Anda di halaman 1dari 7

KELENTURAN ATRIOVENTRIKULAR PADA

STENOSIS MITRAL

Nurkhalis

Abstrak. Pada pasien Stenosis Mitral terjadinya peningkatan tekanan arteri pulmonal dan
berat-ringannya gambaran klinis yang muncul tidak selalu berkaitan dengan area efektif
katup mitral yang mengalami stenosis dan perbedaan tekanan transmitral tetapi dari beberapa
penelitian yang ada menunjukkan bahwa net kelenturan atrioventrikular (Cn) juga sangat
mempengaruhi. Kelenturan atrium menjadi penyangga (buffer) terhadap perubahan tekanan
di atrium selama siklus jantung. Pasien dengan net kelenturan atrioventrikular yang rendah (<
4 ml/mmHg) memiliki tekanan sistolik arteri pulmonal yang lebih tinggi.
(JKS 2015; 3: 168-174)

Kata Kunci : Stenosis mitral, kelenturan atrioventrikular

Abstract. The severity of symptom and increasing of pulmonary arterial pressure in patients
with mitral stenosis not only depent on mitral valve area and mitral valve gradients but also
influenced by atrioventricular compliance. Atrial compliance can be buffer for alteration of
intra atrial pressure. Systolic pulmonary arterial pressure in patients with atrioventricular
compliance less than 4 mm/mmHg is higher than another. (JKS 2015; 3: 168-174)

Keywords: Mitral stenosis, atrioventricular compliance

Pendahuluan1 higiene individu dan masyarakat, sulitnya


Stenosis mitral (SM) saat ini masih mendapatkan layanan kesehatan yang baik,
merupakan kelainan katup yang cukup dan pada beberapa keadaan infeksi kulit
sering ditemui terutama di negara-negara yang luas dan infeksi scabies turut
berkembang yang sebagian besar akibat mempengaruhi.1
demam reumatik, yang diawali dengan
radang tenggorokan yang disebabkan oleh Stenosis mitral (SM) merupakan suatu
kuman streptokokkus  hemolitikus group obstruksi terhadap jalan masuk ke
A yang selanjutnya akan menimbulkan ventrikel kiri akibat abnormalitas struktural
respon inflamasi sistemik termasuk apparatus katup mitral yang mencegah
didaerah katup. Respon inflamasi pembukaan katub secara penuh selama
kemudian menimbulkan kerusakan hingga masa pengisian diastolik ventrikel kiri.2
terjadi stenosis katup mitral. Insiden Abnormalitas patofisiologi primer pada
demam reumatik akut di Negara-negara SM adalah obstruksi mekanik pada tingkat
berkembang diperkirakan sekitar 50 katup mitral. Adapun yang sekunder
sampai 200 / 100.000 per tahun1, dimana berupa efek peningkatan perbedaan
serangan pertama demam reumatik akut tekanan transmitral terhadap atrium kiri
terjadi paling sering antara umur 6 sampai dan vaskular pulmonal. Obstruksi pada
15 tahun1. katup mitral menyebabkan peningkatan
perbedaan tekanan diastolik antara atrium
Kondisi predisposisi yang mempengaruhi kiri dan ventrikel kiri.3,4
terjadinya endemi dan tingginya angka
transmisi dari streptokokkus group A Pada pasien SM, terjadinya peningkatan
berupa perumahan yang padat, buruknya tekanan arteri pulmonal (hipertensi
pulmonal) dan berat – ringannya gambaran
klinis yang muncul tidak selalu berkaitan
Nurkhalis adalah Dosen Bagian Kardiologi dengan area efektif katup mitral yang
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
mengalami stenosis dan perbedaan tekanan
Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

168
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

transmitral tetapi dari beberapa penelitian atrium rendah maka tekanan rata-rata
yang ada menunjukkan bahwa net atrium menjadi lebih besar. Namun,
kelenturan atrioventrikular (Cn) juga tekanan rata-rata atrium selama periode
sangat mempengaruhi.5-8 Net kelenturan pengisian ventrikel, yang digunakan
atrioventrikular menunjukkan karakteristik sebagai sumber tekanan efektif saat
kelenturan dari kedua ruang, atrium dan pengisian ventrikel, lebih kecil sehingga
ventrikel sebagai satu kesatuan ruang.9,10 pengisian berkurang dan volume ventrikel
saat akhir diastolik menjadi lebih kecil.
Perubahan Atrium Kiri pada Stenosis Ditambah lagi dengan aliran balik vena
Mitral menuju atrium menjadi berkurang akibat
Kombinasi kelainan katup mitral dengan tingginya tekanan rata-rata di atrium.
inflamasi atrial yang merupakan akibat Sebaliknya, jika kelenturan atriumnya
sekunder dari karditis reumatik akan besar maka perbedaan tekanan atrium kecil
mengakibatkan : 1. dilatasi atrium kiri, 2. dan tekanan rata – rata atrium selama
fibrosis dinding atrium dan 3. pengisian ventrikel dipertahankan pada
ketidakteraturan serabut-serabut otot level yang relatif tinggi. Dengan demikian
atrium yang menyebabkan kecepatan kelenturan atrium menjadi penyangga
konduksi menjadi berbeda-beda dan (buffer) terhadap perubahan tekanan di
periode refrakter menjadi tidak homogen atrium selama siklus jantung dan
sehingga mencetus terjadinya atrial perubahan aliran balik vena yang mengalir
fibrilasi.11 Kelenturan atrium yang mengisi ventrikel secara intermittent.15
menunjukkan kekakuan atrium merupakan
faktor penting yang menetukan Perubahan Ventrikel Kiri pada Stenosis
performance sistem kardiovaskular secara Mitral
keseluruhan. Kelenturan atrium kiri yang Meskipun tekanan di atrium kiri
tinggi menyebabkan kapasitas aliran darah meningkat, pengisian ventrikel kiri
yang yang lebih besar dari vena pulmonal (volume akhir diastolik) akan sangat
dan peningkatan yang lebih kecil terhadap berkurang. Kurva tekanan volume
tekanan atrium kiri. Kelenturan yang ventrikel kiri saat diastolik akan bergeser
rendah menunjukkan atrium kiri menjadi ke kiri akibat volume ventrikel yang
lebih kaku sehingga terjadi peningkatan rendah. Penurunan pengisian ventrikel
tekanan atrium kiri yang lebih besar (penurunan preload) tersebut akan
meskipun jumlah darah yang diterima dari menurunkan vulome sekuncup (stroke
vena pulmonal sama.12 volume) melalui mekanisme Frank-
Starling. Jika penurunan volume sekuncup
Peningkatan tekanan atrium kiri akan ini cukup berarti akan memyebabkan pula
menyebabkan penurunan kelenturan penurunan curah jantung sehingga tekanan
atrium kiri dan oleh sebab itu akan aorta juga akan menurun. 16 Pola pengisian
menyebabkan penurunan yang lebih cepat ventrikel kiri saat fase diastolik
dari aliran vena pulmonal.13 Young-Guk menunjukkan derajat obtruksi katup mitral.
Ko dkk membuktikan bahwa pada SM Fase pengisian diastolik awal menjadi
murni dengan irama sinus, faktor-faktor memanjang dengan peningkatan volume
yang menentukan tekanan di atrium kiri ventrikuler yang lambat. Adanya fibrilasi
adalah: area katup mitral yang lebih kecil, atrium akan ikut mempengaruhi fase
tekanan transmitral yang lebih besar dan pengisian diastolik dengan hilangnya
kelenturan atrium kiri yang lebih rendah.14 efektifitas kontraksi atrium sehingga fraksi
pengisian atrium menjadi hilang.
Lebih dari setengah proses pengisisan
ventrikel terjadi selama periode diastolik Kerusakan lebih lanjut dari fase pengisian
sebelum kontraksi atrium. Jika kelenturan diastolik disebabkan oleh abnormalitas

169
Nurkhalis, Kelenturan Atrioventrikular pada Stenosis Mitral

geometri ventrikel kiri yang berkaitan menyatakan bahwa besarnya Cn dapat


dengan volume overload (seperti dihitung dengan menggunakan persamaan
5,6,8-10
regurgitasi trikuspid) atau pressure :
overload (seperti hipertensi pulmonal)
pada ventrikel kanan. Peningkatan tekanan Cn = 1270 (MVA/E-wave
dan volume saat pengisian diastolik
downslope)
ventrikel kanan menyebabkan septum
condong ke kiri dan mengubah gerakan
septum sehingga mengganggu pengisian Dimana Cn dinyatakan dalam cm3/mm Hg
diastolik ventrikel kiri. Sekitar 85 % pasien (mL/mm Hg) jika MVA diukur dalam cm2
dengan SM murni, volume akhir diastolik dan E-wave downslope dalam cm/s2. E-
ventrikel kiri masih dalam rentang normal, wave downslope = E dV / dt.18
sisanya menunjukkan penurunan. Tekanan
diastolik ventrikel kiri biasanya normal Ehud Schwamm ent hal d kk yang
pada pasien dengan SM murni, namun bila membandingkan nilai Cn yang diukur
disertai dengan adanya regurgitasi mitral, secara invasif dengan yang dilakukan
lesi katup aorta, hipertensi sistemik, secara Doppler ekokardiografi
penyakit jantung iskemik dan menunjukkan hasil yang sebanding.
kardiomiopati, maka semua itu akan Besarnya Cn tidak adanya korelasi dengan
meningkatkan tekanan diastolik ventrikel ukuran atrium kiri. Kelenturan atrium
kiri. Pergeseran septum interventrikel yang tidak dapat diperkirakan berdasarkan
condong kekiri sebagai akibat pengisian ukuran atrium tersebut, karena diperlukan
awal ventrikel kanan yang lebih cepat ikut informasi tentang volume dan tekanan.10
mempengaruhi penurunan kelenturan Sudhayakumar dkk menunjukkan bahwa
ventrikel kiri. Meskipun Cn tidak penurunan kelenturan atrium kiri sejalan
sebanding dengan kelenturan atrium, dengan penurunan MVA, peningkatan area
namun pada SM sangat dipengaruhi oleh atrium kiri (left atrial area / LAA), dan
kelenturan atrium. Secara teoritis, peningkatan gradient transmitral serta
hipertensi pulmonal sekunder akibat tekanan sistolik arteri pulmonal. Pada
kelenturan atrium yang rendah akan dapat analisa regresi multiple didapatkan bahwa
memperburuk kelenturan ventrikuler hanya MVA yang secara signifikan
(akibat hubungan interdependence memiliki korelasi positif independent
ventrikuler) yang selanjutnya akan dengan kelenturan.6
mengurangi Cn.2,17-18
Penelitian Eui-Young Choi dkk
Pengukuran Net Kelenturan memperlihatkan bahwa besarnya nilai net
Atrioventrikular dan Faktor Yang kelenturan atrioventrikular (Cn) tidak
Mempengaruhinya dipengaruhi oleh fibrilasi atrium yang
Tekanan di atrium kiri dipengaruhi oleh sering dijumpai pada pasien SM.18 E.
kelenturan atrium dan ventrikel kiri (Ca Leistad dkk yang melakukan penelitian
dan Cv). Kedua parameter tersebut tidak efek fibrilasi atrium terhadap dimensi,
dapat diukur secara langsung dengan tekanan dan kelenturan atrium kiri dan
metode non invasif. Namun karena kanan menunjukkan bahwa induksi akut
hubungan antara atrium kiri dengan fibrilasi atrium akan menyebabkan terjadi
ventrikel kiri menyerupai 2 kapasitor yang penurunan kelenturan.19 Namun Hyung
dirangkai secara seri, maka nilai kelenturan kwan kim dkk dalam penelitiannya
dari kedua ruang jantung tersebut dapat menemukan bahwa kelenturan atrium kiri
dikombinasi sebagai net kelenturan lebih tinggi pada pasien SM dengan
atrioventrikular (Cn) yang dapat dihitung fibrilasi atrium (FA). Karena FA
secara non invasif. Flachskamf dkk yang merupakan predisposisi terjadinya
remodeling elektrikal dan mekanikal yang

170
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

selanjutnya menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan arteri pulmonalis.


dilatasi atrium maka kelenturan atrium kiri Rata-rata perbedaan tekanan yang
tentunya akan mengalami perubahan. melewati pulmonary bed (tekanan arteri
Hyung kwan kim dkk melihat bahwa pulmonal – tekanan atrium kiri) adalah 10-
tekanan atrium kiri lebih rendah pada 12 mmHg. Dengan demikian jika tekanan
pasien dengan fibrilasi atrium atrium kiri meningkat sampai 20 mmHg,
dibandingkan dengan irama sinus pada maka kita dapat memperkirakan tekanan
area katup mitral yang sama. Pada fibrilasi arteri pulmonalis meningkat menjadi 30
atrium, volume atrium kiri juga lebih besar mmHg. Pada kondisi tersebut pasien telah
dan tidak ada hubugan yang signifikan mengalami hipertensi pulmonal, dimana
antara volume dan rata-rata tekanan di tekanan normal arteri pulmonal 12 ± 2
atrium kiri,sehingga diduga kelenturan mmHg. Namun hipertensi pulmonal yang
atrium kiri lebih tinggi dengan adanya terjadi sepenuhnya bersifat pasif berupa
fibrilasi atrium. Namun ada beberapa hipertensi pulmonal postkapiler.22-24 Pada
kelemahan pada penelitian tersebut, yakni beberapa pasien, kenaikan tekanan arteri
bersifat retrospektif, tidak ada informasi pulmonal tidak sebanding dengan
tentang durasi terjadinya fibrilasi atrium peningkatan tekanan PCWP. Pada kondisi
dan belum dapat menjelaskan mekanisme tersebut perbedaan tekanan yang melewati
terjadinya peningkatan kelenturan atrium pulmonary bed dapat lebih besar daripada
kiri pada kondisi fibrilasi atrium.20 yang melalui katup mitral yang stenosis.
Pada pasien yang demikian berarti telah
Hipertensi Pulmonal dan Pengaruh Net memiliki penyakit vaskular paru berupa
Atrioventrikular Komplians Terhadap hipertensi pulmonal reaktif (hipertensi
Tekanan Arteri Pulmonal pulmonal prekapiler) dan mengalami
Hipertensi pulmonal (HP) didasari pada mixed pulmonary hypertension (pre dan
peningkatan tekanan arteri pulmonal rata – post kapiler). Pada keadaan lebih lanjut,
rata yang sama atau lebih besar dari 25 hipertensi prekapiler akan bertambah berat
mmHg saat istirahat.21 Seiring dengan sehingga terjadi peningkatan resistensi
peningkatan obstruksi katu p mitral, maka arteri pulmonal yang akan mengurangi
terjadi pula peningkatan tekanan atrium kongesti pulmonal dan penurunan curah
kiri, vena pulmonalis, dan PCWP. jantung.22-24
Peningkatan PCWP menyebabkan

Gambar 9. A. sirkulasi pada individu dengan jantung dan hemodinamik normal. B.SM dengan
hipertensi pulmonal pasif tanpa perubahan vaskular pulmonal. C.SM berat dengan perubahan
sekunder vaskular pulmonal yang menimbulkan “stenosis kedua”pada arteriol pulmonal
(hipertensi pulmonal reaktif.11

171
Nurkhalis, Kelenturan Atrioventrikular pada Stenosis Mitral

Kelenturan atrium kiri merupakan salah terjadinya hipertensi vena pulmonal dan
satu faktor penting yang menentukan akhirnya mengalami hipertensi arteri
besarnya resistensi vaskular pulmonal. pulmonal. Hal ini diketahui menjadi
Besarnya tekanan yang melewati katup mekanisme utama terjadinya intoleransi
mitral sangat tergantung pada area katup exercise dan timbulnya dispnea8.
mitral (MVA), net kelenturan Meskipun MVA sangat berkaitan dengan
atrioventrikular (Cn) dan gradient gradient transmitral, tetapi bukan suatu
transmitral.5,6,14,25 Schwammenthal dkk faktor penting yang menentukan kapasitas
telah melaporkan bahwa Cn exercise.
mempengaruhi besarnya tekanan arteri
pulmonal. Thomas dan coworkers Disisi lain, kelenturan atrium kiri
membuktikan bahwa tekanan yang memainkan peranan penting dalam
melewati katup mitral yang stenosis secara perkembangan hipertensi pulmonal karena
langsung juga tergantung pada kelenturan kelenturan atrium kiri mempengaruhi
atrium atau net kelenturan atrioventrikular. transmisi gradient transmitral kebelakang.8
Net kelenturan atrioventrikular (Cn) Penelitian Hyung-Kwan Kim dkk yang
menunjukkan karakteristik kelenturan dari menilai kapasitas exercise berdasarkan
kedua ruang, atrium dan ventrikel, sebagai maximal exercise time dengan
satu unit. Jika kelenturan dari salah satu menggunakan treadmill menunjukkan
ruang normal, maka abnormalitas Cn bahwa pasien dengan Cn < 4 ml/mmHg
menunjukkan adanya abnormalitas memiliki kapasitas exercise yang sedikit
kelenturan dari ruang lainnya. lebih rendah dibandingkan pasien dengan
Cn ≥ 4 ml/mmHg (383 ± 156 detik vs 499
Pada SM murni, tekanan diastolik atrium ± 158 detik, P =0,18) meskipun secara
kiri biasanya normal, namun sekitar statistik tidak bermakna. 8
sepertiga dari penderita SM mengalami
penurunan kelenturan atrium kiri.8,10 Lamanya exercise pada pasien dengan Cn
Mingzhou Li dkk menunjukkan bahwa net yang < 4 ml/mmHg sangat tergantung
kelenturan atrioventrikular mempengaruhi tekanan sistolik arteri pulmonal istirahat
tekanan di atrium kiri dan arteri pulmonal.5 (resting sPAP),sebaliknya pada pasien
Penelitian yang dilakukan oleh Hyung- dengan Cn ≥ 4 ml/mmHg lamanya exercise
Kwan Kim dan kawan-kawan juga hanya tergantung pada SV exercise yang
menunjukkan bahwa pasien dengan net diukur pada saat exercise berlangsung (SV
kelenturan atrioventrikular yang rendah (< post exercise). Hal ini sangat mungkin
4 ml/mmHg) memiliki tekanan sistolik disebabkan karena kelenturan atrium kiri
arteri pulmonal baik saat istirahat maupun yang lebih besar (Cn ≥ 4 ml/mmHg) dapat
saat aktivitas (exercise) yang lebih tinggi.8 membantu mencegah peningkatan tekanan
di atrium kiri dan tekanan sistolik arteri
Pengaruh Kelenturan Atrioventrikular pulmonal meskipun terjadi peningkatan
Terhadap Kapasitas Exercise preload selama exercise. Sebagian besar
Kapasitas exersice sangat tergantung pada pasien dengan Cn ≥ 4 ml/mmHg memiliki
beberapa faktor kardiak, seperti irama fibrilasi atrial, sehingga volume
performance fungsi sistolik dan diastolik sekuncup (stroke volume) tidak dapat
miokard, volume sekuncup (stroke volume/ meningkat secara adekuat akibat hilangnya
SV) dan tekanan sistolik arteri pulmonal kontribusi atrium, oleh karena itu kapasitas
(sPAP) selama exercise. Pada stenosis exercise pada pasien tersebut sangat
mitral, peningkatan gradient transmitral ditentukan oleh volume sekuncup selama
akibat peningkatan tekanan atrium kiri exercise. Pada sisi lain, Cn yang rendah
yang selanjutnya ditransmisikan akan dengan mudah menyebabkan
kebelakang sehingga mempengaruhi peningkatan tekanan atrium kiri yang

172
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

diakibatkan oleh peningkatan beban awal kardiovaskular secara keseluruhan.


(preload) selama exercise, yang Terjadinya hipertensi pulmonal sekunder
selanjutnya mempengaruhi terjadinya akibat atrial kelenturan yang rendah akan
peningkatan sPAP sehingga membatasi dapat memperburuk ventricular kelenturan
kemampuan exercise.8 akibat hubungan interdependence
ventrikuler yang selanjutnya akan
Peranan Net Kelenturan mengurangi Cn.
Atrioventrikular sebagai Prediktor
Dilakukannya Penanganan Invasif Daftar Pustaka
Sebagian besar pasien SM dengan MVA < 1. Carapetis J R. Acute rheumatic fever. In:
1 cm2 memiliki Cn yang rendah ( < 4 Warrell DA, Cox TM , Firth JD, Edward J,
ml/mmHg), akan menjalani valvotomi Benz JR, editor. Oxford Textbook of
mitral dengan balon perkutan (BMV) atau Medicine 4th edition. Oxford Press. 2003;
pergantian katup. Manfaat klinis dari Cn 15; 332.
terhadap pasien SM sedang yakni Cn yang 2. Carol P, Kathryn JG. Essentials of
Pathophysiology. Lippincott Williams &
< 4 ml/mmHg dapat menjadi prediktor
Wilkins. 2003.
independent untuk dilakukannya BMV
3. Freeman G L, Oblouk G. Valvular heart
atau pergantian katup. Penelitian yang disease. In: Hemodynamic monitoring,
dilakukan oleh Hyung-Kwan Kim dkk invasive and noninvasive clinical
menilai peranan Cn untuk memprediksi application. Third edition. Elsevier
dilakukannya penanganan invasif pada Saunder Company. 2004; 20: 574-83.
pasien SM berupa valvotomi mitral dengan 4. Dalen JE, Alpert JS. Valvular heart
balon (BMV) atau pergantian katup mitral. disease. First edition. Little , Brown and
Penemuan ini menunjukkan pentingnya Cn Company Boston. 1981; 2: 41- 88.
sebagai suatu petanda hemodinamik 5. Li Mingzhou, Dery JP, Dumesnil JG,
terhadap beratnya SM dan juga sebagai Boudreault JR, Jobin J, Pibarot P.
prognostikator.8 Usefulness of Measuring Net Compliance
atrioventrikular by Doppler
Echocardiography in Patients With
Kesimpulan
Stenosis mitral.The American Journal of
Pada pasien stenosis mitral, terjadinya
Cardiology 2005; 3: 96.
peningkatan tekanan arteri pulmonal 6. Sudhayakumar N, Rajesh G, Anilkumar N,
(hipertensi pulmonal) dan berat-ringannya Khader SA, Bastian C, Jayaprakash VL,et
gambaran klinis yang muncul tidak selalu al. An Echocardiographic Study of Net
berkaitan dengan area efektif katup mitral atrioventrikular compliance in Juvenile
yang mengalami stenosis dan perbedaan and Adult Stenosis mitral. Indian Heart J
tekanan transmitral tetapi dari beberapa 2004; 56: 32–36.
penelitian yang ada menunjukkan bahwa 7. Thomas JD, Newell JB, Choong CYP,
net kelenturan atrioventrikular (Cn) juga Weyman AE. Physical and physiologic
sangat mempengaruhi. Net AV kelenturan determinants of transmitral velocity:
(Cn) menunjukkan karakteristik kelenturan numerical analysis. Am J Physiol 1991;
dari kedua ruang, atrium dan ventrikel, 260: H1718–H1731.
sebagai satu unit. Meskipun Cn tidak 8. Kim HK,Kim YJ, Hwang SJ, Park
JS, Chang HJ, Sohn DW, et al.
sebanding dengan atrial kelenturan, namun
Hemodynamic and Prognostic
pada SM sangat dipengaruhi oleh atrial Implications of Net Compliance
kelenturan. Kelenturan atrium, yang atrioventrikular in Patients with Stenosis
menunjukkan kekakuan atrium, menjadi mitral. Journal of the American Society of
penyangga (buffer) terhadap perubahan Echocardiography 2008; 5: 21.
tekanan di atrium selama siklus jantung 9. Flachskampf F. A., Weyman
sehingga menjadi fa ktor penting yang A.E., Guerrero J. L., Thomas J. D.:
menetukan performance sistem Calculation of compliance atrioventrikular

173
Nurkhalis, Kelenturan Atrioventrikular pada Stenosis Mitral

from the mitral flow profile: analytical and in Patients With Stenosis mitral. Circ J
in vitro study. J Am Coll Cardiol 1992; 2007; 71: 1721-1727.
19: 998-1004. 19. Leistad E, Christensen G, Ilebekk A.
10. Schwammenthal E., Vered Z., Agranat Effects of atrial fibrillation on left and
O., Kaplinsky E., Rabinowitz B., Feinberg right atrial dimensions, pressures, and
M.S.: Impact of atrioventrikular compliance. Am J Physiol Heart Circ
compliance on pulmonary artery pressure Physiol vol 1993: 264.
in stenosis mitral: an exercise 20. Kim HK, Kim YJ, Shin JI, Hwang SJ, Jo
echocardiographic study. Circulation SH, Park JS,et al. Echocardiographic and
2000;102. 2378-2384. Hemodynamic Findings in Patients With
11. Braunwald E. Valvular heart disease. In: Stenosis mitral Undergoing Percutaneous
Heart Disease: A Textbook of Mitral Commissurotomy Comparing
Cardiovascular Medicine, 6th ed. W. B. Those With Chronic Atrial Fibrillation
Saunders Company. 2001 ; 46 : 134-91. Versus Those With Normal Sinus Rhythm.
12. Kapoor A,Kumar S,Shukla A,Tewari Am J Cardiol 2007;100:1153-1156.
S,Garg N, Goel P, Sinha N. Determinants 21. Hoeper MM, Humbert MJ, Torbicki A,
of Left Atrial Pressurein Rheumatic Vachiery JL, Barbera JA, Beghetti M..
Stenosis mitral:Role of Left Guidelines for the diagnosis and treatment
Atrial Compliance and "Atrial Stiffness". of pulmonary hypertension.Committee for
Indian Heart J 2004; 56: 27–31. practice guidelines to improve the quality
13. Hunderi JO, Thompson CR, Smiseth OA. of clinical practice and patient care in
Deceleration time of systolic pulmonary Europe. 2009.
venous flow: a new clinical marker of left 22. Alpert JS, Sabik JF, Cosgrove DM. Mitral
atrial pressure and compliance. J Appl valve disease.in : Topol E, Califf RM,
Physiol 2006 ;100: 685–689. Isner J, editor. Textbook of Cardiovascular
14. Ko YG, Ha JW, Chung N, Shim WH, Medicine. Lippincott Williams & Wilkins.
Kang SM, Rim SJ, et al. Effects of left 2002. 29.
atrial compliance on left atrial pressure in 23. Moraes DL, Colucci WS, Givertz
pure stenosis mitral. Catheter Cardiovasc MM.Secondary Pulmonary Hypertension
Interv -2005; 52(3): 328-33. in Chronic Heart Failure The Role of the
15. Suga H. Importance of Atrial Compliance Endothelium in Pathophysiology and
in Cardiac Performance. Circ. Res. Management. Circulation. 2000;102:1718-
1974;35:39-43. 1723.
16. Klabunde RE. Vascular function. In: 24. Chemla D, Castelain V, Harve P,
Cardiovascular physiology concepts. Lecarpentier Y, Brimioulle S.
Lippincott Williams and Wilkins. 2005; 5: Haemodynamic evaluation of pulmonary
98-101. hypertension. Eur Respir J 2002; 20:
17. Stoltz C, Bryg RJ.Stenosis mitral. In : 1314–1331.
Crawford MH. Current Diagnosis & 25. Marijon E, Jani D, Voicu S, Phalla Ou.
Treatment in Cardiology 2nd Ed. Effect of left atrial compliance on
McGraw-Hill/Appleton & Lange, 2002; pulmonary artery pressure: a case report.
10. 15. Cardiovasc Ultrasound. 2006; 4: 31.
18. Choi EY, Shim J, Kim SA, Shim CY,
Yoon SJ, Kang SM , et al. Value of Echo-
Doppler Derived Pulmonary Vascular
Resistance, Net-Compliance
atrioventrikular and Tricuspid Annular
Velocity in Determining Exercise Capacity

174

Anda mungkin juga menyukai