DKK 2
Pada modul ini siswa akan mempelajari tentang pemberian obat pada klien/
pasien. Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas yang
penting bagi tenaga kesehatan, dimana obat adalah alat utama terapi yang
digunakan dokter untuk mengobati pasien yang memiliki masalah kesehatan.
Walaupun obat menguntungkan pasien dalam banyak hal, namun beberapa obat
yang berbahaya menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek samping yang berbahaya bila tidak tepat pemberiannya. Oleh
karena itu sebagai tenaga kesehatan bertanggung jawab memahami kerja obat dan
efek samping yang ditimbulkan. Untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan,
petugas kesehatan dituntun untuk memberikan obat dengan tepat, memantau
respon pasien dan membantu pemberian obat yang tepat, benar, aman dan
berdasarkan pengetahuan.
1
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
A. Konsep Obat
Obat adalah salah satu dari serangkaian terapi yang diberikan kepada
pasien guna menunjang proses penyembuhan pasien. Meski demikian
pemberian obat harus tetap memperhatikan beberapa aturan atau prinsip,
agar efek terapi obat yang diberikan tepat dan aman kepada pasien.
Sebagai tenaga kesehatan utamanya perawat kesehatan yang senantiasa
disamping pasien selama proses perawatan disarana pelayanan kesehatan,
tentulah harus mampu memahami dan melaksanakan aturan dan prinsip
dalam pemberian obat kepada pasien. Obat adalah senyawa atau campuran
senyawa untuk mengurangi gejala dan atau menyembuhkan penyakit
(Ramali, 2000).
Sedang menurut (WHO) obat adalah zat kimia yang digunakan untuk
mengubah/ memeriksa sistem tubuh, baik dalam keadaan fisiologis maupun
patologis.
Tujuan pemberian obat adalah :
1. Menyembuhkan penyakit
2. Mencegah/ mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri
3. Menimbulkan perasaan ngantuk / penenang
4. Sebagai stimulan
5. Sebagai pencahar
Berdasarkan bahannya obat dibedakan menjadi :
1. Obat keras / daftar (G) artinya berbahaya : obat ini hanya dijual
diapotek saja dan harus dengan resep dokter, tandanya terdapat
lingkaran bulat merah
2. Obat keras bebas terbatas : tandanya lingkaran biru dengan garis
tepi berwarna hitam
3. Narkotika : obat golongan ini pembelian dan pemberiannya harus
atas delegasi dokter karena dapat menimbulkan ketergantungan dan
disalah gunakan.
4. Obat bebas : obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter, tandanya
lingkaran hiaju dengan garis tepi warna hitam
2
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Pada umumnya setiap obat yang masuk kedalam tubuh akan mengalami
empat proses, yaitu :
Absorbsi merupakan proses perpindahan obat dari pintu masuk menuju
sirkulasi darah kecuali obat yang dimasukkan scara intravena.
Distribusi, setelah obat diabsorbsi atau diinjeksi kedalam pembuluh darah,
obat akan diedarkan keseluruh tubuh oleh sistem sirkulasi.
Metabolisme/ Biotransformasi, sebagian besar obat setelah mengalami
absorbsi dan didistribusi akan mengalami proses pengubahan metabolik
atau bio transformasi. Obat akan di ubah menjadi bentuk kurang aktif.
Ekskresi, merupakan proses fisiologi dimana obat dan metabolik
dikeluarkan dari tubuh.
Bentuk sediaan obat bermacam-macam, serta disesuaikan dengan
berbagai kebutuhan. Bentuk obat yang sering dijumpai meliputi:
1. Kapsul : bentuk padan dan bersalut untuk pemberian oral. Obat
dapat bebentuk bubuk
2. Puyer : obat yang ditumbuk halus
3. Eksilir : cairan jernih berisi air dan atau alkohol biasanya ditambah
pemanis. Contoh : borak gliserin
4. Suspensi : partikel obat yang dibelah sampai halus dan larut dalam
media cair bila dibiarkan partikel obat akan berkumpul dibawah
5. Sirup : obat yang larut dalam obat pekat, ada perasa sehingga
terasa enak.
6. Pil : bentuk obat padat berisi satu atau lebih, obat ukurannya kecil,
bentuk bulat, lonjong, dan silinder
7. Tablet : bentuk obat padat ukurannya lebih besar dari pil mempunyai
alur
8. Tablet isap : berasa, bahan perekat cair, larut dalam mulut untuk
melepas obat
9. Obat gosok : preparat biasanya mengandung akhohol
10. Lotion : obat dalam cairan suspensi yang dioles pada kulit untuk
melindunginya
3
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
B. Pemberian Obat
1. Pemberian Obat Melalui Mulut
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu
proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui
mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Pemakaian obat
melalui oral merupakan cara yang mudah,murah aman dan nyaman
bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik
dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu
abrosbsi, maka pemberiannya dapat disertai dengan pemberian
setengah gelas air atau cairan yang lain.
Tujuan pemberian obat melalui oral:
1) Memberikan efek sistemik : obat masuk kedalam pembuluh
darah dan beredar ke seluruh tubuh setelah terjadi absorbsi
disepanjang saluran gastrointestinal
2) Ada obat-obat tertentu yang memberikan efek lokal dalam usus
atau lambung, karena obat ini tidak larut/ tidak dapat diabsorbsi
dalam rute ini.
3) Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter
4) Memperlancar proses pengobatan dan menhindari kesalahan
dalam pemberian obat
5) Mencegah mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan
efek terapi dari jenis obat
6) Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek
samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
7) Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit
dan jaringan
4
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
- Relatif aman
- Praktif dan ekonomis
- Meminimalkan ketidaknyamanan pada klien dan dengan efek
samping kecil
5
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
- Onset cepat
- Mencegah FPE (first-pass effect)
- Tidak diperlukan kemampuan menelan
6
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
7
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
- Gel/ jelly : obat semi padat yang jernih dan tembus cahaya,
mencair jika dioleskan
- Cream : obat semi padat
- Ointment/ salep : obat semi padat untuk kulit/ selaput lendir
8
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
9
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
10
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
11
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Efek samping obat tetes mata dan salep untuk mta adalah:
penglihatan kabur, nyeri pada mata, iritasi atau infeksi mata, sakit
kepala, alergi kontak.
12
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Tujuan:
Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase hidung,
mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus, meredakan gejala
sumbatan sinus dan flu, sebagai pengobatan asma
Indikasi:
Peradangan hidung atau nasofaring dan perdarahan hidung berat
(tampon epineprin)
Kontra indikasi:
13
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
14
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Indikasi:
15
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Tujuan:
Keuntungan:
16
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
17
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
1. Kurang aman karena jika nsudah disuntikkan kedalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi bila terjadi kesalahan
2. Tidak disukai pasien
3. Berbahaya (suntikan berhubungan dengan infeksi)
4. Perlu tenaga terlatih untuk melakukannya
DKK2. Melaksanakan Pemberian Obat Kepada Klien/Pasien
18
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Tujuan:
1. Agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk dalam
pembuluh darah
2. Untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar
terapeutik dalam darah
Kelebihan:
Kekurangan:
1. Obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek
toksik lebih mudah terjadi
2. Pemberian intra vena harus dilakukan perlahan-lahan sambil
mengawasi respon penderita
3. Konsentrasi awal tinggi toksis, invasive resiko infeksi
4. Memerlukan keahlian
DKK2. Melaksanakan Pemberian Obat Kepada Klien/Pasien
19
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
20
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
21
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Kontra indikasi:
1. Abses
2. Necrosis / kulit mengelupas
3. Periostitis
22
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
jari
8. Pegang kulit dan dengan cepat injeksikan dengan
jarum menghadap kedepan membentuk sudut 90°
9. Setelah jarum masuk area, tarik plunger untuk
mengaspirasi obat secara perlahan, bila tidak
nampak darah masukkan obat
10. Secara halus dan mantap tarik jarum dengan
cepat sambil menempatkan swab antiseptik di
tempat injeksi
11. Berikan tekanan perlahan, jangan memasase kulit
12. Posisikan pasien senyaman mungkin
13. Rapikan alat
14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
15. Dokumentasi
23
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
24
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Indikasi:
Kontra indikasi:
25
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
26
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
27
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
EVALUASI KOMPETENSI 1
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b,c, d atau eyang menurut anda
paling benar!
1. Rute pemberian obat yang paling 7. Bentuk obat padat ukurannya lebih
panjang adalah.... besar dari pil dan mempunyai alur
a. Per oral didebut..
b. Parenteral a. Pil
c. Sublingual b. Kapsul
d. Topikal c. Tablet
e. supposutoria d. Suspendi
2. Tujuan pemberian obat oral adalah.... e. eksilir
1. Memberikan efek sistemik 8. Dibawah ini yang bukan jenis obat
2. Memberikan efek lokal dalam usus padat adalah....
atau lambung a. Pil
3. Mencegah, mengobati dan b. Tablet
mengurangi rasa sakit c. Kapsul
4. Menghindari pemberian obat yang d. Lotion
menyebabkan kerusakan kulit dan e. Puyer
jaringan 9. Proses fisiologi dimana obat dan
3. Pemberian obat intra cutan disebut metabolik dikeluarkan dari tubuh...
juga.... a. Absorbsi
a. Intra dermal b. Distribusi
b. Intra muskular c. Biotransformasi
c. Intra cranial d. Metabolisme
d. Intra vena e. Sekresi
e. Sub cutan 10. Berapa diameter lingkaran yang dibuat
4. Di bawah ini yang bukan tujuan dari setelah memberikan injeksi intra
pemberian obat adalah..... cutan.....
a. Mencegah penyakit a. 2 cm
b. Menghilangkan rasa sakit b. 3 cm
c. Mengurangi rasa sakit c. 4 cm
d. Sebagai stimulan d. 5 cm
e. Sebagai pencakar e. 6 cm
5. Lingkaran biru dalam box obat 11. Obat supposutoria tidak diperbolehkan
mendakan bahwa... diberikan kepada...
a. Obat keras a. Pasien nyeri
b. Obat G
b. Pasien yang membutuhkan efek
c. Obat bebas terbatas
d. Obat narkotika lokal sistemik
e. Obat generik c. Pasien yang tidak kooperatif
6. Sediaan obat yang ditumbuk halus minum obat
disebut.... d. Pasien gangguan menelan
a. Eksilir e. Sirup e. Pasien haemoroid
b. Kapsul 12. Pemberian obat perenteral yang tanpa
c. Puyer
melewati proses absorbsi adalah...
d. Suspensi
28
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
29
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
30
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter yang diberi ijin berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker untuk menyediakan
dan menyerahkan obat-obtan bagi penderita. Setelah obat diserahkan kepada
penderita, adalah tugas perawat sebagai tenaga kesehatan yang senantiasa
mendampingi pasien selama 24 jam, maka dibutuhkan kemampuan untuk
memahami tentang jenis obat, cara/ aturan pakai, dosis, waktu pemakaian dan
tentang efek samping obat yang dikonsumsi pasien.
Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana cara pasien mendapatkan obat,
cara mendapatkan obat, dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
menggunakan obat. Pada akhir bab ini diiharapkan siswa kompetensi Perawat
Kesehatan mampu memahami tentang peranya dalam pengobatan pasien.
31
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
B. Penyimpanan Obat
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu,
karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya
udara dan suhu, akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda-tanda
kerusakan obat kadang kala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan
bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti
awalnya ataupun berjamur.
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya
disimpan ditempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab
dan cahaya, serta hendaknya diletakkan disuatu tempat yang tidak bisa
dijangkau oleh anak-anak. Obat-obat tertentu harus disimpan dilemari es
dan sesuai aturan penyimpanan yang tertera pada bungkus obat tersebut.
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara
menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya,
karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu
terutama obat tetes mata, telinga dan hidung, larutan, sirup dan salep yang
mengandung air/ krim sangat terbatas jangka waktu kedaluwarsanya.
Pengertian
Menurut Depkes RI (2003) menyatakan bahwa penyimpanan obat adalah
suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman
32
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin.
1. Aman, yaitu setiap barang/ obat yang disimpan tetap aman dari
kehilangan dan kerusakan
a. Kehilangan karena:
- Dicuri orang lain
- Dicuri karyawan sendiri (di toko obat/ apotek)
- Dimakan hama (tikus)
- Hilang sendiri (susut, tumpah, menguap)
b. Kerusakan karena:
- Barang rusak sendiri
- Barang tersebut merusak lingkungan (polusi)
2. Awet, yaitu barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya,
ukurannya, fungsinya dan lain-lain
3. Cepat, yaitu cepat dalam penanganan barang berupa menaruh/
menyimpan, mengambil dan lain-lain
4. Tepat, dimana bila diperlukan dalam keadaan mendadak dan darurat
tidak salah dalam mengambil
5. FIFO (First In First Out), obat yang datang lebih awal harus dikeluarkan/
digunakan terlebih dahulu
6. FEFO (First Expired First Out), obat yang lebih awal kedaluwarsa harus
dikelurakan/ digunakan terlebih dahulu
DKK2. Melaksanakan Pemberian Obat Kepada Klien/Pasien
33
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
a. Pengaturan Penyimpanan
1. Obat-obatan dipisahkan dari bahan beracun
2. Obat luar dipisahkan dari obat dalam
3. Obat yang berbahaya (mengandung zat narkotika) dipisahkan dari
obat-obatan lain dan disimpan dilemari khusus
4. Tablet, kapsul dan oralit disimpan dalam kemasan kedap udara
5. Salep dan obat cair dipisahkan dengan obat tablet
b. Penyimpanan Khusus (untuk di toko obat/ apotek/ gudang farmasi)
1. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari
pendingin khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya
arus listrik
2. Bahan kimia harusnya disimpan dalam bangunan khusus yang
terpisah dari gudang induk
1. Suhu
Suhu adalah salah satu faktor terpenting, karena kebanyakan obat
bersifat termo-labil (rusak atau diubah oleh panas). Untuk itu,
penyimpanan obat harus:
34
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
35
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
- Supposutoria
- Injeksi/ obat suntik
- Lotion, krim
- Serbuk tabur/ bedak
b. Bila berwarna putih adalah obat dalam artinya obat digunakan melalui
mulut, ditelan terus masuk perut. Yang termasuk obat ini adalah:
- Larutan
- Emulsi
- Puyer
- Tablet
- Sirup
2. Bacalah dalam etiket apakah nama anda sebagai pasien sudah benar?
Bila ada keraguan segera tanyalah ke petugas
3. Perhatikan aturan pemakaian. Mengenai ukuran sendok perlu
diperhatikan volumenya, karena sering ukuran sendok dirumah tidak
sama.
4. Perhatikan mengenai cara penggunaan macam-macam tablet, sebab
ada tablet yang:
- Ditelan, umumnya tablet ditelan untuk mendapat efek sistemik atau
efek lokal pada usus
- Dihisap, diletakkan dibawah lidah atau diantara gusi dan pipi, karena
dikehendaki obatnya bekerja pada rongga mulut, ini dimaksud untuk
mendapatkan efek sistemik, karena obatnya dapat mengganggu
perut atau dirusak dilambung, tablet tersebut disebut peranan obat
- Dikunyah, tablet kunyah ini besar-besar maksud dikunyah adalah
supaya mendapat serbuk yang halus misalkan tablet antasid
diperlukan partikel yang halus agar dapat bekerja lebih cepat dan
baik
- Dihisap, tablet ditaruh dibawah lidah atau ditaruh di antara gusi
5. Perhatikan cara penggunaan supposutoria. Obat ini umumnya
menggunakan bahan oleum cacao yang mudah meleleh apabila
dipegang karena titik lebur 36°-37°, oleh karena itu pada waktu
menggunakan jangan terlalu lama dipegang tangan
36
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
6. Perhatikan pula apakah obatnya sudah rusak atau masih baik. Sebagai
petunjuk bahwa obat sudah rusak atau dapat diduga sudah berkurang
kasiatnya adalah sebagai berikut:
a. Terjadi perubahan warna, pecah dan berubah warna isinya
b. Drage sudah meleleh, pecah dan berubah warnanya
c. Emulsi yang pecah
d. Larutan menjadi keruh, terdapat cendawan
e. Tablet berubah warna, timbul cedawan atau menjadi basah
f. Salep yang menjadi tengik, berubah warna, terjadi pemisahan
7. Perhatikan mengenai tanggal kedaluwarsa obatnya
37
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
38
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
39
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
40
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
EVALUASI KOMPETENSI 2
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b,c, d atau eyang menurut anda
paling benar!
1. Yang berhak untuk menulis resep, 7. Titik lebur obat per supp adalah...
kecuali.... a. 35° - 36°
a. Dokter umum b. 36° - 37°
b. Dokter spesialis c. 37° - 38°
c. Dokter gigi d. 38° - 39°
d. Perawat
e. 39° - 40°
e. Dokter hewan
8. Obat yang dapat diperoleh dari
2. Lingkaran hijau dalam kemasan obat
warung / toko adalah....
menandakan jenis obat...
a. Obat bebas
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat G
c. Obat G
d. Obat narkotik
d. Obat narkoti
e. Obat keras
e. Obat keras
3. Obat akan terurai secara kimiawi 9. Dibawah ini yang bukan
akibat pengaruh... serangkaian dalam proses
a. Tempat pembuatan obat..
b. Waktu dan cara a. Pengolahan
c. Cahaya, udara dan tempat b. Pengijinan
d. Udara, waktu dan suhu c. Perdagangan
e. Cahaya, udara dan suhu d. Penjualan
4. Obat yang hanya bisa diperoleh di e. Pengorderan
apotek dengan resep dokter 10. Bahan dasar pembuat obat
adalah.... supposutoria adalah...
a. Obat keras a. Gel
b. Obat narkotik b. Minyak atsiri
c. Obat bebas terbatas c. Oleum vokus
d. A dan B benar d. Oleum cacao
e. Semua benar
e. Oleum cocus
5. Yang berhak menyediakan dan
memberikan obat adalah... 11. Vaksin untuk penyakit tipus
a. Perawat disimpan pada suhu...
b. Dokter a. 0,5° - 1°
c. Apoteker b. 1° - 2°
d. Asisten apoteker c. 2° - 3°
e. Bidan d. 2° - 5°
6. Jika pasien menolak pemberian e. 2° - 10°
obat, intervensi pertama yang dapat 12. Ante ceneum adalah istilah
dilakukan adalah.... dalam pemberian obat, yang
a. Dengan menanyakan alasan artinya...
pasien melakukan hal tersebut a. Minum per oral
b. Menjelaskan kembali kepada b. Minum secara bukal
pasien alasan pemberian obat
c. Oabta per rectal
c. Menunda pengobatan
d. Sebelum makan
d. Melaporkan ke dokter
e. Setelah makan
e. Mencatat dalam pelaporan
DKK2. Melaksanakan Pemberian Obat Kepada Klien/Pasien
41
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
42
Buku Ajar SMK Kesehatan, Kompetensi Keahlian Perawat Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salmeba Medika
------------------. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2, Aplikasi Konsep dan Proses
Perawat Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Anief, Moh. 2009. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi –
Universitas Gadjah Mada
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekaln Farmasi. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Potter, Perry. Gaaniswara. 2005. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Farmakologi, FKUI
---------------------. 2005. Buku ajar Fundamental Perawat Kesehatan. Alih bahasa: Made
Sumarwati. Jakarta: EGC
---------------------. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, Edisi 5. Alih bahasa:
Didah Rosidah. Jakarta: EGC
Ramali, Ahmad. 2000. Kamus Kedokteran: Arti & Keterangan Istilah. Jakarta: Agung Seto
Ratna Ambarwati, Eni. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Kawan
Pustaka
Saifudin, Abdul Bani. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tambayong, Jan. 2014. Farmakologi Perawat Kesehatan. Editor: Dwi Widiarti. Jakarta: EGC
Uliyah, Musrifatul dkk. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: salemba Medika
43