Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MOTIVASI EXISTENCE, RELATIONSHIP, GROWTH (ERG)

TERHADAP PRESTASI KERJA


(Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa
Bagian Timur dan Bali II)

Shella Alvio Mayvita


Endang Siti Astuti
Ika Ruhana
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: vhiomayvita@yahoo.com

ABSTRACT

This research was conducted in order to determine and explain the existence needs, relationship needs, growth
needs and employee performance, and analyze the influence among variables simultaneously and partially.
This type of research is explanatory research with quantitative approach.Sampling technique used was
proportional random sampling technique, the research instruments are questionnaires and documentation.
Employee motivation based on the needs of existence, relationship needs, the growing needs of the employees
of PT. PLN (Persero) Main Unit of East Java and Bali Development II has been performing well. All three of
these variables showed a significant positive influence on employee performance simultaneously and partially.
Total population of permanent employees 68 people and a sample of 58 respondents.

Keyword: Existence Requirements, Relation Needs, Growth Needs, Job Performance of Employees.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kebutuhan eksistensi, kebutuhan
berhubungan, kebutuuhan pertumbuhan dan prestasi kerja karyawan, serta menganalisa pengaruh antar
variabel secara simultan maupun secara parsial. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research
dengan pendekatan kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik proportional random sampling,
dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan dokumentasi. Motivasi karyawan berdasarkan kebutuhan
eksistensi, kebutuhan berhubungan, kebutuhan pertumbuhan pada karyawan PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II telah terlaksana dengan baik. Ketiga variabel tersebut
menunjukan adanya pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan secara simultan dan
parsial. Jumlah Populasi karyawan tetap 68 orang dan sampel sebanyak 58 responden.

Kata Kunci : Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan Berhubungan, Kebutuhan Pertumbuhan, Prestasi


Kerja Karyawan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 168


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN eksitensi merupakan kebutuhan mendasar bagi
Perkembangan sektor ekonomi dan manusia yang berkaitan dengan kebutuhan
perdagangan, telah memacu perubahan struktur fisiologis, kebutuhan keamanan serta keselamatan.
ekonomi dan industri yang tentunya akan Karyawan membutuhkan kebutuhan eksistensi
berdampak terhadap perkembangan industri- contohnya untuk mendapatkan gaji, suasana kerja
industri di Indonesia. Organisasi harus mampu yang nyaman, fasilitas keamanan serta keselamatan
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, agar kerja. Terpenuhinya kebutuhan eksitensi tersebut
dapat terus tumbuh dan berkembang untuk akan dapat berdampak positif terhadap prestasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh kerja karyawan. Hal ini dikarenakan dengan
perusahaan. Untuk mencapai tujuan organisasi dan kontribusi yang karyawan berikan, karyawan juga
standar Sumber Daya Manusia (SDM) perlu memperoleh timbal balik melalui terpenuhinya
dipertimbangkan, baik dari kualitas maupun kebutuhan eksistensi tersebut.
kuantitas agar mampu bersaing di pasar nasional, Karyawan membutuhkan kebutuhan
regional, maupun internasional. SDM merupakan berhubungan karena setiap individu ingin untuk
salah satu asset utama bagi perusahaan untuk melakukan interaksi antar individu dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh organisasi. Begitu halnya dengan karyawan yang
laba maksimal dalam jangka panjang untuk ada di dalam perusahaan, mereka butuh untuk
menjamin keberlangsungan hidup perusahaan, oleh berinteraksi. Interaksi yang terjalin diharapkan
karena itu system pengelolaan sumber daya dapat membentuk suatu pertukaran informasi atau
manusia yang tepat dapat menjadi kunci ilmu pengetahuan di dalam organisasi. Hubungan
keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan yang terjalin secara baik akan lebih memudahkan
yang diinginkan. Tujuan perusahaan tersebut seseorang untuk mampu bekerja sama dan
tentunya dapat tercapai apabila prestasi kerja memperoleh informasi yang jelas terkait
karyawan dapat dimaksimalkan (Rivai, 2004:309). penyelesaian tugasnya sehingga kebutuhan
Prestasi kerja karyawan merupakan hal berhubunganyang terpenuhi akan berpengaruh
penting bagi perusahaan sehingga perusahaan perlu terhadap prestasi kerja karyawan.
memperhatikan hal-hal yang berdampak terhadap Terpenuhi kebutuhan pertumbuhan
prestasi kerja, seperti motivasi, opportunity, dan berkaitandengan prestasi kerja karyawan. Hal ini
kemampuan dari karyawan itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keinginan setiap individu
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Robbins untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
(2008 : 281) bahwa prestasi kerja merupakan serta adanya keinginan untuk memperoleh
fungsi interaksi antara antara motivasi atau penghargaan atas kontribusi yang diberikan. Dalam
motivation (M), kemampuan atau ability (A), dan rangka memenuhi kebutuhan pertumbuhan
kesempatan atau opportunity (O). Dirumuskan P= tersebut, perusahaan harus proaktif untuk
f (M x A x O), artinya prestasi kerja merupakan melakukan hal-hal yang relevan seperti
fungsi interaksi dari motivasi, kemampuan, dan memfasilitasi karyawan untuk melakukan
kesempatan yang saling mendukung dan berkaitan. pengembangan diri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk Terpenuhinya ketiga variabel kebutuhan
meningkatkan prestasi kerja adalah dengan tersebut, maka karyawan dapat mencapai prestasi
meningkatkan motivasi itu sendiri disamping kerja secara maksimal. Tanpa motivasi yang tinggi
faktor opportunity dan kemampuan. Motivasi dan prestasi kerja yang baik dari karyawan, maka
merupakan hal penting bagi karyawan maupun suatu perusahaan tidak akan pernah bias bersaing
bagi manajer untuk mendorong karyawan agar secara aktif dengan perusahaan dalam bidang yang
bekerja secara maksimal. Motivasi yang tercipta sama. Setiap karyawan akan memiliki motivasi
secara tepat juga akan mendorong karyawan untuk yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan karyawan
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan adalah individu yang juga memiliki kepentingan
tugasnya (Siagian, 1995:287). pribadi dan berbeda-beda. Sehingga pihak
Motivasi merupakan salah satu faktor yang manajemen harus memberikan motivasi yang tepat
dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. untuk mendorong karyawan agar bekerja secara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori maksimal. Namun perusahaan memiliki
motivasi ERG yang dikemukakan oleh Alderfer keterbatasan untuk memenuhi seluruh kebutuhan
meliputi kebutuhan eksistensi (existence), karyawannya, sehingga dengan mengetahui
kebutuhan berhubungan (relationship) dan kebutuhan yang paling penting bagi karyawan
kebutuhan pertumbuhan (growth). Kebutuhan maka perusahaan dapat menentukan prioritas
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 169
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pemenuhan kebutuhan bagi karyawannya yang PLN (Persero) UIP JBTB II (Unit Induk
berguna dalam upaya peningkatan prestasi kerja. Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II)
Bagi perusahaan, keberhasilan yang telah memiliki jumlah karyawan tetap sebanyak 68
dicapai oleh karyawan merupakan salah satu peran karyawan non teknis. Jumlah karyawan yang cukup
penting untuk mengembangkan perusahaan banyak tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
menjadi lebih baik untuk masa depan. Oleh karena pihak perusahaan untuk dapat memberdayakan
itu, prestasi kerja karyawan yang baik sangat karyawannya sehingga dapat tercipta prestasi kerja
dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Prestasi kerja yang baik. Berdasarkan uraian latar belakang
yang baik akan memberikan nilai plus bagi tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
perusahaan. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi Existence,
dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan Relationship, Growth (ERG) Terhadap Prestasi
tugas yang diberikan dapat dilakukan dengan Kerja (Studi pada Karyawan PT. PLN (Persero)
tanggung jawab yang besar dan dapat mencapai Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan
tujuan yang diinginkan secara maksimal. Bali II)”.
PT. PLN (Persero) UIP JBTB II (Unit Induk
Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II) 2. KAJIAN PUSTAKA
merupakan perusahaan yang memberikan jasa di Motivasi (Teori ERG Clayton P. Alderfer)
bidang pengoperasian, pemeliharaan, dan Teori ini adalah penyempurnaan dari teori
penyediaan listrik bagi kepentingan umum. kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
Sebagai perusahaan yang berperan aktif dalam Menurut Alderfer dalam Robbins (2001:171),
mendorong tersedianya tenaga listrik untuk mengemukakan ada tiga hirarki dalam kebutuhan
meningkatkan kualitas hidup, maka perusahaan inti yaitu eksistensi (existence), kekerabatan atau
perlu terus berupaya memberikan perlindungan berhubungan (relatedness), dan pertumbuhan
terhadap pelanggan dengan melaksanakan prioritas (growth). Adapun ketiga hirarki dalam kebutuhan
layanan kepada masyarakat. Prioritas layanan inti tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
tersebut harus dipegang teguh oleh perusahaan 1. Kebutuhan Eksistensi
bahkan ketika perusahaan sedang mengalami Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan
keterbatasan keuangan. Perusahaan selalu berusaha eksistensi merupakan pemberian persyaratan
untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan eksistensi materiil dasar, mencakup butir-butir
mulai dari kelas rumah tangga, usaha bisnis, yang oleh Maslow dianggap sebagai
industry dan umum. Peningkatan kualitas layanan kebutuhan keamanan serta keselamatan dan
yang dimaksud yaitu: kebutuhan fisiologis seperti gaji, kondisi kerja,
peralatan kerja atau kebutuhan mendasar
1. Peningkatan mutu produk berupa keandalan manusia untuk bertahan hidup dan sebagainya.
pasokan listrik, tegangan dan frekuensi listrik 2. Kebutuhan Berhubungan
sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan
kecukupan pasokan listrik. berhubungan merupakan hasrat yang kita
2. Peningkatan akurasi pencatatan meter miliki untuk memelihara hubungan antar
pemakaian listrik kWh, kVARh. pribadi yang bermanfaat. Hasrat sosial dan
3. Peningkatan mutu layanan dimana seluruh status menuntut interaksi dengan orang-orang
jajaran karyawan memperlakukan pelanggan lain agar dipuaskan, dan hasrat ini segaris
sebagai mitra bisnis. dengan kebutuhan sosial Maslow.
Peningkatan kualitas layanan tersebut akan 3. Kebutuhan Pertumbuhan
dapat dicapai apabila didukung dengan prestasi Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan
kerja karyawan yang baik. Oleh sebab itu, PT. PLN pertumbuhan. Kebutuhan pertumbuhan adalah
(Persero) UIP JBTB II (Unit Induk Pembangunan suatu hasrat instrinsik untuk perkembangan
Jawa Bagian Timur dan Bali II) menyadari bahwa pribadi, mencakup komponen instriksi dari
SDM turut berperan penting dalam peningkatan kategori penghargaan Maslow dan
kualitas mutu pelayanan perusahaan kepada karakteristik-karakteristik yang tercakup pada
pelanggan. PT. PLN (Persero) UIP JBTB II (Unit aktualisasi diri.
Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
II) berupaya untuk memotivasi karyawan sehingga eksistensi merupakan kebutuhan mendasar bagi
kualitas karyawan dapat memenuhi standar manusia yang berkaitan dengan kebutuhan
kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan. PT. fisiologis dan kebutuhan keamanan serta
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 170
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keselamatan.Kebutuhan berhubungan merupakan a) Hasil kerja
kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi Tingkat kuantitas maupun kualitas yang
antar satu individu dengan individu lainnya dalam telah dihasilkan dan sejauh mana
organisasi, dan yang terakhir kebutuhan pengawasan dilakukan.
pertumbuhan adalah keinginan setiap individu b) Pengetahuan pekerjaan
untuk memperoleh penghargaan serta dapat Tingkat pengetahuan yang terkait dengan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki. tugas pekerjaan yang akan berpengaruh
Penelitian ini menggunakan teori ERG sebagai langsung terhadap kuantitas dan kualitas
variabel yang akan diteliti yaitu kebutuhan dari hasil yang dikerjakan.
eksistensi (X1), kebutuhan berhubungan (X2), dan c) Inisiatif
kebutuhan pertumbuhan (X3). Tingkat inisiatif selama melaksanakan
Teori ini dipilih sebagai variabel penelitian, tugas pekerjaan khususnya dalam hal
karenasetiap karyawan membutuhan kebutuhan penanganan masalah-masalah yang timbul.
eksistensi seperti gaji , suasana kerja yang nyaman, d) Kecekatan mental
peralatan kerja dan keamanan serta keselamatan Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam
saat bekerja. Untuk berinteraksi antar individu menerima instruksi kerja dan menyesuaikan
dengan individu lainnya dibutuhkan kebutuhan dengan cara kerja serta situasi kerja yang
berhubungan. Karyawan juga membutuhkan ada.
kebutuhan pertumbuhan karena adanya keinginan e) Sikap
setiap individu untuk mengembangkan Tingkat semangat kerja serta sikap positif
kemampuan yang dimiliki serta adanya keinginan dalam melaksanakan tugas.
untuk memperoleh penghargaan atas kontribusinya f) Disiplin waktu dan absensi
sebagai karyawan berprestasi. Terpenuhinya ketiga Tingkat ketepatan waktu dan tingkat
kebutuhan tersebut maka dapat meningkatkan kehadiran.
prestasi kerja karyawan. Sedangkan menurut Dharma (2003:355),
terdapat tiga standar pengukuran prestasi kerja
Prestasi Kerja sebagai berikut :
Pengertian Prestasi Kerja 1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus
Menurut Rivai (2004:309), prestasi kerja diselesaikan atau dicapai. Pengukuran
adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. kuantitatif melibatkan perhitungan
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, keluaran dari proses atau pelaksanaa
seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah
dan tingkat kemampuan tertentu. Prestasi kerja keluaran yang dihasilkan.
karyawan sangatlah penting bagi perusahaan untuk 2) Kualitas, yaitu mutu yang harus
mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran
Perkembangkan suatu perusahaan ditunjukan kualitatif mencerminkan pengukuran
dengan hasil penilaian prestasi kerja. Menurut tingkat kepuasan, yaitu seberapa baik
Panggabean (2000:94) prestasi kerja adalah hasil penyelesaiannya. Hal ini berkaitan
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan dengan bentuk keluaran.
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan 3) Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya
atas ability (kecakapan, pengalaman) dan motivasi dengan waktu yang direncanakan.
(kesungguhan waktu). Menurut pendapat Pengukuran ketepatan waktu merupakan
Simanjuntak (2011:1) prestasi kerja sebagai jenis khusus dari pengukuran kuantitatif
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. yang menentukan ketepatan waktu
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penyelesaian suatu kegiatan.
maka dapat disimpulkan prestasi kerja adalah Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
pencapaian atas hasil kerja karyawan dalam bahwa tinggi rendahnya prestasi kerja setiap
melaksanakan tugas berdasarkan kemampuan dan individu karyawan dapat diukur melalui
motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental,
kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu
Pengukuran Prestasi Kerja dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Pengukuran prestasi kerja ada enam aspek
yang merupakan bidang prestasi kunci bagi
perusahaan (Sutrisno, 2009:167), yaitu :
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 171
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Faktor-faktor Prestasi Kerja Kemampuan fisik merupakan kemampuan yang
Menurut Mahmudi (2004:21) faktor-faktor diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang
yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan dapat menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
digolongkan dalam lima kelompok, yaitu: ketrampilan. Uji Intellegience Quotient (IQ),
1. Faktor individu, meliputi : misalnya dirancang untuk memastikan
Pengetahuan/pendidikan, ketrampilan kemampuan-kemampuan intelektual umum
(skill), kemampuan kepercayaan diri, seseorang.
motivasi, dan komitmen yang dimiliki c. Faktor Kesempatan (Opportunity)
oleh setiap individu. Menurut Robbins, meskipun seseorang
2. Faktor kepemimpinan, meliputi : bersedia (motivasi) dan mampu (kemampuan),
Kualitas dalam memberikan dorongan, mungkin ada rintangan yang menjadi kendala kerja
semangat, arahan, dan dukungan yang seseorang, yaitu kesempatan yang ada.
diberikan manajer dan team leader. Kesempatan tersebut dapat berupa lingkungan
3. Faktor tim, meliputi : kerja tidak mendukung, peralatan, rekan kerja yang
Kualitas dukungan dan semangat yang tidak mendukung, prosedur yang tidak jelas dan
diberikan oleh rekan dalam satu tim, sebagainya.
kepercayaan terhadap sesama anggota
tim, kekompakan dan keeratan anggota Hipotesis Penelitian
tim. Model Konsep
4. Faktor sistem, meliputi :
Motivasi ERG Prestasi Kerja
Sistem kerja, fasilitas kerja
(kesejahteraan karyawan, sistem Gambar 1. Model Konsep
pengupahan, dan sistem insentif) yang Sumber : Data diolah, 2016
diberikan oleh perusahaan, proses H2
perusahaan dan kultur kerja dalam Model Hipotesis
perusahaan. Kebutuhan Eksistensi H1
5. Faktor situasi, meliputi tekanan dan Prestasi Kerja
perubahan lingkungan eksternal dan Kebutuhan Berhubungan
H3
Karyawan
internal. Kebutuhan Pertumbuhan
Sedangkan menurut Robbins (2008 : 281) H4
menyatakan, prestasi kerja sebagai fungsi interaksi Gambar 2. Model Hipotesis
antara motivasi atau motivation (M), kemampuan Sumber ; Data diolah, 2016
atau ability (A), dan kesempatan atau opportunity
(O). Dirumuskan P=f (M x A x O), artinya prestasi 3. METODE PENELITIAN
kerja merupakan fungsi dari motivasi, kemampuan, Jenis penelitian yang digunakan adalah
dan kesempatan. Dengan demikan, prestasi kerja penelitian penjelasan atau explanatory research
ditentukan oleh faktor-faktor motivasi, dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
kemampuan dan kesempatan. ini yang menjadi lokasi penelitian adalah PT. PLN
a. Faktor Motivasi (Motivation) (Persero) UIP JBTB II (Unit Induk Pembangunan
Motivasi terbentuk dari sikap karyawan Jawa Bagian Timur dan Bali II). Alamat lengkap
dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi yang terletak di Jalan Ketintang Baru I No 1-3,
merupakan kondisi yang terarah untuk mencapai Surabaya. Alasan pemilihan lokasi ini karena PT.
tujuan kerja atau organisasi. Robbins mengatakan PLN (Persero) UIP JBTB II (Unit Induk
motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II)
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu sehingga perusahaan perlu memberikan motivasi
untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan
b. Faktor Kemampuan (Ability) prestasi kerja karyawan.
Robbins menyatakan bahwa keseluruhan
kemampuan dari seorang individu pada hakekatnya
tersusun dari dua perangkat faktor : kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan
intelektual merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 172
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Linier Berganda
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisis regresi linier berganda berfungsi
Tabel 1. Interval Kelas Skala Likert untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara
No Interval Jawaban satu variabel terikat terhadap dua atau lebih
Kelas
1 Sangat Baik / Sangat Setuju / Sangat variabel bebas, yaitu Kebutuhan Eksistensi (X1),
> 4,2 – 5,0 Tinggi / Sangat Besar Kebutuhan Berhubungan (X2), dan Kebutuhan
2 Baik / Setuju / Tinggi / Besar
Pertumbuhan (X3) terhadap Prestasi Kerja
> 3,4 - 4,2
Karyawan (Y). Hasil pengolahan data penelitian
3 Cukup Baik / Ragu-ragu / Cukup
> 2,6 - 3,4 Tinggi / Cukup Besar menggunakan program SPSS 21.0 diperoleh
persamaan model regresi yaitu
4 > 1,8 – 2,6 Buruk / Tidak Setuju / Rendah / Kecil
Y = 1,568 + 0,325 X1 + 0,388 X2+ 0,378 X3
5 Sangat Buruk / Sangat Tidak Setuju /
1 – 1,8
Sangat Rendah / Sangat Kecil
Sumber : Supranto (2000 :64) Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Kebutuhan diperoleh hasil Adjusted R Square sebesar 0,772
Eksistensi atau 77,2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
No. Item Rata-rata kontribusi variabel independen yang terdiri dari
1 Gaji 3.83 variabel Kebutuhan Eksistensi (X1), Kebutuhan
2 Suasana Kerja 4.10 Berhubungan (X2) dan Kebutuhan Pertumbuhan
3 Peralatan Kerja 4.09 (X3) dapat mempengaruhi variabel dependen
4 Keamanan Kerja 3.98 Prestasi Kerja Karyawan (Y) sebesar 77,2% dan
5 Keselamatan Kerja 4.10 sisanya sebesar 22,8% dipengaruhi oleh variabel
Grand Mean 4.02 lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sumber : Data primer diolah, 2016
Hasil Uji F
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kebutuhan Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji F
Berhubungan diperoleh Fhitung lebih besar daripada Ftabel
No. Item Rata-rata
(65,498>2,78) dan signifikansi sebesar 0,000b yang
1 Efektivitas Komunikasi 4.09
2 Kerjasama Yang Baik 4.07 berarti lebih kecil dari alpha (α) = 0,05. Dapat
3 Rasa Dihargai 4.05 disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
Grand Mean 4.07 artinya variabel Kebutuhan Eksistensi (X1),
Sumber : Data primer diolah, 2016 Kebutuhan Berhubungan (X2) dan Kebutuhan
Pertumbuhan (X3) berpengaruh signifikan secara
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kebutuhan
simultan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y).
Pertumbuhan
No. Item Rata-rata
1 Pelatihan Soft Skill 3.93 Hasil Uji Parsial (Uji t)
2 Pelatihan Hard Skill 3.86 Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji
3 Kebebasan Berpendapat 3.98
4 Penghargaan (Reward) 3.93
parsial (uji t) diperoleh sebagai berikut :
Grand Mean 3.93 1. Variabel Kebutuhan Eksistensi (X1) dengan
Sumber : Data primer diolah, 2016 Variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y)
menunjukkan nilai |thitung|>ttabel
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Kebutuhan (3,369>2,005) dan nilai signifikansi lebih
Prestasi Kerja Karyawan kecil daripada α = 0,05. Dapat disimpulkan
No. Item Rata-rata bahwa H0 ditolak dan H2 diterima, dapat
1 Motivasi Untuk Mencapai Tujuan 4.03
disimpulkan bahwa variabel Kebutuhan
2 Pengetahuan Pekerjaan 3.91
3 Inisiatif 4.07
Eksistensi (X1) berpengaruh signifikan
4 Kecekatan Mental 4.05 secara parsial terhadap variabel Prestasi
5 Ketepatan Waktu 4.07 Kerja Karyawan (Y).
6 Kuantitas Pekerjaan 4.03 2. Variabel Kebutuhan Berhubungan (X2)
7 Kualitas Pekerjaan 4.00 dengan Variabel Prestasi Kerja Karyawan
Grand Mean 4.02 (Y) menunjukkan nilai |thitung|>ttabel
Sumber : Data primer diolah, 2016 (5,036>2,005) dan nilai signifikansi lebih
kecil daripada α = 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H3 diterima, dapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 173
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
disimpulkan bahwa variabel Kebutuhan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
Berhubungan (X2) berpengaruh signifikan kerja karyawan, salah satunya adalah fasilitas
secara parsial terhadap variabel Prestasi kerja. Dalam hal ini fasilitas yang dimaksud adalah
Kerja Karyawan (Y). pemberian gaji yang sesuai dengan beban kerja.
3. Variabel Kebutuhan Pertumbuhan (X3) Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan Variabel Prestasi Kerja Karyawan variabel kebutuhan eksistensi berpengaruh
(Y) menunjukkan nilai |thitung|>ttabel terhadap prestasi kerja karyawan dan nilai rata-rata
(4,545>2,005) dan nilai signifikansi lebih hitung masing masing-masing dalam kategori
kecil daripada α = 0,05. Dapat disimpulkan tinggi, perusahaan perlu memperhatikan beberapa
bahwa H0 ditolak dan H4 diterima, dapat hal terkait dengan pemenuhan kebutuhan
disimpulkan bahwa variabel Kebutuhan eksistensi. Hal ini didasarkan pada hasil analisis
Pertumbuhan (X3) berpengaruh signifikan deskriptif bahwa item “Gaji” dan “Keamanan
secara parsial terhadap variabel Prestasi Kerja” memiliki nilai rata-rata dibawah skala
Kerja Karyawan (Y). empat.
Kebutuhan Berhubungan berpengaruh
Pembahasan signifikan secara parsial terhadap Prestasi Kerja
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui Karyawan. Menurut Alderfer dalam Robbins
bahwa Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan (2001:171) kebutuhan berhubungan merupakan
Berhubungan dan Kebutuhan Pertumbuhan kebutuhan hasrat yang kita miliki untuk
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap memelihara hubungan antar pribadi yang
Prestasi Kerja Karyawan. Berdasarkan teori yang bermanfaat. Pengaruh kebutuhan berhubungan
dikemukaan oleh Aldelfer dalam Robbins terhadap prestasi kerja karyawan juga didasarkan
(2001:171) ada tiga hirarki dalam motivasi sebagai pada pendapat Mahmudi (2004:21), bahwa
kebutuhan inti yaitu kebutuhan eksistensi, dukungan, semangat dan kekompakan yang ada
kebutuhan berhubungan dan kebutuhan diantara rekan kerja merupakan hal yang turut
pertumbuhan. Adapun ketiga hirarki tersebut mempengaruhi prestasi kerja.
digunakan sebagai variabel yang diteliti Kebutuhan Pertumbuhan berpengaruh
pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan. signifikan secara parsial terhadap Prestasi Kerja
Hasil penelitian ini turut memperkuat teori yang Karyawan. Menurut Alderfer dalam Robbins
dikemukakan Mahmudi (2004:21) bahwa motivasi (2001:171) kebutuhan pertumbuhan adalah suatu
merupakan salah satu faktor individu yang turut hasrat instrinsik untuk perkembangan pribadi
mempengaruhi prestasi kerja karyawan, fasilitas mencakup komponen instrinsik dari kategori
kerja merupakan salah satu faktor sistem yang penghargaan dan aktualisasi diri. Pengaruh
mempengaruhi prestasi kerja karyawan, dan kebutuhan pertumbuhan juga didukung oleh toeri
dukungan, semangat serta kekompakan merupakan yang dikemukakan oleh Robbins (2008:28) terkait
salah satu faktor tim yang turut mempengaruhi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
prestasi kerja karyawan. Begitu pula dengan teori kerja, salah satunya adalah kesempatan. Dalam hal
yang dikemukakan oleh Robbins (2008:281) yang ini kesempatan yang dimaksud adalah kesempatan
menyatakan bahwa prestasi kerja sebagai fungsi untuk mengembangkan soft skill, hard skill,
interaksi antara motivasi atau motivation (M), kebebasan berpendapat, dan memperoleh
kemampuan atau ability (A) dan kesempatan atau penghargaan. Walaupun hasil penelitian
opportunity (O). Dirumuskan P=f (M x A x O), menunjukan bahwa variabel kebutuhan
artinya prestasi kerja merupakan fungsi dari pertumbuhan berpengaruh terhadap prestasi kerja
motivasi, kemampuan, dan kesempatan. karyawan, perusahaan perlu memperhatikan lebih
Kebutuhan Eksistensi berpengaruh besar terkait dengan pemenuhan kebutuhan
signifikan secara parsial terhadap Prestasi Kerja pertumbuhan. Hal ini dikarenakan variabel
Karyawan. Menurut Alderfer dalam Robbins kebutuhan pertumbuhan walaupun nilai rata-rata
(2001:171) kebutuhan eksistensi merupakan hitung masing-masing termasuk dalam kategori
kebutuhan mendasar bagi manusia yang berkaitan tinggi, namun keseluruhan item pada variabel
dengan kebutuhan fisiologis seperti gaji, suasana kebutuhan pertumbuhan memiliki nilai rata-rata
kerja yang nyaman, peralatan kerja dan kebutuhan hitung masing-masing yang diperoleh masih
keamanan serta kebutuhan keselamatan. Pengaruh berada dibawah skala empat.
kebutuhan eksistensi juga didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Mahmudi (2004:21) terkait
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 174
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5. KESIMPULAN DAN SARAN tinggi namun keseluruhan item pada
Kesimpulan kebutuhan pertumbuhan memiliki nilai rata-
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata hitung masing-masing dengan skala
pengaruh Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan dibawah empat. Dengan diberikan kesempatan
Berhubungan, dan Kebutuhan Pertumbuhan secara yang lebih besar, maka karyawan dapat
simultan dan parsial terhadap Prestasi Kerja menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik.
Karyawan. Kesimpulan yang diperoleh dari 2. Saran bagi peneliti atau pihak lain,
penelitian ini adalah : berdasarkan hasil adjusted R2, diketahui
1. Variabel Kebutuhan Eksistensi pada karyawan bahwa Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan
PT. PLN (Persero) UIP JBTB II dapat Berhubungan, Kebutuhan Pertumbuhan
dikatakan sudah berjalan dengan baik. Terhadap Prestasi Kerja Karyawan sebesar
Variabel Kebutuhan Berhubungan pada 77,2%. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya
karyawan PT. PLN (Persero) UIP JBTB II dapat meneliti variable lain yang
dapat dikatakan sudah terlaksana dengan baik. berpengaruh sebesar 22.8% namun tidak
Variabel Kebutuhan Pertumbuhan pada dibahas dalam penelitian ini seperti faktor
karyawan PT. PLN (Persero) UIP JBTB II kepemimpinan dan faktor situasi.
dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik.
Selain itu, Prestasi Kerja Karyawan pada DAFTAR PUSTAKA
karyawan PT. PLN (Persero) UIP JBTB II juga Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
memiliki tingkat prestasi yang tinggi. Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
2. Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Berhubungan, Kebutuhan Pertumbuhan Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi.
berpengaruh signifikan secara simultan Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
terhadap Prestasi Kerja Karyawan.
3. Kebutuhan Eksistensi berpengaruh signifikan Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
secara parsial terhadap Prestasi Kerja Multivariate dengan Program SPSS.
Karyawan. Semarang : Universitas Diponegoro.
4. Kebutuhan Berhubungan berpengaruh Gibson, dkk. 1985. Organisasi .Jakarta : PT.
signifikan secara parsial terhadap Prestasi Gelora Aksara Pratama.
Kerja Karyawan.
5. Kebutuhan Pertumbuhan berpengaruh signifikan Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2010.
secara parsial terhadap Prestasi Kerja Dasar – Dasar Ekonometrika. Buku 1
Karyawan. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.
Saran Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan
Adapun saran yang diberikan, kepada Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
perusahaan dan pihak lain yaitu:
1. Saran bagi perusahaan : Hasibuan, Malayu, S.P 2003. Organisasi dan
a. Perusahaan harus meningkatkan masalah Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
pemberian gaji dan keselamatan kerja. Mahmudi. 2004. Manajemen Kinerja Sektor
Walaupun telah berada dalam kategori tinggi, Publik. Yogyakarta :Akademi
namun hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Perusahaan YKPN.
“Gaji” dan “Keselamatan Kerja” memiliki
Moon, Philip. 1994. Penilaian Pegawai.
nilai rata-rata hitung masing-masing dibawah
Terjemahan Seri Manajemen. Jakarta :
skala empat, sehingga dapat terus ditingkatkan
PT. Pustaka Binaman Pressindo.
untuk motivasi karyawan yang lebih tinggi.
b. Diharapkan dapat terus mempertahankan dan Munandar, Ashar S. 2001. Perilaku Industri dan
dapat meningkatkan Kebutuhan Berhubungan Organisasi. Jakarta : Universitas
yang berpengaruh terhadap Prestasi Kerja Indonesia (UI-Press).
Karyawan agar tingkat prestasi kerja karyawan Panggabean, Mutiara S. 2000. Manajemen Sumber
dapat tetap terjaga. Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia.
c. Perusahaan harus memberikan kesempatan
yang lebih besar lagi terkait dengan kebutuhan Rivai, Veitzhal, dkk. 2004. Manajemen Sumber
pertumbuhan. Walaupun nilai rata-rata hitung Daya Manusia untuk Perusahaan dari
masing-masing termasuk dalam kategori
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 175
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Teori ke Praktik. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2001.Perilaku Organisasi :
Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Diterjemahkan Dr. Hadyana Pujaatmaka
dan Drs. Benyamin Molan. Edisi 8. Jilid
1.Jakarta : Prenhallindo.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi :
Organizational Behavior. Diterjemahkan
Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul
Rosyid. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta :
Salemba Empat.
Sangarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006.
Metode Penelitian Survey. Jakarta :
Pustaka LP3ES.
Sekaran, Uma. 2006. Research Mehods For
Business : Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta : Salemba
Empat.
Siagan, Sondang, P. 1995. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Siregar, Syofian. 2014. Satistik Parametrik untuk
Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Bumi
Akshara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi
Dilengkapi dengan Metode R&D.
Bandung : CV. Alfabeta.
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
www.pln.co.id

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No. 2 Juni 2017| 176


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai