Anda di halaman 1dari 14

Bab IX

Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau
untuk membiayai kegiatan tertentu.

Manfaat system biaya standar


Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

Prosedur penentuan biaya standar


- Biaya bahan baku standar
Biaya bahan baku standar terdiri dari :
1. masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran
fisik tertentu (kuantitas standar)
2. harga persatuan masukan fisik tersebut (harga standar)
penentuan kuantitas standar :
1. penyelidikan teknis
2. analisis catatan masa lalu :
a. menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
Harga standar berupa :
1. harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang,
biasanya untuk jangka waktu setahun.
2. harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
3. harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka
panjang.
- Biaya Tenaga Kerja Standar
Terdiri dari jam tenaga kerja standard dan tariff upah standar
Syarat berlakunya jam tenaga kerja standar :
a. tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga
dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang
minimum.
b. Pengembangan staf perencanaan produksi
c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia
pada saat produksi
d. Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi dan
latihan yang cukup bagi karyawan
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan :
a. menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu
b. membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang
diharapkan
c. mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan
d. mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman
dan pengetahuan operasi produksi dan produk
tariff upah standar ditentukan atas dasar :
a. perjanjian dengan organisasi karyawan
b. data upah masa lalu
c. penghitungan tariff upah dalam keadaan operasi normal
- Biaya Over Head Pabrik Standar
Dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normalnya.
Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih
(variance). Analisis selisih dibedakan menjadi :
1. analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
2. analisis selisih BOP
Analisis selisih biaya produksi langsung
- Model satu selisih (the one way model)
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
St : Selisih Total HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar
HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Standar
Contoh :
PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar
perunit produk ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku
sesungguhnya untuk memproduksi dalam bulan Januari 19x1 adalah
sebanyak 90.000 kg @ Rp 550.
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
St = (500 x 100.000) – (550 x 90.000) = 5.000.000 – 4.950.000 = 50.000 (L)
- Model dua selisih (the two way model)
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HSt
SH : Selisih Harga SK : Selisih Kuantitas / Efisiensi
HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar
HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Sesungguhnya
Contoh :
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (HSt – HS) x KS
: (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (KSt – KS) x HSt
: 100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)
- Model tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini ada 3 kemungkinan
1. harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil
dari harga dan kuantitas sesungguhnya
2. harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas
standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya
3. harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas
standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya
1. harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnya
SH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HSt
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)
Contoh :
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 90.000 Kg 100.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)
SHK : (500 – 550) x (90.000 – 100.000) : 500.000 (R)

2. harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnya


SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HS
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500
SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)
SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)
SHK : (550 – 500) x (100.000 – 90.000) = 500.000 (L)
3. harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi
SH : (HSt – HS) x KS
SK : (KSt – KS) x HSt
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550
SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)
SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 500.000 (L)

4. harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendah


SH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HS
Kuantitas Harga per Kg
Standar SS Standar SS
BBB 90.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500
SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)
SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)
Contoh
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut
standar :
Biaya bahan baku 5 Kg @ Rp. 1.000 Rp. 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500 Rp. 10.000
Biaya Overhead Pabrik :
Variable 20 jam @ Rp. 400 8.000
Tetap 20 jam @ Rp. 300 6.000
Total Rp. 29.000
Jam kerja kuantitas standar 5000 jam
Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19x1 adalah :
1. biaya bahan baku yang dibeli adalah 1500 Kg @ Rp. 1.100
2. jumlah produksi yang diproduksi dan selesai diproses dalam
bulan Januari 19x1 adalah 250 satuan dengan biaya produksi
sesungguhnya sbb :
a. biaya bahan baku 1.050 Kg @ Rp. 1.100 : 1.155.000
b. biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp. 475 : 2.422.500
c. BOP : 3.650.000
Biaya Bahan Baku
1. Model satu selisih
Selisih biaya bahan baku
(HSt x KSt) – (HS x KS)
(1.000 x 1.250) – (1.100 x 1.050) : 95.000 (L)
2. Model dua selisih
Selisih harga biaya bahan baku
(HSt – HS) x KS
(1.000 – 1.100) x 1050 : 105.000 (R)
Selisih kuantitas biaya bahan baku
(KSt – KS) x HSt
(1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L) -
Total selisih biaya bahan baku : 95.000 (L)
3. Model tiga selisih
Selisih harga biaya bahan baku
(HSt – HS) x KS
(1.000 – 1.100) x 1.050 : 105.000 (R)
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt – KS ) x HSt
(1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L)
Selisih harga/kuantitas : 0

Biaya tenaga kerja


1. Model satu selisih
Selisih biaya tenaga kerja
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
(500 x 5000) – (475 x 5100) : 77.500 (L)
2. Model dua selisih
Selisih tariff upah
(TUSt x TUS) x JKS
(500 – 475) x 5100 : 127.500 (L)
Selisih efisiensi upah
(JKSt – JKS) x TUSt
(5000 – 5100) x 500 : 50.000 (R) -
Total selisih BTKL : 77.500 (L)
3. Model tiga selisih
Selisih tariff upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(500 – 475) x 5000 : 125.000 (L)
Selisih efisiensi upah
(JKSt – JKS) TUS
(5000 – 5100) x 475 : 47.500 (R)
Selisih harga/efisiensi upah
(JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
(5000 – 5100) x (500 – 475) : 0
Total selisih BTKL : 77.500 (L)

Selisih Biaya Overhead Pabrik


1. model satu selisih
BOP ss : 3.650.000
BOP dibebankan : 3.500.000 -
(250x20jamxRp700)
Selisih total BOP : 150.000 (R)
2. model dua selisih
selisih terkendalikan (controllable variance)
BOP ss : 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 -
(5200 x Rp. 300)
BOP ss : 2.090.000 -
BOP variable pada jam standar : 2.000.000
(5000 x Rp 400)
Selisih terkendalikan : 90.000 (R)
Selisih volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal : 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar : 5.000 jam
Selisih volume : 200 jam
Tariff BOP tetap 300/ jam
Selisih volume : 60.000 (R)
3. model tiga selisih
selisih pengeluaran (spending variance)
BOP ss : 3.650.000
BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 -
(5200 x 300)
BOP variable ss : 2.090.000
BOP variable dianggarkan pada jam
Sesunguhnya : 5.100 x 400 : 2.040.000 -
Selisih pengeluaran : 50.000 (R)
Selisih kapasitas (idle capacity variance)
Kapasitas normal : 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya : 5.100 jam
Kapasitas tidak terpakai : 100 jam
Tariff BOP tetap : Rp. 300 perjam
Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi
Jam standar : 5000 jam
Jam sesungguhnya : 5100 jam
Selisih efisiensi : 100 jam
Tariff BOP : Rp. 700
Selisih efisiensi : Rp. 70.000 (R)
4. model empat selisih
Selisih pengeluaran : Rp. 50.000 (R)
Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)
Selisih efisiensi dipecah menjadi
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400 : Rp. 40.000 (R)
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300 : Rp. 30.000 (R)
Total selisih BOP : Rp. 150.000 (R)
Akuntansi Biaya Standar
1. Pencatatan Biaya Bahan Baku
BDP – BBB 1.155.000
Pers Bhn Baku 1.155.00
(Pemakaian Bhn Baku ss 1.050 x 1.000)
2. Pencatatan BTKL
BDP – BTKL 2.422.500
Gaji dan upah 2.422.500
(Pembebanan BTK ss 5.100 x 475)
3. Pencatatan BOP
BOP ss 3.650.000
Berbagai rekening dikredit 3.650.000
(BOP ss yang terjadi)
BDP – BOP 3.650.000
BOP ss 3.650.000
(Pembebanan BOP ss ke rekening BDP)
4. Pencatatan HPProduk Jadi
Persediaan Produk Jadi 7.250.000
BDP BBB 1.250.000
BDP BTK 2.500.000
BDP BOP 3.500.000
(BBB : 5.000 x 250)
(BTK : 10.000 x 250)
(BOP : 14.000 x 250)
5. Pencatatan Harga Pokok Produk dlm Proses
Persediaan Produk dlm Proses xxx
BDP BBB xxx
BDP BTK xxx
BDP BOP xxx
6. Pencatatan Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
(kuantitas produk yang dijual selama periode akuntansi dengan biaya standar
persatuan)

7. Pencatatan Selisih antara Biaya Sesungguhnya dengan biaya


standar
a. selisih BBB
Selisih Harga Bahan Baku 105.000
BDP BBB 95.000
Selisih Kuantitas Bahan Baku 200.000
b. Selisih BTKL
Selisih efisiensi upah 50.000
BDP – BTKL 77.500
Selisih tariff upah 127.500
(model dua selisih)
Selisih efisiensi upah 47.500
BDP – BTKL 77.500
Selisih tariff upah 125.000
(model tiga selisih)
c. Selisih BOP
Selisih terkendalikan 90.000
Selisih volume 60.000
BDP – BOP 150.000
(pencatatan selisih BOP model 2 selisih)
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
Selisih efisiensi 70.000
BDP – BOP 150.000
(Pencatatan selisih BOP dengan model 3 selisih)
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
Selisih efisiensi variable 40.000
Selisih efisiensi tetap 30.000
BDP – BOP 150.000
(Pencatan selisih BOP dengan model 4 selisih)

Anda mungkin juga menyukai