Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan sistem otomatis bukan lagi suatu hal yang asing dalam ke-
hidupan manusia, terlebih dalam dunia industri. Suatu sistem yang otomatis sangat
membantu dalam dunia industri dikarenakan adanya pengontrolan per-alatan-
peralatan dengan bantuan mesin yang telah diprogram sedemikian rupa agar tidak
lagi menjadikan tenaga manusia sebagai pengendali melainkan digantikan oleh
peralatan otomatis lainnya. Salah satu dunia industri yang kini juga mengalami
kemajuan yang cukup pesat yakni dalam bidang perparkiran kendaraan roda empat.
Sistem perparkiran yang ada saat ini masih menggunakan sistem
perparkiran konvensional yang hanya memanfaatkan lahan parkir dan petugas
parkir yang mengendalikan tiap-tiap kendaraan yang masuk, dan juga sering kali
tidak mem-perhatikan daya tampung dari lahan parkir yang dimiliki oleh suatu
bangun-an. Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik dari pihak pemilik kendaraan
dikarenakan pengendara tidak mengetahui di mana letak lahan parkir yang kosong
dan terpaksa keluar apabila tidak menemukan lahan parkir kosong.
Solusi untuk permasalahan ini yakni dengan membuat suatu sistem parkir
yang tidak hanya menghitung jumlah kendaraan yang masuk dan keluar namun juga
dapat menampilkan letak dari lahan parkir yang penuh dan kosong. Informasi
mengenai lahan parkir yang kosong ini dapat membantu para pengendara agar tidak
berkeliling terlebih dahulu untuk menemukan lahan parkir yang kosong.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan PLC pada sistem parkir otomatis.
2. Bagaimana pemanfataan sensor LDR pada sistem parkir otomatis.
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengaplikasikan PLC.
2. Memahami cara kerja dari sensor LDR pada sistem parkir otomatis.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Building automation system adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,


intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol
sistem mekanis dan sistem penerangan dalam sebuah gedung. Building Automation
Systems (BAS) mengoptimasi start-up dan performansi dari peralatan HVAC dan
sistem alarm. BAS menambah dalam jumlah besar interaksi dari mekanikal
subsistem dalam gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik, minimasi energi
yang digunakan, dan menyediakan off-site kontrol gedung. BAS berbasis kontrol
komputer untuk mengkoordinasi, mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol
subsistem pada gedung seperti keamanan, kebakaran/keselamatan, elevator, dan
lain-lain.

Dalam sebuah gedung ada banyak fasilitas yang menunjang kenyamanan


para penghuni gedung seperti toilet, penerangan, AC, dan lainnya. Jika hanya
mengandalkan pekerja tentunya akan kesulitan, mulai dari mengontrol air yang
keluar di setiap toilet, menyalakan lampu, hingga menyalakan alarm kebakaran.
Selain itu, pihak gedung juga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk
menggaji pekerja, karena sudah pasti dibutuhkan banyak pekerja untuk mengontrol
semua fasilitas tersebut.

2
Seiring perkembangan teknologi semua permasalahan tersebut dapat diatasi
yaitu dengan menggunakan sistem yang disebut Building Automation System.
Sistem ini bisa dibilang untuk menjalankan semua fungsi yang ada di dalam gedung
secara otomatis tanpa ada campur tangan manusia di dalamnya. Sistem ini
menggunakan komputer dan juga teknologi informasi untuk mengontrol semua
kegiatan fasilitas gedung.
Building Automation System akan mengoptimasi beberapa sistem di dalam
gedung seperti sistem keamanan, lift, lampu, dan lainnya. Fungsi dari system ini
sangat bermanfaat untuk menekan biaya atau efesiensi cost yang dikeluarkan oleh
management gedung.
Bagian-bagian Building Automation System (BAS) :
1. Occupancy Sensor
Sensor ini pada umumnya disesuaikan dengan schedule harian pada gedung.
Fungsinya, sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi yang ada di
dalam gedung.
2. Controller
Untuk controller yang digunakan terdiri dari satu atau bisa lebih PLC
(Progammable Logic Controller), tergantung pemograman yang digunakan.
Sistem ini akan digunakan untuk memantau semua peralatan yang digunakan di
dalam gedung.
3. Air Handler
Udara di dalam gedung pasti terasa sangat sejuk, itulah fungsi dari Air
Handler yang digunakan untuk mengontrol keluar masuknya udara yang sesuai
dengan banyaknya penghuni gedung.
4. Central Plant
Fungsi dari sistem ini untuk memberikan suplai pada Air Handler.
5. Lighting
Semua jenis penerangan dapat dikontrol menggunakan building automation
system. Misalkan, sistem tersebut akan mematikan lampu 25 menit setelah
orang-orang keluar dari suatu ruangan di dalam gedung.
6. Alarms dan Security

3
Kelebihan lain dari Building Automation System yaitu dapat memberikan
sinyal tanda bahaya di dalam gedung menggunakan alarm. Salah satu contohnya
adalah kebakaran, ketikan ada indikasi terjadinya kebakaran maka sistem akan
menyalakan alarm dan beberapa fasilitas akan dimatikan secara otomatis.
Dengan teknologi building automation system maka terciptalah sebuah
hunian pintar yang disebut smart building. Memang harus diakui jika kehadiran
sistem ini sangat membantu semua pengelola gedung untuk meminimalisir biaya
dan menjaga keamanan gedung.
Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus yang
terdiri dari Programmable Logic Controllers, input / output dan sebuah user
interface (human interface device). Primary dan secondary bus dapat berupa kabel
fiber optik, ethernet, ARCNET, RS-232, RS-485 atau wireless
network. Controller digunakan dengan software yang akan bekerja dengan standar
BACnet, LanTalk, dan ASHRAE. Input dan output berupa analog dan digital
(binary). Input analog digunakan untuk membaca pengukuran variabel. Input digital
mengindikasikan apabila device menyala atau tidak. Output analog mengontrol
kecepatan atau posisi dari peralatan, seperti variable frequency drive, sebuah I-P
transducer, atau sebuah aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan
menutup relay dan switch.

Komponen Building Automation System (BAS) :

1. PLC
2. Sensor
3. Software

2.1 Hardware

2.1.1 Programmable Logic Controller (PLC)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang


mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2]. Definisi Programmable Logic
Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara

4
digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal
instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika,
urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin
atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk


menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial


dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-
ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang
diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi.
PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output
banyak.

5
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus [4]. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai
berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke


CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input
ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan
dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.
CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding
dan sebagainya.

Bagian-Bagian PLC

Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:

 Central processing unit (CPU). Bagian ini merupakan otak atau jantung
PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi /
pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga
melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi

6
melalui internal bus antara PLC, memory, dan unitI/O.
Bagian CPU ini antara lain adalah :

 Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai
listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.
 Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip
yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi
isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada
supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini
disebut bersifat volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile.
 Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat
dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only Memory), dan
tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu bagian ini
sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus isinya
walaupun tidak ada listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga
ditambahkan modul EEPROM atau Electrically Erasable Programmable
Read Only Memory yang ditujukan untuk back up program utama RAM
prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program
EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak [6].

7
 Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap jalan dari
bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi
rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain
tepat sampai pada waktunya
 Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi
menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam
RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus.

 Modul input / output (I/O).Input merupakan bagian yang menerima sinyal


elektrik dari sensor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk
diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya
tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input adalah limit
switches dan pushbutton dapat dipilih kartu input DC. Modul input analog
adalah kartu input khusus yang menggunakan ADC (Analog to Digital
Conversion) dimana kartu ini digunakan untuk input yang berupa variable
seperti temperatur, kecepatan, tekanan dan posisi. Pada umumnya ada 8-
32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan ditandai sebagai
alamat yang unik oleh prosesor.Output adalah bagian PLC yang menyalurkan
sinyal elektrik hasil pemrosesan PLC ke peralatan output. Besaran informasi
/ sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan listrik antara 5 – 15 volt DC

8
dengan informasi diluar sistem tegangan yang bervariasi antara 24 – 240 volt
DC mapun AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam
sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari
modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion).
Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya
ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA.
Signal Analog biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang
mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices.Bila
dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk
menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya
di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.

 Printer. Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau
dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status
register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing
diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain. Programmer
/ monitor (PM). Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini
dinamakan Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa
yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini
ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld
programmer dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang
berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU
selesai diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses
PLC, sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.

 The Program Recorder / Player.Alat ini digunakan untuk menyimpan


program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy
disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang
digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang telah direkam

9
ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya
hilang atau mengalami kesalahan.

Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan
komputer utama (master computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar
atau proses yang mengkoodinasi banyak Sistem PLC

Prinsip Kerja PLC

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan
sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. PLC
memiliki dua bagian dasar, yaitu : Input/Output interface system dan Central
Processing unit.

Input

Input yang akan masuk ke dalam CPU berupa signal dari sensor atau
tranducer. Signal sensor ini terdapat dua jenis, yaitu: discrete signal dan analog
signal. Discrete signal berupa saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF
signal ( 1 atau 0, Benar atau salah), Contoh nya : push button, limit switch dan level

10
sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara
nol hingga skala penuh. Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika anda
sedang memutar volume speaker atau radio anda. Rentang nilai dari sensor ini akan
diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh CPU PLC. CPU PLC pada saat ini
sering menggunakan 16 bit processor sehingga nilai integer nya memiliki rentang -
32768 hingga 32767. Contoh dari analog signal ini adala h sensor tekanan, sensor
temperature, dan sensor aliran. Analog signal dapat berupa tegangan atau arus
listrik dan nilai ini akan diproposionalkan dengan nilai integer CPU, contohnya:
sebuah analog 0 – 5 V atau 4 – 20 mA akan dikonversikan menjadi nilai integer 0
– 32767.

CPU

Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari sensor (data
input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU). CPU ini memiliki tiga bagian
utama, yaitu : Processor, Memory System, dan System Power Supply. Processor
akan memproses signal input secara aritmatik dan logic, yaitu melakukan operasi
logika, sequential, timer, counter dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan
berdasarkan program yang telah ditentukan. Selain itu, processor juga mengolah

11
program yang ada di dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-
output, memori dengan processor itu sendiri.

Output

Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa signal keluaran
digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan actuator. Actuator ini
dapat berupa motor listrik, solenoid, heater, led display, injector, heater, pompa,
dan lain-lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU, jika pada CPU
telah diprogram timer ON dari lampu selama dua detik maka lampu pada aktuator
akan menyala selama dua detik dan kemudian setelah dua detik lampu akan OFF.

Keuntungan dan Kerugian PLC

Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat


dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang
sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan
menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai
berikut:

 Fleksibel

Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan
pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh
pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat
dijalankan dengan programnya masing-masing.

12
 Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah

Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya
dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif
singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC,
misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah
pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.

 Jumlah kontak yang banyak

Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih banyak
daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.

 Harganya lebih murah

PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah


relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga
beberapa buah relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang
sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan
berbagai fungsi lainnya.

 Pilot running

PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau
laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila
memang dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem
relay konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.

 Observasi visual

13
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT.
Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.

 Kecepatan operasi

Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC
ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.

 Metode Pemrograman Ladder atau Boolean

Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi, atau
aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital atau
Boolean.

 Sifatnya tahan uji

Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers mekanik
atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.

 Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol

Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya,


sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan.
Penggunaan relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen
lainnya sebagai peralatan tambahan.

 Dokumentasi

Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint
circuit-nya. Tidak seperti relay yang printout sirkuitnya tidak dapat diperoleh.

14
 Keamanan

Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan
diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah
program PLC selama PLC tersebut dikunci.

 Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang

Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampur
dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A masih dalam
proses, maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.

 Penambahan rangkaian lebih cepat

Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat,


tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali
konvensional.

Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki
oleh PLC, yaitu:

 Teknologi yang masih baru

Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep
komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang

 Buruk untuk aplikasi program yang tetap

15
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat
mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali
dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada
aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).

 Pertimbangan lingkungan

Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi,


vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini
bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi
optimal.

 Operasi dengan rangkaian yang tetap

Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih
mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif
bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.

2.1.2 Sensor Light Dependent Resistor (LDR)

Light Dependent Resistor (LDR) ialah jenis resistor yang berubah


hambatannya karena pengaruh cahaya. Besarnya nilai hambatan pada sensor cahaya
LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang
nilainya menjadi semakin kecil. LDR adalah jenis resistor yang biasa digunakan
sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. LDR terdiri dari
sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elekrtroda pada
permukaannya. Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 MΩ
dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti senyawa kimia cadmium sulfide. Dengan bahan ini energi

16
dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat, artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. Seperti
halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis
seperti pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat dilihat seperti gambar
berikut:

Gambar. Sensor LDR


LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang
menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup lambat,
LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastis.
Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat
kecerahan cahaya.
 Karakteristik Sensor Cahaya LDR
Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) adalah suatu bentuk
komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada
cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon
Spektral sebagai berikut:

1. Laju Recovery Sensor Cahaya LDR

Bila sebuah Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) dibawa dari
suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu

17
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik. Untuk LDR tipe
arus harganya lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya,
yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang
dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR

Sensor cahaya LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap
panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas
dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling
banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik.

2.1.3 Lighting Emitting Diode ( LED )

LED termasuk dalam kelompok dioda merupakan salah satu yang umum
digunakan dan paling banyak terlihat dari jenis kelompok dioda dari semua jenis
semikonduktor dioda tersedia saat ini tetapi bisa menghasilkan cahaya. LED
memiliki dua terminal dan kutub, posisi pertama bias maju yang mana dapat
mengalirkan arus dan posisi kedua adalah bias mundur merupakan kebalikan dari
posisi pertama, sedangkan kutub positif disebut anoda dan kutub negatif disebut
katoda. LEDmendatang merupakan dioda yang dapat memancarkan bandwidth
yang cukup sempit, baik cahaya tampak pada panjang gelombang warna yang
berbeda, atau terlihat cahaya infra-merah untuk remote kontrol atau cahaya laser
ketika arus maju mengalir. Prinsip emisi cahaya LED adalah rekombinasi spontan
pasangan elektron- lubang, dimana efisien bila bahan yang digunakan untuk
fabrikasi adalah semikonduktor celah pita langsung. Ini berarti bahwa, ketika
dioperasikan dalam mode bias maju, LED mengubah energi listrik menjadi energi
cahaya.

18
Konstruksi LED

Pada dasarnya, LED terdiri dari P-N, yaitu persimpangan terbuat dari tipe P
dan N berbahan semikonduktor seperti Gambar 2.1. Bahan tipe P merupakan salah
satu yang memiliki kekurangan elektron yang dihasilkan dari ikatan molekul ketika
membentuk kristal. Kekurangan elektron ini digambarkan sebagai electron
kekosongan atau lubang sehingga materi P-jenis memiliki lubang dan dapat
membawa arus serta konduksi listrik. Demikian pula, bahan tipe N memiliki
kelebihan elektron yang timbul dari ikatan molekul. Elektron ini bergerak bebas
dalam kristal yang berfungsi sebagai pembawa muatan. Ketika tipe P dan N
berdekatan, elektron dari sisi N mengisi lubang di sisi P, menciptakan zona netral
disebut daerah penipisan antara keduanya. Penghalang listrik ini diperbesar atau
diperkecil dengan menerapkan "membalikkan" atau "maju" bias eksternal, masing
masing. Cahaya dipancarkan dalam dioda bias maju ketika disuntikkan pembawa
minoritas (elektron di sisi P dan lubang di sisi N) bergabung kembali dengan satu
sama lain. Cahaya yang dihasilkan dalam panjang gelombang sempit karena arus
yang mengalir di bawah bias maju, itu adalah satu warna atau monokromatik.
Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan tergantung pada energi celah pita dari
bahan P-N.

2.1.4 Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik.

2.1.5 Liquid Cristal Display (LCD)


LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal
Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik.

19
2.2 Software

2.2.1 Software CX-Programmer

CX-Programmer merupakan software khusus untuk memprogram PLC


buatan OMRON. CX Programmer ini sendiri merupakan salah satu software bagian
dari CX-One. Dengan CX-Programmer ini kita bisa memprogram aneka PLC
buatan omron dan salah satu fitur yang saya suka yaitu adanya fitur simulasi tanpa
harus terhubung dengan PLC, sehingga kita bisa mensimulasikan ladder yang kita
buat, dan simulasi ini juga bisa kita hubungkan dengan HMI PLC Omron yang telah
kita buat dengan menggunakan CX-Designer (bagian dari CXOne). Software ini
beroperasi di bawah sistem operasi Windows, oleh sebab itu pemakai software ini
diharapkan sudah familier dengan sistem operasi Windows antara lain untuk
menjalankan software program aplikasi, membuat file, menyimpan file, mencetak
file,menutup file, membuka file, dan keluar dari (menutup) software program.

2.2.2. CX-Designer

Software ini adalah perangkat simulasi human interface, dimana software


ini berguna untuk gambaran simulasi dari program yang telah dibuat pada software
C-X programmer. Bedanya melakukan simulasi dengan CX-programmer dan CX-
Designer adalah pada simulasi di CX-programmer, kita hanya bisa melihat beban
dalam keadaan aktif jika dioperasikan, sedangkan pada simulasi CX-Designer kita
bisa membuatnya lebih nyata karena dapat mensimulasikannya dengan pemilihan
komponen yang terlihat, bisa diatur letaknya, bentuk input device yang beragam,
serta dapat mengatur warna-warnanya.

Software CX-Designer ini adalah software yang memang hanya difungsikan


untuk simulasi, tetapi tidak bisa sekaligus membuat programnya di situ, sehingga
CX-programmer difungsikan untuk pembuatan programnya, lalu program tersebut
dihubungkan ke software CX-Designer untuk melakukan simulasinya.

20
BAB III
ALAT dan BAHAN

Meskipun tidak melakukan uji coba alat secara nyata dan hanya melakukan
simulasi, tetapi pada laporan ini tetap dituliskan alat dan bahan yang diperlukan,
yaitu :

1. Sensor LDR 10 buah


2. Lampu LED 10 buah
3. PLC Omron 1 unit
4. LCD 1 unit
5. Motor DC 2 unit

21
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan latar belakang yaitu sistem perparkiran yang ada saat ini masih
menggunakan sistem perparkiran konvensional yang hanya memanfaatkan lahan
parkir dan petugas parkir yang mengendalikan tiap-tiap kendaraan yang masuk, dan
juga sering kali tidak mem-perhatikan daya tampung dari lahan parkir yang dimiliki
oleh suatu bangun-an. Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik dari pihak pemilik
kendaraan dikarenakan pengendara tidak mengetahui di mana letak lahan parkir
yang kosong dan terpaksa keluar apabila tidak menemukan lahan parkir kosong.
Karna itu kelompok 1 membuat penyelesaian masalah ini dengan dengan
membuat suatu sistem parkir yang tidak hanya menghitung jumlah kendaraan yang
masuk dan keluar namun juga dapat menampilkan letak dari lahan parkir yang
penuh dan kosong. Informasi mengenai lahan parkir yang kosong ini dapat
membantu para pengendara agar tidak berkeliling terlebih dahulu untuk
menemukan lahan parkir yang kosong.
Dalam sistim BAS ( Building Automatuc System ) sangat bermanfaat untuk
memanejamen para pengguna parkir khususnya tamu dan karawan dalam gedung
tersebut.
Adapun system kerja dari perencanaan kami yang telah dibuat dan berhasil
disimulasikan adalah sebagai berikut :

1. Ketika parkiran kosong pada salah satu slot maka pada layar tampilan atau
LCD akan menampilkan bagian kosong dan otomtis pintu parkir akan
terbuka jika mobil menutupi atau terkena sensor, akan tetapi jika parkiran
penuh maka palang parkir akan menutup dan pengguna parkir dapat
langsung berputar keluar dari area parkir.
2. Setelah pengguna parkir masuk kedalam area parkir maka pada slot akan
terlihat lampu indaktor sebagai tanda parkiran kosong
3. Kemudian jika pengguan telah masuk menuju slot maka sensor akan
tertutup dan pada LCD akan tampil parkiran terisi dan lampu indikator akan
mati.
4. Ketika mobil akan keluar maka jika sensor pintu keluar mendeteksi mobil
maka akan otomatis pintu palang akan terbuka.

Kekurangan dari alat kami ini adalah tidak adanya lampu pemandu menuju
area slot parkir yang akan memudahkan pengguna parkir untuk menuju slot kosong
dan juga sistem pembayaran yang belum kami terapkan terhadap pengguna parkir

22
yaitu baik pembayaran dalam hitungan jam atau hitungan persetiap mobil masuk
kedalam area parkir.

Penjelasan I/O dari CX-programmer dari alat ini adalah :

I/O Keterangan
0.05 dan 0.06 Sensor portal masuk dan keluar
0.00 – 0.004 Sensor slot parkir
10.05 dan 10.07 Motor portal masuk dan keluar
10.06 LCD
10.00 – 10.04 Sensor pada slot parkir
200.00 – 200.04 IR dari sensor

23
BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum building automation system , praktikan dapat


mengambil kesimpulan bahwa :

Building Automation System Adalah system yang dijalankan untuk menjalankan


semua fungsi yang ada di dalam gedung secara otomatis tanpa ada campur tangan
manusia di dalamnya. Sistem ini menggunakan komputer dan juga teknologi
informasi untuk mengontrol semua kegiatan fasilitas gedung.

Building Automation System akan mengoptimasi beberapa sistem di dalam gedung


seperti sistem keamanan, lift, lampu, dan lainnya. Fungsi dari system ini sangat
bermanfaat untuk menekan biaya atau efesiensi cost yang dikeluarkan oleh
management gedung. Adapun beberapa bagian yang termasuk dalam teknologi
Building Automation System (BAS) :

Occupancy Sensor
Sensor ini pada umumnya disesuaikan dengan schedule harian pada gedung.
Fungsinya, sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi yang ada di dalam
gedung.

Controller
Untuk controller yang digunakan terdiri dari satu atau bisa lebih PLC
(Progammable Logic Controller), tergantung pemograman yang digunakan. Sistem
ini akan digunakan untuk memantau semua peralatan yang digunakan di dalam
gedung.

24
Air Handler
Udara di dalam gedung pasti terasa sangat sejuk, itulah fungsi dari Air Handler yang
digunakan untuk mengontrol keluar masuknya udara yang sesuai dengan
banyaknya penghuni gedung.

Central Plant
Fungsi dari sistem ini untuk memberikan suplai pada Air Handler.

Lighting
Semua jenis penerangan dapat dikontrol menggunakan building automation system.
Misalkan, sistem tersebut akan mematikan lampu 25 menit setelah orang-orang
keluar dari suatu ruangan di dalam gedung.

Alarms dan Security


Kelebihan lain dari Building Automation System yaitu dapat memberikan sinyal
tanda bahaya di dalam gedung menggunakan alarm. Salah satu contohnya adalah
kebakaran, ketikan ada indikasi terjadinya kebakaran maka sistem akan
menyalakan alarm dan beberapa fasilitas akan dimatikan secara otomatis.

Parkir Otomatis
System yang telah disimulasikan oleh praktikan ini dirancang untuk memudahkan
pengunjung gedung menemukan slot parkir mobil yang kosong dengan
menggunakan lampu tanda pada langit langit area parkir indoor. Dengan begini
tidak ada lagi pengendara mobil yang keliling keliling area parkir mencari slot
parkir yang kosong, sebab slot parkir yang kosong telah di beri tanda dengan lampu
tanda yang mudah dilihat oleh semua pengendara mobil.

Adapun keunggulan yang di dapat oleh sebuah gedung jika memiliki penunjuk slot
parkir otomatis yaitu:

1. Tidak perlu ada tukang parkir lagi yang mengarahkan para pengendara
mobil menuju slot parkir yang kosong

25
2. Pada gedung yang tidak memiliki penunjuk slot parkir otomatis, biasanya
rentan terjadi kemacetan panjang di sekitar gedung, dan membuat banyak
waktu terbuang percuma karena tidak ada penunjuk yang memudahkan
pengendara menemukan slot parkir yang kosong
3. Para pengendara dapat menemukan slot parkir dengan cepat sehingga tidak
ada kemacetan panjang disekitar gedung

Dengan teknologi building automation system maka terciptalah sebuah hunian


pintar yang disebut smart building. Dan harus diakui jika kehadiran sistem ini
sangat membantu semua pengelola gedung untuk meminimalisir biaya dan menjaga
keamanan gedung.

26

Anda mungkin juga menyukai