KELOMPOK 5
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
1
1. Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh
daerah pemasaran yang lebih luas.
2. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan.
3. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor
yang masih menjadi pemilik barang ini.
Adapun keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor:
1) Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat
dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila :
a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk
tidak menentu dan belum terkenal.
b. Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak
menguntungkan.
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar
bagi pihak dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang
bersangkutan.
2) Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan konsyinyor. Barang-barang
konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner
sehingga resiko kerugian dapat ditekan.
3) Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh konsyinyor, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan konsyinyor
sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen.
4) Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah
dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan
memudahkan untuk rencana produksi.
Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan
konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani resiko menanggung kerugian bila gagal dalam
penjualan barang-barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena
semua biaya akan diganti/ditanggung oleh konsinyor.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya
berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk konsinyor.
4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang
konsinyasi.
2
1.2 Operasi Konsinyasi
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara
pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari
beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat,
kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan
pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan
secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan
tersebut. Dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang
berkaitan dengan penjualan konsinyasi yaitu :
a. Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada
pihak lain untuk dijual.
b. Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat
untuk dijual.
c. Konsinyasi keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh
pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan
barangbarang yang dititipkan kepada komisioner.
d. Konsinyasi masuk (Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner
untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barangbarang milik
pengamanat yang dititipkan kepadanya.
Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi, harus disusun kontrak (atau
persetujuan tertulis) yang menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang menyerahkan dan
pihak yang menerima barang. Hak dan kewajiban pihak konsinyi ditetapkan dan ditentukan
oleh undangundang penitipan dan kegenan seperti yang dimodifikasi oleh Uniform
Commercial Code. Hal-hal yang terpenting adalah sebagai berikut :
Hak pihak konsinyi :
1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan
berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas
penjualan barang konsiyasi.
2. Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atau barang konsinyasi yang dijual,
dan sementara itu pihak konsiyor terikat pada sayrat pembelian garansi seperti ini.
3
Kewajiban pihak konsinyi :
1) Pihak konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik
dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
2) Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan,
atau jika tidak ada ketentuan tidak mengenai harga ia harus menjualnya dengan harga
yang memuaskan kepentinagn pihak pemilik.
3) Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya.
4) Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan
barang konsinyasi.
Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan kosinyasi
sebagai berikut :
1. Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran
terutama untuk barang-barang yang :
a. Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat
diprediksi.
b. Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.
c. Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.
d. Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar
bila membelinya, dan
e. Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau
membelinya.
2. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak komisioner
sehingga risiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga
harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika
menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah
ditangan dealer itu sendiri.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol
sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan
untuk rencana produksi.
Sedangkan alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima titipan barang konsinyasi
adalah sebagai berikut :
4
1) Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan
barangbarang konsinyasi.
2) Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua
biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat
3) Apabila terdapat barang konsinyas yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal
tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama bila barang
konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian lainnya.
4) Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi sebagai
penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.
5) Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.
6
B. Akuntansi oleh Komisioner
Akuntansi oleh komisioner dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan menghasilkan laba atau
rugi yang sama. Pencatatan menurut masing-masing metode adalah sebagai berikut:
I. Metode Terpisah
Didalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi-laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan
kegiatan komisioner juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”.
Rekening ini akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisi
dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi
pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:
1) Pendebitan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas: - Biaya perikatan - Jumlah yang
harus dibayarkan kepada pengamanat
2) Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan barang
komisi. Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya
mencakup 4 transaksi, yaitu:
a. Membayar biaya angkut
b. Menjual barang komisi
c. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
d. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner.
8
pembayaran barang-barang, dan penyelesaian keuangan, oleh pihak konsinyi
kepada konsinyor adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan
terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Tabel 1
Perbedaan Pencatatan pada Buku Konsinyor Transaksi Penjualan
Konsinyasi Dicatat Secara Terpisah Antara Metode Perpectual dan
Metode Physic
Metode Perpectual
9
Metode Physic
10
Disini pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyi
dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku
tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.
ii) Beban pihak konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan
dijurnal sebagai berikut:
Konsinyasi Masuk Xx
Kas Xx
iii) Penjualan oleh pihak konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut:
Kas xx
Konsinyasi masuk xx
iv) Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan dijurnal
sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xx
Komisi atas penjualan konsinyasi xx
v) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak
konsinyi, akan dijurnalkan sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xx
Kas xx
c. Pencatatan pada buku konsinyor. Jika transaksi konsinyasi tidak
diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Tabel 2
Perbedaan pencatatan pada Buku Konsinyor Transaksi Penjualan
Konsinyi tidak Diselenggarakan Terpisah Antara Metode Perpectual
dan Metode Physic
Metode Perpectual
11
Kas xx
3) Diterima perhitungan penjualan
a. Mencatat hasil penjualan
Piutang dagang xx
Hasil penjualan xx
b. Mencatat harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan xx
Barang-barang konsinyasi xx
c. Menghapus saldo rekening pengiriman barang-barang pada
akhir periode tahun buku untuk barang-barang yang telah
terjual
4) Penerimaan/pengiriman uang kas
Kas xx
Piutang dagang xx
Metode Physic
12
c. Menghapus saldo rekening pengiriman barang-barang pada
akhir periode tahun buku untuk barang-barang yang telah
terjual
4) Penerimaan/pengiriman uang kas
Kas xx
Piutang dagang xx
15
Tabel 3
Perbedaan Pencatatan Pada Buku Konsinyi
Jika Transaksi Dicatat Secara Terpisah dan Tidak Dicatat Secara
Konsinyi
Apabila transaksi
Apabila transaksi
Transaksi- konsinyasi tidak
konsinyasi dicatat
Transaksi dicatat secara
secara terpisah
terpisah
Penerimaan barang- memo memo
barang konsinyasi
1. Penjualan tunai Kas ……………........... xx Barang komisi...xx
Barang komisi ………xx a) Kas…………xx
Penjualan...xx
b) Pembelian.....xx
Hutang...…xx
2. Dibayar ongkos Barang-barang komisi ...xx Hutang………...xx
angkut Kas............……..…...xx Kas………...xx
3. a. Barang-barang komisi..xx Hutang……...…xx
a. Perhitungan Pendapatan komisi….xx Kas.……..…xx
komisi atas hasil b.Barang-barang komisi..xx
penjualan Kas……………...…..xx
barangbarang
komisi
b. Pengiriman
perhitungan dan
sekaligus
pengiriman cek
hasil penjualan
16
1.3.2 Perlakuan Akuntansi Terhadap Barang-barang Konsinyasi yang
Dikembalikan dan Uang Muka Konsinyi
1. Barang-barang konsinyasi yang dikembalikan
Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat
(consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit dengan
harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya yang berhubungan
dengan aktivitas untuk menjual barang-barang tersebut (ongkos angkut, biaya
pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus dibebankan
kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi
itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harus pokok barang-barang yang
dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak
memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang
dikembalikan karena rusak, sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan
harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika
biaya-biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut,
maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode
yang bersangkutan.
2. Uang muka konsinyasi
Apabila dalam transaksi konsinyasi, konsinyor mengharuskan
pembayaran uang muka terhadap barang-barang konsinyasi yang dikirimkan
kepada konsinyi, maka penerimaan uang muka tersebut dapat dijurnal sebagai
berikut:
Kas …………………. xx
Uang muka konsinyi…………………… xx
Uang muka dari konsinyi ini, harus disajikan sebagai utang dalam neraca
sampai terjadi pelunasan barang konsinyasi, maka pada saat pelunasan dijurnal
sebagai berikut:
Kas ………………………….. xx
Uang muka konsinyi ….....……… xx
Piutang konsinyi …………….……xx
17
1.3.3 Pengaruh Penyajian Transaksi Penjualan Konsinyasi dalam Laporan
Keuangan Bagi Konsinyor
Prosedur-prosedur yang harus digunakan konsinyor jika menghendaki
penyajian informasi yang lebih lengkap baik mengenai penjualan konsinyasi
maupun penjualan biasa, adalah dengan melakukan pencatatan transaksi penjualan
konsinyasi secara terpisah dari transaksi penjualan biasa. Sedangkan untuk
penyajian di dalam laporan perhitungan laba rugi dapat dilakukan dengan cara:
a) Menggunakan data-data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya penjualan
dari transaksi konsinyasi secara terpisah dari transaksi penjualan biasa.
b) Data-data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya penjualan yang
bersangkutan dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan
biasa. Pelaporan demikian dipakai apabila transaksi penjualan barang
konsinyasi merupakan bagian yang penting dalam kegiatan distribusinya.
c) Menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi di dalam laporan perhitungan
laba rugi, dengan melaporkan laba atau rugi penjualan konsinyasi tanpa
menyajikan data penjualan dan biaya yang bersangkutan, yaitu dengan jalan
menambahkan atau mengurangkan laba rugi konsinyasi dari laba kotor
penjualan biasa.
1.4 Contoh Kasus Konsinyasi Pada Penjualan Buku di Toko Buku Ramedia
Kasus:
Penerbit Pro-U Media yang berada di Jogjakarta merupakan salah satu penerbit yang
produktif dalam menghasilkan buku-buku yang berkualitas. Sesuai misinya, yaitu “tidak
sekedar menerbitkan buku, tapi menerbitkan gagasan dan cita-cita” penerbit ini selalu
menghasilkan buku yang banyak peminatnya. Penerbit pro-U Media hendak memperluas
pemasaran buku-buku hasil terbitannya. Untuk itu, penerbit bekerjasama dengan pihak toko
buku yang ada di seluruh wilayah Indonesia untuk dapat memasarkan buku-buku
terbitannya, termasuk di kota Palu. Salah satu toko yang bekerjasama dengan penerbit Pro-
U Media adalah toko buku Ramedia yang berlokasi di Jl. Hasanudin Palu.
Untuk bulan Oktober 2011, penerbit mengirimkan buku kepada TB Ramedia atas dasar
konsinyasi sebanyak 500 eksampelar. Isi perjanjian konsinyasi adalah:
1. Pro-U Media akan mengirimkan buku kepada TB Ramedia
2. TB Ramedia diberikan komisi sebesar 20% dari penjualan.
18
3. Semua biaya angkut yang berhubungan dengan barang konsinyasi ditanggung
konsinyor/mendapat penggantian.
Harga pokok buku adalah Rp. 35.000/eks. Dan harga jualnya adalah Rp. 59.900/eks. Pihak
penerbit menanggung biaya pengepakan sebesar Rp. 125.000 dan biaya pengiriman buku
sebesar Rp. 2.500.000. Pihak TB Ramedia menanggung biaya pengangkutan sebesar Rp.
150.000.
Selama bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember, semua buku laris terjual.
Sehingga hasil penjualan yang menjadi hak penerbit adalah :
Penjualan 500 x Rp 59.900 = Rp 29.950.000,-
Komisi 20% = Rp 5.990.000,-
Biaya angkut = Rp 150.000,-
= Rp 6.140.000,-
Yang menjadi hak penerbit = Rp 23.810.000,-
Jurnal yang dibuat oleh penerbit Pro-U Media adalah: Untuk pencatatan transaksi ini,
menggunakan metode tidak terpisah baik untuk konsinyor ataupun konsinyi.
1. Akuntansi untuk konsinyor Pencatatan terhadap transaksi kasus diatas adalah:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi. Transaksi ini
akan dicatat:
Biaya Transport Rp. 150.000,-
Kas Rp. 150.000,-
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner. Pada saat menerima
laporan pertanggungjawaban tersebut konsinyor akan mengetahui 3 hal, yaitu:
i. Penjualan barang konsinyasi
ii. Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
iii. Pembayaran yang akan diterima dari konsinyi
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang – Konsinyi Rp. 23.810.000,-
Biaya Rp. 6.140.000,-
Penjualan Rp. 29.950.000,-
c. Menerima pembayaran dari konsinyi. Transaksi ini akan dicatat:
Kas Rp. 23.810.000,-
Piutang – Konsinyi Rp. 23.810.000,-
19
2. Akuntansi untuk konsinyi
Pencatatan terhadap transaksi kasus diatas adalah:
a. Membayar biaya angkut/perakitan. Transaksi ini akan dicatat:
Utang – Konsinyor Rp. 150.000,-
Kas Rp. 150.000,-
b. Menjual barang komisi. Transaksi ini akan dicatat:
Kas Rp. 29.950.000,-
Penjualan Rp. 29.950.000,-
c. Mengirim pembayaran kepada konsinyor. Transaksi ini akan dicatat:
Utang – Konsinyor Rp. 23.810.000,-
Kas Rp. 23.810.000,-
20
DAFTAR PUSTAKA
21