ID Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kual
ID Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kual
Abstrak
Griya Brawijaya merupakan salah satu unit bisnis dari Universitas Brawijaya yang
menyediakan beberapa jenis pelayanan jasa, salah satunya adalah asrama mahasiswa. Dalam
sektor jasa, pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar dapat
memberikan kepuasan pada konsumen. Manajemen Griya Brawijaya telah berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik, tetapi pada kenyataannya masih terdapat keluhan penghuni mengenai
ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Selain itu, manajemen Griya Brawijaya juga
tidak pernah melakukan pencatatan mengenai keluhan penghuni serta belum pernah melakukan
penelitian untuk menganalisis kepuasan penghuni asrama. Untuk mengetahui kualitas pelayanan
pada asrama mahasiswa Griya Brawijaya, maka diperlukan penelitian dengan menggunakan
penerapan Importance Performance Analysis (IPA) dan Model Kano. Penerapan metode ini
dilakukan agar dapat mengetahui prioritas atribut yang harus diperbaiki dan memberikan
rekomendasi perbaikan layanan pada Griya Brawijaya. Dari hasil penerapan metode tersebut
dapat diketahui urutan prioritas atribut yang harus ditingkatkan kinerjanya oleh pihak Griya
Brawijaya yaitu kecepatan petugas dalam menangani keluhan pelanggan, kecepatan koneksi Wifi
di lingkungan asrama, kondisi tempat tidur, kondisi fisik almari, fasilitas yang disediakan sesuai
dengan yang dijanjikan dan yang terakhir adalah kesesuaian harga sewa asrama dengan fasilitas
yang disediakan.
Kata kunci: Kepuasan Konsumen, Importance Performance Analysis (IPA), Model Kano,
Asrama Mahasiswa Griya Brawijaya
183
Tabel 1. Keluhan Penghuni Asrama Kepada Pihak Importance Performance Analysis (IPA) dan
Griya Brawijaya Model Kano juga dapat menjadi salah satu cara
No Keluhan Penghuni Asrama
1 Wifi sulit untuk diakses dan sering bermasalah
untuk membantu pihak Griya Brawijaya dalam
2 Fasilitas utama (tempat tidur, kursi dan almari) menentukan prioritas atribut yang dianggap
kurang baik penting oleh penghuni asrama sebagai upaya
3 Keadaan lingkungan di sekitar asrama kurang aman
perbaikan pelayanannya.
4 Karyawan Griya Brawijaya kurang ramah dalam
melayani konsumen Berdasarkan hasil identifikasi masalah
5 Penerangan kamar asrama masih kurang yang telah disampaikan, maka dapat di buat
6 Penanganan komplain masih lambat dan kurang beberapa rumusan masalah, yaitu atribut
mendapat respon
7 Lahan parkir kurang memadai kualitas pelayanan apa saja yang memiliki
tingkat kepentingan tinggi dengan kinerja yang
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat rendah dan harus ditingkatkan, atribut manakah
bahwa masih terdapat banyak keluhan dari yang harus diprioritaskan untuk lebih
penghuni asrama terhadap pihak Griya diperhatikan kinerjanya agar sesuai dengan
Brawijaya. Pada kenyataannya, manajemen keinginan penghuni asrama, dan rekomendasi
Griya Brawijaya tidak memiliki data mengenai perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk
keluhan yang dilakukan penghuni asrama perbaikan kualitas pelayanan asrama Griya
karena tidak pernah dilakukan pencatatan Brawijaya.
mengenai keluhan yang telah disampaikan oleh
penghuni asrama. Griya Brawijaya juga belum 2. Metode Penelitian
pernah melakukan penelitian untuk Metode penelitain yang digunakan dalam
menganalisis kepuasan penghuni asrama penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Penelitian deskriptif bertujuan untuk
masih belum ada alat ukur yang jelas untuk memperoleh informasi - informasi mengenai
mengetahui tingkat kepuasan penghuni asrama keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
Griya Brawijaya. variable-variabel yang ada (Mardalis, 2008).
Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengenalan mengenai cara pengukuran kualitas 2.1 Pengumpulan Data
pelayanan kapada pihak Griya Brawijaya agar Pengumpulan data merupakan suatu
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas proses yang dilakukan untuk memperoleh
serta mengetahui keinginan penghuni asrama. informasi yang dibutuhkan dalam rangka
Untuk mengetahui kualitas pelayanan dan mencapai tujuan penelitian. Data yang
menangani masalah yang ada, perlu dilakukan dikumpulkan merupakan data primer dan data
penelitian pada Griya Brawijaya. Dalam sekunder.
penelitian ini akan dilakukan pengukuran
kepuasan penghuni asrama terhadap kualitas 2.1.1 Data Primer
pelayanan Griya Brawijaya sehingga nantinya Data primer merupakan data yang
akan dapat memberikan informasi kepada pihak diperoleh melalui pengamatan langsung melalui
manajemen Griya Brawijaya serta memberikan wawancara dan penyebaran kuisioner. Metode
kepuasan tehadap penghuni asrama. pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Kualitas pelayanan Griya Brawijaya akan probability sampling karena populasinya
dianalisis dengan menggunakan Importance merupakan populasi terbatas (finit) yaitu
Performance Analysis (IPA) dan Model Kano. populasi yang bisa diketahui jumlah maupun
Penerapan Importance Performance Analysis identitas anggota populasinya (Sumanto, 1995).
(IPA) dan Model Kano bertujuan untuk Probability sampling (sampel probabilitas)
membantu dalam mengevaluasi kepuasan mengandung arti bahwa setiap sampel dipilih
pelanggan, bukan hanya mengetahui apakah berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki
harapan konsumen telah terpenuhi atau belum peluang yang sama untuk dipilih (Kuncoro,
tetapi juga sebagai pedoman untuk 2003). Teknik pengambilan sampel yang
mengembangkan usaha-usaha dalam digunakan adalah Cluster Sampling. Cluster
memperkuat atribut yang lemah dan Sampling adalah sampel acak sederhana dimana
mempercepat perkembangan inovasi pelayanan setiap sampling unit terdiri dari kumpulan atau
dengan mengidentifikasi atribut - atribut kelompok elemen (Supranto, 1992). Populasi
attractive (Puspitasari, Suliantoro dan dari penelitian ini adalah seluruh penghuni
Kusumawardhani, 2010). Penerapan metode asrama Griya Brawijaya putra dan putri
184
sebanyak 372 orang. Sampel untuk kuisioner 1) Jika data reliabel maka dilanjutkan ke
pendahuluan dari penelitian ini diambil tahap berikutnya.
sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu 2) Jika data tidak reliabel maka
sebanyak 37 sampel. Rincian jumlah dilakukan perbaikan kuisioner dan
pembagian sampel tiap gedung dapat dilihat melakukan penyebaran ulang.
pada Tabel 2. b. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
Tabel 2. Pembagian Sampel Tiap Gedung Untuk sejauh mana ketepatan suatu alat ukur
Kuisioner Pendahuluan dalam melakukan pengukuran atas apa
Gedung Jumlah Penghuni Jumlah Sampel
A 121 12
yang diukur. Data dikatakan valid apabila
B 101 10 nilai rhitung > nilai rtabel. Data yang diuji
C 30 3 validitasnya merupaka data yang
D 120 12 diperoleh dari kuisioner pendahuluan 2.
Jumlah 372 37
1) Jika data valid maka dilanjutkan ke
tahap berikutnya.
Sampel untuk kuisioner penelitian
2) Jika data tidak valid maka data atau
diambil sebanyak 63 kuisioner sebagai
atribut yang tidak valid tersebut akan
tambahan dari jumlah sampel yang telah
dihapus dan tidak akan digunakan lagi
diambil sebelumnya sehingga jumlahnya
pada kuisioner penelitian.
menjadi 100 responden. Rincian jumlah
2. Identifikasi atribut pelayanan dengan
pembagian sampel tiap gedung dapat dilihat
Importance Performance Analysis (IPA)
pada Tabel 3.
Menganalisis dan mengklasifikasikan atribut
Tabel 3. Pembagian Sampel Tiap Gedung Untuk ke dalam kategori Prioritas Utama,
Kuisioner Penelitian Pertahankan Prestasi, Prioritas Rendah dan
Gedung Jumlah Penghuni Jumlah Sampel Berlebihan.
A 121 21
B 101 17
C 30 5
D 120 20
Jumlah 372 63
185
Analysis (IPA) dan Model Kano adalah Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja
No Kode Atribut rhitung rtabel Hasil
sebagai berikut: 1 T1 0.358 0.325 Reliabel
a. Urutan prioritas berdasarkan metode 2 T2 0.385 0.325 Reliabel
3 T3 0.702 0.325 Reliabel
Importance Performance Analysis (IPA) 4 T4 0.563 0.325 Reliabel
yaitu (Puspitasari, Suliantoro dan 5 T5 0.533 0.325 Reliabel
6 T6 0.662 0.325 Reliabel
Kusumawardhani, 2010): 7 T7 0.804 0.325 Reliabel
1) Prioritas Utama (Kuadran I) 8 T8 0.405 0.325 Reliabel
2) Pertahankan Prestasi (Kuadran II) 9 T9 0.586 0.325 Reliabel
10 T10 0.572 0.325 Reliabel
3) Berlebihan (Kuadran IV) 11 T11 0.684 0.325 Reliabel
4) Prioritas Rendah (Kuadran III) 12 T12 0.774 0.325 Reliabel
13 RL1 0.832 0.325 Reliabel
b. Untuk kuadran II (Pertahankan Prestasi) 14 RL2 0.747 0.325 Reliabel
dan kuadran IV (Berlebihan) dianggap 15 RL3 0.711 0.325 Reliabel
16 RL4 0.677 0.325 Reliabel
sebagai kekuatan sehingga urutan 17 RS1 0.676 0.325 Reliabel
prioritas untuk kategori Kano yaitu (Wu, 18 RS2 0.669 0.325 Reliabel
19 A1 0.710 0.325 Reliabel
Tang dan Shyu, 2010): 20 A2 0.559 0.325 Reliabel
1) Attractive (menarik) 21 A3 0.599 0.325 Reliabel
22 A4 0.652 0.325 Reliabel
2) One dimensional (satu ukuran) 23 E1 0.554 0.325 Reliabel
3) Must be (keharusan) 24 E2 0.703 0.325 Reliabel
25 E3 0.793 0.325 Reliabel
c. Untuk kuadran I (prioritas utama) dan 26 E4 0.766 0.325 Reliabel
kuadran III (prioritas rendah)
dipertimbangkan sebagai kelemahan Berdasarkan uji reliabilitas pada Tabel 4
sehingga urutan prioritas untuk kategori dapat terlihat bahwa untuk tingkat kinerja
Kano yaitu (Wu, Tang dan Shyu, 2010): seluruh atribut memiliki nilai r hitung > rtabel
1) Must be (keharusan) sehingga seluruh atribut untuk tingat kinerja
2) One dimensional (satu ukuran) dapat dikatakan reliabel. Hal ini menunjukkan
3) Attractive (menarik) bahwa kuisioner yang telah disebarkan dapat
d. Apabila terdapat banyak atribut yang diandalkan sebagai alat ukur.
sama dalam kategori Kano, tingkat
kepentingan dapat menjadi “bobot” untuk 3.1.2 Tingkat Kepentingan
membedakannya (Wu, Tang dan Shyu, Uji reliabilitas untuk tingkat kepentingan
2010). dilakukan dengan cara perhitungan yang sama
persis dengan uji reliabilitas untuk tingkat
3. Hasil dan Pembahasan kinerja.
Atribut pertanyaan yang digunakan
dalam kuisioner pendahuluan yaitu sebanyak 26 Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan
pertanyaan yang dapat dilihat pada Lampiran 1. No Kode Atribut rhitung rtabel Hasil
1 T1 0.855 0.325 Reliabel
2 T2 0.720 0.325 Reliabel
3.1 Uji Reliabilitas 3 T3 0.534 0.325 Reliabel
4 T4 0.380 0.325 Reliabel
Uji reliabilitas dalam penelitian ini 5 T5 0.806 0.325 Reliabel
dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner 6 T6 0.615 0.325 Reliabel
pendahuluan sebanyak dua kali kepada 37 7 T7 0.637 0.325 Reliabel
8 T8 0.713 0.325 Reliabel
responden yang sama dalam waktu yang 9 T9 0.830 0.325 Reliabel
berbeda yaitu dengan selang waktu selama 5 10 T10 0.764 0.325 Reliabel
11 T11 0.864 0.325 Reliabel
hari. 12 T12 0.967 0.325 Reliabel
13 RL1 0.816 0.325 Reliabel
3.1.1 Tingkat Kinerja 14 RL2 0.830 0.325 Reliabel
15 RL3 0.822 0.325 Reliabel
Uji reliabilitas pada tingkat kinerja 16 RL4 0.859 0.325 Reliabel
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi 17 RS1 0.662 0.325 Reliabel
18 RS2 0.631 0.325 Reliabel
product moment yang kemudian hasil 19 A1 0.833 0.325 Reliabel
perhitungannya (rhitung) akan dibandingkan 20 A2 0.655 0.325 Reliabel
21 A3 0.855 0.325 Reliabel
dengan nilai rtabel. Nilai rtabel dicari dengan taraf
22 A4 0.807 0.325 Reliabel
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = 35 23 E1 0.813 0.325 Reliabel
sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,325. 24 E2 0.637 0.325 Reliabel
25 E3 0.772 0.325 Reliabel
26 E4 0.844 0.325 Reliabel
186
Berdasarkan hasil uji reliabilitas tingkat Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat
kepentingan pada Tabel 5 dapat terlihat bahwa bahwa seluruh atribut pada tingkat kinerja
seluruh atribut memiliki nilai r hitung > rtabel dinyatakan valid kecuali atribut RL1 yaitu
sehingga seluruh atribut untuk tingat prosedur pemesanan asrama yang mudah.
kepentingan dapat dikatakan reliabel. Hal ini Atribut ini dianggap tidak valid karena
menunjukkan bahwa kuisioner yang telah memiliki nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel
disebarkan dapat diandalkan sebagai alat ukur. yaitu 0,150 < 0,325. Selain itu juga karena skor
yang diberikan oleh responden tidak sebanding
3.2 Uji Validitas dengan skor totalnya. Atribut yang tidak valid
Uji validitas ini dilakukan dengan ini tidak akan digunakan lagi pada kuisioner
menggunakan teknik korelasi product moment. penelitian selanjutnya.
Hasil pengujian ini dapat dikatakan valid
apabila memiliki nilai rhitung dari masing-masing 3.2.2 Tingkat Kepentingan
atribut lebih besar dari nilai r tabel. Nilai rtabel Uji validitas untuk tingkat kepentingan
dicari dengan taraf signifikansi 5% dan derajat dilakukan dengan cara yang sama persis dengan
kebebasan (df) = 35 sehingga diperoleh nilai uji validitas pada tingkat kinerja. Hasil dari uji
rtabel sebesar 0,325. validitas secara keseluruhan dapat dilihat pada
Tabel 7.
3.2.1 Tingkat Kinerja
Perhitungan untuk uji validitas tingkat Tabel 7. Uji Validitas Tingkat Kepentingan
kinerja ini menggunakan teknik korelasi No Kode Atribut Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 T1 0.432 0.325 Valid
product moment dengan cara perhitungan yang 2 T2 0.411 0.325 Valid
hampir sama dengan uji reliabilitas yang telah 3 T3 0.668 0.325 Valid
dilakukan sebelumnya. Perbedaan antara uji 4 T4 0.599 0.325 Valid
5 T5 0.578 0.325 Valid
validitas dan reliabilitas yaitu terletak pada 6 T6 0.610 0.325 Valid
penggunaan X dan Y. Pada uji validitas ini X 7 T7 0.273 0.325 Tidak Valid
merupakan nilai skor tiap pertanyaan dan Y 8 T8 0.550 0.325 Valid
9 T9 0.282 0.325 Tidak Valid
merupakan jumlah skor total dari 26 pertanyaan 10 T10 0.537 0.325 Valid
pada kuisioner. Hasil uji validitas tingkat 11 T11 0.549 0.325 Valid
kinerja secara keseluruhan dapat dilihat pada 12 T12 0.519 0.325 Valid
Tabel 6. 13 RL1 0.624 0.325 Valid
14 RL2 0.534 0.325 Valid
15 RL3 0.673 0.325 Valid
Tabel 6. Uji Validitas Tingkat Kinerja 16 RL4 0.633 0.325 Valid
Nilai Nilai 17 RS1 0.604 0.325 Valid
No Kode Atribut Keterangan
rhitung rtabel 18 RS2 0.709 0.325 Valid
1 T1 0.493 0.325 Valid 19 A1 0.682 0.325 Valid
2 T2 0.448 0.325 Valid 20 A2 0.515 0.325 Valid
3 T3 0.515 0.325 Valid 21 A3 0.568 0.325 Valid
4 T4 0.618 0.325 Valid 22 A4 0.602 0.325 Valid
5 T5 0.328 0.325 Valid 23 E1 0.590 0.325 Valid
6 T6 0.589 0.325 Valid 24 E2 0.392 0.325 Valid
7 T7 0.572 0.325 Valid 25 E3 0.527 0.325 Valid
8 T8 0.501 0.325 Valid 26 E4 0.568 0.325 Valid
9 T9 0.493 0.325 Valid
10 T10 0.525 0.325 Valid
11 T11 0.449 0.325 Valid Berdasarkan hasil uji validitas tingkat
12 T12 0.521 0.325 Valid kepentingan pada tabel diatas dapat terlihat
13 RL1 0.150 0.325 Tidak Valid
14 RL2 0.650 0.325 Valid bahwa atribut T7 dan T9 dianggap tidak valid
15 RL3 0.458 0.325 Valid karena memiliki nilai rhitung yang lebih kecil
16 RL4 0.691 0.325 Valid
17 RS1 0.575 0.325 Valid daripada nilai rtabel yaitu hanya sebesar 0,273
18 RS2 0.579 0.325 Valid dan 0,282. Dengan demikian, atribut T7 yaitu
19 A1 0.736 0.325 Valid
20 A2 0.561 0.325 Valid Ketersediaan air minum (galon) yang cukup dan
21 A3 0.467 0.325 Valid T9 yaitu tempat menjemur pakaian cukup untuk
22 A4 0.581 0.325 Valid
23 E1 0.731 0.325 Valid menampung jemuran tidak akan digunakan lagi
24 E2 0.688 0.325 Valid pada kuisioner penelitian selanjutnya.
25 E3 0.746 0.325 Valid
26 E4 0.599 0.325 Valid
187
3.3 Penyebaran Kuisioner Penelitian Berdasarkan perhitungan rata-rata yang
Kuisioner penelitian merupakan hasil telah diperoleh pada tingkat kinerja dan
dari kuisioner pendahuluan yang telah kepentingan, kemudian dibuat dalam bentuk
dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta diagram Importance Performance Analysis
dihapus item pertanyaan yang tidak valid. (IPA) dengan meletakkan skor tingkat kinerja
Kuisioner penelitian ini berisi 23 atribut (performance) sebagai sumbu mendatar (X) dan
pertanyaan. Kuisioner penelitian ini disebarkan tingkat kepentingan (importance) sebagai
kepada 63 responden yang merupakan penghuni sumbu tegak (Y). Dengan demikian akan dapat
asrama Griya Brawijaya. diketahui pengelompokan atribut ke dalam
setiap kuadran Importance Performance
3.4 Identifikasi Atribut Pelayanan Dengan Analysis (IPA). Bentuk diagram Importance
Importance Performance Analysis (IPA) Performance Analysis (IPA) yang telah dibuat
Hasil perhitungan rata-rata untuk tingkat berdasarkan hasil perhitungan yang telah
kinerja dan tingkat kepentingan untuk tiap diperoleh sebelumnya dapat dilihat pada
atribut pelayanan dapat dilihat pada Tabel 8. Gambar 2.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Rata-Rata Tingkat
Kinerja dan Tingkat Kepentingan
Kode Tingkat
Tingkat
No Atribu Pertanyaan Kepentinga
Kinerja
t n
Penampilan karyawan
1 T1 3.83 4.13
rapi
2 T2 Kondisi tempat tidur 3.50 4.61
Kursi kuat saat
3 T3 3.25 4.09
diduduki
4 T4 Kondisi fisik meja 3.50 4.17
5 T5 Kondisi fisik almari 3.13 4.50
Kondisi fisik kamar
6 T6 3.73 4.76
mandi
7 T7 Kondisi televisi 3.63 4.19
8 T8 Penerangan yang cukup 3.96 4.47
Ketersediaan tempat
9 T9 3.02 4.38
parkir yang cukup
10 T10
Kecepatan koneksi Wifi
di lingkungan asrama
2.48 4.83 Gambar 2. Pengkategorian Atribut Kualitas
Kesesuaian harga sewa Pelayanan Dalam Diagram Importance
11 RL1 asrama dengan fasilitas
yang disediakan
3.41 4.46 Performance Analysis (IPA)
Kemudahan sistem
12 RL2 pembayaran 3.88 4.21
administrasi Berdasarkan diagram Importance
Fasilitas yang Performance Analysis (IPA) diatas, maka
13 RL3 disediakan sesuai 3.37 4.48
dengan yang dijanjikan atribut-atribut pelayanan Griya Brawijaya dapat
Kecepatan petugas
14 RS1 dalam menangani 3.31 4.53 dikelompokkan pada masing - masing kuadran.
keluhan pelanggan Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran
Kesediaan petugas
15 RS2
dalam memberikan
3.54 4.40
priotas utama yaitu atribut yang dianggap
bantuan apabila
diperlukan penting tetapi kinerjanya masih diaggap kurang
16 A1
Jaminan karyawan
melayani dengan sopan 3.58 4.29
dapat dilihat pada Tabel 9.
dan ramah
Jaminan suasana
17 A2 nyaman dan cocok 3.91 4.50
Tabel 9. Atribut - Atribut Pelayanan Yang
sebagai tempat tinggal Termasuk Dalam Kategori Prioritas
Jaminan keamanan
18 A3 yang diberikan oleh 3.69 4.72 Utama
pihak asrama Dimensi Kode Atribut Pertanyaan
Jaminan kebersihan T2 Kondisi tempat tidur
19 A4
kamar, gedung dan
3.95 4.62
T5 Kondisi fisik almari
lingkungan sekitar Tangible
Kecepatan koneksi Wifi di
asrama T10
lingkungan asrama
Kepedulian petugas Kesesuaian harga sewa
keamanan terhadap RL1 asrama dengan fasilitas yang
20 E1 3.63 4.55
masalah keamanan
Reliability disediakan
asrama
Karyawan melayani
Fasilitas yang disediakan
RL3
21 E2 penghuni asrama tanpa 3.83 4.40 sesuai dengan yang dijanjikan
membedakan status Kecepatan petugas dalam
Responsiveness RS1
Ketulusan petugas menangani keluhan pelanggan
22 E3 dalam melayani 3.71 4.38
penghuni
23 E4 Tutur kata petugas baik 3.85 4.29 Atribut pelayanan Griya Brawijaya yang
Rata-Rata Keseluruhan 3.55 4.43
termasuk dalam kategori pertahankan prestasi
dan harus tetap dipertahankan keberadaan serta
kinerjanya karena sudah sesuai dengan
188
keinginan penghuni asrama dapat dilihat pada yang telah disebar kepada 100 responden. Hasil
Tabel 10. dari klasifikasi atribut pelayanan ke dalam
kategori Kano dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 10. Atribut-Atribut Pelayanan Yang
Termasuk Dalam Kategori Pertahankan Tabel 13. Hasil Klasifikasi Atribut Pelayanan
Prestasi Dalam Kategori Kano
Kode Kode
Dimensi Pertanyaan A O M I Q R Kategori IWT IBT
Atribut Atribut
T6 Kondisi fisik kamar mandi T1 27 47 10 16 0 0 O -0.57 0.74
Tangible T2 14 53 20 12 0 0 O -0.74 0.68
T8 Penerangan yang cukup
Jaminan suasana nyaman dan T3 15 41 14 30 0 0 O -0.55 0.56
A2
cocok sebagai tempat tinggal T4 18 47 4 30 1 0 O -0.52 0.66
Jaminan keamanan yang diberikan T5 14 48 20 17 1 0 O -0.69 0.63
A3
Assurance oleh pihak asrama T6 10 67 14 8 0 1 O -0.82 0.78
Jaminan kebersihan kamar, T7 20 49 14 17 0 0 O -0.63 0.69
A4 gedung dan lingkungan sekitar T8 14 65 12 9 0 0 O -0.77 0.79
asrama T9 18 32 22 26 2 0 O -0.55 0.51
Kepedulian petugas keamanan
T10 13 41 39 6 1 0 O -0.81 0.55
Empathy E1 terhadap masalah keamanan
RL1 13 37 29 20 0 0 O -0.67 0.51
asrama
RL2 21 43 19 17 0 0 O -0.62 0.64
RL3 7 52 25 16 0 0 O -0.77 0.59
Atribut-atribut pelayanan yang masuk RS1 20 25 35 19 1 0 M -0.61 0.45
RS2 17 37 30 15 0 0 O -0.68 0.55
dalam kategori prioritas rendah dengan tingkat A1 13 47 22 18 0 0 O -0.69 0.60
kepentingan yang relatif rendah dan kenyataan A2 26 45 21 7 1 0 O -0.67 0.72
189
IWT sebesar -0,61 yang berarti pengaruh tidak Performance Analysis (IPA) dan Model Kano
adanya atau tidak terpenuhinya atribut terhadap dapat dilihat pada Tabel 14.
ketidakpuasan cukup besar karena nilainya
masih cukup jauh dari -1. Tabel 14. Urutan Prioritas Atribut Berdasarkan
Penerapan Importance Performance
3.6 Penerapan Importance Performance Analysis (IPA) dan Model Kano
Kode Kategori Kategori
No Pertanyaan Perbaikan
Analysis (IPA) dan Model Kano Atribut
Kecepatan
IPA Kano
190
Berdasarkan hasil penerapan Importance pelatihan pada petugas front office agar
Performance Analysis (IPA) dan Model Kano dapat menangani keluhan penghuni
telah diperoleh urutan atribut yang harus asrama dengan baik serta menyediakan
diprioritaskan untuk ditingkatkan kinerjanya kotak kritik dan saran apabila
agar dapat sesuai dengan keinginan konsumen. memungkinkan dengan total biaya yang
Pada Tabel 15 dapat dilihat untuk atribut yang dibutuhkan sebesar Rp 7.850.000,-.
harus ditingkatkan kinerjanya adalah sebanyak b. Untuk meningkatkan kinerja atribut
6 atribut sedangkan atribut yang harus kecepatan koneksi Wifi di lingkungan
dipertahankan kinerjanya yaitu sebanyak 17 asrama dapat dilakukan dengan cara
atribut. Urutan atribut yang harus ditingkatkan memberikan penambahan keamanan
kinerjanya yaitu kecepatan petugas dalam selain dengan menggunakan sistem login
menangani keluhan pelanggan, kecepatan yang sudah disediakan oleh Universitas
koneksi Wifi di lingkungan asrama, kondisi Brawijaya. Selain itu, apabila
tempat tidur, kondisi fisik almari, fasilitas yang memungkinkan maka dapat dilakukan
disediakan sesuai dengan yang dijanjikan dan penambahan bandwidth untuk gedung A,
yang terakhir adalah kesesuaian harga sewa gedung B dan gedung D dengan
asrama dengan fasilitas yang disediakan. perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar
Sedangkan untuk 17 atribut lainnya harus Rp 33.336.000,- per bulan.
dipertahankan kinerjanya agar kepuasan c. Peningkatkan kinerja untuk kondisi
konsumen tidak menurun. tempat tidur yaitu dengan cara mengganti
kasur kapuk dengan kasur spons apabila
4. Penutup memungkinkan dengan kebutuhan biaya
Kesimpulan dari hasil analisis dan sebesar Rp 121.644.000,-. Apabila tidak
pembahasan yang telah dilakukan adalah sanggup mengganti secara keseluruhan
sebagai berikut: maka dapat dilakukan pergantian kasur
1. Atribut kualitas pelayanan yang memiliki secara berkala yaitu dengan melakukan
tingkat kepentingan tinggi dengan kinerja pergantian kasur tiap gedung A, B, C dan
yang rendah dan masuk ke dalam kategori D dalam waktu yang berbeda. Jika pihak
prioritas utama untuk ditingkatkan yaitu Griya Brawijaya menganggap harga
kondisi tempat tidur, kondisi fisik almari, pergantian kasur terlalu mahal, maka
kecepatan koneksi Wifi di lingkungan pihak Griya Brawijaya dapat
asrama, kesesuaian harga sewa asrama memperbolehkan penghuni asrama untuk
dengan fasilitas yang disediakan, fasilitas membawa kasur sendiri sesuai keinginan
yang disediakan sesuai dengan yang penghuni bagi yang merasa tidak puas
dijanjikan dan kecepatan petugas dalam dengan kasur yang telah disediakan.
menangani keluhan pelanggan. d. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk
2. Atribut yang harus diprioritaskan untuk memperbaiki kondisi almari yaitu dengan
dilakukan peningkatan dan lebih cara melakukan reparasi atau perbaikan
diperhatikan kinerjanya berdasarkan Model almari yang sudah lama dengan biaya
Kano secara berurutan yaitu kecepatan sebesar Rp 28.050.000,-.
petugas dalam menangani keluhan e. Perbaikan yang dapat dilakukan agar
pelanggan, kecepatan koneksi Wifi di penghuni asrama dapat merasa bahwa
lingkungan asrama, kondisi tempat tidur, fasilitas yang disediakan sesuai dengan
kondisi fisik almari, fasilitas yang yang dijanjikan maka pihak asrama Griya
disediakan sesuai dengan yang dijanjikan Brawijaya dapat melakukan perbaikan
dan yang terakhir adalah kesesuaian harga terhadap seluruh fasilitas yang dianggap
sewa asrama dengan fasilitas yang kurang memuaskan oleh penghuni
disediakan. asrama. Selain itu juga pihak Griya
3. Rekomendasi perbaikan yang dapat Brawijaya diharapkan dapat memperjelas
dilakukan untuk perbaikan kualitas janji layanan yang akan diberikan kepada
pelayanan asrama Griya Brawijaya yaitu: calon penghuni asrama agar mereka
a. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk dapat lebih memahaminya sehingga
meningkatkan kinerja pada kecepatan apabila mereka melakukan komplain
petugas dalam menangani keluhan terhadap fasilitas yang disediakan saat
pelanggan yaitu dengan memberikan
191
telah menghuni asrama, pihak Griya Puspitasari, Nia Budi, Henry Suliantoro dan
Brawijaya dapat lebih mudah dalam Laila Kusumawardhani. (2010). Analisis
menanganinya Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan
f. Agar penghuni asrama dapat Integrasi Importance Performance Analysis
menganggap harga sewa asrama sesuai (IPA) Dan Model Kano. J@TI Undip, Vol V,
dengan fasilitas yang disediakan, maka No 3, September 2010, hlm 185-198,
pihak asrama Griya Brawijaya dapat Semarang.
melakukan perbaikan pada ketiga atribut
tangible yaitu perbaikan pada koneksi Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial
Wifi, kondisi tempat tidur dan kondisi dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
almari.
Supranto, J. (1992). Teknik Sampling Untuk
Survei dan Eksperimen. Jakarta: PT.Rineka
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset
Tjiptono, Fandy. (2008). Service Management,
Untuk Bisnis Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta:
Andi Offset.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian. Suatu
Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi
Wu, Hsin-Hung, Yung-Tai Tang dan Jyh-Wei
Aksara.
Shyu. (2010). An Integrated Approach Of
Kano’s Model And Importance-Performance
Rangkuti, Freddy. (2003). Measuring
Analysis In Identifying Key Success Factors.
Customer Satisfaction: Teknik Mengukur &
African Journal of Business Management Vol.
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan &
4 (15), pp. 3238-3250, Taiwan.
Analisis Kasus PLN JP. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
192
Lampiran 1
193