Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gunungapi Genuk berada dicakupan kelompok Semenanjung Muria bersama Gunungapi

Muria dan kubah Patiayam. Gunungapi Genuk merupakan salah satu fenomena volkanisme yang

keberadaannya terisolir dan menempati di bagian kaki terluar Gunungapi Muria yang

bersentuhan langsung dengan Laut Jawa. Berdasarkan beberapa peneliti sebelumnya Gunungapi

Genuk masuk kedalam komplek muria yang pada awalnya terletak sendiri dan terpisah dari

rangkaian gunungapi di Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1970). Pada penelitian sejarah perubahan

lingkungan, serta penghunian fauna dan manusia dalam rentang waktu sekurang-kurangnya 1.2

hingga 0.8 juta tahun yang lalu di Patiayam (Zaim, 1989, 1990) dan Perkembangan Muria pada

abad 8 sampai abad 15 (Rajiyowiryono dan Sutawidjaja, 2010), proses penyatuan tersebut

dikarenakan adanya proses sedimentasi sehingga mengalami pendangkalan di Selat Muria yang

sekarang menyisakan endapan aluvial.

Menurut klasifikasi Direktorat Vulkanologi (Van Padang, 1951; Kusumadinata, 1979)

komplek muria yang terdiri dari G. Muria dan G. Genuk termasuk kedalam gunungapi yang tidak

aktif. Gunungapi Genuk mengalami dua fase periode yang besar yaitu fase pembangunan Genuk

Tua dan Genuk Muda (NewJec, 1996). Berdasarkan NTT (2000) dalam publikasi (….)

Gunungapi Genuk kemungkinan memiliki sistem kaldera seperti yang ditunjukan oleh kehadiran

endapan klastika gunungapi yang kaya dengan pumis dan kubah lava yang menyebar di kaki

Gunungapi Genuk. Kemudian menurut (…), bentang alam kerucut Gunungapi Genuk yang

terlihat sekarang adalah merupakan Gunungapi Genuk muda, sedangkan Gunungapi Genuk Tua
telah hancur dan mengalami proses eksogenik yang menyisakan sedikit lereng timur yang

disebut G. tempur. Proses tersebut dibuktikan dengan ditemukannya material piroklastik dalam

volume yang besar, berupa tuf, lapilli dan breksi batuapung.

Sejarah vulkanisme gunungapi Genuk, berdasarkan hasil analisis pentarikan umur dari 74

data radiometri NTT (2000) dan menurut McBirney dkk. (2003) dalam publikasi Bronto dan

Mulyaningsih (2007), bahwa aktivitas vulkanisme di Semenanjung Muria dibagi menjadi lima

periode, yaitu: (1) Genuk Tua, (2) Muria Tua, (3) Muria Menengah, (4) Genuk Muda, dan (5)

Muria Muda. Aktivitas Gunungapi Genuk Tua dimulai dengan letusan di lingkungan laut

dangkal pada sekitar 2 Ma dan menerus hingga 1.65 Ma. Sementara Muria Tua mulai aktif pada

0.84 Ma dan berakhir pada beberapa puluh ribu tahun pada awal 0.8 Ma. Kemudian Gunung Api

Genuk Muda mengalami aktivitas mulai 0.8 Ma hingga 0.49 Ma sedangkan Muria Tengah dan

Muda meningkat aktivitasnya hingga 0.32 Ma.

Bellon et al. (1989); Soeria-Atmadja et al. (1994), sepakat berpendapat bahwa

berdasarkan komposisi kimianya, P. Bawean, G. Muria, dan G. Genuk yang terletak pada lembah

Muria (Muria Through), berada pada kisaran yang sama pada umur yang sama yaitu (1.1 Ma -

0.41 Ma). Posisinya terletak jauh dari jalur subduksi yang sekarang (recent subduction)

menunjukan genesa dari seri magma leusitik. Selanjutnya berdasarkan kandungan K2O dan

Na2O yang tinggi dan cenderung terjadi penurunan kandungan Si2O yang sejalan dengan

kenaikan kandungan K2O dan Na2O, serta kecenderungan kandungan K2O > Na2O yaitu

dengan kandungan K2O antara 4 - 8 % termasuk kedalam seri ultrapotasik.

Keberadaan posisi Gunungapi Genuk yang terisolir dan sejarah pembentukan yang

dimulai dari pembangunan dan penghancuran dari gunungapi genuk, serta kandungan

berdasarkan komposisi kimia yang berbeda dari vulkanik bagian selatan, menjadikan gunungapi
genuk bahan perbincangan dan perdebatan bagi para peneliti sebelumnya. Berdasarkan hal

tersebut penulis mencoba melakukan penelitian geologi mencakup vulkanostratigrafi dan

petrogenesa di daerah gunungapi Genuk dan sekitarnya, untuk mengetahui proses magmatisme

yang berlangsung selama pembentukannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana

Strata Satu (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia

(STTMI) Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat

selama perkuliahan dengan menyusun dan membuat peta geologi gunungapi, peta sebaran

singkapan, peta profil singkapan dan peta geomorfologi, serta dapat memahami dan mempelajari

tatanan geologi meliputi geomorfologi, struktur geologi, vulkanostratigrafi, sejarah geologi serta

mengetahui proses magmatisme di daerah penelitian.

Pencapaian tujuan-tujuan di atas didasarkan pada analisis dari data unsur-unsur geologi

yang diperoleh secara langsung dari pengamatan lapangan disertai dengan pengamatan tidak

langsung dengan menggunakan peta topografi, citra Shuttle Radar Topography Mission (SRTM),

analisa laboratorium berupa petrografi yang dilakukan di lab STTMI Bandung, data geokimia

yang dianalisa mengunakan Automatic X-Ray Fluorescense (XRF) di Pusat Survey Geologi

(PSG) dan studi pustaka berdasarkan peneliti sebelumnya.

1.3 Lokasi Penelitian

Secara administratif lokasi penelitian lokasi penelitian berada di G. Genuk yaitu sebelah

utara G. Muria, perbatasan antara Kecamatan Keling dan Dukuh Seti, Kabupaten Jepara,
Provinsi Jawa Tengah. (Gambar 1.1). Secara geografis daerah peneilitian berada pada 110º 51ʹ

26ʹʹ – 110º 56ʹ 52ʹʹ LS dan - 6 º 26ʹ 7.8ʹʹ – 6 º 31ʹ 32ʹʹ BT, dengam luas daerah penelitian 10 km2.

Lokasi penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat dengan jarak

tempuh Bandung - Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara ± 535 km, dengan waktu tempuh ±

10.30 jam.

Gambar 1.1. Lokasi daerah penelitian.


1.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan (Tabel 1.1), mulai dari bulan …. hingga

bulan …. 2019.

Tabel 1.1. Rencana Jadwal penelitian.

…. … …. … …. …
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perizinan
Persiapan
Studi Pustaka * * *
Lapangan
Laboratorium * * *
Penulisan
Skripsi
Kolokium
Perbaikan
* * * *
Skripsi
Sidang
Skripsi

* = Bimbingan

1.5 Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh tinjauan masalah geologi dan aktivitas

magmatisme. Permasalahan umum pada daerah penelitian dibatasi pada 4 hal utama, yaitu:

1. Geomorfologi,

2. Volkanostratigrafi,

3. Struktur Geologi,

4. Magmatisme.
1.6 Metode dan Tahapan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan data lapangan dengan

pemetaan geologi, analisis laboratorium, dan interpretasi satuan batuan (Gambar 1.2).

 Penentuan Lokasi Penelitian

Tahap Persiapan  Pembuatan Proposal


 Perizinan
 Persiapan Peralatan Lapangan

 Studi Literatur Geologi umum


Studi Pustaka  Analisis data Topografi
 Analisis data DEM dan SRTM

Pengamatan Geomorfologi
 Bentang Alam dan Foto Morfologi
 Pola Aliran Sungai
 Pembagian Satuan Geomorfologi
Tahap Penelitian
Lapangan Pengamatan Singkapan
 Deskripsi Megaskopis setiap litologi
 Pencatatan Lokasi, Waktu, Koordinat
 Pengambilan Sampel dan
Dokumentasi
Tahap Pengolahan Data
dan Analisis  Analisis Petrografi
Laboratorium  Analisis Geokimia

 Peta Lintasan
 Peta Geomorfologi
Laporan
 Peta Geologi
 Penulisan Laporan

Gambar 1.2. Bagan alir penelitian.


1.6.1 Tahap persiapan

Tahap persiapan terbagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu:

A. Penentuan judul dan lokasi penelitian yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

B. Penyusunan Proposal Penelitian.

C. Pembuatan surat ijin penelitian ke instansi Balai Konservasi Sumber Daya Alam

(BKSDA), Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

D. Pembuatan surat ijin ke instani Kecamatan Keling, kabupaten Jepara, Provinsi Jawa

Tengah.

E. Pembuatan surat ijin ke instani Desa Blingoh Kecamatan Keling, kabupaten Jepara,

Provinsi Jawa Tengah.

F. Penyiapan peralatan lapangan terdiri dari:

a. Palu geologi,

b. Kompas Geologi,

c. Lup,

d. Komparator batuan,

e. Buku lapangan,

f. Global Positioning System (GPS),

g. Plastik sampel,

h. Kamera,

i. Alat tulis,

j. Tas ransel.

k. HCL.
1.6.2 Tahap studi pustaka

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa laporan dan Peta Geologi Gunungapi

Genuk berdasarkan data geologi regional Lembar Kudus skala 1 : 25.000 (Suwarti dan Wikarno,

1992) terbitan PVMBG serta literatur lainnya yang berhubungan dengan daerah penelitian.

Analisa peta topografi, Digital Elevation Model (DEM, 2016), dan Shuttle Radar

Topography Mission (SRTM, 1984 – 2017) yang menghasilkan interpretasi batas satuan batuan

dan satuan geomorfologi. Hasil analisis awal tersebut berguna untuk menentukan rencana

lintasan.

1.6.3 Tahap penelitian lapangan

Tahapan penelitian lapangan dilakukan dengan melakukan pengambilan data langsung di

lapangan, terdiri dari:

A. Observasi geomorfologi meliputi pengamatan geomorfologi secara luas, serta penentuan

satuan geomorfologi daerah penelitian.

B. Observasi singkapan meliputi penentuan lokasi, pengeplotan titik lokasi pengamatan,

deskripsi litologi, penentuan mekanisme pembentukan batuan vulkanik, pengukuran

elemen struktur geologi, serta pengambilan sampel batuan yang akan dianalisis di

laboratorium.

C. Dokumentasi foto yang meliputi foto singkapan, foto geomorfologi, dan foto yang

berhubungan dengan geologi daerah penelitian.

1.6.4 Tahap analisis dan pengolahan data

Pada tahap ini dilakukan analisis lanjut yang berupa hasil dari kegiatan penelitian

lapangan, dibantu diskusi antara penulis dengan pembimbing. Pada tahap ini dilakukan beberapa

tahapan terdiri dari:


A. Tahap analisa data di laboratorium.

B. Tahap analisa petrogafi dilakukan untk mengetahui komposisi mineral batuan sehingga

diketahui nama batuan. Analisa ini dilakukan di laboratorium STTMI.

C. Tahap analisa geokimia batuan dengan berupa data sekunder yang berasal dari beberapa

publikasi yang berkaitan dengan geokimia G. Genuk.

D. Tahap analisa geofisika dengan berupa data sekunder yang berasal dari beberapa

publikasi yang berkaitan dengan geofisika G. Genuk.

E. Tahap pengolahan data di studio.

F. Tahap pengeplotan data lapangan.

G. Tahap pengelompokan penyebaran singkapan batuan berdasarkan litologi yang sama.

H. Tahap pembuatan peta lintasan, peta profil singkapan, peta geologi, penampang geologi

dan peta geomorfologi.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan tugas akhir ini dibagi menjadi enam bab dengan sistematika

sebagai berikut:

A. Bab I, Pendahuluan - terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi dan waktu

penelitian, ruang lingkup masalah, tahapan penelitian, dan sistematika penulisan.

B. Bab II, Geologi Umum - membahas tentang geologi umum yang berisi tentang

stratigrafi, geomorfologi dan struktur geologi yang ada di daerah penelitian.

C. Bab III, Geologi Daerah Penelitian - membahas tentang geologi daerah penelitian yang

berisi tentang geomorfologi, pengamatan lintasan geologi di lapangan, vulkanostratigrafi

dan struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian.


D. Bab IV, Petrogenesa - Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aktivitas magmatisme

berdasarkan pengamatan mineral batuan secara mikroskopik dan analisis data geokimia

batuan.

E. Bab V, Sejarah Geologi - berisi tentang gambaran urutan sejarah geologi daerah

penelitian.

F. Bab VI, Kesimpulan - berisi kesimpulan dari pembahasan keseluruhan laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai