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar
0,154 satuan skala.

4.8.2 Analisis korelasi


Tabel 11
Model Summary

Mode R R Adjusted R Std.Error of


Square Square the
1 Estimate
1 ,819a ,670 ,649 ,20496
a. Predictors: (Constant), X1,X2

Hasil analisis pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada


Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan seperti yang dapat dilihat pada tabel
4.11 diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) = 0,819. Hal ini berarti
pelatihan sangat berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan karena nilai R=
0,819 mendekati 1.

4.8.3 Koefisien Determinasi


Tabel 4.11 ini juga memperlihatkan nilai koefisien determinasi (Resquare)
yang digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh vaariabel independen (X1,X2)
tehadap variabel dependen (Y) sebesar 0,670.
Hal ini berarti bahwa faktor-faktor pelatihan dapat menjelaskan 67% dari
perubahan kinerja karyawan dan sisan nya yaitu sebesar 33% dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang tidak diteiti.

4.8.4 Uji F dan Uji t


- Uji F
Tabel 12
ANOVAb
Sum of Df Mean F Sig
Model Squares Square
1 Regression 3,929 3 1,310 31,180 ,000a
Residual 1,932 46 0,42
Total 5,862 49
a. Predictors: (Constant), X1,X2
b. Dependent Variabael : Y

Sumber : Data diolah SPSS 19,2013


Tabel 4.12 tersebut menunjukkan hasil dari uji-f yang menghasilkan F hitung =
31,180 lebih besar dari F tabel = 2,772. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
variabel-variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja
nkaryawan pada Dinas Perkebunan Provinsin Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil uji
F, maka hipotesis dalam penelitian ini yang manduga bahwasannya pelatihan karyawan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada Dinad
Perkebunan Provinsin sumatera Selatan telah terbukti dan dapat diterima.
- Uji-t
Untuk uji signifikansi pengaruh pelatihan terhaadap produktivitas kerja karyawan
digunakan uji-t (uji student) atau uji parsial dan uji f (uji fhiser) atau uji simultan.
Digunakan untuk menguji tingkat signifikan varabael X terhadap Y.
Jika 1 hitung < t abel, maka varibel X tidak mempunyai keeratan hubungan yang
signifikan dengan variabel Y.

Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat dilihat hasil perhitungan sebagai berikut :
 Hasil perhitungan untuk metode pelatihan (X1) yang menghasilkan t hitung =
4,732 lebih besar dari nilai t tabel = 1,628
 Hasil perhitungan isi pelatihan (X2) yang menghasilkan t hitung = 2,188 lebih
besar dari nilai t tabel =1,628.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pelatihan


terhadap produktivitas kerja karyawan pada Dinas perkebunan Provinsi Sumatera
selatan dan yang paling pengaruhnya adalah metode pelatihan. Berdasarkan hasil uji
t, maka hipotesis dalam peneltian ini yang menduga bahawasannya metode pelatihan
(X1) karyawan berpengaruh paling dominan terhadap produktivitas tenaga kerja
pada Dinas perkebunan Provinsi Sumatera selatan telah terbukti dan dapat
diterima.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Prestasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan dan sudah terlaksanakan dengan
baik. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan benar-benar mengaplikasikan
metode-metode pelatihan sesuai dengan konsep yang telah disepakati karyawan yang
mengikuti pelatihan dapat menangkap dan memaahami materi yang diberikan,
sehingga skill and Knowledge para karyawan mengalami peningkatan.
2. Pelaksanaan prestasi kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas
kerja karyawan. Hal ini membuktikan bahwa prestasi kerja karyawan sangat
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam hal ini karyawan telah
memahami yang menjadi pekerjaan dan tugas merek sehingga dalam pelaksanaannya
dapat sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pelatihan terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan, maka saran dari penulis yang dianggap perlu kepada
perusahaan, yaitu :
1. Disarankan kepada perusahaan untuk tetap mengadakan pelatihan yang berkualitas
agar produktivitas kerja karyawan dalam melaksnakan pekerjaan hasilnya akan
lebih memuaskan pula. Hal ini harus didukung dengan metode pelatihan yang tepat,
isi pelatihan yang relevan dengan praktek pekerjaan karyawan tersebut, serta
didukung kemampuan instruktur pelatihan yang profesional dan berkompeten
dalam pelaksanaan pelatihan tersebut.
2. Bagi peneliti sebelumnya mengingat masih ada faktor lain yang berpengaruh
terhadap produktivitaas kerja karyawan sebesar 35%, maka hal itu dapat dijadikan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar lebih diketahui tentang faktor-
faktor penting yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2003. MSDM, Jilid I. Jakarta : PT. Indeks.
___________. 2006. MSDM, Jilid II. Jakarta : PT. Indeks.
Edwin B. Flippo, 2002. Manajemen Personalia, edisi ke enam, Erlangga :Jakarta.
Hasibuan, Melayu Sp. 2003. Organisasi dan motivasi ; dasar peningkatan
Hasibuan, Malayu Sp. 2005. Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan Ke Tujuh. Jakarta :
Bumi Aksara.
Herjanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta : PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu 2005. Evaluasi kinerja SDM, Bandung. Refika Aditama.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung :
Refika Aditama.
Mangkuprawira, Syafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi.Jakarta Ghalia
Indonesia.
Produktivitas. Cetakan ke empat. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai