Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mioma uteri adalh tumor jinak pada daerah rahim atau lebihtpatnya otot rahim dan
jaringan ikat disekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya
menarche,sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh
( guyton .2002 ).mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi ( 20-25%),
dimanaprevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70% dengan pemeriksaanpatologi
anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uterus,
membuktikan banyak wanita mendertia mioma uteri asimptomatik. Diperkirakan insiden
mioma uteri sekita 20%-30% dari seluruh wanita ( bazial,2003).

Berdasarkan otops, novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai


sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukkan lebih bnayak . di Indonesia
mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat.
Jarang sekali mioma uteri ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada
umur 35-45 tahun.mioma uteri ini lebih sering di dapati pada wanita multpara atau yang
kurang subur. Factor keturunan juga memegang peran ( prawirodrdjo ,2008 )

Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang efektif
belum didapatkan. Karena sedikit sekali informasi mengenai etilogi uteri itu sendiri.
Walaupun jarang menyebabkan mortalitaas, namun morbilitas yang ditimbulkan oleh
mioma uteri ini cukup tinggi Krea mioma uteri dapat menyebabkan kesuburan rendah (
baililiere, 2006) . mioma uteri adalah tumor benign untuk traktus genetalia wanita dan
tumor otot polos yang sering terjadi.dianggarkan kurang lebih 300.000 histerektomi dan
20.000 miomektomi dilakukan setiap tahun di lakukan di amerika. Tumor ini bias
berubah menjadi besar dengan gejala yang minimal. Tetapi apabila ini menimbulkan
gejala, ia bias menyebabkan perdarahan uterin yang massif, distensi abdominal dan nyeri
pelvis ( james R et,al 2003 ).

Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yangoaling sering terjadi
dan paling penting. Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita
dengan mioma uteri mungkin akanmengalami siklus perdarahan haid yang taratur dan
tidak teratur. Menorhagia dan atau metorrhagia sering terjado pada penderita mioma
uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defesiensi besi (
hadibroto,2005 )

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mioma uteri ?
2. Apa saja penyebab mioma uteri ?
3. Apa pengaruh mioma uteri dan kehamilan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mioma uteri
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab mioma uteri itu
3. Untuk mengetahui pengaruh mioma uteri dan kehamilan
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
bemenumpangnya. Mioma uteri sering juga disebut fibroid walaupun asalnya dari jaringan
otot, dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapai ukuran besar.

B. Etiologi dan Patologi


Etiologi
Sampai saai ini belum diketauin penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma uteri merupakan sebuah
tumr monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatic dari sebuah sel neoplastik tunggal.
Sel-sel tumor mempunyai abnormitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan.
Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, disamping fakrot predisposisi
genetic adalah estrogen,progesterone, ddan human growth hormone.
a. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumoryang
cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil
pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan
lainnya yang tergantung estrogen seperti endometritis (50%) perubahan fibrosistik
dari payudara ( 14,8%) adenomyosis (16,5%) hyperplasia (9,3%).
b. Progesteron
Progesterone merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesterone menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu : mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase
dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
c. Hormone pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormin yang
mempunyai struktur dan aktivittas biologic serupa yaitu HPL, terlihat pada periode
ini, member kessan bahwa pertumubuhan yang cepat dari leiomioma selama
kehamilan merupakan hasil dari aksi sinergistik dan antara HPL dan Estrogen.
Factor predisposisi terjadinya mioma uteri yaitu :
1. Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia 20 tahunn, banyak ditemukan pada wanita
lebih dari 40 tahun.
2. Paritas
Lebih sering pada multipara
3. Factor ras dan genetic
Pada wanita ras tertentu khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma
uteri tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
4. Fungsi ovarium
Diperkirakan ada korelasi antara hormone pertumbuhan mioma, dimana mioma
uteri muncul setelah menarke.

Patologi
Jika tumor dipotong, akan menojol diatas miometrium sekitarnya karena
kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan,tersusun atas berkas-berkas otot
jalin-menjalin dan melingkar-lingkar di dalam matriks jaringan ikat. Pada bagian
perifer serabut otot tersusun atas lapisan konsntrik dan serabut oto tersusun atas
lapisan konsterik serta serabut oto normal yang mengelilingi tumor miometrium
sama.
C. Klasifikasi

1. Lokasi
Cerivical 2,6% umumnya tumbuh kearah vagina menyebabkan infeksi,isthmian 7,2&,
lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinaris. Corporal 91%
merupakan lokasi paling lazim,dan seringkali tanpa gejalan.
2. Lapisan uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dbagi menjadi 3 jenis
a. Mioma uterus subserosa
Lokasi tumor disubserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja.
b. Mioma uteri intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepithelial.
c. Mioma uteri sybmukosa
Terletak dibawah endometrium, dapat pula bertangkai maupun tidak.

D. Pengaruh timbale balik mioma dan kehamilan

Pengaruh mioma uteri dan kehamilan


Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan misalnya memperngaruhi letak
janin,menghalangi kemajuan persalianan karena letaknya pada servik uteri menyebabkan
insersia maupun atonia uteri, sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena
adanya gangguan mekanik dalam fungsi miometrium menyebabkan plasenta sukar lepas
dari dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
E. Pemeriksaan penunjang.
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. USG terlihat massa pada daerah uterus
3. Vaginal Toucher didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi menentukan tingkat keganasan dan sel-sel neopalsma
5. Rontogen untuk mnegetahuin kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakan operasi
6. ECG mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempeengaruhi tindakan
operasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang bemenumpangnya. Mioma uteri sering juga disebut fibroid walaupun asalnya
dari jaringan otot, dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapai ukuran besar. Mioma
uteri ini juga dapat mempengaruhi kehamilan karen dapat menghalangi kemajuan
kehamilan dikarenakan letaknya pada servik uteri menyebabkan insersia maupun atonia
uteri sehingga dapat juga menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya
gangguan mekanik dalam fungsi miometrium menyebabkan plasenta sukar lepas dari
dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
B. Saran
melalui makalah ini penulis yang dibuat kami berharap makalah ini bermanfaat
untuk kita sesama petugas kesehatan nantikan untuk berhati-hati dalam menentukan
diagnosa yang terjadi pada pasien guna untuk keselamatan pasin dan kesehatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai