Resume MR Hari3 - Dinda Ayuningtyas
Resume MR Hari3 - Dinda Ayuningtyas
disusun oleh:
DINDA AYUNINGTYAS
19910106 201310 2 001
PELAKSANA PADA BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang Manajemen Risiko di
lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian Keuangan.
B. EVALUASI RISIKO
1. Langkah-langkah dalam melaksanakan evaluasi risiko sebagai berikut.
a. Menyusun prioritas risiko;
b. Menentukan risiko utama;
c. Menyusun Indikator Risiko Utama (IRU).
2. Prioritas risiko diurutkan berdasarkan besaran risiko, tetapi apabila terdapat lebih dari
satu risiko memiliki besaran risiko yang sama maka penentuan prioritasnya dengan cara
sebagai berikut.
a. Urutan dari area dampak dari yang tertinggi hingga terendah (tertinggi hingga
terendah: beban keuangan negara – penurunan reputasi – sanksi pidana, perdata,
dan/atau administratif – kecelakaan kerja – gangguan terhadap layanan organisasi –
penurunan kinerja).
b. Urutan kategori risiko yang tertinggi hingga terendah (tertinggi hingga terendah: risiko
fiskal – risiko kebijakan – risiko kepatuhan – risiko legal – risiko fraud – risiko reputasi
– risiko operasional).
c. Judgement pemilik risiko.
Risiko diurutkan dari yang paling memiliki prioritas hingga paling tidak dipiroritaskan
(berada di luar area penerimaan risiko/ditangani sampai yang ada di dalam area
penerimaan risiko/tidak ditangani) karena prioritas risiko menjadi dasar pelaksanaan risk
treatment.
3. Risiko utama adalah risiko yang berada di luar area penerimaan risiko dan perlu
ditangani (besaran risiko 12–25), baik risiko yang merupakan hasil penurunan dari UPR di
atasnya maupun risiko lainnya. Setiap risiko utama memiliki IRU.
4. IRU adalah suatu ukuran yang dapat memberikan informasi sebagai sinyal awal tentang
adanya peningkatan besar risiko. Langkah membuat IRU sebagai berikut.
a. Analisis penyebab antara dan akar masalah risiko (dari kejadian risiko, lalu dicari
penyebab antara, lalu dapat dicari akar masalah).
b. Memilih IRU.
Setiap penyebab risiko memiliki satu akar masalah Setiap akar masalah memiliki
satu IRU apabila lebih dari satu IRU, dilakukan pemilihan dengan cara sebagai
berikut:
a. Indikator dapat memberikan informasi yang signifkan terhadap kejadian risiko
secara dini.
b. Indikator dapat diukur dan tersedia data/informasi yang relevan.
c. Manfaat informasi yang diperoleh lebih tinggi dari biaya pengukurannya.
c. Menentukan batasan IRU.
Setiap IRU mempunyai batasan nilai sesuai karakteristiknya. Batasan ini digunakan
untuk menentukan status kemungkinan terjadinya risiko sesuai nilai aktual IRU.
1
C. PENANGANAN RISIKO
1. Tahapan penanganan risiko sebagai berikut:
a. Memilih opsi penanganan risiko yang akan dijalankan.
Opsi penanganan risiko sebagai berikut:
1) Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko opsi ini dapat diambil dalam hal
penyebab risiko tersebut berada dalam kontrol internal UPR.
2) Menurunkan dampak terjadinya risiko opsi ini dapat diambil dalam hal UPR
mampu mengurangi dampak ketika risiko terjadi.
3) Mengalihkan risiko opsi ini dapat diambil dalam hal pihak lain tersebut memiliki
kompetensi terkait hal tersebut dan memahamni level risiko atas kegiatan
tersebut, proses mengalihkan risiko tersebut sesuai ketentuan yang berlaku, dan
penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik risiko.
4) Menghindari risiko opsi ini diambil apabila upaya penurunan level risiko di luar
kemampuan organisasi; sasaran atau kegiatan yangt erkait risiko tersebut bukan
merupakan tugas dan fungsi utama dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi;
dan penggunaan opsi ini disetujui atasan pemilik risiko.
5) Menerima risiko opsi ini diambil apabila upaya penurunan level risiko di luar
kemampuan organisasi; sasaran atau kegiatan yang terkait risiko tersebut
merupakan tugas dan fungsi utama dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi;
dan penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik risiko.
Konsep penanganan risiko menggunakan pemahaman mendalam, pendekatan
sistematis dan komprehensif antara lain:
1) risiko-risiko yang perlu mendapatkan penanganan;
2) berdasarkan selera risiko;
3) berdasarkan prioritas risiko;
4) berdasarkan opsi yang dipilih.
b. Menyusun rencana aksi penanganan risiko.
Rencana aksi penangan risiko terdiri atas yang diturunkan dari unit organisasi yang
lebih tinggi dan yang ditetapkan pada unit organisasi tersebut (bukan merupakan
pengendalian internal yang sudah dilaksanakan). Rencana aksi harus memuat
informasi berikut:
1) kegiatan dan tahapan kegiatan berdasarkan opsi penanganan yang dipilih;
2) output yang diharapkan atas kegiatan tersebut;
3) target kuantitatif sesuai output yang telah ditetapkan;
4) jadwal implementasi kegiatan penanganan risiko;
5) penanggung jawab yang berisi unit yang bertanggung jawab dan unit pendukung
atas setiap tahapan kegiatan penanganan risiko.
Penanganan yang berhasil menurunkan kemungkinan dan/atau dampak
dimasukkan sebagai aktivitas pengendalian pada periode berikutnya, kecuali yang
sifatnya proyek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan risiko:
2
1) memilih opsi penanganan pastikan opsi yang dipilih dapat menurunkan level
Page
risiko, pastikan opsi yang dipilih relevan dengan status level kemungkinan dan
level dampak pada saat penilaian risiko, mempertimbangkan cost and benefit
sesuai ketersediaan sumber daya dan faktor lingkungan yang memengaruhi.
2) memilih rencana penanganan risiko relevan dengan opsi yang dipilih, relevan
dengan penyebab risiko, dan inovatif bukan bersifat rutin.
3) mengisi level kemungkinan dan dampak untuk penetapan risiko residual harus
relevan dengan opsi penanganan yang dipilih, mempertimbangkan keyakinan
yang memadai (reasonable assurence) terhadap mitigasi yang dijalankan.
c. Menetapkan level risiko residual harapan.
d. Menjalankan rencana aksi penanganan risiko.
e. Memantau risiko tersisa.
2. Rencana kontinjensi adalah langkah kegiatan atau proses dalam mengatasi keadaan
darurat yang mempunyai dampak luar biasa dan mengakibatkan keadaan kritis bagi
organisasi.Rencana kontinjensi terdiri atas 3 (tiga) langkah yaitu:
1. langkah dalam menangani krisis setelah bencana terjadi (tanggap darurat);
2. kegiatan atau proses pemulihan keadaan organisasi dalam kondisi darurat;
3. langkah atau proses pemulihan keadaan organisasi akibat krisis atau bencana yang
terjadi ke tingkat normal.