Anda di halaman 1dari 2

RAPAT DALAM KANTOR (RDK) DAN

PERTANGGUNGJAWABANNYA
Posted on 21 Mei 2017 by auditor berbagi
Bagi Bapak/Ibu pengelola keuangan APBN tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Rapat Dalam Kantor
(RDK). Karena terkadang ada hal-hal yang harus diselesaikan dengan kegiatan RDK yang melibatkan lintas
sektoral atau instansi lain untuk membahas atau menyelesaikan suatu permasalahan. Pada artikel kali ini akan
kita bahas terkait dengan RDK tersebut dan pertanggungjawaban keuangannya. Pembiayaan RDK harus
mengacu pada Standar Biaya Umum/Standar Biaya Masukan (SBU/SBM) pada tahun anggaran berjalan. Pada
artikel ini, saya menggunakan PMK Nomor 33/PMK.02/2016 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2016.

PENGERTIAN
Rapat Dalam Kantor (RDK) merupakan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor di luar jam
kerja pada hari kerja.

SYARAT PELAKSANAAN RDK


RDK yang dapat dibiayai dari dana APBN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Kegiatan RDK dilaksanakan di dalam kantor.


2. Kegiatan RDK dilaksanakan di luar jam kerja.
3. Kegiatan RDK dilaksanakan pada hari kerja.
4. Dihadiri peserta dari eselon II lainnya/eselon I lainnya/Kementerian Negara/ Lembaga lainnya/Instansi
Pemerintah/masyarakat.
5. Dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam.
Apabila syarat-syarat di atas ada yang tidak terpenuhi, maka bukan termasuk RDK, melainkan pertemuan atau
rapat biasa.

KOMPONEN BIAYA YANG DAPAT DIBIAYAI


Pada saat pelaksnaan RDK, pengelola keuangan APBN pada Satker pelaksana RDK dapat membiayai hal-hal
sebagai berikut:

1. Uang saku RDK (dibayarkan dengan sistem orang/kali dan sesuai golongan).
 Golongan I dan II sebesar Rp300.000,00 (orang/kali)
 Golongan III sebesar Rp350.000,00 (orang/kali)
 Golongan IV sebesar Rp400.000,00 (orang/kali)
2. Biaya transport (untuk peserta yang berasal dari luar instansi/satker penyelenggara, sepanjang kriteria
untuk menerima transport terpenuhi).
3. Konsumsi rapat (Konsumsi rapat terdiri dari sncak dan makan. Biaya konsumsi tidak mengurangi atau
memotong uang saku RDK).
4. Honorarium (dibayarkan untuk narasumber, jika dalam RDK tersebut terdapat narasumber, dan
kriteria pemeberian honor narasumber terpenuhi)
Catatan:
Peserta RDK tidak berhak lagi atas pemberian uang lembur, dan uang makan lembur.

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
Untuk mendukung kegiatan RDK, Satker penyelenggara, khususnya pengelola keuangannya harus menyiapkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Surat Tugas (untuk mendukung dan mengetahui siapa saja peserta yang berhak mengikuti RDK dan
untuk menyesuaikan dengan anggaran yang dapat dicairkan). Surat tugas berlaku untuk seluruh peserta,
baik dari instansi penyelenggara, maupun peserta yang berasal dari luar.
2. Daftar Hadir (untuk mengetahui apakah persyaratan pelaksanaan RDK memenuhi standar atau tidak,
dan merupakan bukti kehadiran peserta).
3. Undangan (diterbitkan oleh instansi penyelenggara kepada peserta yang berasal dari luar instansi
penyelenggara).
4. Daftar nominatif uang saku RDK (merupakan daftar pembayaran uang saku RDK kepada para peserta
RDK).
5. Daftar nominatif transport RDK (merupakan daftar pembayaran transport RDK kepada para peserta
RDK). Transport diberikan kepada peserta yang berasal dari luar instansi
penyelenggara sepanjang memenuhi kriteria.
6. Daftar nominatif honor narasumber (jika dalam pelaksanaan RDK terdapat pemberian honor
narasumber).
7. Tanda bukti pembelian konsumsi (bentuk tanda bukti disesuaikan dengan besaran pengeluaran yang
riil. Untuk melihat jenis-jenis tanda bukti perjanjian dapat melihat pada artikel ini).
8. Laporan pelaksanaan RDK (merupakan output yang dihasilkan dari pelaksanaan RDK).

Anda mungkin juga menyukai