Sistem Tenaga
Sistem Tenaga
id/2016/12/makalah-terkait-pembangkit-
listrik.html
https://incrediblemasterr.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
panas.html
https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kelistrikan-nasional-masalah-dan-solusinya/
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik............................................................ 3
2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik....................4
2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik..................... 8
2.4 Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari....................... 12
2.5 Solusi tenaga listrik di indonesia.................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listrik............................. 1
2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik............................................4
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air................................................................ 5
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap............................................................... 5
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel............................................................ 6
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas............................................................... 6
2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap................................................. 7
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi................................................... 7
2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir........................................................... 8
2.9 Proses Konversi Energi dalam PLTA....................................................... 9
3.0 Proses Konversi Energi dalam PLTU....................................................... 10
3.1 Proses Konversi Energi dalam PLTD....................................................... 10
3.2 Proses Konversi Energi dalam PLTGU.................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862
Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan dimana setiap
tahun dari setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu mengalami kenaikan penggunaan
sumber energi listrik dari pengamatan beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu pentingnya
bagi kita memahami darimana sumber energi listrik yang telah kita gunakan agar dapat
memanfaatkan listrik sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya pertambahan penggunaan
listrik setiap tahunnya khususnya di Indonesia dikarenakan penggunaan terhadap barang
elektronik seperti telpon genggam serta kebutuhan listrik lainnya.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat pemerintah
beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi listrik yang masih
digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak.
Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk
dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi
diwilayah Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi setiap
masyarakat khususnya di Indonesia.
1.3 Tujuan
1 Makalah ini dimaksudkan agar menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis
2 Makalah ini dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari-hari kita mampu memanfaatkan
penggunaan listrik sebagaimana mestinya
3 Makalah ini dimaksudkan agar kiranya dalam diri kita menyadari akan pentingnya terhadap
peduli lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Setiap hari yang sering kita gunakan salah satunya merupakan energi listrik. Hal itu
digunakan baik dalam penerangan ruangan, sumber energi dari beberapa alat elektronik
rumah tangga termasuk telepon genggam pintar yang kita miliki. Sebelum membahas maksud
dari pembangkit tenaga listrik akan jauh lebih baik jika kita memahami bagaimana maksud
dari muatan listrik.
Muatan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada muatan. Berdasarkan
percobaan gaya bergantung pada muatan, kedudukan relatifnya dan
kecepatannya. Apabila gaya yang timbul karena adanya suatu kedudukan
muatan maka disebut gaya listrik serta apabila disebabkan oleh kecepatan
muatanmaka disebut dengan gaya magnet. Segala gejala listrik dan magnet yang menarik
dalam teknik elektro dapat dijelaskan dengan gaya-gaya antar muatan (Budiono, 1995:1).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa listrik merupakan suatu muatan-muatan bergantung
pada kedudukan relatifnya serta kecepatan yang dimiliki akibat adanya gaya listrik dan gaya
magnet. Pada dasarnya setiap energi listrik dapat dirubah menjadi energi panas, energi
mekanik serta energi lainnya. Sehingga energi listrik sangat diperlukan untuk membantu
manusia dalam aktivitas dan sumber tenaga bagi peralatan elektroniknya.
Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern dan perlu tersedianya
dalam jumlah dan mutu yang cukup. sebagai syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki
taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju.Produksi dilakukan untuk
pembangkitan berupa produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik
dengan menggunakan penggerak mula dan generator. Selesai produksi dilakukan
penyaluran yang memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-besaran ke
gardu induk. Gardu induk terletak berdekatan dengan suatu pusat pemakaian berupa kota atau
industri besar. Kemudian dari gardu induk didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para
pengguna atau konsumen (Abdul, 1996:3).
Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang
tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x
200. Jika uap keringyang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP
jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara
pendingin dan pompa. Tipe inisesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti
contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
b. Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C
dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini
menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air dan
uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang ada
di perut bumi. Uap basah biasanyamengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal ini
diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam perut
bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah, air yang
sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan.
Tipe ini merupakan tipe yang sering digunakan di Indonesia.Contohnya adalah PLTP Salak
dengan 2 x 55 MW.
Gambar 2.2.2 Dry Steam Power Plant
c. Binary Cycle Power Plant
Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut
bumimerupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini
dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o - 175o C. Pada proses
pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap panas
dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber
batuan panas ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik
pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang
relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada
sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena
alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang akan
datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya menghasilkan
emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang
dihasilkan pembangkit minyak.
1. Mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih nyata. Ini bisa
dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan fasilitas umum.
Sering sekali penghematan bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya.
2. Mendorong pengurangan beban puncak dengan memanfaatkan pembangkit cadangan yang
banyak dimiliki konsumen. Sistem kompensasi yang diterapkan bisa berbeda untuk tiap
daerah. Pemanfaatan pembangkit cadangan bisa menunda perlunya pembangunan
pembangkit dan saluran transmisi. Beban puncak juga bisa dikurangi dengan menerapkan
sistem insentif bagi pelanggan yang mengurangi penggunaan listriknya di waktu beban
puncak. Langkah ini bisa segera diambil untuk mengatasi pemadaman bergilir yang sering
terjadi dan mengurangi antrian pelanggan baru.
3. Menerapkan regional pricing sehingga mendorong sistem kelistrikan yang lebih adil dan
mengurangi subsidi. Pemerintah tidak perlu takut disebut menaikkan harga karena listrik
yang murah masih tersedia di daerah-daerah tertentu. Langkah ini bisa diterapkan di kota-
kota besar yang kemampuan ekonominya sudah cukup bagus dan sudah mulai menuntut
kwalitas pelayanan yang baik.
4. Mendorong munculnya pemain baru yang mampu menjual listrik berdasarkan kwalitas
tanpa subsidi. Perlu diingat bahwa peningkatan kwalitas tidak identik dengan menaikkan
harga. Ini terutama penting di daerah-daerah yang sudah maju atau menuntut pelayanan
listrik yang baik seperti halnya Jakarta, Surabaya, Bali, dan masih banyak lagi.
5. Mendorong penggunaan sumber energi terbarukan tidak hanya di daerah terpencil tetapi
juga di Jakarta yang potensinya besar. Isu kemandirian energi harus ditekankan dibanding
isu penghematan biaya. Jika sebagian besar gedung di Jakarta mengganti kaca jendelanya
dengan sel surya, hampir 30% kebutuhan energi listrik di Jakarta berkurang.
6. Membuat sistem insentif yang mendorong munculnya perusahaan-perusahaan yang bersifat
green. Penghargaan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan ang melakukan
penghematan energi harus lebih rajin diberikan.
7. Memaksimumkan penggunaan pembangkit dan saluran transmisi eksisting. Fasilitas yang
sudah dibangun dengan biaya mahal harus dipelihara dan dimanfaatkan secara maksimum.
PT. PLN harus dituntut menurunkan losses jaringan yang saat ini masih di atas 10%.
Penurunan kapasitas pembangkit hidro karena pendangkalan harus segera diperbaiki.
8. Mendorong segera disempurnakan undang-undang kelistrikan sehingga memungkinkan
sistem kelistrikan yang sesuai kondisi Indonesia. Undang-undang ini harus mendorong
lahirnya iklim kompetisi yang menguntungkan rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Perlawanan terhadap perubahan pasti ada tetapi kita tidak boleh menyimpan bom waktu.
9. Menyempurnakan struktur organisasi PT. PLN sehingga mempunyai fleksibilitas yang
lebih baik menghadapi bisnis kelistrikan yang menuntut kompetisi dan kerja efisien.
1. Mendorong penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah. Setiap
daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari luar daerah harus
bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah
dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah tersebut.
2. Menyiapkan SDM yang mampu bekerja dengan iklim kelistrikan yang baru. Isu SDM ini
sangat penting karena pendidikan teknik di bidang ini sudah lama dibiarkan terlantar tanpa
ada program nasional yang jelas.
3. Mengintegrasikan sistem kelistrikan dengan infrastruktur lainnya sehingga didapatkan
infrastruktur yang murah secara total. Tanpa adanya integrasi, sangat sulit menciptakan
sistem kelistrikan yang efisien. Tidak ada satupun pemerintah di dunia ini yang
berkewajiban menyediakan listrik di semua daerah dan lokasi. Dana sebesar apapun tidak
akan cukup untuk melistriki semua daerah di Indonesia.
4. Mendorong perkembangan teknologi yang mendukung sistem kelistrikan yang kompetitif.
Perlu banyak teknologi baru untuk menuju era kelistrikan yang baru dan efisien. Karena
kelistrikan Indonesia bersifat unik maka harus dikembangkan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi
dan membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan
masyarakat.Beragam pembangkit listrik yang dapat membangkitkan sumber energi
diantaranya PLTA, PLTU, PTLD, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTN. Setiap pembangkit
tersebut memiliki sistem kerjanya masing-masing. Terdapat beberapa prinsip yang hampir
sama dalam kerjanya. Pada PLTU dan PLTN yang hanya berbeda pada satu bagian yang
menggunakan reaktor nuklir dan yang lain menggunakan uap. Namun ada pula yang sistem
kerjanya menggunakan perpaduan seperti PLTGU.
Ketika telah mengetahui dan memahami secara sederhana mengenai beragam pembangkit
tentu perlunya pemahaman terhadap pemnfaatan tenaga listrik yang baik dan efisien.
Terutama bagi konsumen rumah tangga perlu dalam menghemat serta memnfaatkan dengan
efisien karena hal tersebut merupakan bagian dari peduli lingkungan. Karena banyak hal yang
akan dirugikan apabila konsumen tidak menggunakan dengan baik serta efisien. Salah satu
keuntungan yang didapat saat terjadi penghematan energi listrik maka pembangkitan
pembangkit listrik tidak perlu dilakukan, mengurangi penggunaan bahan bakar yang juga
berdampak kurang baik tubuh manusia.
3.2 Saran
Demikianlah makalah mengenai Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam Pembangkit
Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan yang menjadi bahasan dalam
makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca
khususnya penulis. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kepenulisan, kata dan
kalimat yang kurang dimengerti. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar
kedepannya makalah ini dapat memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR RUJUKAN