Anda di halaman 1dari 26

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI


MAKALAH REKAYASA GENETIKA DAN GENETIKA BIOTEKNOLOGI
dan PRINSIP BIOSINTESIS BIOPOLIMER SECARA FUNDAMENTAL

OLEH:

NAMA : MIFTAH HARIATY


NIM : 15020160251
KELAS : C2

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019

1
Kata Pengantar
Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa syukur
kehadirat Allah SWT hingga saat ini kami diberikan kesempatan untuk
dapat menulis makalah ini, dan hanya karna rahmat yang diberikan-Nya
kami dapat merangkai makalah ini hingga selesai . Apapun yang kami
sajikan semoga selalu bermanfaat bagi pembacanya.
Pada makalah ini,kami membahas mengenai Rekayasa genetika
dan prinsip biosintesis biopolimer secara fundamental. Dan selesainya
penulisan makalah ini berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karna itu
kami sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
rekan-rekan yang dengan berkat dukungannya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari , makalah kami sangat banyak kekurangan
baik isi materi maupun teknik penulisan . Oleh sebab itu, kritik, dan saran,
serta pendapat dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bekal
pembenahan makalah kami selanjutnya.

Makassar, Mei 2019

2
BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai


menjelang akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama
Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan
interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada
tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan
tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu
dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola
pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan
pada tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History.
Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang
memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara
terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric
von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-
prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu
hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan
persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era
yang dinamakan genetika klasik.
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah.Kata fermentasi
berasal dari Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus (to boil).Arti kata
dari Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan
bergelembung atau mendidih.Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas
ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian.Gelembung-gelembung
karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap
kandungan gula.Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli

3
biokimia dan mikrobiologi industri.Arti fermentasi pada bidang biokimia
dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa
organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti
yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan
produk dari pembiakan mikroorganisme.
Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh para ahli.Arti kata fermentasi berubah pada saat Gay
Lussac berhasil melakukan penelitian yang menunjukkan penguraian gula
menjadi alkohol dan karbondioksida.Selanjutnya Pasteur melakukan
penelitian mengenai penyebab perubahan sifat bahan yang difermentasi,
sehingga dihubungkan dengan mikroorganisme dan akhirnya dengan
enzim.Untuk beberapa lama fermentasi terutama dihubungkan dengan
karbohidrat, bahkan sampai sekarang pun masih sering
digunakan.Padahal pengertian fermentasi tersebut lebih luas lagi,
menyangkut juga perombakan protein dan lemak oleh aktivitas
mikroorganisme.
Meskipun fermentasi sering dihubungkan dengan pembentukan
gas yang disebabkan oleh mikroorganisme yang hidup, pada saat ini
pembentukan gas maupun terdapatnya sel mikroorganisme hidup tidak
merupakan kriteria yang esensial. Dalam beberapa proses fermentasi
misalnya fermentasi asam laktat, tidak ada gas yang dibebaskan.
Fermentasi dapat juga berlangsung (meskipun jarang terjadi) dengan
menggunakan ekstrak enzim yang berfungsi sebagai katalisator reaksi.
Dari uraian diatas dapat disarikan bahwa fermentasi mempunyai
pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat
organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Untuk hidup semua mikroorganisme membutuhkan sumber energi yang
diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana mikroorganisme berada
di dalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan oleh
mikroorganisme adalah glukosa. Dengan adanya oksigen beberapa
mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida,
dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh.

4
Ini adalah metabolisme tipe aerobik. Akan tetapi beberapa
mikroorganisme dapat mencerna bahan baku energinya tanpa adanya
oksigen dan sebagai hasilnya bahan baku energi ini hanya sebagian yang
dipecah. Bukan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energy yang
dihasilkan, tetapi hanya sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan
produk akhir metabolik organik lain yang dihasilkan. Zat-zat produk akhir
ini termasuk sejumlah besar asam laktat, asam asetat, dan etanol, serta
sejumlah kecil asam organik volatil lainnya, alkohol dan ester dari alkohol
tersebut.Pertumbuhan yang terjadi tanpa adanya oksigen sering dikenal
sebagai fermentasi.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian rekayasa genetika ?
2. Bagaimana penerapan rekayasa genetika?

3. Bagaimana prinsip biosintesis biopolimer secara fermentasi ?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian rekayasa genetika
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan rekayasa genetika

3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip biosintesis biopolimer


secara fermentasi

1.3 Manfaat Penulisan


Dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat sebagai menambah
wawasan mengenai rekayasa genetika dan rekayasa bioteknologi
serta prinsip biosintesis biopolimer secara fermentasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA

Pengertian genetika yang masih klasik dijumpai pada berbagai


pustaka rujukan beragam maupun buku pada umumnya. Genetika
adalah cabang biologi yang bersangkut paut dengan pewarisan sifat
(hereditas) dan variasi (stanfield, 1983).
Genetika adalah kata yang dipinjam dari bahasa
Belanda:genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari
kata bahasa Yunanigenno, yang berarti "melahirkan". Genetika
merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada
organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Maka,
dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan
segala aspeknya.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular
(molekular) hingga populasi. Dan secara lebih rinci, genetika berusaha
menjelaskan tentang :
•material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
•bagaimana inormasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
•bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang
lain (pewarisan genetik)
Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah
penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan
manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun pengalaman
dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan
layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi
sebelumnya.
Maka, Rekayasa genetika dalam arti luas adalah teknologi dalam
penerapan genetika untuk membantu masalah dan kepentingan apapun
dari manusia. Dengan segala pengetahuan dan pengalaman dari trial

6
dan error tersebut manusia dapat mengembangkan produk-produk
yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi
didifinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA
rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau organel; atau
fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus rintangan
reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan
dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi
atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau
menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima.
Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari
organisme apa saja. Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di
kromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman dapat diselipkan pada
kromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman atau
gen dari babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari
manusia dapat diselipkan pada kromosom bakteri.
Produksi insulin untuk pengobatan diabetes, misalnya,
diproduksi di dalam sel bakteri Eschericia coli (E. coli) di mana gen
penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang kemudian
diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi
insulin dapat dilakukan dengan cepat, massal, dan murah. Teknologi
rekayasa genetika juga memungkinkan manusia membuat vaksin pada
tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru
yang khas.
B. PENGETIAN BIOPOLIMER
Biopolimer adalah polimer yang dapat di uraikan secara alamiah
oleh mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Biopolimer adalah polimer biodegradable alami yang
diakumulasikan oleh mikroorganisme (Martínez, 2011). Polimer
merupakan makromolekul besar yang terbentuk dari unit-unit atau
monomer berulang sederhana. Salah satu kelompok polimers ini

7
adalah plastik (Djamaan dan Dewi, 2014). Sementara biodegradable
berarti dapat diuraikan secara kimia oleh mikroorganisme (Gill, 2014).
Biopolimer dibagi menjadi dua kelompok yaitu, biopolimer
biourai dan fotourai. Biopolimer biourai yaitu plastik yang dapat
diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroba secara hidrolisis,
sedangkan biopolimer fotourai yaitu plastik yang sensitif terhadap
cahaya dan terurai menjadi fragmen-fragmen kecil yang tidak dapat
diuraikan lagi (Djamaan, 2011).
Prinsip Biosintesis Biopolimer
Salah satu cara yang banyak diteliti adalah fermentasi menggunakan
bakteri penghasil biopolymer poli(3-hidroksialkanoat), P(3HA). Diketahui
bahwa bakteri tertentu menghasilkan P(3HA) didalam selnya yang berfungsi
sebagai cadangan makanan dan energi pada kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, misalnya : kekurangan nitrogen dan fosfat
(Anderson and Dawes, 1990). Biopolimer yang dihasilkan oleh bakteri
tersebut, dapat diekstrak keluar dari selnya dan diproses lebih lanjut sesuai
dengan keperluan yang diinginkan (Djamaan, 2004).
Kondisi Fermentasi
Proses fermentasi dijalankan dalam labu Erlenmeyer 250 mL
yang berisi masing-masing 100 ml media dengan pH 7.0, suhu 300C,
dan penggoncangan dalam alat Rotary Shaker Incubator 200 rpm
selama 48 jam. Jumlah inokulum bakteri penghasil P(3HB) terhadap
volume medium fermentasi adalah sebesar b3% v/v. (Djamaan, 2004).
C.PENERAPAN GENETIKA
Charles Darwin dengan teori evolusinya menjadi seseorang
yang pertama kali menyinggung variasi genetik di dalam bukunya the
origin of species.
Tetapi istilah "genetika" pertama kali diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick yang juga ia
gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada
tahun 1906.
Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang
genetika murni ataupun genetika terapan. Dan perkembangan

8
dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan menyilangkan
tanaman pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan
Mendel". Sebuah hukum yang mengenalkan konsep gen (Mendel
menyebutnya 'faktor') sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan
bahwa setiap gen memiliki alel yang menjadi ekspresi alternatif dari
gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu
memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas,
masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini
dinamakan genotipe. Dan apabila suatu individu memiliki pasangan
alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila
pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam
keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat
yang terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.
Setelah penemuan karya Mendel tersebut, genetika
berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi
contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu
pengetahuan atau sains. Dan perkembangan tersebut terjadi dalam
bidang genetika murni maupun terapan.
1. PENGErTIAN FERMENTASI
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah.Kata fermentasi
berasal dari Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus (to boil).Arti
kata dari Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan
bergelembung atau mendidih.Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas
ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian.Gelembung-
gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik
terhadap kandungan gula.Fermentasi mempunyai arti yang berbeda
bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri.Arti fermentasi pada bidang
biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme
senyawa organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi
mempunyai arti yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses
untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme.
Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh para ahli.Arti kata fermentasi berubah pada saat

9
Gay Lussac berhasil melakukan penelitian yang menunjukkan
penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida.Selanjutnya
Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab perubahan sifat
bahan yang difermentasi, sehingga dihubungkan dengan
mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim.Untuk beberapa lama
fermentasi terutama dihubungkan dengan karbohidrat, bahkan sampai
sekarang pun masih sering digunakan.Padahal pengertian fermentasi
tersebut lebih luas lagi, menyangkut juga perombakan protein dan
lemak oleh aktivitas mikroorganisme.
2. PERANAN MIKROORGANISME DALAM TEKNOLOGI
FERMENTASI
Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatanbeberapa
jenis microorganism baik bakteri, khamir, dan kapang.Mikroorganisme
yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan
yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan
perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan).Dari
mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, yang paling
penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, dan
beberapa jenis khamir penghasil alkohol. Jenis-jenis mikroorganisme
yang berperan dalam teknologi fermentasi adalah :
A. Bakteri Asam Laktat
Dari kelompok ini termasuk bakteri yang menghasilkan sejumlah
besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula
(karbohidrat). Asam laktat yang dihasilkan dengan cara tersebut akan
menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya dan
menimbulkan rasa asam. Ini juga menghambat pertumbuhan dari
beberapa jenis mikroorganisme lainnya.Dua kelompok kecil
mikroorganisme dikenal dari kelompok ini yaitu organisme-organisme
yang bersifat homofermentative dan heterofermentative.
Jenis-jenis homofermentatif yang terpenting hanya menghasilkan
asam laktat dari metabolisme gula, sedangkan jenisjenis
heterofermentatif menghasilkan karbondioksida dan sedikit asam-

10
asam volatil lainnya, alkohol, dan ester disamping asam laktat.
Beberapa jenis yang penting dalam kelompok ini:
1. Streptococcus thermophilus, Streptococcus lactis dan
Streptococcus cremoris. Semuanya ini adalah bakteri gram positif,
berbentuk bulat (coccus) yang terdapat sebagai rantai dan
semuanya mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri susu.
2. Pediococcus cerevisae. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk
bulat, khususnya terdapat berpasangan atau berempat (tetrads).
Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri
ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.
3. Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc dextranicum. Bakteri ini
adalah gram positif berbentuk bulat yang terdapat secara
berpasangan atau rantai pendek. Bakteri-bakteri ini berperanan
dalam perusakan larutan gula dengan produksi pertumbuhan
dekstran berlendir. Walaupun demikian, bakteribakteri ini
merupakan jenis yang penting dalam permulaan fermentasi
sayuran dan juga ditemukan dalam sari buah, anggur, dan bahan
pangan lainnya.
4. Lactobacillus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus delbrueckii.
Organisme-organisme ini adalah bakteri berbentuk batang, gram
positif dan sering berbentuk pasangan dan rantai dari sel-selnya.
Jenis ini umumnya lebih tahan terhadap keadaan asam dari pada
jenis-jenis Pediococcus atau Streptococcus dan oleh karenanya
menjadi lebih banyak terdapat pada tahapan terakhir dari
fermentasi tipe asam laktat. Bakteri-bakteri ini penting sekali dalam
fermentasi susu dan sayuran.
B. Bakteri Asam Propionat
Jenis-jenis yang termasuk kelompok ini ditemukan dalam golongan
Propionibacterium, berbentuk batang dan merupakan grampositif.
Bakteri ini penting dalam fermentasi bahan pangan karena
kamampuannya memfermentasi karbohidrat dan juga asam laktat dan

11
menghasilkan asam-asam propionat, asetat, dan karbondioksida.
Jenis-jenis ini penting dalam fermentasi keju Swiss.
C. Bakteri Asam Asetat
Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif dan ditemukan dalam
golongan Acetobacter sebagai contoh Acetobacter aceti.
Metabolismenya lebih bersifat aerobik (tidak seperti spesies tersebut
di atas), tetapi peranannya yang utama dalam fermentasi bahan
pangan adalah kemampuannya dalam mengoksidasi alkohol dan
karbohidrat lainnya menjadi asam asetat dan dipergunakan dalam
pabrik cuka.
D. Khamir
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol
dimana produk utama dari metabolismenya adalah
etanol.Saccharomyces cerevisiae adalah jenis yang utama yang
berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir dan anggur
dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti.
E. Kapang
Kapang jenis-jenis tertentu digunakan dalam persiapan pembuatan
beberapa macam keju dan beberapa fermentasi bahan pangan Asia
seperti kecap dan tempe. Jenis-jenis yang termasuk golongan
Aspergillus, Rhizopus, dan Penicillium sangat penting dalam kegiatan
tersebut.
Dalam proses fermentasi, mikroorganisme harus mempunyai 3
(tiga) karakteristik penting yaitu:
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu
substrat dan lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
2. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur
ketahanan fisiologi dan memilki enzim-enzim esensial yang mudah
dan banyak supaya perubahanperubahan kimia yang dikehendaki
dapat terjadi.
3. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus sesuai
supaya produksi maksimum.

12
Berdasarkan sumber mikroorganisme, proses fermentasi dibagi 2 (dua)
yaitu:
1. Fermentasi spontan,adalah fermentasi bahan pangan dimana
dalam pembuatannya tidak ditambahkan mikroorganisme dalam
bentuk starter atau ragi, tetapi mikroorganisme yang berperan aktif
dalam proses fermentasi berkembang baik secara spontan karena
lingkungan hidupnya dibuat sesuai untuk pertumbuhannya, dimana
aktivitas dan pertumbuhan bakteri asam laktat dirangsang karena
adanya garam, contohnya pada pembuatan sayur asin.
2. Fermentasi tidak spontanadalah fermentasi yang terjadi dalam
bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan
mikrorganisme dalam bentuk starter atau ragi, dimana
mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembangbiak secara
aktif merubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang
diinginkan, contohnya pada pembuatan tempe dan oncom.
3. PERAN MIKROBA DALAM INDUSTRI FERMENTAS
A. Sumber Mikroba untuk industri.
Mikro b a ya n g u m um d igu n a ka n d a lam in du st ri f e rme n ta si
terutamtergolong dalam bakteri dan fungi tingkat rendah yaitu kapang dan
khamir. Selain digunakan dalam industri fermentasi, mikroba juga banyak
digunakan untuk tujuan lain, misalnya dalam pengolahan limbah dan
pembersihan bahan-bahan beracun, serta fiksasi nitrogen di bidang
pertanian.Beberapa contoh penggunaan mikroba untuk industri :
1. Produksi massa sel : protein sel tunggal untuk makanan ternak dan
manusia, pertisida (Bacillus thuringiensis).
2. Penggunaan bagian-bagian yang penting dari sel : biokatalis
(enzim), antigen permukaan, protein lamelar untuk filter membran,
polisakharida kapsul (kriptoxantin, xantan, alginat, skleran,
kurdlan), pigmen, lipid (untuk biotransformasi lipid).
3. Produksi metabolisme primer : alkohol, asam organik, asam amino,
kofaktor, vitamin (B12 dan riboflavin), metana, hidrogen.

13
4. Produksi metabolisme sekunder : antibiotik, toksin, komponen
flavor.
B. Isolasi Mikroba
Mikroorganisme yang penting dalam industri fermentasi dapat
diperoleh dari berbagai sumber dialam. Sebagai contoh, bakteri
pembentuk spora yaitu Bacillus dan Clostridium sering ditemukan
dari tanah, bakteri asam laktat sering ditemukan pada susu,
bakteri asam asetat sering ditemukan pada sari buah, dan
sebagainya.
Untuk mendapatkan isolat mikroba dari suatu bahan yang
mengandung campuran mikroba dapat dilakukan dengan
beberapa cara tergantung dari jenis mikroorganismenya.
Beberapa jenis isolasi
1. Isolasi pada agar cawan.
2. Isolasi dalam medium cair
3. Isolasi sel tunggal
1. SUBTRAT FERMENTASI
a. Pemilihan Subtrat
Dalam industri fermentasi diperlukan substrat yang murah,
mudah tersedia dan efisien penggunaannya.
Dalam industri fermentasi dimana produk-produknya juga dapat
dihasilkan secara sintetis atau dengan cara lainnya, pemilihan
substrat merupakan hal yang kritis. Sebagai contoh misalnya
produksi asam-asam amino (glutamat, lisin, metiamin, dan
sebagainya) serta PST (Protein Sel Tunggal).Pemilihan substrat
untuk fermentasi produk-produk tersebut harus sedemikian rupa
sehingga harga produknya dapat bersaing dengan harga produk
yang diproduksi dengan cara lain.
b. Persyaratan Umum Substrat Fermentasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan substrat untuk
fermentasi adalah :
1. Tersedia dan mudah di dapat

14
2. Sifat fermentasi
3. Harga dan factor harga
Substrat untuk fermentasi harus tersedia sepanjang tahun.Substrat
yang berasal dari limbah tanaman musiman tidak mudah didapat,
terutama bila periode pemanenannya pendek dan bahan tersebut mudah
terkontaminasi dan menjadi buruk.Substrat yang baik untuk industri
adalah yang relatif stabil dan dapat disimpan selama beberapa bulan. Jika
sebagai substrat digunakan bahan buangan atau limbah suatu industri,
mutu dan komposisinya sering bervariasi tergantung dari proses yang
digunakan sebelumnya.
Harga substrat merupakan faktor penting dalam industry tetapi dalam
pemilihan substrat harus diperhitungkan jumlah karbon yang tersedia yang
berbeda pada masing-masing substrat.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan substrat adalah
kecepatan aerasi dan atau agitasi, dimana kecepatan ini harus dinaikkkan
jika digunakan substrat yang lebih tereduksi.
c. Subtrat Sumber Karbon
Subtrat sumber karbon terdiri dari:
1. Molase
Karbohidrat merupakan sumber energi tradisional dalam industri
fermentasi.Glukosa dan Sukrosa jarang digunakan sebagai satu-
satunya sumber karbon karena harganya mahal, sedangkan limbah
industri gula yaitu molase merupakan sumber karbohidrat
termurah.Disamping mengandung sejumlah gula, molase juga
mengandung senyawa bernitrogen, vitamin dan elemen terbatas.
Komposisi molase bervariasi tergantung bahan mentah yang
digunakan untuk produksi gula, misalnya molase gula bit dan gula
tebu.Perbedaan mutu molase juga dipengaruhi oleh lokasi, kondisi
iklim dan proses produksi pada masing-masing pabrik. Selain molase,
residu dari sakarifikasi pati yang terkumpul setelah kristalisasi gula
juga sering digunakan sebagai substrat fermentasi.Misalnya molase
hidrol adalah limbah produksi glukosa dari jagung.

15
2. Ekstat Malt
Ekstak kecambah barlei merupakan substratyang baik untuk fungi,
khamir dan actinomycetes.Ekstrak malt kering mengandung 90 – 92%
karbohidrat, terdiri dari hektosa (glukosa, fruktosa) disakarida (maltosa,
sukrosa), trisakharida (maltotriosa) dan dekstrin.
Komposisi asam amino dari ekstrak malt bervariasi tergantung dari
biji-bijian yang digunakan, tetapi 50% dari jumlah asam amino selalu
dalam bentuk protein substrat yang mengandung ekstrak malt harus
disterilisasi secara hati-hati, karena pemanasan yang berlebihan dapat
menyebabkan reaksi pencoklatan (reaksi Mailard) karena pHnya
rendah dan kandungan gula pereduksi tinggi yang akan bereaksi
dengan grup amino dari amin, asam amino atau protein.
3. Pati dan Dekstrin
Sebagai sumber karbon, pati dan dekstrin dapat digunakan
langsung oleh mikroorganisme yang memproduksi amilase.Dalam
industri etanol, selain digunakan sirup glukosa sebagai substrat, sering
juga digunakan pati.
4. Limbah Sulfit
Limbah sulfit dari industri kertas yang merupakan limbah yang
mengandung gula dengan berat kering 9 – 13 %, terutama digunakan
untuk memperbanyak khamir. Limbah sulfit dari pohon canifera
mengandung 2 – 3% total gula, dimana 80% dari gula tersebut adalah
hektosa (glukosa, mamosa, galaktosa) dan lainnya adalah pentosa
(xitosa, arabinosa).
5. Selulosa
Selulosa mulai banyak digunakan sebagai substrat fermentasi
karena mudah didapat dan murah harganya.
Sumber selulosa pada umumnya dalam bentuk limbah, misalnya
jerami, bongkol jagung, limbah kayu, bagase dan limbah
kertas.Biasanya penggunaan selulose sebagai sumber karbon tidak

16
dapat langsung, tetapi harus mengalami hidrolisa terlebih dahulu
secara kimia atau enzimatik.
Sirup glukosa yang dihasilkan dari hidrolisa selulosa dapat
digunakan untuk memproduksi etanol, disamping itu juga
produkproduk lain seperti butanol, aseton dan isopropanol. Sekarang
telah banyak digunakan mikroba yang memproduksi selulose dalam
fermentasi selulosa.
6. Minyak Nabati
Minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak biji kapas dan minyak
palem digunakan sebagai substrat tambahan, yaitu ditambahkan
kedalam medium dimana karbohidrat merupakan sumber energi.
7. Metanol
Jika dilihat dari kandungan karbonnya, metanol merupakan substrat
fermentasi yang termurah, tetapi hanya dapat dipecah oleh beberapa
bakteri dan khamir. Metanol sering digunakan sebagai substrat untuk
produksi protein.

17
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMULAN
Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah
penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan
permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat
pengetahuan, ataupun pengalaman dari trial dan error. Dan
rekayasa juga mengalami perkembangan layaknya lomba lari
estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya.
Biopolimer adalah polimer yang dapat di uraikan secara
alamiah oleh mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Biopolimer adalah polimer biodegradable alami yang
diakumulasikan oleh mikroorganisme. Polimer merupakan
makromolekul besar yang terbentuk dari unit-unit atau
monomer berulang sederhana. Salah satu kelompok polimers
ini adalah plastik. Sementara biodegradable berarti dapat
diuraikan secara kimia oleh mikroorganisme.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar pembaca
dapat memahami dengan baik dan dapat di aplikasikan.

18
19
20
21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai