Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Muria dan kubah Patiayam. Gunungapi Genuk merupakan salah satu fenomena volkanisme yang
keberadaannya terisolir dan menempati di bagian kaki terluar Gunungapi Muria yang
bersentuhan langsung dengan Laut Jawa. Berdasarkan beberapa peneliti sebelumnya Gunungapi
Genuk masuk kedalam komplek muria yang pada awalnya terletak sendiri dan terpisah dari
rangkaian gunungapi di Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1970). Pada penelitian sejarah perubahan
lingkungan, serta penghunian fauna dan manusia dalam rentang waktu sekurang-kurangnya 1.2
hingga 0.8 juta tahun yang lalu di Patiayam (Zaim, 1989, 1990) dan Perkembangan Muria pada
abad 8 sampai abad 15 (Rajiyowiryono dan Sutawidjaja, 2010), proses penyatuan tersebut
dikarenakan adanya proses sedimentasi sehingga mengalami pendangkalan di Selat Muria yang
komplek muria yang terdiri dari G. Muria dan G. Genuk termasuk kedalam gunungapi yang tidak
aktif. Gunungapi Genuk mengalami dua fase periode yang besar yaitu fase pembangunan Genuk
Tua dan Genuk Muda (NewJec, 1996). Berdasarkan NTT (2000) dalam publikasi (….)
Gunungapi Genuk kemungkinan memiliki sistem kaldera seperti yang ditunjukan oleh kehadiran
endapan klastika gunungapi yang kaya dengan pumis dan kubah lava yang menyebar di kaki
Gunungapi Genuk. Kemudian menurut (…), bentang alam kerucut Gunungapi Genuk yang
terlihat sekarang adalah merupakan Gunungapi Genuk muda, sedangkan Gunungapi Genuk Tua
telah hancur dan mengalami proses eksogenik yang menyisakan sedikit lereng timur yang
disebut G. tempur. Proses tersebut dibuktikan dengan ditemukannya material piroklastik dalam
Sejarah vulkanisme gunungapi Genuk, berdasarkan hasil analisis pentarikan umur dari 74
data radiometri NTT (2000) dan menurut McBirney dkk. (2003) dalam publikasi Bronto dan
Mulyaningsih (2007), bahwa aktivitas vulkanisme di Semenanjung Muria dibagi menjadi lima
periode, yaitu: (1) Genuk Tua, (2) Muria Tua, (3) Muria Menengah, (4) Genuk Muda, dan (5)
Muria Muda. Aktivitas Gunungapi Genuk Tua dimulai dengan letusan di lingkungan laut
dangkal pada sekitar 2 Ma dan menerus hingga 1.65 Ma. Sementara Muria Tua mulai aktif pada
0.84 Ma dan berakhir pada beberapa puluh ribu tahun pada awal 0.8 Ma. Kemudian Gunung Api
Genuk Muda mengalami aktivitas mulai 0.8 Ma hingga 0.49 Ma sedangkan Muria Tengah dan
berdasarkan komposisi kimianya, P. Bawean, G. Muria, dan G. Genuk yang terletak pada lembah
Muria (Muria Through), berada pada kisaran yang sama pada umur yang sama yaitu (1.1 Ma -
0.41 Ma). Posisinya terletak jauh dari jalur subduksi yang sekarang (recent subduction)
menunjukan genesa dari seri magma leusitik. Selanjutnya berdasarkan kandungan K2O dan
Na2O yang tinggi dan cenderung terjadi penurunan kandungan Si2O yang sejalan dengan
kenaikan kandungan K2O dan Na2O, serta kecenderungan kandungan K2O > Na2O yaitu
Keberadaan posisi Gunungapi Genuk yang terisolir dan sejarah pembentukan yang
dimulai dari pembangunan dan penghancuran dari gunungapi genuk, serta kandungan
berdasarkan komposisi kimia yang berbeda dari vulkanik bagian selatan, menjadikan gunungapi
genuk bahan perbincangan dan perdebatan bagi para peneliti sebelumnya. Berdasarkan hal
petrogenesa di daerah gunungapi Genuk dan sekitarnya, untuk mengetahui proses magmatisme
Maksud dari Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana
Strata Satu (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
(STTMI) Bandung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama perkuliahan dengan menyusun dan membuat peta geologi gunungapi, peta sebaran
singkapan, peta profil singkapan dan peta geomorfologi, serta dapat memahami dan mempelajari
tatanan geologi meliputi geomorfologi, struktur geologi, vulkanostratigrafi, sejarah geologi serta
Pencapaian tujuan-tujuan di atas didasarkan pada analisis dari data unsur-unsur geologi
yang diperoleh secara langsung dari pengamatan lapangan disertai dengan pengamatan tidak
langsung dengan menggunakan peta topografi, citra Shuttle Radar Topography Mission (SRTM),
analisa laboratorium berupa petrografi yang dilakukan di lab STTMI Bandung, data geokimia
yang dianalisa mengunakan Automatic X-Ray Fluorescense (XRF) di Pusat Survey Geologi
Secara administratif lokasi penelitian lokasi penelitian berada di G. Genuk yaitu sebelah
utara G. Muria, perbatasan antara Kecamatan Keling dan Dukuh Seti, Kabupaten Jepara,
Provinsi Jawa Tengah. (Gambar 1.1). Secara geografis daerah peneilitian berada pada 110º 51ʹ
26ʹʹ – 110º 56ʹ 52ʹʹ LS dan - 6 º 26ʹ 7.8ʹʹ – 6 º 31ʹ 32ʹʹ BT, dengam luas daerah penelitian 10 km2.
Lokasi penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat dengan jarak
tempuh Bandung - Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara ± 535 km, dengan waktu tempuh ±
10.30 jam.
Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan (Tabel 1.1), mulai dari bulan …. hingga
bulan …. 2019.
…. … …. … …. …
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perizinan
Persiapan
Studi Pustaka * * *
Lapangan
Laboratorium * * *
Penulisan
Skripsi
Kolokium
Perbaikan
* * * *
Skripsi
Sidang
Skripsi
* = Bimbingan
Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh tinjauan masalah geologi dan aktivitas
magmatisme. Permasalahan umum pada daerah penelitian dibatasi pada 4 hal utama, yaitu:
1. Geomorfologi,
2. Volkanostratigrafi,
3. Struktur Geologi,
4. Magmatisme.
1.6 Metode dan Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan data lapangan dengan
pemetaan geologi, analisis laboratorium, dan interpretasi satuan batuan (Gambar 1.2).
Peta Lintasan
Peta Geomorfologi
Laporan
Peta Geologi
Penulisan Laporan
A. Penentuan judul dan lokasi penelitian yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
C. Pembuatan surat ijin penelitian ke instansi Balai Konservasi Sumber Daya Alam
D. Pembuatan surat ijin ke instani Kecamatan Keling, kabupaten Jepara, Provinsi Jawa
Tengah.
E. Pembuatan surat ijin ke instani Desa Blingoh Kecamatan Keling, kabupaten Jepara,
a. Palu geologi,
b. Kompas Geologi,
c. Lup,
d. Komparator batuan,
e. Buku lapangan,
g. Plastik sampel,
h. Kamera,
i. Alat tulis,
j. Tas ransel.
k. HCL.
1.6.2 Tahap studi pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa laporan dan Peta Geologi Gunungapi
Genuk berdasarkan data geologi regional Lembar Kudus skala 1 : 25.000 (Suwarti dan Wikarno,
1992) terbitan PVMBG serta literatur lainnya yang berhubungan dengan daerah penelitian.
Analisa peta topografi, Digital Elevation Model (DEM, 2016), dan Shuttle Radar
Topography Mission (SRTM, 1984 – 2017) yang menghasilkan interpretasi batas satuan batuan
dan satuan geomorfologi. Hasil analisis awal tersebut berguna untuk menentukan rencana
lintasan.
elemen struktur geologi, serta pengambilan sampel batuan yang akan dianalisis di
laboratorium.
C. Dokumentasi foto yang meliputi foto singkapan, foto geomorfologi, dan foto yang
Pada tahap ini dilakukan analisis lanjut yang berupa hasil dari kegiatan penelitian
lapangan, dibantu diskusi antara penulis dengan pembimbing. Pada tahap ini dilakukan beberapa
B. Tahap analisa petrogafi dilakukan untk mengetahui komposisi mineral batuan sehingga
C. Tahap analisa geokimia batuan dengan berupa data sekunder yang berasal dari beberapa
D. Tahap analisa geofisika dengan berupa data sekunder yang berasal dari beberapa
H. Tahap pembuatan peta lintasan, peta profil singkapan, peta geologi, penampang geologi
Sistematika pembahasan tugas akhir ini dibagi menjadi enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
A. Bab I, Pendahuluan - terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi dan waktu
B. Bab II, Geologi Umum - membahas tentang geologi umum yang berisi tentang
C. Bab III, Geologi Daerah Penelitian - membahas tentang geologi daerah penelitian yang
berdasarkan pengamatan mineral batuan secara mikroskopik dan analisis data geokimia
batuan.
E. Bab V, Sejarah Geologi - berisi tentang gambaran urutan sejarah geologi daerah
penelitian.
F. Bab VI, Kesimpulan - berisi kesimpulan dari pembahasan keseluruhan laporan ini.