Anda di halaman 1dari 11

BAB 2.

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN
Payudara atau kelenjar mamae merupakan salah satu pelengkap dari organ
reproduksi wanita yang dapat mengeluarkan air susu. Bentuk payudara cembung
dimana terdapat puting ditengah yang dilingkari oleh daerah berwarna coklat yang
disebut dengan aerola. Payudara terdiri dari kelenjar susu atau jaringan alveolar,
tersusun atas lobus-lobus yang dipisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Setiap
lobulus terdiri atas sekelompok alveoulus yang bermuara ke duktus laktiferus (saluran
air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya dan berakhir ke duktus
sekretorik. (Pearce, 2016)
Pada kehamilan minggu ke-16, mulai terjadi sedikit sekresi, dan setelah bayi
lahir, payudara akan mengeluarkan cairan bening (kolostrum) yang tinggi protein
selama 2-3 hari pertama dan selanjutnya akan menjadi air susu sempurna. Hormon
dari lobus anterior kelenjar hipofisis (prolaktin) penting dalam merangsang
pembentukan air susu. Sekresi air susu dikendalikan oleh hormon dari hipofisis
bagian anterior dan kelenjar tiroid. Salah satu penyakit payudara adalah kanker
payudara.
Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol
karena perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel abnormal ini yang akan menyebabkann sel-sel
tersebut membentuk massa yang kemudian menginfiltrasi organ dan mengganggu
fungsinya.
1.2 ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara terbagi atas
faktor termodifikasi dan faktor yang tidak termodifikasi.
Faktor yang tidak termodifikasi diantaranya :

a. Usia
b. menarche dini
c. menopause yang terlambat
Wanita dengan usia diatas 50 tahun, wanita yang mengalami menstruasi
pertama kali (menarche) dibawah usia 12 tahun dan wanita yang menopause diatas
usia 55 tahun lebih berisiko untuk menderita kanker payudara. Hal ini dapat
disebabkan oleh paparan hormon estrogen yang lebih lama.
d. Riwayat keluarga dan riwayat menderita lesi jinak maupun ganas pada payudara.
Wanita dengan riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara, terutama
pada hubungan kekerabatan yang dekat (ibu, saudara perempuan, anak perempuan,
ayah, saudara laki-laki, atau anak laki- laki) dan wanita dengan riwayat lesi jinak
maupun ganas pada payudara lebih cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara baru. Risiko akan meningkat apabila diagnosis ditegakkan pada usia
muda .

Faktor yang termodifikasi diantaranya :


a. Obesitas setelah menopause : Risiko kanker payudara berhubungan dengan
kelebihan berat badan disebabkan kadar estrogen yang tinggi karena jaringan
lemak sebagian besar berasal dari estrogen pada wanita pasca menopause
b. Penggunaan kombinasi hormon estrogen dan progestin pada saat menopause :
Pada penelitian (Erna Suparman, 2014) mengatakan bahwa penggunaan TSH
dimana estrogen dan progesteron yang menjadi kandungan utamanya selama 3-4
tahun pasca menopause meningkatkan resiko kanker payudara.
c. Konsumsi alcohol : Salah satu mekanisme alkohol dalam meningkatkan risiko
kanker payudara adalah dengan meningkatkan estrogen dan kadar androgen.
d. Merokok : Pada perokok jangka panjang, perokok berat, dan pada wanita yang
mulai merokok sebelum kehamilan pertamanya meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
e. Radiasi : Jaringan payudara lebih rentan terhadap karsinogen yang terkandung
dalam radiasi. Terlebih pada wanita yang diterapi dengan radiasi dosis tinggi pada
dada antara usia 10 sampai 30 tahun, seperti limfoma Hodgkin, dapat
meningkatkan risiko kanker payudara.
1.3 KLASIFIKASI HISTOPATOLOGIS
Secara histologis, kanker payudara diklasifikasikan menjadi karsinoma in situ
dan karsinoma invasif. Pada karsinoma in situ, terjadi proliferasi sel yang memiliki
gambaran sitologis sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi sel belum menginvasi
stroma dan menembus membran basal. Sedangkan pada karsinoma invasif, proliferasi
sel yang menunjukkan keganasan telah menginvasi stroma dan menembus membran
basal. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan biopsi jaringan payudara yang
kemudian akan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop. (Jong, 2013)
Macam kanker payudara yang menyerang manusia, diantaranya :
a. Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)
Kanker jenis ini juga disebut dengan Lobular Neoplasia. Namun, sebagian ahli
kedokteran menolak mengklasifikasikan LCIS ke dalam kategori kanker, karena
LCIS umumnya tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada kelenjar susu.
b. Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)
Ductal Carsinoma In Situ adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-
sel pada saluran susu. Kanker ini termasuk jenis non invasif (Tidak menyebar).
Namun ada kemungkinan DCIS ini menyerang ke kelenjar susu dan jaringan
lemak. Jika ini terjadi, maka akan dapat mengancam nyawa penderitanya.
c. Infiltrating Lobular Carsinoma (ILC)
ILC adalah jenis kanker payudara invasif, kanker ini bahkan sulit dideteksi dengan
teknik mammogram. Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah
kulit, di dalam kelenjar susu, dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan
penyangga payudara. Ciri-ciri fisik ILC adalah payudara penderitanya menebal
serta di bagian tertentu menebal dan keras, puting susu tertarik ke dalam, dan kulit
payudara menebal, berkerut atau bersisik.
d. Infiltrating Ductal Carsinoma (IDC)
Kanker jenis ini paling banyak menyerang, terutama pada wanita diatas 45 tahun.
IDC dari saluran susu dan menyebar melalui aliran darah serta jaringan limfa ke
bagian tubuh yang lainnya. Salah satu ciri fisik dari gejala IDC adalah puting susu
tertarik kedalam, dan terdapat benjolan yang runcing.
Klasifikasi TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC
T : Tumor size T0 Tidak ditemukan tumor primer
T1 Diameter tumor 2cm atau kurang
T2 Diameter tumor antara 2-5cm
T3 Diameter tumor > 5cm
T4 Sudah menyebar ke kulit atau dinding dada. Dapat
berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau terdapat benjolan kecil di kulit,
diluar tumor primer
N :Node N0 Tidak terdapat metastase kgb regional di ketiak
(Kel. getah bening) (aksilla)
kgb
N1 Terdapat metastase kgb regional di ketiak yang
masih dapat digerakkan
N2 Terdapat metastase kgb regional di ketiak yang sulit
digerakkan
N3 Terdapat metastase ke kgb diatas tulang selangka
(supraclavikula) / di mammae interna dekat sternum.
M : Metastasis jauh Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara berdasarkan AJCC

Stadium T N M

0 T0 N0 M0
I T1 N0 M0
T0 N1 M0
T1 N1 M0
IIa
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIb
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
IIIa T3 N1 M0
T2 N2 M0
T4 N0 M0

IIIb T4 N1 M0
T4 N2 M0

IIIc Tiap T N3 M0

IV Tiap T Tiap N M1

Keterangan:
a. Stage 0
Tahap sel kanker payudara tetap didalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke
dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.
b. Stage I
Tumor 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah bening normal).
c. Stage IIa
Tumor tidak ditemukan pada payudara tetapi sel-sel kanker di temukan di
kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan
telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak (aksiler), atau tumor yang lebih
besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak.
d. Stage IIb
Tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan
telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan dengan ketiak, atau
tumor yang lebih besar dari 5 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak.
e. Stage IIIa
Tidak di temukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar getah bening
ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker
ditemukan di kelenjar getah bening didekat tulang dada, atau tumor dengan
ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di
kelenjar getah bening dekat tulang dada.
f. Stage IIIb
Tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit
payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang
melekat dengan struktur lainnya, atau mungkin kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening di tulang dada. Kanker payudara inflamatori (berinflamasi)
dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIb.
g. Stage IIIc
Ada atau tidak adanya kanker dipayudara atau mungkin telah menyebar ke
dinding dada dan atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin
telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau ke kelenjar geteah bening di
dekat tulang dada.
h. Stage IV
Kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.
1.4 MANIFESTASI KLINIS
Gejala dari kanker payudara yang umum terjadi adalah :
a. Benjolan pada payudara melalui palpasi.
b. Bentuk dan ukuran payudara mengalami perubahan.
c. Keluarnya cairan dari puting susu selain ASI.
d. Terjadi perubahan kondisi kulit payudara, misalnya berubah menjadi tebal, kasar,
dan bersisik (Nurcahyo 2010, h. 104).
e. Retraksi atau inverti puting susu dan pembesaran getah bening kelenjar kulit
aksila.
f. Sedangkan gambaran ditemukanya metastasis kanker payudara dapat di tandai
dengan adanya hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura,
peningkatan alkali fosfatase.
1.5 PATOFISIOLOGI
Kanker payudara merupakan keadaan dimana sel-sel payudara tumbuh secara
tidak terkendali yang tidak mengikuti tuntutan fisiologis dan bersifat ganas. Penyakit
tersebut disebabkan oleh banyak faktor, selain karena seringnya terpapar radiasi,
faktor genetik, juga dapat disebabkan oleh faktor hormonal. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis.
Faktor-faktor tersebut memungkinkan sel pada payudara tumbuh tidak
terkontrol yang dapat disebut benigna atau maligna. Kebutuhan nutrisi sel abnormal
menjadi meningkat, sehingga asupan nutrisi ke jaringan lain menjadi menurun.
Kondisi tersebut menyebabkan sel-sel yang normal kekurangan energi dan
mengakibatkan banyak masalah, seperti ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh karena penurunan BB, serta intoleransi aktivitas karena menurunnya
kekuatan otot. Selain itu karena terjadinya perubahan bentuk pada payudara
menyebabkan seseorang mengalami gangguan citra tubuh.
Ketika sel-sel kanker menekan jaringan disekitarnya dan mengenai serabut
saraf, maka akan menyebabkan ketidaknyamanan fisik (gangguan rasa nyaman )
seperti nyeri akut. Apabila sakit dirasakan saat seseorang sedang tidur, maka akan
terjadi masalah tidur seperti Insomnia.
Metastase adalah transplantasi sel-sel ganas dari organ yang satu ke organ yang
lain. Penyebaran tersebut dapat menimbulkan perdarahan, nekrosis, pembentukan
ulkus, dan penggantian dengan jaringan fibrotic. Ketika sel kanker bermetastase ke
paru, maka dapat menimbukan gangguan pola napas (sesak) karena produksi cairan
pleura yang berlebihan. Metastase pada jaringan lain dapat menimbulkan gumpalan
yang besar, berakar di tempat (tidak dapat digerakkan dengan palpasi), kadang-
kadang timbul ulkus dengan perdarahan sehingga menjadi kerusakan integritas kulit.
Sel-sel kanker menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe
dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat
terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker)
pada bagian tubuh yang lain.
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test faal marker
(CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
Non invasive: Mamografi, Rontgen thorak, USG, MRI, PET
Invasif : Biopsi aspirasi (FNAB), True-cut, Insisi biopsy, Eksisi biopsy
Selain itu, cara untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan payudara sendiri
b. Pemeriksaan payudara secara klinis
1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi Ca Mammae yaitu :
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen), penyebaran hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sumsum tulang ,otak ,syaraf.
b. Fibrosis payudara
c. Kematian
1.8 PENATALAKSANAAN
a. Terapi primer
1. Bedah diagnostic
Bedah diagnostik dilakukan untuk mendapatkan biopsi (eksisi jaringan yang di
curigai) untuk menganalisa jaringan dan sel-sel yang diduga ganas. Metode
biopsi yang umum digunakan adalah :
a) Metode eksisi (digunakan untuk mendapatkan biopsi jaringan yang mudah
dijangkau)
b) Insisi (digunakan untuk massa tumor yang terlalu besar untuk di angkat)
c) Biopsi jarum (digunakan untuk mendapatkan sampel massa yang
dicurigai yang dengan mudah dapat di jangkau).
2. Bedah paliatif
Bedah paliatif dilakukan sebagai usaha untuk menghilangkan komplikasi dari
kanker. Tipe pembedahan ini dirancang untuk meredakan nyeri yang berat,
menghilangkan obstruksi, dan mastektomi sederhana untuk penyakit payudara
ulseratif.
3. Bedah rekonstruktif
Bedah rekonstruktif dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki fungsi.
b. Terapi radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mengganggu pertumbuhan seluler. Terapi radiasi
juga dapat digunakan untuk mengontrol penyakit malignasi bila tumor tidak dapat
di angkat secara pembedahan atau bila ada metastasis pada nodus lokal. Tumor
radiosensitif adalah tumor yang dapat dihancurkan oleh dosis radiasi yang masih
memungkinkan sel normal untuk beregenerasi dalam jaringan normal. Radiasi
dapat di berikan pada letak tumor baik dengan mekanisme eksternal atau internal,
dimana implantasi radiasi internal atau brachytherapy digunakan untuk
memberikan radiasi dosis tinggi ke area yang terlokalisir.
c. Terapi sistemik
Terapi sistemik atau yang sering disebut dengan kemoterapi adalah pengobatan
menggunakan obat yang diberikan secara oral maupun disuntikkan. Kemoterapi
umumnya menggunakan obat dosis tinggi yang bekerja didalam sel. Kemoterapi
bertujuan menghambat atau melemahkan sel kanker bahkan dapat mematikan sel
kanker.
d. Fotomedik
Terapi fotomedik atau fototerapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan
senyawa fotosintesis seperti photofrin. Senyawa fotosintesis diberikan secara
intravena yang akan tertahan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam jaringan
maligna dibanding jaringan normal, kemudian senyawa tersebut diaktifkan dengan
penyinaran menggunakan sinar laser yang akan mennimbulkan molekul oksigen
singlet yang aktif dan bersifat sitotoksik.
e. Targeted theraphy
Targeted theraphy adalah pemberian obat yang secara khusus di targetkan untuk
menghambat pertumbuhan protein tertentu. Ada beberapa jenis sel kanker yang
merupakan sekumpulan senyawa protein yang terus tumbuh membesar dan
menjalar.
1.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Insomnia b.d ketidaknyamanan fisik
b. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
c. Gangguan citra tubuh b.d penyakit
d. Keletihan b.d gangguan tidur
e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan nutrisi.
f. Hambatan mobilitas b.d nyeri
g. Kerusakan integritas kulit b.d agen farmaseutikal
DAFTAR PUSTAKA

Erna Suparman, E. S. (2014). Peran Estrogen dan Progesteron terhadap Kanker


Payudara. Jurnal Biomedik, 146-147.

Jong, S. d. (2013). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Pearce, E. C. (2016). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Reedy, G. M. (2015). Special section : Breast Carcinoma In Situ. In G. M. Reedy,


Cancer Fact & Figures 2015 (pp. 26-35). America: American Cancer Society.

Anda mungkin juga menyukai