Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Pengertian kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan
tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.

Lapisan kulit
1. Epidermis
• Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya
sudah mati, dan megandung zat keratin.

• Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti
dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada
telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas
sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.

• Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan sitoplasma berisi
butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi benda
asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh.

• Stratum spinosum/stratum akantosum.


Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan .
sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk
menahan gesekan dan tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak
bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki. Disebut
akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel
yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan interselular.

• Stratum Basal/Germinativum.
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum germinativum
menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung)
dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.
Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu
membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas
terbawah dari pada epidermis dengan dermis.
Ternyata batas ini tidak datar tapi bergelombang, pada waktu korium menonjol pada epidermis
tonjolan ini disebut papilla kori (papilla kulit). Dipihak lain epidermis menonjol kea rah korium, tonjolan
ini disebut Rute Ridges atau rete peg = prosessus inter papilaris.

2. Dermis.
Struktur lapisan dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis
dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya diambil sebagai
patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik
pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut
elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk memberikan
kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan
memberikan kekuatan pada alat tersebut.

Unsur sel:
Unsur utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang berkelompok.
Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada lingkungan epidermis yang
banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan sekitar anus.

Serat otot:
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan dengan folikel
rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup banyak pada
kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian perenium.

3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan
serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke
pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan
juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker = pegas/bila tekanan trauma mekanis yang
menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan
tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat
otot.

Jaringan kulit
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringanyaitu jaringan
epitelyang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan
lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar kulit.
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.

a) Kelenjar sebasea.
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar
yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang
terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan.
Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di bawah
control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat untuk pemeliharaan
kesehatan kulit.

b) Kelenjar keringat.
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang; terdapat pada seluruh kulit
kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak
terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian sekretorisnya terletak di dalam dermis atau
hypodermis dan bergabung membentuk massa tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan epidermis dan
berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat
2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
1) Kelenjar keringat ekrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar, telapak tangan,
telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit
dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-
pori keringat.
2) Kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit putting susu, kulit sekitar
alat kelamin dan dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju
epidermis dan bermuara pada folikel rambut.

c) Kelenjar payudara (glandula mamae).


Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal yang secara
fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis superfisilis yang
dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat
dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu (papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh
dengan baik dan dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20
duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri
(glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan putting susu pada waktu
bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat
berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.

Pigmentasi kulit.
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen) darah pada
pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan kandungan pigmen melanin
memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat oleh epidermis
khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan lapis taju dalam folikel
rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit disebabkan oleh karena perbedaan jumlah
dan ukuran melanosom di dalam keratinosit.
pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan lingkungan. Faktor
genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormone pemacu malanosit MSH
(melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan melanosom ke dalam cabang-cabang
sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan
enzim melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit
sehingga kulit menjadi coklat.

Pembuluh darah.
Pembuluhdarah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
1) Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan
arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
2) Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.
Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh
nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.

Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada lapisan
subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan
membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang
beredar malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/melebar oleh
pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyaeri dan emosi, penyempitan dan
pelebaran ini terjadi secara reflek.

Saraf kulit.
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari
saraf-saraf motorik dan saaf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan
saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit
ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis,
disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.

Pelengkap kulit.
a. Kuku.
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan dorsal falang terkhir
jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis.
1) Struktur kuku.
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya menjadi dasar
kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku
berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr
kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebgai epikondrium
atau kutikula.
Bagian dari kuku, terdiri dari:
Ujung kuku atas ujung batas.
Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
Akar kuku (radik).

2) Pertumbuhan kuku.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di
atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm perminggu.

b. Rambut.
Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur
tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, lingkung lubang dubur
dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang bersal dari epidermis
(epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat).

1) Struktur rambut:
Medula. Merupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis yang mengkerut
satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.
Korteks. Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel gepeng, panjang,
dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.
Kutikula. Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti, kecuali yang
terdapat pada akar rambut.

2) Folikel rambut.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian luar (sarang akar
dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel
yang mengembung membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla di tempat persatuan
akar rambut dan selubungnya.

3) Sarung akar asal dermis.


Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai dengan lapisan
reticular dermis.
Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan dalam berupa sabk
homogeny sempit yang disebut glassy, membrane basal di bawah epidermis. Sarung akar rambut
luar mempunyai selapis sel polygonal yang menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung berat tanduk yang membungkus akar
rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis.

4) Susunan rambut:
a) Batang rambut, merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Kalau dilihat potongan
sebuah rambut dari luar ke dalam sbb:
(1) Selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri dari sel-sel
tandukyang tersusun disasak dengan baik.
(2) Kulit rambut.
Korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal dan terdiri dari lapisan tanduk berbentuk
kumparan yang tersusun memanjang dan mengandung butir-butir mielin.
(3) Sumsum rambut (medula), merupakan bagian yang paling dalam yang dibentuk oleh sel
tanduk dan bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisi udara.
(4) Akar rambut
Merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit dan terselubung oleh kandung rambut
(folikel rambut). Akar rambut ini tertanan amat dalam hingga dapat mencapai lapisan hypodermis.
Akar rambut terdiri dari:
Kandung rambut yaitu tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari permukaan kulit samapai
pada bagian umbi rambut.
Papil rambut, merupakan bagian bawah folikel rambut yang berbentuk lonjong seperti telur yang
ujung bawahnya terbuka dan berisi jaringan ikat tanpa serabut elastic.
Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar dan merupakan sel
bening yang terus menerus bertambah banyak dan berkembang secara mitosis.
(5) Otot penegak rambut
Muskulus erector pili merupakan otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang terdapat pada
kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic. Bila otot ini berkontraksi, rambut akan tegak
dan kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya akan didorong keluar untuk melumas rambut.
(6) Pertumbuhan rambut.
Pertumbuhan rambut terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang berasal dari epidermis dan
belum berdiferensiasi yang terletak di atas sekitar puncak papilla rambut. Sel-sel pada dasar folikel
menjadi sarung akar rambut luar sel-sel matriks rambut merupakan tratum malpigi epidermis yang
akhirnya menjadi sel-sel ber zat tanduk. Rambut mempunyai masa pertumbuhan tertentu yaitu untuk
rambut kepala 0-3 tahun dan bulu mata 3-4 bulan.

Kulit sebagai indera peraba.


Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda-beda menurut ujung saraf
yang dirangsang, panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang
berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang ada
pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan
lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari
luar diteruskan kepusat saraf di otak.

Sensasi indera peraba dari kulit.


Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit. Reseptor-reseptor tersebar
luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor masing-masing berbeda-beda,
yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin, dan panas.
Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukos mulut dan traktus respiratorius untuk
rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan pitel gepeng berlapis-lapis pada bagian akar rambut. Reseptor
yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit dibawah lapisan mukosa disekitar
sendi, pleura, endokardium, peritoneum, dan lain-lain.

Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan ini berlainan. Di dalam
kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan sensitive terhadap dingin dan sakit.
Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang
menentukan dan menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan
sendi.

Fungsi kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup
secara umum yaitu:
I. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap
gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat).
Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan
jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turutberperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap
berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat
kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang
menyebabkan keasaman kulit antara PH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur
dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.

II. Fungsi absorbs.


Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2,
CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan
dapat berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran
kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.

III. Fungsi kulit sebagai pengatur panas.


Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya
penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu
normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit
menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan
cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat
dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluuh darah
kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup
baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).

IV. Fungsi ekskresi.


Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolism dalam
tubuh berupa NaCl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan
keasaman pada kulit.

V. Fungsi persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan
panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan
diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.

Reaksi putih.
Bila ujung suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi pucat (reaksi putih).
Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah mengalir keluar dari kapiler,
respons ini tampak kira-kira 15 detik.

Tripel Respons.
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing, sebagian reaksi putih terdapat
kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan, bintik kemerahan sekitar luka yang
disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari kapiler terhadap tekanan.
Pembengkakan local disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan venolus. Kemerahan karena
dilatasi arteriola dan denarvasi karena hambatan saraf menimbulkan rasa nyeri.

Hiperemia Aktif.
Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatudaerah yang dihidupkan kembali setelah
periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit
darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar membuat kulit menjadi sangat merah karena
efek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh zat kimia.
uesday, October 1, 2013 MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI (Siste Integumen)
ANATOMI FISIOLOGI SESTEM INTEGUMEN
oleh : Ahmad Fudoli
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar
minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri apbila terjadi kerusakan
yang tidak terlalu parah (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara
lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen
a. Anatomi Sistem Integumen
Lapisan Kulit dan Bagian-bagian Pelengkapnya
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak
mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada
dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar
sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung
air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak,
karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak
larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan
lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang
baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas,
kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan
kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya
usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai
sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya
lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak
putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak
lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat
kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis
kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk
memiliki daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di
dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas
pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa
baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah
permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu
tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-
inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi
dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini
sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-
lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel
bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

Tipe-Tipe Sel Epidermis


1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas
mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal
sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang
bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum,
granulosum, losidum dan kornium.

2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna
coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang
dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval
granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes,
melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra
violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari
sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh
keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus,
dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena
mempunyai antibodi.

2. DERMIS ( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor
pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan
yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan
dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan
dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot
penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu
roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi
minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan
melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut
kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam
membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor
usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan
memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak
kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan
menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan
daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar
keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan
aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit (Sebacea)


Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjarpalit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau
kelenjar sebaseamembesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk
pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
3 HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit
dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.
Derivat Kulit
1. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi
epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada
daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak
saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan
hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu
folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung
disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila
dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.

Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Terdapat 2 jenis rambut :


a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti
kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel
rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut
Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut
pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis,
dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut
ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan
pada S. Cushing(wanita).
2. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi
panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling
distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak
terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2
kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki
dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir
matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan
kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang
dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan
batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama
kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku
terdapat sel melanosit

Bagian-bagian kuku :
1) Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
3) Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5) Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
7) Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge)menebal

b. Fisiologi Sistem Integumen


Fungsi Kulit
1. Kulit memiliki banyak fungsi diantaranya adalah :
a. Menutupi dan melindungi organ – organ dibawahnya
b. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing
c. Pengaturan suhu
d. Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.
e. Sintesis : konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (Cholecalciferol) dengan bantuan sinar
UV.
f. Tempat penimbun lemak.

2. Sensori persepsi : mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba,
tekananFisika dasar hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)
b. Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain.
Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.
c. Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi
menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini makin meningkat apabila ada
angin.
d. Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.

3. Proses Berkeringat
Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui jaras otonom
ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf simpatis
merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.

4. Warna Pada Kulit dan Fungsi Melanin


Kulit mendapatkan warna dari 3 faktor :
a. Adanya melanin (pigmen gelap yang diproduksi melanosit) : Melanin berfungsi untuk
melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih
b. Pigmen berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hipodermis
c. Warna darah : Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis

5. Proses dan Tahapan Penyembuhan luka


Fase-fase penyembuhan luka
· Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan
pendarahan, dan menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan pembuluh
darah yang putus dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar sehingga
menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin dan histamin yang
menyebabkan eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak, terjadi kemerahan,
rasa nyeri dan panas.
· Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi menghasilkan
mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen, serat yang
akan mempertautkan tepi luka. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup
seluruh permukaan luka.
· Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi matang, kapiler baru
menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan
regangan yang ada, selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta
mudah di gerakkan dari dasar.

6. Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit dan Fungsinya :


a. Kelenjar Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
1. Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur suhu tubuh, mengeluarkan keringat dengan
proses fisiologis.
2. Apokrin atau Odiferus : fungsinya menghasilkan keringat yang mengandung lemak,
mengeluarkan keringat dengan bau husus terdapat di ketiak, areola mamae, labium mayora, anal dan
genital.
b. Kelenjar Sebaseous atau Kelenjar Minyak
sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya absorpsi
dan penguapan dari kulit.

Anda mungkin juga menyukai