Segala puji yang terbaik hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Kita sudah ketahui bersama bagaimanakah kehidupan pemuda lajang saat ini. Pergaulan
bebas bukanlah suatu yang asing lagi di tengah-tengah mereka. Tidak memiliki kekasih
dianggap tabu di tengah-tengah mereka. Hubungan yang melampaui batas layaknya
suami istri pun seringkali terjadi. Bahkan ada yang sampai putus sekolah gara-gara
masalah ini. Sungguh, inilah tanda semakin dekatnya hancur dunia.
Dalam tulisan kali ini, kami akan berusaha memberikan tips-tips mudah kepada segenap
pemuda dan kaum muslimin secara umum agar mereka bisa menjauhkan diri dari
bahaya yang satu ini yaitu zina. Semoga Allah beri kepahaman.
Allah Ta’ala dalam beberapa ayat telah menerangkan bahaya zina dan menganggapnya
sebagai perbuatan amat buruk. Allah Ta’ala berfirman,
ً ِّسب
يل َ شةً َو
َ سا َء ِّ َو ََل ت َ ْق َربُوا
ِّ َالزنَا ِّإنَّهُ َكانَ ف
َ اح
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang
melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari
perbuatan dosa yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai
Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau bersabda, “Engkau
menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia
bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia
makan bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda,
َ ِّث ُ َّم أ َ ْن تُزَ ان
ِّ ى بِّ َح ِّليلَ ِّة َج
َارك
“Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian akhirnya Allah turunkan
surat Al Furqon ayat 68 di atas.[1] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi
berzina dengan istri tetangga.
ُ اإلي َم
ان َ َالظلَّ ِّة فَإِّذَا ا ْنق
ِّ ط َع َر َج َع ِّإلَ ْي ِّه ُّ علَ ْي ِّه َك
َ َان َكان َّ ِّإذَا زَ نَى
ِّ ُالر ُج ُل خ ََر َج ِّم ْنه
ُ اإلي َم
“Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya
sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka
iman itu akan kembali padanya.”[2]
Inilah besarnya bahaya zina. Oleh karenanya, syariat Islam yang mulia dan begitu
sempurna sampai menutup berbagai pintu agar setiap orang tidak terjerumus ke
dalamnya. Jika seseorang mengetahui bahaya zina dan akibatnya, seharusnya setiap
orang semakin takut pada Allah agar tidak terjerumus dalam perbuatan tersebut. Rasa
takut pada Allah dan siksaan-Nya yang nanti akan membuat seseorang tidak terjerumus
di dalamnya.
Seringnya melihat lawan jenis dengan pandangan penuh syahwat, inilah panah setan
yang paling mudah mengantarkan pada maksiat yang lebih parah.
Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa setiap insan akan ditanya apa saja yang telah ia
lihat, sebagaimana terdapat dalam firman Allah,
Dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami
yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”.
Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka
tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab,
“Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan
amar ma’ruf nahi munkar”. (HR. Bukhari no. 2465)
.ص ِّرى
َ َف ب ْ َ ظ ِّر ْالفُ َجا َءةِّ فَأ َ َم َرنِّى أ َ ْن أ
َ ص ِّر َ َع ْن ن
َ -صلى هللا عليه وسلم- َِّّللا ُ سأ َ ْلتُ َر
َّ سو َل َ
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang
tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan
pandanganku.” (HR. Muslim no. 2159)
Di antara dalil yang menunjukkan haramnya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan
perempuan) adalah hadits-hadits berikut.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Janganlah kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita.” Lalu seorang laki-laki dari
Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” beliau
menjawab: “Ipar adalah maut.” (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172)
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin.” (HR. Ahmad 1/18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim)
”Ketahuilah! Seorang laki-laki bukan muhrim tidak boleh bermalam di rumah perempuan
janda, kecuali jika dia telah menikah, atau ada muhrimnya.” (HR. Muslim no. 2171)
َل بُيُو ِت ُكنَ فِي اوقا ْرنا َْاْلُولاى ْال اجا ِه ِلي َِة تابا ُّر ا
َج تابارجْ ناَ او ا
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti
orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Abu ‘Ubaidah mengatakan,
“Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj
adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat
(godaan) bagi kaum pria.”[3]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٌاريَات َ ٌسا ٌء َكا ِّسيَات
ِّ ع َ ِّاس َونَ َّب ْالبَقَ ِّر يَض ِّْربُونَ بِّ َها الن ِّ ط َكأَذْنَا ٌ ار لَ ْم أ َ َر ُه َما قَ ْو ٌم َمعَ ُه ْم ِّسيَا
ِّ َّان ِّم ْن أ َ ْه ِّل الن
ِّ َص ْنف
ِّ
ْت ْال َمائِّلَ ِّة َلَ يَ ْد ُخ ْلنَ ْال َجنَّةَ َوَلَ يَ ِّج ْدنَ ِّري َح َها َوإِّ َّن ِّري َح َها لَيُو َجدُ ِّمن ْ ْ َ َّ
ِّ س ُهن َكأ ْسنِّ َم ِّة البُخ َ
ُ ُم ِّميلتٌ َمائِّلتٌ ُر ُءو َ
َِّيرةِّ َكذَا َو َكذا
َ َمس
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita
yang berpakaian tapi telanjang, mengajak orang lain untuk tidak taat, dirinya sendiri
jauh dari ketaatan, kepalanya seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak
akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama
perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
ْ َ ب ذَ ِّل ُك ْم أ
ط َه ُر ِّلقُلُو ِّب ُك ْم َوقُلُو ِّب ِّه َّن ٍ اء ِّح َجا ً سأ َ ْلت ُ ُمو ُه َّن َمت َا
ِّ عا فَاسْأَلُو ُه َّن ِّم ْن َو َر َ َو ِّإذَا
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)
Konteks pembicaraan dalam ayat ini adalah khusus untuk istri Nabi. Namun illah dalam
ayat tersebut dimaksudkan umum sehingga hukumnya pun berlaku umum pada yang
lainnya. Illah yang dimaksud adalah,
ْ َ ذَ ِّل ُك ْم أ
ط َه ُر ِّلقُلُو ِّب ُك ْم َوقُلُو ِّب ِّه َّن
“Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”.
Juga kalau kita perhatikan kelanjutan ayat, maka hijab tersebut berlaku bagi wanita
mukmin lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
Ditambah lagi dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari ‘Abdullah bin Mas’ud,
ُ ط
ان َ ش ْي
َّ ت ا ْست َ ْش َرفَ َها ال َ ُ ْال َم ْرأَة
ِّ ع ْو َرة ٌ فَإِّذَا خ ََر َج
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-
laki.” (HR. Tirmidzi no. 1173. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Artikel www.rumaysho.com
[2] HR. Abu Daud no. 4690 dan Tirmidzi no. 2625. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih.
Sumber https://rumaysho.com/999-9-kiat-agar-tidak-terjerumus-dalam-kelamnya-zina-
seri-1.html