32
INDIKATOR
KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI JAWA BARAT
id
2015
o.
.g
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
.id
Jumlah Halaman : viii + 160 halaman
go
.
ps
NASKAH:
r.b
PENYUNTING:
://
tp
GAMBAR KULIT:
Bidang Statistik Sosial, BPS Provinsi Jawa Barat
DITERBITKAN OLEH:
BPS Provinsi Jawa Barat
.id
Editor : Dyah Anugrah Kuswardani, MA
go
Yayat Hidayat, S.ST, M.Stat.
.
ps
Penulis : Reni Wulandari, SST.
r.b
Pengolah Data/
ja
.id
Perumahan, Pengeluaran Rumahtangga dan Sosial Ekonomi.
. go
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan publikasi ini masih banyak
ps
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk kesempurnaan publikasi ini di
r.b
semua pihak yang telah membantu hingga publikasi ini dapat terselesaikan. Semoga
tp
ht
Halaman
1 KEPENDUDUKAN ……………………………………………… 1
2 KESEHATAN ……………………………………………………… 21
3 PENDIDIKAN ……………………………………………………… 39
id
o.
4 KETENAGAKERJAAN ………………………………………….. 63
.g
5 TARAF DAN POLA KONSUMSI ………………………………... 87
ps
r.b
6 PERUMAHAN ………………………………………………….. 99
ba
Halaman
KEPENDUDUKAN
KESEHATAN
id
2.1 Angka Kesakitan dan rata-rata lama sakit, 2014-2015 …….. 25
o.
2.2 Persentase anak usia 0-23 bulan yang pernah disusui dan rata- 27
.g
rata lama disusui, 2014-2015 ………………………………..
ps
2.3 Persentase anak 12-59 bulan yang pernah diimunisasi, menuurut 29
jenis imunisasi, 2014-2015 ……………………………………
r.b
PENDIDIKAN
tp
ht
3.1 Angka Melek Huruf menurut kelompok umur, jenis kelamin dan 43
daerah tempat tinggal, 2014-2015 …………………………..
3.2 Angka Harapan Sekolah (EYS tahun) dan Rata-rata lama sekolah 47
(MYS) (tahun) menurut jenis kelamin dan daerah temat tinggal,
2014-2015………………………………………………………..
3.3 Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tingkat 49
pendidikan dan daerah tempat tinggal, 2014-2015 …………
3.4 Angka Partisipasi Sekolah menurut usia sekolah, jenis kelamin 54
dan daerah tempat tinggal, 2014-2015 ………………………
3.5 Angka Partisipasi Murni menurut usia sekolah, jenis kelamin dan 59
daerah tempat tinggal, 2014-2015 …………………………..
id
4.7 Rata-rata gaji pendapatan bersih sebulan (rupiah) pekerja 1) 85
o.
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kelamin,
2014-2015 ……………………………………………………
.g
ps
r.b
PERUMAHAN
id
o.
.g
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
.id
pertumbuhan
terjadi apabila pertumbuhan jumlah penduduk tidak
penduduk yang tidak go
terkendali dan tidak diimbangi dengan pemenuhan
.
ps
terkendali serta
kebutuhan penduduk seperti sandang, pangan,
r.b
distribusi penduduk
papan, dan kebutuhan akan pendidikan dan
ba
menjadi masalah
://
.id
yang harus segera ditangani oleh pemerintah.
Kebijakan pemerintah terkait
kependudukan baik dalam hal kuantitas maupun
go
masalah
.
ps
Jawa Barat merupakan
kualitas penduduk harus terus dilaksanakan dalam
r.b
penduduk terbanyak di
Indonesia. Jumlahnya
://
penduduk Indonesia.
ht
.id
berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-
. go
2035 tercatat sebanyak 46,71 juta jiwa. Jumlah
penduduk tersebut mengalami kenaikan sekitar 0,68
ps
.id
(juta jiwa) (%) kelamin
2011 43,94 103,14
2012
2013
44,64
45,34
1,60
1,56
go
. 103,06
102,99
ps
2014 46,03 1,52 102,91
r.b
.id
lainnya. Hal tersebut tidak hanya dari sisi tingkat
go
pertumbuhan, tetapi juga dari sisi absolut.
.
ps
.id
Salah satu persoalan yang terkait dengan
kependudukan yang masih harus dihadapi di Jawa . go Kepadatan penduduk
ps
tertinggi terjadi di
Barat yaitu masalah ketimpangan distribusi
r.b
jumlah penduduk yang sangat besar, di wilayah lain 10.000 per km2.
.id
sekitar Jakarta dan beberapa kabupaten/kota lainnya.
go
Hal tersebut disebabkan tingginya faktor penarik
.
ps
.id
beban yang harus ditanggung penduduk yang
go
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
.
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
ps
Angka beban
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
ba
tanggungan di Jawa
beban yang ditanggung penduduk yang produktif
ja
.id
Umur (tahun)
0-14 28,5 28,1 27,8 27,5 27,2
15-64
65+
66,9
4,6
67,2
.
4,7
go 67,4
4,8
67,6
4,9
67,7
5,1
ps
Angka beban
49,41 48,87 48,39 47,97 47,62
r.b
ketergantungan
Sumber : Proyeksi Penduduk Jawa Barat 2010-2020
ba
ja
.id
2015.
.id
yaitu tingginya angka kelahiran di suatu daerah.
Sebagian besar wanita
go
Banyaknya kelahiran yang terjadi pada seorang
.
ps
Jawa Barat melakukan
wanita dapat dipengaruhi oleh masa reproduksinya.
r.b
perkawinan pertama
semakin panjang masa reproduksi seorang wanita,
pada usia 19-24 tahun.
ba
masa reproduksinya.
.id
menikah pada usia 18 tahun ke bawah mencapai
40,71 persen. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan
tetapi inilah potret masyarakat kita saat ini. Namun
. go
ps
menunjukkan peningkatan.
ht
.id
Jika dilihat berdasarkan daerah tempat
tinggal,
go
persentase
. wanita yang melakukan
perkawinan pertamanya pada usia 10-15 tahun pada
ps
r.b
.id
pertama pada usia kurang dari 16 tahun lebih tinggi
dari persentase angka provinsi. Persentase wanita
yang melakukan perkawinan pertamanya pada usia
. go
ps
.id
bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan
go
penduduk, mengurangi angka kelahiran anak dan
.
ps
kematian ibu. Program KB dilakukan dengan
r.b
Persentase wanita
jenis/macamnya. Badan Kependudukan dan Keluarga
ja
.id
berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara
KB berada dikisaran 65 persen yaitu masing masing
sebesar 65,35 persen pada tahun 2014 dan 64,67
.go
ps
.id
bagi penggunanya.
. go
Tabel 1.4. Persentase wanita berumur 15-49 tahun berstatus kawin
ps
2014 2015
Alat/Cara KB
Kota Desa K+D Kota Desa K+D
ba
Susuk KB/sejenisnya
Pil KB 23,74 23,79 23,76 21,74 24,36 22,68
Kondom/karet KB 0,90 0,11 0,61 1,29 0,03 0,83
Intervag/tisue 0,08 0,00 0,05 0,06 0,04 0,05
Kondom wanita 0,05 0,00 0,03 0,81 0,06 0,54
Cara tradisional 0,65 0,04 0,43 3,01 1,85 2,59
Tabel 1.4. memperlihatkan bahwa dari
berbagai macam alat/cara KB yang digunakan,
suntikan dan pil merupakan alat/cara KB yang paling
banyak diminati. Pada tahun 2015 penggunaan
suntikan sedikit menurun dibanding 2014. Demikian
halnya penggunaan pil yang mengalami penurunan
.id
Ini menjadi fenomena yang menarik. Apalagi jika
go
dilillhat berdasarkan daerah tempat tinggalnya, alat
.
ps
cara KB Tradisional tersebut penggunanya lebih
r.b
.id
tahun 2013 kemudian meningkat menjadi 3,41
go
persen pada tahun 2014.
.
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
.id
negara/wilayah semakin baik, khususnya dalam
meningkatkan . go
tingkat produktivitas. Berkaitan
ps
.id
dilakukan dalam bidang kesehatan dapat diukur
dengan beberapa indikator kesehatan antara lain
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka
. go
ps
balita yang persalinannya ditolong oleh tenaga medis, Angka harapan hidup
tp
masyarakat Jawa
persentase penduduk yang berobat jalan ke rumah
ht
.id
sehat oleh masyarakat luas dan disertai semakin
72,41
go
72,23
.
dukungan peningkatan kesehatan lingkungan.
ps
.id
(penduduknya banyak yang mengalami sakit). peningkatan dari tahun
persen.
14,52 persen, sedikit mengalami peningkatan dari
ba
.id
go
bahwa rata-rata lama sakit penduduk di perdesaan
.
sedikit lebih lama dibandingkan yang tinggal di
ps
.id
peranan penting dalam proses tumbuh kembang
anak. ASI memiliki manfaat sangat besar untuk
.
jangka panjang, karena ASI adalah nutrisi terbaik dan
go
ps
tubuh bayi dari alergi dan diare serta penyakit infeksi Anak usia 24-59 bulan
ht
agar seorang ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada saat usia 0-23
bulan di Jawa Barat
kepada bayi sejak dilahirkan sampai 6 bulan ke
sebanyak 95,68 persen.
depan, tanpa menambahkan atau mengganti
makanan/minuman lain. Selanjutnya setelah bayi
berusia 6 bulan keatas dilanjutkan bersama dengan
makanan tambahan dan ASI tetap diberikan hingga
usia 2 tahun.
.id
Jika dilihat berdasarkan wilayah ternyata lebih
. go
banyak persentase anak usia 0-23 bulan yang pernah
disusui yang tinggal di perdesaan dibanding di
ps
Tabel 2.2. Persentase anak usia 0-23 bulan yang pernah disusui dan
rata-rata lama disusui, 2014-2015
Anak Usia 0-23
Rata-rata Lama Disusui
bulan yang pernah
Daerah Tempat Tinggal (bulan)
Disusui (%)
2014 2015 2014 2015
Perkotaan 94,01 95,57 11 11
Perdesaan 96,17 95,90 11 10
Perkotaan + Perdesaan 94,76 95,68 11 10
.id
dikatakan bahwa kemungkinan besar bayi usia 0-23
bulan di perkotaan mendapatkan tingkat imunitas
yang lebih baik dibandingkan kondisi di daerah
.go
ps
tinggal di perdesaan.
ht
.id
Imunisasi
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
BCG
DPT
96,79
95,97
94,73
94,94
. go
96,11
95,63
92,73
93,28
89,30
91,15
91,61
92,59
ps
POLIO 96,81 96,52 96,71 89,13 85,57 87,97
r.b
.id
semua jenis imunisasi dicapai penduduk di
Kabupaten Sumedang, capaiannya sudah melebihi 92
. go
ps
persen.
r.b
ba
ja
.id
yang baik, dimana persentase balita yang
kelahirannya
go
ditolong
. oleh
meningkat dari 81,78 persen pada tahun 2014
tenaga kesehatan
ps
.id
Lainnya 0,27 0,12 0,22 0,00 0,00 0,00
.id
Hal menarik seiring dengan rendahnya
go
penolong kelahiran yang dibantu oleh dukun (10,86
.
ps
persen), hal tersebut diimbangi dengan tingginya
r.b
.id
akses dan peluang yang lebih besar kepada
masyarakat secara umum untuk mendapatkan
. go
ps
.id
dokter/klinik pada tahun 2014 sebesar 41,15 persen
persen di tahun 2015.
. go
naik 14,78 persen menjadi 55,93 persen. Penduduk
yang berobat ke Rumah Sakit Pemerintah naik 1,52
ps
2015.
ht
.id
sedangkam di perkotaan turun sebesar 16,43
persen. . go
ps
r.b
Berobat, 2014-2015
2014 2015
ja
Tempat Berobat
K D K+D K D K+D
://
.id
tenaga kesehatan karena fasilitas pelayanan
. go
kesehatan tersebut yang mudah dijangkau dan yang
tersedia di daerah perdesaan. Hal tersebut juga
ps
pengobatan tradisional.
ja
://
id
demi meningkatkan kualitas hidup dan demi
o.
kesejahteraan umat manusia. Selanjutnya dalam Pasal
.g
ps
Dalam Pasal 31 ayat 31 ayat 2) dinyatakan bahwa setiap warga negara
.b
wajib mengikuti
Pendidikan dasar sebagai bagian dari hak
://
pemerintah wajib
ht
id
pendidikan. Pemerintah berkewajiban dunia pendidikan.
o.
Pemerintah
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pemerintah
.g berkewajiban
harus mengusahakan segala yang terkait dengan
ps
“mencerdaskan
pendidikan. Baik dari sisi penyelenggaraan, sarana,
.b
kehidupan bangsa”.
r
id
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi
o.
Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM).
.g
Indikator-indikator tersebut diolah dari hasil Survei
ps
id
banyak yang menjadi buta kembali. Program
o.
pemberantasan buta huruf mempunyai tujuan untuk
.g
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
ps
Pada tahun 2015, Angka Melek Huruf (AMH) (AMH) Jawa Barat
95,8 2 persen pada
Jawa Barat adalah 95,82 persen, naik 0,32 persen
tahun 2015.
dari tahun 2014 (95,50 persen). Angka Melek Huruf
jika dilihat menurut kelompok umur terlihat bahwa
pada kelompok umur di bawah usia 50 tahun
id
o.
Tabel 3.1. Angka Melek Huruf Menurut Kelompok Umur dan Daerah
.g
Tempat Tinggal, 2014 dan 2015
ps
.b
100.0
15-19 99.95 100.00 100.00 99.96 100.00
0
://
id
semua kelompok umur kecuali kelompok umur 20-
o.
24 tahun dan 50 tahun ke atas. Kenaikan tertinggi
.g
terjadi pada kelompok umur 35-49 tahun. Pada
ps
id
bahwa angka buta huruf tercatat sudah di bawah
persen dan di
o.
4,18 persen. Namun demikian, pemerintah tetap
perkotaan dari 96,18 .g
akan terus menggalakkan pemberantasan buta huruf
ps
persen menjadi 96,53
di seluruh wilayah. Lebih khusus lagi, pemerintah
.b
persen.
r
id
o.
Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
.g
Manusia (IPM) dalam sektor pendidikan,
ps
Tabel 3.2. Angka Harapan Lama Sekolah (EYS) (tahun) dan Rata-Rata
Lama Sekolah (MYS) (tahun), 2014 dan 2015
Indikator Pendidikan 2013 2014 2015
id
o.
Rata-rata lama sekolah 7,58.g 7,71 7,86
ps
.b
id
Sekolah tertinggi adalah Kota Cimahi (13,73 tahun),
o.
Kota Bandung (13,63 persen) dan Kabupaten Ciamis
.g
(13,59 tahun). Ada 15 kabupaten/kota angka
ps
id
2014 2015 2014 2015 2014 2015
o.
Tidak/belum pernah
bersekolah
2,75 2,64 .g 4,79 5,10 3,44 3,45
ps
id
Dari penurunan penduduk yang menamatkan
o.
pada jenjang SMP dan SMA, menyebabkan kenaikan
.g
pada jenjang pendidikan di atasnya yaitu jenjang
ps
id
o.
pendidikan yang lebih rendah (SD, belum tamat SD,
.g
dan tidak/belum pernah sekolah) di perdesaan
ps
tingkat pendidikan
://
setiap jenjang
pendidikan lebih tinggi Pada Lampiran III.1, tercatat bahwa tingkat
dibandingkan dengan pendidikan penduduk laki-laki lebih baik dari
di perdesaan. perempuan. Hal ini terlihat pada tingkat pendidikan
SMP ke atas penduduk laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Tingkat pendidikan laki-
laki SMP ke atas mencapai 47,81 persen, sedangkan
penduduk perempuan hanya sebesar 43,06 persen.
Kondisi seperti ini terjadi di seluruh kabupaten/kota.
Dengan kata lain, penduduk laki-laki dengan tingkat
id
dengan kultur budaya kita yang lebih
o.
mengedepankan laki-laki dibandingkan perempuan.
.g
Tentu saja ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita
ps
id
terjadi penurunan sebesar 2,61 persen.
o.
Terjadi peningkatan APS penduduk berumur 7-12 tahun pada
.g
ps
Angka Partisipasi tahun 2015 sebesar 99,57 persen atau mengalami
.b
semua kelompok umur pada tahun 2014 yang sebesar 99,30 persen,
ja
baik di daerah
sedangkan APS penduduk berumur 13-15 tahun
://
perkotaan maupun
sebesar 93,19 persen atau mengalami kenaikan 0,35
tp
perdesaan.
ht
id
Laki-laki +
99,38 99,64 97,94 99,43 99,30 99,57
o.
Perempuan
13-15 Laki-laki 93,62 93,42 88,27 88,98 .g91,72 91,94
ps
Perempuan 96,17 95,25 90,15 93,09 93,99 94,49
.b
Laki-laki +
68,98 71,43 48,40 53,41 65,48 65,72
Perempuan
tp
ht
id
Pendidikan bagi penduduk perempuan terlihat lebih baik bila
o.
penduduk baik laki- dibandingkan penduduk laki- laki. APS penduduk
.g
perempuan pada semua kelompok umur lebih tinggi
ps
laki maupun
perempuan semakin bila dibandingkan penduduk laki-laki, kecuali APS
r .b
99,51persen.
id
umur 7-12 tahun di 16 kabupaten/kota berada di
o.
atas APS Jawa Barat. Ada 11 kabupaten/kota yang
.g
APS-nya sudah 100,00 persen, ke-11 kabupaten/kota
ps
id
Sukabumi (53,66 persen). Tercatat sebanyak 15
o.
kabupaten/kota berhasil mencapai nilai APS 16-18
.g
tahun di atas capaian APS Jawa Barat pada tahun
ps
2015.
r .b
ba
id
APM SMP di perkotaan dan perdesaan masing-
o.
tahun 2015 di
masing sebesar 81,62 persen dan 75,51 persen.
.g perkotaan lebih tinggi
ps
Kesenjangan APM SD di perkotaan dan dibandingkan di
.b
SD sederajat
Laki-laki 97,76 96,39 98,38 98,36 97,97 97,04
id
Perempuan 97,08 98,34 97,46 98,42 97,21 98,36
o.
L+P 97,43 97,34 .g97,94 98,39 97,60 97,68
ps
SMP sederajat
.b
SMA sederajat
tp
id
hampir 63,00 persen kabupaten/kota menunjukkan
o.
adanya peningkatan APM pada jenjang pendidikan
.g
SD. Tercatat sekitar 17 kabupaten/kota yang
ps
Pada jenjang
://
id
APM tertinggi dicapai oleh Kota Bekasi (80,98
o.
persen), diikuti Kota Bandung (74,06 persen), dan
.g
Kabupaten Pangandaran (72,98 persen). Sedangkan
ps
APM tertinggi dicapai APM SMA provinsi. Bila dibandingkan dengan tahun
tp
id
o.
.g
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
.id
Masalah penurunan kesejahteraan dan keamanan
go
ketenagakerjaan masyarakat. Tingginya tingkat pengangguran,
merupakan masalah
.
rendahnya perluasan kesempatan kerja yang
ps
yang sangat sensitif
terbuka, rendahnya kompetensi dan produktivitas
r.b
yang harus
tenaga kerja, serta masalah pekerja anak merupakan
ba
diselesaikan dengan
sebagian kecil dari berbagai masalah yang dihadapi
ja
berbagai pendekatan
://
pemerintah.
tp
.id
Pengangguran Terbuka (TPT), persentase
pengangguran menurut tingkat
persentase penduduk yang bekerja menurut status
go
pendidikan,
.
ps
.id
tidak termasuk orang yang masih sekolah atau
go
mengurus rumah tangga, sehingga hanya orang yang
.
ps
ribu orang dibanding 408 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014.
keadaan Agustus 2014. Dari jumlah angkatan kerja tersebut TPAK
bergerak menurun. Penurunan TPAK diakibatkan
penurunan TPAK di perdesaan yang cukup tinggi
sebesar 3,99 persen dari 63,73 persen menjadi
.id
Perkotaan 62.29 60.57 8.23 8.64
go
Perdesaan 63.73 59.74 8.88 8.93
Perkotaan + Perdesaan 62.77 60.34 8.45 . 8.72
ps
r.b
.id
mempunyai keahlian khusus. Secara keseluruhan
go
TPT mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi baik
.
ps
.id
Pada 2015 terjadi kenaikan TPT Jawa Barat,
dengan kenaikan TPT di daerah perkotaan lebih . go
ps
tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Namun
r.b
.id
Kota Bekasi yang hanya naik sebesar 0,01 persen
Peningkatan TPT
go
dibandingkan tahun sebelumnya.
.
ps
tertinggi terdapat di
Pada tahun 2015 angka TPT tertinggi
Kabupaten Subang
r.b
.id
yang tersedia bagi mereka yang mempunyai ijazah
tinggi menyebabkan mereka tidak terserap pada
.go
ps
lapangan usaha tersebut. Sebagian besar dari mereka
r.b
menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis pada penduduk yang
ja
berpendidikan Sekolah
keahlian dan jenjang pendidikan yang telah ia
://
Universitas), penduduk
mendapatkan pekerjaan menjadi penganggur.
yang tidak/ punya
Secara umum, penurunan TPT terjadi pada ijazah SD, dan
penduduk yang penduduk tidak/belum pernah penduduk yang
.id
dengan tingkat perkotaan TPT pada tingkat SMA sebesar 48,91,
go
pendidikan diatasnya. tingkat SMP 21,26 persen. Walaupun demikian pada
.
tingkat SMP terjadi penurunan yang cukup tinggi
ps
(2,34 persen).
r.b
ba
.id
Angka TPT untuk penduduk dengan tingkat
SMA dan pendidikan tinggi (Diploma/Akademi/ . go
ps
Universitas) cenderung naik padai tahun 2015. TPT
r.b
persen, dari 5,61 persen di tahun 2014 menjadi TPT untuk penduduk
://
tp
pendidikan tinggi
kenaikan TPT yang tinggi sebesar 2,83 persen di
(Diploma/Akademi/Uni
daerah perkotaan, sedangkan di perdesaan naik
versitas) cenderung
sebesar 0,55 persen.
naik pada tahun 2015.
Secara umum TPT mengalami kenaikan
kecuali pada penduduk pada jenjang pendidikan
SD/sederajat dan SMP/sederajat baik di perkotaan
maupun di perdesaan, dengan peningkatan TPT di
perdesaan yang melonjak cukup tinggi. Hal tersebut
diharapkan menjadi catatan bagi pemerintah daerah
untuk dapat menciptakan lapangan kerja bagi
.id
daerahnya. Peran pemerintah daerah dalam hal ini
go
adalah dengan mendorong dan memberi insentif bagi
.
ps
berwirausaha.
ba
ja
://
Persentase penduduk
Distribusi penduduk yang bekerja menurut
yang bekerja pada
lapangan usaha pada publikasi ini dibagi menjadi 3
sektor pertanian
sektor lapangan usaha yaitu Pertanian (pertanian,
mengalami penurunan.
kehutanan, perburuan, dan perikanan), industri
(pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
listrik, gas, dan air serta bangunan/konstruksi), dan
jasa-jasa (perdagangan besar, eceran, rumah makan,
dan hotel, angkutan, pergudangan, komunikasi,
asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa
perusahaan, serta jasa kemasyarakatan).
.id
sebesar 0,46 persen.
go
.
ps
r.b
Perkotaan +
Lapangan Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
://
Usaha
tp
.id
2014 menjadi 52,44 persen di tahun 2015. Peningkatan di daerah
go
persen di tahun 2015. perkotaan sangat kecil sekali (0,003 persen) yaitu
.
58,506 pada tahun 2014 menjadi 58,509 persen di
ps
0,21 persen.
tp
ht
.id
lebih besar dibandingkan status pekerjaan yang lain. karyawan adalah
Penduduk yang bekerja sebagai buruh/ karyawan
adalah sebesar 46,24 persen atau mengalami
go
. sebesar 46,24 persen.
ps
.id
buruh tidak tetap/tidak dibayar di perdesaan turun
. go
cukup besar (4,55 persen) dari 21,51 persen pada
tahun 2014 menjadi 16,96 persen di tahun 2015.
ps
.id
18,31 persen (2014) menjadi 19,41 persen pada
tahun 2015. . go
ps
Tabel 4.4. Persentase Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja seminggu
r.b
Perkotaan Perdesaan
Status Pekerjaan Perdesaan
ja
3. Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 3.65 3.35 3.31 3.42 3.54 3.37
4. Buruh/karyawan/pegawai 52.33 53.85 23.05 25.91 42.45 46.24
5. Pekerja bebas di pertanian 2.99 2.79 12.63 12.13 6.24 5.33
6. Pekerja bebas di non pertanian 7.37 8.57 9.05 11.27 7.94 9.30
7. Pekerja keluarga/tak dibayar 6.04 5.69 12.14 10.90 8.10 7.11
.id
merupakan orang-orang yang mempunyai
.go
kemampuan tetapi tidak mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan, keahlian atau
ps
.id
Kejadian sebaliknya, pada pekerja yang
bekerja kurang dari 15 jam baik di perkotaan . go
ps
maupun perdesaan mengalami kenaikan. Di daerah
r.b
.id
mendapat upah/gaji yang dapat digunakan untuk
go
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan,
Upah/gaji/pendapatan
yang dibahas dalam
.
pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
ps
berusaha sendiri,
sendiri, buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas di
ja
buruh/karyawan/pega
://
.id
Tabel 4.6. Rata-rata Upah/gaji/pendapatan bersih sebulan (rupiah) menurut
pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan daerah tempat tinggal,
2014-2015 . go
ps
Jenjang Perkotaan +
Perkotaan Perdesaan
Pendidikan Perdesaan
r.b
Tdk/blm
pernah 187.474 232.914 211.105 231.292 200.013 232.167
ja
sekolah
://
Tdk punya
380.500 418.277 313.797 322.293 349.810 381.587
tp
ijazah SD
ht
Diploma
I/II/III dan 1.729.275 2.182.580 1.318.809 1.212.285 1.696.952 2.122.372
Akademi
.id
jenjang pendidikan SMA sebesar 8,03 persen dari
. go
Rp. 898.979,- menjadi Rp. 826.770,-. Sedangkan
penurunan upah pekerja yang berpendidikan SMK
ps
.id
Sekolah Tinggi/Universitas yang meningkat sebesar
kenaikan tertinggi ada
19,15 persen dari Rp. 3.246.815,- pada tahun 2014
menjadi Rp.3.868.513,- pada tahun 2015. .
. go pada upah pekerja
ps
dengan tingkat
r.b
Tdk/blm
pernah 389,118 470,652 115,424 124,427 200,013 232,167
sekolah
Tdk punya
ijazah SD 594,014 622,753 142,233 185,407 349,810 381,587
.id
SMA 1,276,282 1,107,899 452,104 510,396 898,979 826,770
.id
pendidikan Diploma/Akademi (25,07 persen). Dari
kenaikan tersebut, kenaikan upah
perempuan lah yang mengungkit kenaikan tersebut
go
pekerja
.
ps
2015).
ja
://
.id
. go
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
id
salah satu indikator kesejahteraan rumah
o.
tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian
.g
bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk
ps
Rumah tangga dengan dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk
tp
proporsi pengeluaran
konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga
ht
id
sebaliknya elastisitas permintaan terhadap barang
o.
bukan makanan pada umumnya tinggi. Keadaan ini
.g
jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat
ps
Pengeluaran per
://
tingkat kesejahteraan.
Tabel 5.1. Rata-Rata Pengeluaran per kapita per bulan menurut Jenis
id
Pengeluaran, 2014 dan 2015
o.
Nominal (Rp.) Persentase (%)
Jenis Pengeluaran .g
2014 2015 2014 2015
ps
1. Padi- padian 55.861 67,169 7,15 7.49
2. Umbi-umbian 2.352 3,264 0,30 0.36
.b
id
untuk konsumsi
0,08 persen. Sedangkan penurunan kontribusi dari
o.
makanan pada tahun
terjadi pada pengeluaran ikan, kacang-kacangan, .g
2014 terdapat di
ps
minyak dan lemak, bumbu, makanan dan minuman
Kabupaten Cianjur
.b
60,75 persen.
ba
id
Jika dilihat berdasarkan tempat tinggal, rata-
o.
rata pengeluaran per kapita untuk makanan di
.g
ps
daerah perdesaan cenderung lebih tinggi daripada di
.b
id
o.
dibandingkan dengan penduduk di perdesaan.
.g
Tabel 5.3. Rata-Rata Pengeluaran Bukan Makanan per Kapita Sebulan
ps
pengeluaran per
ja
id
pemerataan pendapatan penduduk adalah dengan
o.
menggunakan kriteria Bank Dunia1. Menurut
.g
kriteria Bank Dunia penduduk digolongkan menjadi
ps
Persentase 40%
rendah, 40 persen penduduk berpendapatan sedang
ba
terrendah sebesar
dan 20 persen penduduk berpendapatan tinggi.
ja
://
terus meningkat
menjadi 17,38 persen
Gini.
id
yaitu dari 47,71 persen di tahun 2013 menjadi 44,75
o.
persen pada tahun 2014 dan pada tahun 2015
.g
kembali meningkat menjadi 48,96 persen.
ps
r .b
ba
Tahun 40 % 40 % 20 %
Gini
ht
id
kkal dan 57 gram
protein dalam setiap makanan tersebut. Angka
o.
protein.
Kecukupan Gizi (AKG) yan g dianjurkan adalah
.g
ps
suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
.b
id
o.
.g
ps
Tabel 5.5. Konsumsi Energi dan Protein per Kapita per Hari, 2014-2015
.b
Energi (kkal)
ja
Protein gram)
2014 55.13 54.82 55.02
2015 57.88 56.23 57.34
id
konsumsi protein penduduk di perkotaan dan
o.
perdesaan yang mengalami peningkatan. Sedikit
.g
berbeda dengan konsumsi energi, dari sisi konsumsi
ps
.id
kepribadian serta merupakan faktor penting
Rumah mempunyai . go
terhadap produktivitas kerja dan kreativitas kerja
ps
pengaruh terhadap seseorang. Selain itu rumah juga mempunyai fungsi
r.b
.id
menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan
terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, teratur, terencana, terpadu,
. go
dan
ps
.id
. go
Rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke
dalam rumah yang layak huni sebagai tempat tinggal
ps
Pada tahun 2015, lantai terluas bukan tanah. Berdasarkan data Susenas
rumah yang berlantai 2015, secara umum persentase rumah tangga yang
bukan tanah sebesar bertempat tinggal di rumah yang berlantaikan bukan
97,29 persen.
tanah menunjukkan ada peningkatan 1,99 persen.
Pada tahun 2014, rumah yang berlantaikan bukan
tanah sebesar 95,30 persen dan pada tahun 97,29
persen. Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal,
walaupun sebagian besar rumah tangga sudah
menghuni rumah dengan berlantaikan bukan tanah,
namun di daerah perdesaan rumah tangga yang
.id
Perumahan 2014 2015 2014 2015 2014 2015
go
Lantai bukan Tanah (%) 97.59 98.17 91.14 95.61 95.30 97.29
Atap beton, genteng, sirap,
99.95 99.80 99.69
. 99.57 99.85 99.72
ps
seng dan asbes (%)
Dinding tembok dan kayu
r.b
.id
persen.
. go
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO)
ps
.id
kapita yang lebih rendah dari angka provinsi
terdapat di 10 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten go
.
ps
.id
mencapai 42,24 persen. Terlihat perbedaan yang
menggunakan air
kemasan, air isi ulang, . go
sangat signifikan bila dibedakan menurut daerah
tempat tinggal. Pola penggunaan atau konsumsi air
ps
dan air ledeng sebagai
penduduk perkotaan sangat jauh berbeda dengan
r.b
masak mencapai
ini terlihat dari rumah tangga di daerah perkotaan
ja
42,24persen.
://
.id
tangki septik
Sumber penerangan listrik 99.90 99.94 99.66 99.63 99.81 99.83
.id
sendiri, penggunaan jamban dengan tangki septik
go
juga merupakan bagian dari kualitas kehidupan bagi
.
ps
.id
pada tahun 2015 yang sudah menggunakan
go
penerangan listrik sebanyak 99,94 persen, sedangkan
.
ps
(Tabel 6.2).
ba
.id
atau status kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang
. go
menempati rumah milik sendiri dapat dikatakan
telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat
ps
panjang.
ba
ja
Perkotaan +
Perkotaan Perdesaan
ht
Status Perdesaan
Kepemilikan
Bangunan 2014 2015 2014 2015 2014 2015
.id
penduduk yang mengontrak, sewa atau menempati
rumah milik orang tua/ saudara.
. go
ps
.id
hidup modern memicu juga cenderung berubah dengan melakukan
kebutuhan akan . go
pemenuhan kebutuhan tersier yang salah satunya
ps
informasi dan adalah berwisata. Tujuan melakukan perjalanan
r.b
.id
meningkatkan aktivitas usahanya yang berdampak
pada peningkatan kesejahtaeraan masyarakat.
Pelayanan kesehatan gratis menjadi salah satu faktor
.go
ps
kesejahteraannya.
.id
melakukan perjalanan wisata mengalami kenaikan
5,88 persen
. go
dibandingkan tahun sebelumnya,
ps
meskipun dr tahun 2013 penduduk yang melakukan
r.b
.id
persen). Sedangkan yang terendah terdapat di
Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar 4,94 persen.
.go
ps
perjalanan, 2013-2015
ba
Daerah Tempat
ja
.id
7.2. Akses Informasi dan Komunikasi
go
Perkembangan telepon seluler cenderung
.
ps
berdampak kepada kepemilikan rumah tangga atas
r.b
Telepon Seluler
2014 90.48 78.92 86.38
2015 91.23 80.79 87.65
Komputer
2014 29.53 6.74 21.45
.id
2015 38.89 15.42 30.84
. go
ps
.id
komputer meningkat 8,68 persen dibandingkan
go
tahun sebelumnya, dari 6,74 persen menjadi 15,42
.
ps
tinggal di perkotaan.
ht
Akses Internet
2014 24,17 8,53 18,92
2015 30,51 11,96 24,45
.id
internet di daerah perkotaan lebih tinggi di
tahun 2015.
.id
Ciamis 1.148,8 1.155,5 1.162,1 1.168,7 0,583 0,571 0,568
go
Kuningan 1.036,5 1.042,8 1.049,1 1.055,4 0,608 0,604 0,601
Cirebon 2.076,6 2.093,1 2.109,6 2.126,2 0,795 0,788 0,787
.
ps
Majalengka 1.164,7 1.170,5 1.176,3 1.182,1 0,498 0,496 0,493
r.b
.id
Kuningan 101,12 101,09 101,11 101,12 101,13 101,11
Cirebon 105,14 105,14 105,14. go
105,17 105,15 105,13
ps
Majalengka 99,90 99,88 99,88 99,91 99,92 99,88
r.b
Bekasi
Bandung Barat 103,71 103,62 103,51 103,41 103,30 103,19
Pangandaran 99,21 99,22 99,22 99,23 99,23 99,23
Kota Bogor 103,63 103,54 103,46 103,33 103,21 103,12
Kota Sukabumi 103,24 103,13 103,03 102,99 102,83 102,74
Kota Bandung 102,54 102,45 102,35 102,25 102,14 102,04
Kota Cirebon 100,55 100,54 100,54 100,60 100,53 100,59
Kota Bekasi 102,33 102,22 102,12 102,01 101,92 101,81
Kota Depok 102,21 102,11 102,01 101,89 101,80 101,70
Kota Cimahi 102,19 102,04 101,97 101,84 101,74 101,65
Kota Tasikmalaya 101,89 101,79 101,68 101,58 101,48 101,38
Kota Banjar 98,31 98,21 98,12 97,91 97,92 97,82
JAWA BARAT 103,21 103,14 103,06 102,99 102,91 102,83
.id
Tasikmalaya 7,21 678 680 3,76 3,72
go
Ciamis 4,00 821 826 2,52 2,50
Kuningan 3,14 945 950 2,28 2,26
.
ps
Cirebon 2,78 2.143 2.160 4,58 4,55
r.b
.id
Ciamis 24,84 25,11 66,65 65,87 8,51 9,02
Kuningan 26,49 26,56 65,75
. go
65,54 7,76 7,89
ps
Cirebon 27,66 27,22 67,32 67,79 5,02 4,99
r.b
.id
Ciamis 15,00 4,63 40,95 34,20 38,61 54,65 5,45 6,52
Kuningan 12,74 5,35 37,54 30,47
. go
42,21 52,44 7,51 11,74
ps
Cirebon 13,60 6,38 39,93 32,37 39,92 49,73 6,56 11,52
r.b
.id
Ciamis 68,48 68,12 64,60 68,21 65,62 68,18
Kuningan 60,47 52,81 63,23 go
.67,33 62,11 61,26
ps
Cirebon 65,13 62,39 68,46 61,83 65,97 62,26
r.b
.id
Kuningan 72,10 72,15 72,21 72,24 72,64
Cirebon 71,15 71,20 .go 71,25 71,28 71,38
ps
Majalengka 68,35 68,48 68,60 68,66 69,06
r.b
.id
Kuningan 10 10 10
Cirebon 12 .9
go 11
ps
Majalengka 8 11 10
r.b
Sumedang 11 11 11
Indramayu 10 12 11
ba
Subang 12 10 10
ja
Purwakarta 11 11 11
://
Karawang 10 9 10
tp
Bekasi 11 9 11
ht
Bandung Barat 10 10 10
Pangandaran 10 12 11
Kota Bogor 10 - 10
Kota Sukabumi 11 - 11
Kota Bandung 11 - 11
Kota Cirebon 8 - 8
Kota Bekasi 10 - 10
Kota Depok 11 - 11
Kota Cimahi 12 - 12
Kota Tasikmalaya 11 9 11
Kota Banjar 10 11 10
JAWA BARAT 11 10 10
II.3. Persentase Anak umur 12-59 bulan yang pernah diimunisasi, 2015
Anak umur 12-59 bulan yang pernah diimunisasi (%)
Kabupaten/Kota
BCG DPT Polio Campak Hepatitis B
Bogor 90,86 91,60 85,19 83,38 81,30
Sukabumi 89,17 87,31 83,84 82,48 77,12
Cianjur 77,05 79,95 74,57 70,19 70,06
Bandung 95,63 96,68 93,47 91,69 87,95
Garut 91,01 92,35 89,87 85,94 85,45
Tasikmalaya 96,91 96,89 88,56 87,92 83,04
.id
Ciamis 96,58 97,05 96,50 89,86 92,13
go
Kuningan 94,75 97,52 96,27 94,65 94,09
Cirebon 88,61 91,44
.86,86 85,89 85,32
ps
Majalengka 95,44 95,44 93,40 90,28 91,61
r.b
.id
Tasikmalaya 6,96 81,12 - 11,91 - -
Ciamis 24,15 72,68 - 3,17 - -
Kuningan 26,16 72,17 - .go
1,67 - -
ps
Cirebon 24,26 72,41 - 3,34 - -
r.b
II.5. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu, 2015
Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu Menurut
Tempat Berobat (%) 2014
Kabupaten/Kota
Rumah Praktek Petugas
Puskesmas Batra Lainnya
Sakit Dokter Kesehatan
Bogor 20,46 47,80 3,66 - - 28,08
Sukabumi 17,59 36,89 18,30 - - 27,22
Cianjur 10,11 36,49 1,77 - - 51,63
Bandung 28,18 45,56 9,99 - - 16,27
Garut 13,92 29,69 7,14 - - 49,25
Tasikmalaya 8,96 41,77 9,58 - - 39,69
.id
Ciamis 14,86 52,37 17,54 - - 15,23
Kuningan
Cirebon
27,09
23,57
45,47
52,48
19,08
.
16,26
go -
-
-
-
8,36
7,69
ps
.id
Kuningan 11,70 12,01 12,03 6,98 7,04 7,20
Cirebon 11,48 11,60 11,79
go
6,08
. 6,31 6,32
ps
Majalengka 11,38 11,61 11,74 6,72 6,75 6,80
r.b
.id
Tasikmalaya 0,40 2,63 16,75 15,89 51,87 53,99
go
Ciamis 0,38 2,26 13,02 17,02 49,62 48,24
Kuningan 1,42 3,23 13,07 18,84 47,72 45,28
.
ps
Cirebon 10,82 5,47 23,66 28,58 31,34 30,27
r.b
.id
Tasikmalaya 18,16 16,80 9,56 7,63 3,26 3,06
go
Ciamis 18,81 17,93 13,31 10,41 4,86 4,14
Kuningan 17,11 16,27 15,66 11,79 5,02 4,58
.
ps
Cirebon 16,20 18,74 14,65 13,53 3,32 3,41
r.b
.id
Tasikmalaya 0,75 1,82 14,32 17,02 45,20 55,70
go
Ciamis 0,61 1,66 10,19 17,19 44,38 50,89
Kuningan 1,66 2,83 15,78 16,07 39,61 51,71
.
ps
Cirebon 7,54 11,27 24,48 30,92 29,46 35,74
r.b
.id
Tasikmalaya 20,25 16,47 14,67 6,41 4,80 2,58
go
Ciamis 19,74 17,76 17,73 9,26 7,36 3,25
Kuningan 16,34 16,96 18,92 9,83 7,71 2,61
.
ps
Cirebon 18,37 13,86 15,99 7,65 4,16 0,56
r.b
.id
Ciamis 99,74 100,00 95,91 92,47 73,60 69,08
Kuningan 99,58 100,00 . go
93,90 91,46 74,26 67,62
ps
Cirebon 98,60 98,76 88,03 91,90 64,26 63,56
r.b
.id
Ciamis 104,62 108,33 93,11 84,01 79,87 75,23
go
Kuningan 103,72 108,65 81,92 86,24 81,84 72,88
Cirebon 109,48 104,90 82,43
. 91,58 66,58 74,32
ps
Majalengka 107,06 109,77 89,24 97,14 70,34 60,69
r.b
.id
Ciamis 98,08 99,75 85,90 78,19 67,17 63,39
go
Kuningan 99,11 100,00 79,23 81,58 66,40 61,44
Cirebon 97,81 94,82 73,10
. 78,41 52,14 57,18
ps
Majalengka 98,67 97,10 85,61 82,42 59,15 48,68
r.b
.id
Ciamis 65,43 59,88 4,92 6,99
Kuningan
Cirebon
60,21
59,55
60,01
58,51
go
. 6,88
13,32
7,49
10,51
ps
.id
Ciamis 2,71 0,00 0,00 0,35 0,80 0,22
go
Kuningan 2,50 0,00 2,39 0,00 2,43 0,00
Cirebon 0,00 1,45 0,00 0,00 0,00 1,21
.
ps
Majalengka 1,70 0,00 2,17 0,00 1,96 0,00
r.b
.id
Ciamis 308.119 332.918 256.288 254.296 564.407 587.214
Kuningan 366.960 386.350 316.661 go
335.436
. 683.622 721.786
ps
Cirebon 331.749 345.720 222.563 273.832 554.312 619.552
r.b
.id
Ciamis 54,59 56,69 45,41 43,31
Kuningan 53,68 53,53 .go 46,32 46,47
ps
Cirebon 59,85 55,80 40,15 44,20
r.b
V.3. Distribusi total pengeluaran per kapita dan indek gini, 2014-2015
Distribusi Total Pengeluaran per Kapita (%)
Indeks Gini
Kabupaten/Kota 40% rendah 40% sedang 20% tinggi
2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015
Bogor 18,18 16,64 35,10 34,16 46,73 49,19 0,38 0,42
Sukabumi 21,39 19,64 37,21 36,46 41,40 43,90 0,32 0,36
Cianjur 23,47 23,36 37,75 38,38 38,78 38,27 0,28 0,28
Bandung 18,91 18,02 35,11 34,18 45,98 47,80 0,37 0,40
Garut 22,05 21,97 34,53 37,90 43,42 40,13 0,33 0,31
Tasikmalaya 23,46 22,54 36,08 36,90 40,46 40,56 0,29 0,30
.id
Ciamis 21,92 20,97 37,61 36,56 40,46 42,46 0,31 0,33
Kuningan 19,21 20,73 35,06 35,37 go
45,73
. 43,89 0,37 0,34
ps
Cirebon 23,15 21,18 38,12 36,74 38,73 42,08 0,28 0,33
r.b
V.4. Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari menurut wilayah, 2014-2015
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari (Kkal)
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan Total
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Bogor 1.848,07 1.987,82 1.885,43 1.973,61 1.855,97 1.984,97
Sukabumi 1.878,86 2.128,89 2.117,05 2.131,76 2.017,28 2.130,53
Cianjur 1.760,30 1.977,90 1.982,76 2.121,99 1.906,89 2.071,47
Bandung 1.886,03 2.047,98 2.086,55 2.105,50 1.917,89 2.056,56
Garut 1.636,57 1.766,20 1.689,87 1.964,46 1.666,74 1.876,52
Tasikmalaya 1.762,71 1.934,71 1.715,25 1.824,88 1.727,24 1.853,67
.id
Ciamis 1.824,31 1.929,57 1.940,78 1.938,24 1.906,54 1.935,61
Kuningan 1.966,31 2.080,24 2.023,95
. go 2.064,28 1.999,73 2.071,14
ps
Cirebon 1.970,19 2.038,02 1.934,01 2.124,97 1.961,79 2.057,35
r.b
V.5. Rata-rata konsumsi protein per kapita per hari menurut wilayah, 2013-2014
Rata-rata konsumsi protein per kapita per hari (gram)
Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan Total
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Bogor 54,19 55,67 51,32 51,56 53,58 54,85
Sukabumi 53,82 58,34 59,58 57,57 57,17 57,90
Cianjur 50,60 53,62 54,03 54,69 52,86 54,32
Bandung 52,59 56,06 58,52 53,47 53,53 55,67
Garut 43,56 46,46 43,47 49,70 43,51 48,26
Tasikmalaya 51,72 52,35 48,66 49,78 49,43 50,46
.id
Ciamis 51,46 52,76 52,57 51,68 52,25 52,01
go
Kuningan 56,17 57,70 55,62 55,93 55,85 56,69
Cirebon 58,84 59,60 55,78
. 60,95 58,13 59,90
ps
Majalengka 55,54 61,56 60,53 60,93 58,26 61,22
r.b
.id
Ciamis 95,05 98,06 99,09 99,90 73,16 73,09
Kuningan 99,03 99,11 99,90
. go 100,00 96,11 95,07
ps
Cirebon 96,89 94,61 100,00 100,00 96,11 94,63
Majalengka 97,42 98,80 99,88 100,00 91,14 90,11
r.b
.id
Ciamis 24,12 19,56 22,17 18,98 22,71 19,15
Kuningan 26,12 21,38 24,88. go 19,38 25,36 20,24
ps
Cirebon 26,37 18,76 24,96 19,31 26,05 18,88
Majalengka 25,29 22,38 25,29 21,84 25,29 22,09
r.b
.id
Ciamis 52,17 56,02 56,82 48,22 99,89 99,66
Kuningan 56,61 60,75 79,03
. go 69,26 99,75 100,00
ps
Cirebon 64,15 63,34 54,04 51,41 99,81 99,68
Majalengka 64,86 63,94 63,70 59,34 99,77 100,00
r.b
VI.4. Persentase rumah tangga menurut status kepemilikan tempat tinggal, 2015
Status kepemilikan tempat tinggal (%)
Kabupaten/Kota Milik sendiri Kontrak/sewa Lainnya
2014 2015 2014 2015 2014 2015
Bogor 74,27 75,75 11,08 10,26 14,65 13,99
Sukabumi 88,45 88,42 0,78 2,26 10,77 9,32
Cianjur 83,46 86,03 3,57 2,76 12,97 11,21
Bandung 77,43 79,34 7,99 6,99 14,57 13,67
Garut 90,64 88,46 1,05 2,61 8,31 8,92
Tasikmalaya 91,18 92,51 1,18 1,00 7,64 6,49
Ciamis 92,54 94,90 0,56 1,64 6,90 3,46
.id
Kuningan 87,38 86,18 1,42 1,75 11,20 12,07
Cirebon 68,04 69,52 2,19 .go
2,62 29,76 27,86
ps
Majalengka 85,40 87,89 2,58 1,88 12,01 10,23
r.b
.id
Ciamis 5,66 15,60 8,48 12,22 7,65 13,25
go
Kuningan 11,21 15,80 8,20 9,58 9,46 12,25
Cirebon 5,06 9,01 2,77
. 6,60 4,53 8,47
ps
Majalengka 9,41 17,28 8,00 16,04 8,65 16,62
r.b
.id
Ciamis 3,38 2,21 81,38 79,61 12,37 10,37
Kuningan
Cirebon
3,16
2,28
2,18
1,36
86,12
82,65
. go
84,96
88,79
17,65
11,96
13,06
10,54
ps
.id
Ciamis 14,26 19,62 10,63 12,27 11,68 14,51
go
Kuningan 19,37 26,43 11,95 16,20 15,05 20,63
Cirebon 13,42 18,68 10,41
. 13,93 12,72 17,61
ps
Majalengka 14,27 21,84 7,62 10,94 10,67 16,00
r.b
.id
Kuningan 13,05 15,16
Cirebon 3,62 . go 7,72
ps
Majalengka 8,43 15,85
r.b
.id
Ciamis 0,52 0,56 0,28 0,51 0,35 0,52
go
Kuningan 1,60 0,67 0,99 0,42 1,25 0,53
Cirebon 1,40 0,71 1,57
. 2,21 1,44 1,05
ps
Majalengka 1,99 1,31 1,85 1,49 1,92 1,41
r.b
Air Minum Bersih Air yang bersumber dari ledeng, air kemasan, serta
pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung
yang jarak ke tempat pembuangan limbah (septic
tank) > 10 meter.
.id
go
Angka Harapan Hidup Perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
.
ps
menurut umur.
r.b
hari.
Angka Partisipasi Sekolah Rasio anak yang sekolah pada kelompok umur
tertentu terhadap jumlah penduduk pada
kelompok umur yang sama.
Angka Putus Sekolah Proporsi anak usia sekolah yang sudah tidak
bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu
jenjang pendidikan tertentu.
Angka Partisipasi Murni Proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur
tertentu yang bersekolah tepat pada tingkat yang
sesuai dengan kelompok umurnya.
.id
berdasarkan kelas pendapatan. Nilai Koefisien Gini
kemerataan
.go
terletak antara nol yang mencerminkan
sempurna dan satu yang
ps
menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
r.b
persegi.
ja
.id
mencari nafkah dan tidak dilakukan secara rutin
Perkotaan go
Karakteristik sosial ekonomi dari wilayah
.
ps
administratif terkecil. Wilayah ini dikatakan sebagai
r.b
Status Gizi Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat
badan menurut umur. Kategori status gizi ini dibuat
berdasarkan Standar WHO/NCHS.
.id
Penduduk penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
go
Angka ini dinyatakan sebagai persentase.
.
ps
r.b
ba
ja
://
tp
ht
.id
Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing
go
(kecuali anggota Korps Diplomatik beserta
keluarganya), awak kapal berbendera Indonesia
.
ps
dalam perairan Indonesia, maupun para tuna wisma
(gelandangan) yang tidak mempunyai tempat tinggal
r.b
Nasional (SUSENAS) dimulai pada tahun 1963. Sampai dengan tahun 2010
telah diadakan 40 kali survei. Susenas mengumpulkan
data kependudukan, pendidikan, kesehatan/gizi,
perumahan/ lingkungan hidup, kegiatan sosial
budaya, konsumsi dan pendapatan rumah tangga,dan
perjalanan. Karakteristik sosial ekonomi penduduk
yang umum dikumpulkan melalui pertanyaan kor
(pokok) setiap tahun. Karakteristik sosial ekonomi
penduduk yang lebih spesifik, dikumpulkan melalui
pertanyaan modul setiap tiga tahun.
Sampai tahun 1991 ukuran sampel Susenas beragam
dari 25 ribu sampai 100 ribu rumah tangga. Pada
tahun 1992, sistem pengumpulan data Susenas
diperbaharui, yaitu informasi yang digunakan untuk
menyusun Inkesra yang terdapat dalam modul
(keterangan yang dikumpulkan tiga tahun sekali)
ditarik ke dalam kor (kelompok keterangan yang
dikumpulkan tiap tahun). Pada tahun 1993 ukuran
.id
dimana hasil estimasinya hanya sampai level provinsi
saja. . go
ps
r.b