Anda di halaman 1dari 2

Energi panas bumi atau geothermal merupakan energi yang berasal dari permukaan

bumi dan fluida yang terkandung didalamnya yang merupakan energi terbarukan
(renewable energy). Energi panas bumi merupakan energi alternatif yang banyak
dipakai untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan sebagai
energi yang dikatakan ramah akan lingkunngan sekitar seperti untuk pembangkit
listrik. Penggunaan energi panas bumi ini awalnya dimulai dari Italia pada tahun
1913. Sementara di Indonesia sendiri pembangkit listrik baru dimulai pada tahun
1918 di kawah Kamojang, sementara untuk di Star Energy Wayang Windu sendiri
pada tahun 1991 sumur pertama dibor untuk memproduksikan fluida panas bumi
yang bernilai ekonomis. Untuk wilayah Indonesia sendiri jenis reservoir panas bumi
adalah jenis hidrotermal yang mana hasil perpindahan panasnya berupa konduksi
dan konveksi dan jenis fluidanya biasanya merupakan dua fasa yaitu steam dan
brine water.
Baik pada produksi minyak dan gas bumi maupun panas bumi, masalah yang sering
dihadapi adalah penurunan laju produksi. Dalam produksi fluida panas bumi,
masalah utama yang dihadapi adalah penurunan laju produksi yang disebabkan oleh
terbentuknya scale pada pipa dan atau sumur produksi.. Hal ini akan menghambat
fluida panas bumi. Hal lainnya akan menyebabkan sumur tersebut menjadi tidak
ekonomis. Disebutkan tidak ekonomis karena uap hasil pemisahan fasa dari fluida
panas bumi kekurangan tekanan untuk memutarkan turbin sebagai berfungsi
sebagai penggerak generator akan menghasilkan listrik.
Scale didefinisikan sebegai pembentukan endapan atau kerak yang berasal dari
mineral garam yang terlarut dalam air pada suatu kontak media tertentu. Scaling
pada panas bumi dapat berupa mineral kalsit (CaCo3) atau silika (SiO2). Jika
masalah scale ini tidak diatasi maka akan menyebabkan masalah-masalah seperti
pengecilan diamter pipa yang berakibat penyempitan jalur fluida dan jika terlalu
banyak scale yang terkandung bisa menyumbat pipa sehingga harus dilakukannya
penggantian pipa.
Dalam penyelesain masalah scaling ini, di Star Energy Wayang Windu ini memiliki
tiga metode yaitu broaching, pengeboran ulang, dan penggunaan zat asam atau
acidizing. Metode pertama yang digunakan adalah broaching yang mana cara kerja
metode ini dengan menurunkan tool string dimana ujung alat ini bernama broaching
yang mana alat ini diturunkan hingga kedalaman tertentu hingga mencapai titik
yang diduga terdapat scale dengan melihat monitor yang terhubung dengan alat
tersebut yang memiliki parameter depth, speed, tension, dan temperature. Jika telah
sampai di titik yang diduga terdapat scale maka alat akan diangkat pada ketinggian
tertentu dan dijatuhkan agar menabrak scale ini. Hal ini dilakukan hingga 50 kali.
Metode kedua ialah dengan dilakukan pengeboran ulang jika cara pertama tidak
dapat dilakukan dengan karena kondisi scale yang sangat keras. Cara terakhir ialah
dengan injeksi acidizing. Cara ini dapat dilakukan jika jenis scale yang terdapat di
titik penghambat telah diketahui jenisnya sehingga kimia yang akan diinjeksikan
dapat menghancurkan scale tersebut.

Anda mungkin juga menyukai