Anda di halaman 1dari 17

Web : http://maqhrisasuherman.blogspot.co.

id/2016/12/makalah-terkait-pembangkit-
listrik.html

https://incrediblemasterr.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
panas.html

https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kelistrikan-nasional-masalah-dan-solusinya/

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik............................................................ 3
2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik....................4
2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik..................... 8
2.4 Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari....................... 12
2.5 Solusi tenaga listrik di indonesia.................................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
3.2 Saran.............................................................................................. 16
DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Fotokopi Buku Pembangkit Tenaga Listrik
Lampiran 2. Fotokopi Buku Rangkaian Listrik
Lampiran 3. Fotokopi Buku Pengantar Teknik Tenaga Listrik
Lampiran 4. Fotokopi Buku Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 1 dan 2
Lampiran 5. Fotokopi Buku Dasar Pembangkit dan Pengukuran
Lampiran 6. Jurnal Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik
Lampiran 7. Jurnal Implementasi Thunderstorm Algorithm
Lampiran 8. Jurnal Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listrik............................. 1
2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik............................................4
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air................................................................ 5
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap............................................................... 5
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel............................................................ 6
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas............................................................... 6
2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap................................................. 7
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi................................................... 7
2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir........................................................... 8
2.9 Proses Konversi Energi dalam PLTA....................................................... 9
3.0 Proses Konversi Energi dalam PLTU....................................................... 10
3.1 Proses Konversi Energi dalam PLTD....................................................... 10
3.2 Proses Konversi Energi dalam PLTGU.................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula kehidupan
manusia. Khususnya pada era modern saat ini dimana dalam setiap aktivitas yang dilakukan
diperlukan sumber energi yang bersumber dari alam untuk menyokong kehidupan manusia.
Salah satu dari meningkatnya kebutuhan sumber daya alam ialah sumber energi listrik.

Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862

Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan dimana setiap
tahun dari setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu mengalami kenaikan penggunaan
sumber energi listrik dari pengamatan beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu pentingnya
bagi kita memahami darimana sumber energi listrik yang telah kita gunakan agar dapat
memanfaatkan listrik sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya pertambahan penggunaan
listrik setiap tahunnya khususnya di Indonesia dikarenakan penggunaan terhadap barang
elektronik seperti telpon genggam serta kebutuhan listrik lainnya.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat pemerintah
beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi listrik yang masih
digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak.
Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk
dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi
diwilayah Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi setiap
masyarakat khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian dari pembangkit tenaga listrik?
2 Apa saja sumber dari pembangkit tenaga listrik?
3 Bagaimana proses dari beragam sumber pembangkit tenaga listrik?
4 Bagaimana pemanfaatan listrik seharusnya dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1 Makalah ini dimaksudkan agar menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis
2 Makalah ini dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari-hari kita mampu memanfaatkan
penggunaan listrik sebagaimana mestinya
3 Makalah ini dimaksudkan agar kiranya dalam diri kita menyadari akan pentingnya terhadap
peduli lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Setiap hari yang sering kita gunakan salah satunya merupakan energi listrik. Hal itu
digunakan baik dalam penerangan ruangan, sumber energi dari beberapa alat elektronik
rumah tangga termasuk telepon genggam pintar yang kita miliki. Sebelum membahas maksud
dari pembangkit tenaga listrik akan jauh lebih baik jika kita memahami bagaimana maksud
dari muatan listrik.
Muatan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada muatan. Berdasarkan
percobaan gaya bergantung pada muatan, kedudukan relatifnya dan
kecepatannya. Apabila gaya yang timbul karena adanya suatu kedudukan
muatan maka disebut gaya listrik serta apabila disebabkan oleh kecepatan
muatanmaka disebut dengan gaya magnet. Segala gejala listrik dan magnet yang menarik
dalam teknik elektro dapat dijelaskan dengan gaya-gaya antar muatan (Budiono, 1995:1).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa listrik merupakan suatu muatan-muatan bergantung
pada kedudukan relatifnya serta kecepatan yang dimiliki akibat adanya gaya listrik dan gaya
magnet. Pada dasarnya setiap energi listrik dapat dirubah menjadi energi panas, energi
mekanik serta energi lainnya. Sehingga energi listrik sangat diperlukan untuk membantu
manusia dalam aktivitas dan sumber tenaga bagi peralatan elektroniknya.
Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern dan perlu tersedianya
dalam jumlah dan mutu yang cukup. sebagai syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki
taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju.Produksi dilakukan untuk
pembangkitan berupa produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik
dengan menggunakan penggerak mula dan generator. Selesai produksi dilakukan
penyaluran yang memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-besaran ke
gardu induk. Gardu induk terletak berdekatan dengan suatu pusat pemakaian berupa kota atau
industri besar. Kemudian dari gardu induk didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para
pengguna atau konsumen (Abdul, 1996:3).

Gambar 2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik


Sumber: Buku Pembangkit Tenaga Listrik, 1996
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi
dan membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan
masyarakat. Produksi dan pembangkitan energi listrik diperlukan suatu sumber. Sumber
tersebut digunakan sebagai tenaga pembangkitnya seperti tenaga air (PLTA), tenaga uap
(PLTU), tenaga diesel (PLTD), tenaga gas (PLTG), tenaga panas bumi (PLTP) serta tenaga
nuklir (PLTN).

2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik


2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Sebagaimana yang tertulis pada kalimat diatas bahwa pembangkit jenis ini bersumber
dari tenaga air. Secara umum yang menjadi sumber energi ketika aliran air mengalir dan jatuh
dari ketinggian sekian yang peristiwa tersebut menjadi suatu energi potensial yang akan
mampu menggerakkan turbin air hingga kemudian pergerakkan turbin air mampu
membangkitkan energi listrik. Hal tersebut dikarenakan pergerakkan turbin air mampu
memutar generator yang menjadi mesin utama dalam pembangkitan energi listrik.

Gambar 2.2 Gambar pembangkit listrik tenaga air


Sumber: https://www.google.com
2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:100) dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan
menjadi eenrgi listrik adalah bahan bakar.bahan bakar yang dapat digunakan dapat berupa
(padat), minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa
macam bahan bakar. Sehingga berdasarkan uraian diatas kita dapat mengetahui pada PLTU
menggunakan uap hasil pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk dapat menggerakkan
turbin yang ada pada PLTU.

Gambar 2.3 Gambar pembangkit listrik tenaga uap


Sumber: https://www.google.com
2.2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Sebagaimana dengan namanya yaitu PLTD yang berarti pembangkit listrik tenaga diesel.
PLTD merupakan salah satu jenis dari pembangkit. Sumber pembangkitnya berupa diesel.
Namun PLTD biasanya digunakan untuk menyalakan listrik di daerah baru. Apabila di
daerah tersebut makin berkembang dan penyediaan tenaga listrik maka PLTD menjadi
kurang ekonomis.

Gambar 2.4 Gambar pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
2.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sumber pembangkit tenaga listrik ini berupa gas alam yang dicampurkan dengan bahan
bakar serta udara yang dinaikkan 13 kg/cm2. Sehingga sumber pembangkit pada PLTG masih
harus melalui beberapa proses. Perlunya diperhatikan bahwa semua bagian tersebut kemudian
akan dibakar melalui proses pembakaran untuk dapat menggerakkan generator.
Gambar 2.5 Gambar pembangkit listrik tenaga gas
Sumber: https://www.google.com

2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:116) PLTGU merupakan kombinasi dari PLTG dan
PLTU. Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai auhu diatas 400ºC, dimanfaatkan
(dialirkan) ke dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan uap penggerak turbin uap.
Sehingga melalui hal tersebut pembangkit jenis ini menggunakan kombinasi sumber
pembangkit berupa uap dan gas.

Gambar 2.6 Gambar pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTP)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:119) PLTP sesungguhnya adalah sebuah PLTU, hanya
saja uapnya didapat dari perut bumi. Oleh karena itu, PLTP umumnya terletak di pegunungan
dan di dekat dengan gunung berapi. Sesuai dengan namanya, yaitu PLTP yang berarti
pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Gambar 2.7 Gambar pembangkit listrik tenaga panas bumi
Sumber: https://www.google.com

2.2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTN)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:129) PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU. Namu
jika ruang bakar pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas maka
dalam reaktor nuklir terjadi proses fisi. Hal tersebut berupa proses dimana bahan bakar nuklir
uranium mengalami fisi menjadi unsur-unsur lain. Pada proses fisi ini, timbul panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap.

Gambar 2.8 Gambar pembangkit listrik tenaga nuklir


Sumber: https://www.google.com
2.2.8PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Pengertian Energi Panas Bumi
Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas)
yangdihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berasal dari bahasa Yunani
dimana kata “geo”, berarti bumi dan “thermos”, berarti panas, menjadi geothermal yang juga
sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan
bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang
terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas
rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Ada cukup energi geothermal
di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat sedikit dari total
energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya
daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi
sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi
dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di
Dunia.

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal


Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang
bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a. Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan
turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius)
dan air yang tersedia direservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi ini merupakan teknologi
tertua yang telah digunakan diLardarello, Italia pada tahun 1904.
Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung
banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa
karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan uap. Uap yang
telah dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap dikumpulkan pada suatu wadah
dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang meninggalkan turbin
dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut
dikondensasi dengan cara direct contact condenser.
Gambar 2.2.1 Flash Steam Power Plant

Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang
tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x
200. Jika uap keringyang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP
jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara
pendingin dan pompa. Tipe inisesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti
contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
b. Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C
dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini
menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air dan
uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang ada
di perut bumi. Uap basah biasanyamengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal ini
diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam perut
bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah, air yang
sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan.
Tipe ini merupakan tipe yang sering digunakan di Indonesia.Contohnya adalah PLTP Salak
dengan 2 x 55 MW.
Gambar 2.2.2 Dry Steam Power Plant
c. Binary Cycle Power Plant
Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut
bumimerupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini
dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o - 175o C. Pada proses
pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap panas
dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber
batuan panas ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik
pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang
relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada
sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena
alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang akan
datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya menghasilkan
emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang
dihasilkan pembangkit minyak.

Gambar 2.2.3 Binary Cycle Power Plant


2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik
2.3.1 Sistem kerja PLTA
Memanfaatkan air yang mengalir pada sungai di daerah pegunungan merupakan hal yang
dilakukan agar didapatkan potensi tenaga air. Hal kemudian perlu membendung sungai
tersebut yang airnya akan disalurkan ke bangunan PLTA. Membendung sungai dengan kolam
tando dilakukan proses agar aliran sungai terbendung dengan bendungan besar. Sehingga
terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Penimbunan air di kolam tando
selanjutnya air di kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA.
Adanya penimbunan terlebih dahulu pada kolam tando akan memberikan dua manfaat
sekalipun musim hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan debit air sungai besarnya
akan melibihi kapasitas penyaluran air bangunan PLTA. Sehingga air dapat ditampung di
kolam tando. Sementara pada musim kemarau ketika air yang mengalir kepasitasnya kurang
maka akan dialirkan air yang terdapat di kolam tando.
Sehingga selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari timbunan
pada kolam tando. Inilah salah satu keuntungan menggunakan PLTA bendungan kolam
tando. Bendungan kolam tando dapat digunakan sekalipun musim hujan dan musim
kemarau (Marsudi, 2005:88).

Gambar 2.9 Proses konversi energi dalam PLTA


Sumber: Buku Pembangkit Energi Listrik, 2005
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa melalui potensi tenaga air yang
mengalir akan diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air yang mampu memutar
generator yang akan menghasilkan tenaga listrik.
2.3.2 Sistem kerja PLTU
Sistem kerja dari PLTU memiliki beberapa proses perubahan bentuk energi. Energi
utama yang dirubah menjadi energi listrik berupa bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan
dapat berupa batubara, minyak atau gas. Terkadang PLTU mengkombinasikan beberapa
bahan bakar.
Perubahan energi yang berlangsung pada tingkat awal berlangsung dalam PLTU. Proses
dimana energi utama dirubah menjadi energi panas. Hal tersebut didapatkan melalui
pembakaran di ruang pembakaran pada PLTU. Energi panas yang didapatkan kemudian
dipindahkan ke dalam air yang terdapat dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap yang
dikumpulkan dalam drum dari ketel. Melalui proses tersebut akan didapatkan uap yang
kemudian dialirkan ke turbin uap.
Gambar 3.0 Pembangkit listrik tenaga uap
Sumber: https://www.google.com
Setelah sampai pada turbin uap maka energi akan dirubah menjadi energi mekanis
penggerak generator. Kemudian akan diubah kembali menjadi energi listrik dari energi
mekanik. Hinggga didapat hasil berupa energi listrik(Marsudi, 2005:100).
2.3.3 Sistem Kerja PLTD
Pada dasarnya PLTD digunakan untuk membangkitkan listrik pada daerah baru. Namun
apabila telah melebihi 100 MW maka penyediaan tenaga listrik menggunakan PLTD tidak
begitu ekonomis. Hal tersebut menjadikan PLTD hanya mampu sebagai pembangkit listrik
awal pada suatu daerah baru.

Gambar 3.1 Pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
Terdapat dua jenis prinsip kerja mesin diesel. Mesin diesel 4 langkah dan mesin diesel 2
langkah. Sebagaimana mesin diesel 2 langkah dengan dimensi dan jumlah putaran tiap detik
sama dibandingkan dengan mesin 4 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar. Hal
tersebut dikarenakan pada mesin 2 langkah terdapat 1 kali langkah tenaga untuk setiap 1
putaran. Sementara pada mesin diesel 4 langkah, langkah tenaga terjadi 1 kali setiap 2
putaran(Marsudi, 2005:121).
Sehingga dapat diketahui bahwa PLTD merupakan pembangkit listrik yang
pembangkitnya berupa mesin diesel sebagai energi utama juga berasal dari bahan bakar.
Mesin diesel yang merupakan peralatan utama memiliki kegunaan menghasilkan energi
mekanis yang dapat menggerakkan atau memutar motor generator. Sehingga dapat dihasilkan
tenaga listrik.
2.3.4 Sistem Kerja PLTG
Pada pusat listrik tenaga gas, energi utama berasal dari gas alam, bahan bakar dan udara
yang dinaikkan tekanannya menjadi 13 kg/cm2. Ketika udara dimasukkan ke kompresor
untuk dinaikkan tekanannya. Kemudian dialirkan untuk dilakukan pembakaran pada ruang
pembakaran. Udara yang telah dinaikkan tekanannnya tadi dibakar dengan bahan bakar.
Apabila menggunakan bahan bakar gas maka dapat langsung dicampurkan.
Apabila tidak menggunakan bahan bakar gas seperti bahan bakar minyak maka harus
dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampurkan untuk dibakar. Teknik dalam
mencampur bahan bakar dengan udara sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Hasil
pembakaran akan didapat bersuhu tinggi dengan nilai tekanan yang telah dinaikkan 13
kg/cm2. Hasil tersebut akan dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu
turbin sehingga akan dilakukan pengubahan energi. Pengubahan energi mekanik dalam turbin
penggerak generator hingga menghasilkan energi listrik (Marsudi, 2005:114).
2.3.5 Sistem Kerja PLTGU
Pembangkit ini menggunakan dua perpaduan antara gas dan uap. Sehingga pada sistem
kerjanya menggunakan prinsip PLTG dan PLTU. Gas sisa pada PLTG akan digunakan
kembali melalui pipa ketel uap yang akan dilakukan sistem kerja PLTU kembali sehingga
didapat energi untuk menggerakkan generator yang dapat menghasilkan energi listrik.

Gambar 3.2 Pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.3.6 Sistem Kerja PLTP
Menurut H. Supari Muslim (2008:11) “pusat listrik tenaga panas bumi merupakan
pembangkit yang tidak memiliki ketel uap karena uap sebagai penggerak turbin uap berasal
dari dalam bumi”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem kerja yang digunakan
pada PLTP hampir sama dengan PLTU hanya berbeda dari sumber energi yang mana pada
PLTP digunakan panas bumi. Sehingga bentuk dari PLTP hanya berbeda pada struktur
tempat bagian uap.
2.3.7 Sistem Kerja PLTN
Marsudi (2005:129) “PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar
pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas”. Dapat diketahui bahwa
proses kerja dari PLTN dimana hasil panas dari reaktor nuklir melalui proses fisi yang
berubah menjadi unsur-unsur lain. Hasil tersebut menjadikan timbul panas dan berubah
menjadi uap.

2.4 Pemanfaatan listrik dalam kehidupan sehari-hari


Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
pemanfaatan listrik. Menurut H. Supari Muslim (2008:236) “energi listrik yang dibangkitkan
tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu,
daya yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen,
maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila
pembangkitan daya lebih besar daripada kebutuhan konsumen, maka frekuensi sistem akan
naik.
Menurut Agung Nugroho (2006:48) “Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya
adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar
menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya. Sehingga dapat
memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun masyarakat
pengguna tenaga listrik pada umumnya”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaturan
penggunaan listrik memiliki manfaat diantaranya mengurangi biaya bahan bakar, menunda
pembangkitan pembangkit listrik serta dapat menjaga pasokan energi listrik.
Menurut I Made Astra (2010:132) “Untuk memenuhi kebutuhan energi di kota
metropolitan biasanya dibangun pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai sumber
penggerak turbinnya seperti PLTN, PLTU, PLTD, PLTA. Sementara PLTU biasanya
menggunakan batubara untuk menghasilkan uap penggerak turbin. Demikian pula PLTD
menggunakan bahan bakar fosil sebagai penggerak turbinnya. Keduanya ini menghasilkan
gas buang yang dilepas ke udara, demikian pula residu yang dibuang ke lingkungan”.
Sehingga penting bagi kita masyarakat untuk dapat memanfaatkan listrik sebaik dan efisien
mungkin.
Menurut Arif Nur Afandi (2016:1) “Saat ini, operasi sistem tenaga listrik juga dibatasi
oleh proteksi lingkungan sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat produksi polusi yang
dihasilkan oleh thermal power plants yang menggu-nakan bahan bakar fosil. Upaya
pengenda-lian polusi ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan polusi-polusi di udara,
terutama yang disebabkan oleh berbagai material gas”.
Perlunya pertimbangan umum pada penggunaan tenaga listrik. Pada awalnya tenaga listrik
untuk rumah tangga hanya digunakan secara terbatas untuk penerangan saja. Seiring waktu
dan kemudahan yang diberikan maka perlahan terbukanya kemungkinan-kemungkinan
pemnfaatan penggunaan lain yang mendorong rumah tangga menggunakan tenaga listrik.
Sebagaimana pada peralatan rumah tangga sekarang seperti setrika, telivisi, pengisap debu,
pemanggang roti hingga lainnya menggunakan tenaga listrik. Sehingga melihat kondisi
sekarang perlu bagi kita untuk memanfaatkan listrik dengan baik dan efisien (Kadir,
1980:330).
Perlunya dipahami terkait tegangan arus serah dan arus bolak-balik yang ada dikehidupan
sehari-hari. Beberapa peralatan elektronik menggunakan arus bolak-balik. Ternasuk pada
trafo yang digunakan di kawasan lingkungan kita. Sebagai masyarakat perlu memahami
sumber tegangan tinggi arus bolak-balik yang sering berkaitan dalam pemnfaatan energi
listrik kehidupan (Abduh, 2001:8)
2.5 Solusi tenaga listrik di indonesia

Langkah Jangka Pendek (Lima Tahun ke depan)


Langkah jangka pendek yang harus segera dilakukan untuk mengatasi masalah kelistrikan
adalah:

1. Mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih nyata. Ini bisa
dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan fasilitas umum.
Sering sekali penghematan bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya.
2. Mendorong pengurangan beban puncak dengan memanfaatkan pembangkit cadangan yang
banyak dimiliki konsumen. Sistem kompensasi yang diterapkan bisa berbeda untuk tiap
daerah. Pemanfaatan pembangkit cadangan bisa menunda perlunya pembangunan
pembangkit dan saluran transmisi. Beban puncak juga bisa dikurangi dengan menerapkan
sistem insentif bagi pelanggan yang mengurangi penggunaan listriknya di waktu beban
puncak. Langkah ini bisa segera diambil untuk mengatasi pemadaman bergilir yang sering
terjadi dan mengurangi antrian pelanggan baru.
3. Menerapkan regional pricing sehingga mendorong sistem kelistrikan yang lebih adil dan
mengurangi subsidi. Pemerintah tidak perlu takut disebut menaikkan harga karena listrik
yang murah masih tersedia di daerah-daerah tertentu. Langkah ini bisa diterapkan di kota-
kota besar yang kemampuan ekonominya sudah cukup bagus dan sudah mulai menuntut
kwalitas pelayanan yang baik.
4. Mendorong munculnya pemain baru yang mampu menjual listrik berdasarkan kwalitas
tanpa subsidi. Perlu diingat bahwa peningkatan kwalitas tidak identik dengan menaikkan
harga. Ini terutama penting di daerah-daerah yang sudah maju atau menuntut pelayanan
listrik yang baik seperti halnya Jakarta, Surabaya, Bali, dan masih banyak lagi.
5. Mendorong penggunaan sumber energi terbarukan tidak hanya di daerah terpencil tetapi
juga di Jakarta yang potensinya besar. Isu kemandirian energi harus ditekankan dibanding
isu penghematan biaya. Jika sebagian besar gedung di Jakarta mengganti kaca jendelanya
dengan sel surya, hampir 30% kebutuhan energi listrik di Jakarta berkurang.
6. Membuat sistem insentif yang mendorong munculnya perusahaan-perusahaan yang bersifat
green. Penghargaan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan ang melakukan
penghematan energi harus lebih rajin diberikan.
7. Memaksimumkan penggunaan pembangkit dan saluran transmisi eksisting. Fasilitas yang
sudah dibangun dengan biaya mahal harus dipelihara dan dimanfaatkan secara maksimum.
PT. PLN harus dituntut menurunkan losses jaringan yang saat ini masih di atas 10%.
Penurunan kapasitas pembangkit hidro karena pendangkalan harus segera diperbaiki.
8. Mendorong segera disempurnakan undang-undang kelistrikan sehingga memungkinkan
sistem kelistrikan yang sesuai kondisi Indonesia. Undang-undang ini harus mendorong
lahirnya iklim kompetisi yang menguntungkan rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Perlawanan terhadap perubahan pasti ada tetapi kita tidak boleh menyimpan bom waktu.
9. Menyempurnakan struktur organisasi PT. PLN sehingga mempunyai fleksibilitas yang
lebih baik menghadapi bisnis kelistrikan yang menuntut kompetisi dan kerja efisien.

Langkah Jangka Panjang (Sepuluh Tahun Kedepan)


Langkah jangka panjang yang harus ditempuh untuk memecahkan masalah kelistrikan adalah:

1. Mendorong penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah. Setiap
daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari luar daerah harus
bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah
dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah tersebut.
2. Menyiapkan SDM yang mampu bekerja dengan iklim kelistrikan yang baru. Isu SDM ini
sangat penting karena pendidikan teknik di bidang ini sudah lama dibiarkan terlantar tanpa
ada program nasional yang jelas.
3. Mengintegrasikan sistem kelistrikan dengan infrastruktur lainnya sehingga didapatkan
infrastruktur yang murah secara total. Tanpa adanya integrasi, sangat sulit menciptakan
sistem kelistrikan yang efisien. Tidak ada satupun pemerintah di dunia ini yang
berkewajiban menyediakan listrik di semua daerah dan lokasi. Dana sebesar apapun tidak
akan cukup untuk melistriki semua daerah di Indonesia.
4. Mendorong perkembangan teknologi yang mendukung sistem kelistrikan yang kompetitif.
Perlu banyak teknologi baru untuk menuju era kelistrikan yang baru dan efisien. Karena
kelistrikan Indonesia bersifat unik maka harus dikembangkan sendiri.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi
dan membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan
masyarakat.Beragam pembangkit listrik yang dapat membangkitkan sumber energi
diantaranya PLTA, PLTU, PTLD, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTN. Setiap pembangkit
tersebut memiliki sistem kerjanya masing-masing. Terdapat beberapa prinsip yang hampir
sama dalam kerjanya. Pada PLTU dan PLTN yang hanya berbeda pada satu bagian yang
menggunakan reaktor nuklir dan yang lain menggunakan uap. Namun ada pula yang sistem
kerjanya menggunakan perpaduan seperti PLTGU.
Ketika telah mengetahui dan memahami secara sederhana mengenai beragam pembangkit
tentu perlunya pemahaman terhadap pemnfaatan tenaga listrik yang baik dan efisien.
Terutama bagi konsumen rumah tangga perlu dalam menghemat serta memnfaatkan dengan
efisien karena hal tersebut merupakan bagian dari peduli lingkungan. Karena banyak hal yang
akan dirugikan apabila konsumen tidak menggunakan dengan baik serta efisien. Salah satu
keuntungan yang didapat saat terjadi penghematan energi listrik maka pembangkitan
pembangkit listrik tidak perlu dilakukan, mengurangi penggunaan bahan bakar yang juga
berdampak kurang baik tubuh manusia.
3.2 Saran
Demikianlah makalah mengenai Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam Pembangkit
Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan yang menjadi bahasan dalam
makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca
khususnya penulis. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kepenulisan, kata dan
kalimat yang kurang dimengerti. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar
kedepannya makalah ini dapat memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan.

DAFTAR RUJUKAN

1. Kadir, A. 1980. “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: LP3ES.


2. Mismail, B. 1995. “Rangkaian Listrik”. Bandung. Penerbit: ITB.
3. Marsudi, D. 2005. “Pembangkitan Energi Listrik”. Jakarta. Penerbit: Erlangga.
4. Kadir, A. 2010. “Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: UI-Press
5. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
6. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 2”. Jakarta. Penerbit: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
7. Nugroho, Agung. "Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya
Penghematan Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi." TRANSMISI 8.1 (2006): 45-51.
8. Astra, I. Made. "Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan". Jurnal Meteorologi dan
Geofisika 11.2 (2010).
9. Afandi, A.N."Implementasi Thunderstorm Algorithm untuk Minimasi Dinamika Produksi
Polusi pada Pembangkit Termal Tenaga Listrik”. Jurnal TEKNO 25 (2016).
10. Abduh, S. 2001. Dasar Pembangkit dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta.
Penerbit: Salemba Teknika.
11. BPS.2016.Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap
Provinsi. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862. Diakses pada 19 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai