Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL TGT PADA MATERI STOIKIOMETRI TERHADAP

SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PONTIANAK

Muhamad Firdaus, Hairida, Lukman Hadi


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email: dausboy543@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine whether there was a significant difference of
achievement between students taught using Wondershare Quiz Creator assisted Team Games
Tournament and students tought using conventional model and to determine effect of mind
toward students achievement. The research design used was nonequivalent control group
design. Two class at grade X of SMA PGRI 1 Pontianak participated on this study. Pretest and
postest were used to collect data. Analysis to U-Mann Whitney test, the value at Asymp.Sig (2-
Tailed) was 0,000. Which meant there was a significant difference with conventional model and
Wondershare Quiz Creator assisted Team Games Tournament. Analysis to effect size
calculation, the value was 4,21 which confirmed as high. It must the effect of Wondershare Quiz
Creator assisted Team Games Tournament (TGT) toward students was high.
Keywords: Team Games Tournament, Learning Outcomes, Mole Concept.
sesuatu yang abstrak. Selain itu, penyebab
PENDAHULUAN kurangnya
Kimia sebagai satu mata pelajaran yang minat siswa terhadap pembelajaran kimia
telah diwajibkan oleh pemerintah untuk karena proses pembelajaran kimia yang
diajarkan pada sekolah-sekolah SMP dan monoton, sehingga keaktifan siswa dalam
SMA merupakan satu ilmu yang memiliki proses pembelajaran sangat minim yang
banyak manfaat. Ilmu kimia dapat membantu berdampak pada hasil belajar yang rendah.
manusia menyelesaikan berbagai persoalan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
baik itu persoalan yang berkaitan dengan sains saat PPL di SMA PGRI 1 Pontianak dari bulan
maupun persoalan yang berkaitan dengan Agustus sampai Desember 2016 terlihat
masalah sosial seperti masalah ekonomi, bahwa suasana kelas yang tidak kondusif
hukum, dan lingkungan (Michael menjadi masalah dalam proses belajar
Purba,2004). Guru diharapkan dapat mengajar, seperti ada beberapa siswa yang
menciptakan proses pembelajaran yang asyik dengan siswa lainnya sehingga tidak
kondusif sehingga dapat menarik minat siswa memperhatikan guru mengajar didepan dan
untuk mengikuti pembelajaran. Siswa kurang ada pula siswa yang menganggap mudah dan
berminat mempelajari kimia, karena tidak menjawab tugas atau latihan dengan asal-
terlalu memahami arti pentingnya ilmu ini. asalan sedangkan guru tetap mengajar didepan
Siswa sering menganggap kimia sebagai ilmu kelas serta menegur beberapa siswa. sehingga
yang sulit, serta banyak berhubungan dengan menurunkan nilai hasil belajar siswa (Tabel
1).

1
Tabel 1 Persentase Ketuntasan dan Rata-Rata Ulangan Harian Kimia Kelas XA dan XB
SMA PGRI 1 Pontianak Tahun Ajaran 2015/2016
Materi Ketuntasan(%) Nilai rata-rata

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. 40 54


Konsep Reaksi Redoks dan Tatanama Senyawa Kimia. 30 55
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, 45 52
Persamaan Reaksi, dan Hukum Dasar Kimia.
Konsep Mol dan Perhitungan Kimia. 28 57

Salah satu model pembelajaran Tournament memungkinkan siswa dapat


kooperatif yang diharapkan dapat menarik belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
minat siswa untuk belajar menggunakan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,
model kooperatif tipe Team Games persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Tournament (TGT). Model pembelajaran Pembelajaran dalam Teams games
TGT melibatkan siswa secara aktif di dalam tournament hampir sama seperti STAD dalam
proses pembelajaran. Nur & Wikandari (2000) setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan
menjelaskan bahwa Teams games tournament sistem skor perbaikan individu, TGT
telah digunakan dalam berbagai macam mata menggunakan turnamen permainan akademik.
pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk Pada turnamen, siswa bertanding mewakili
mengajar tujuan pembelajaran yang timnya dengan anggota tim lain yang setara
dirumuskan dengan tajam dengan satu dalam kinerja akademik mereka yang lalu.
jawaban benar, seperti perhitungan dan Berdasarkan wawancara yang peneliti
penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta lakukan tanggal 12 Januari 2018, didapatlah
serta konsep IPA. hasil bahwa guru mengajar hanya
Teams Games Turnament adalah salah menggunakan media seperti slide dan flash
satu tipe pembelajaran kooperatif yang dalam membuat gambar 3 dimensi dari
menekankan adanya kerjasama antar anggota molekul dan pergerakannaya tetapi belum
kelompok untuk mencapai tujuan belajar. pernah menggunakan media berbasis
Aktivitas belajar dengan permainan dan turnamen sehingga membuat peneliti
turnamen yang dirancang dalam pembelajaran menggunakan media Wondershare Quiz
kooperatif model TGT memungkinkan siswa Creator pada penelitian ini. Wondershare
dapat belajar lebih rileks disamping Quiz Creator adalah pembuat program kuis
menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, yang memungkinkan pendidik untuk
persaingan sehat dan keterlibatan belajar. membuat kuis berbasis Flash dan survei
Sehingga akan memotivasi siswa dalam dengan objek multimedia. Mbanarti (2011)
belajar sehingga berpengaruh juga terhadap mengatakan, Wondershare quiz creator
prestasi belajar siswa. merupakan aplikasi yang digunakan untuk
Model pembelajaran Teams Games membuat soal multimedia interaktif yang
Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau fleksibel output-nya.
model pembelajaran kooperatif yang mudah Hasil soal, kuis, dan tes yang
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa dibuat/disusun dengan perangkat lunak ini
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan dapat berbentuk soal pilihan jamak, soal
peran siswa sebagai tutor sebaya dan benar-salah, pengisian kata, dan penjodohan.
mengandung unsur permainan dan Kuis/soal memiliki tampilan yang menarik
reinforcement. Aktivitas belajar dengan karena dapat disisipkan berbagai gambar
permainan yang dirancang dalam (images) maupun file flash (flash movie)
pembelajaran kooperatif model Teams Games untuk menunjang pemahaman peserta didik

2
dalam mengerjakan soal. Media ini digunakan Akuntansi sebesar 19,29% dari 69,35% di
pada fase tournament pada model siklus I menjadi 88,64% pada siklus II.
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan hasil penelitian Badri
Hasil penelitian yang dilakukan Luluk Rahmatulloh (2014) pada siswa kelas X MIPA
Fajri (2012) pada siswa kelas XI IPA 4 SMA 6 SMA Negeri 1 Metro dengan menggunakan
Negeri Boyolali. Hasil belajar siswa Wondershare Quiz Creator, didapatlah
meningkat sebanyak 89,29%.Vita Ika Lestari ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 86%.
(2013), menunjukkan hasil tipe kooperatif tipe Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan
TGT dapat meningkatkan motivasi siswa penelitian mengenai pengaruh Model
kelas X SMA Muhammadiyah Borobudur Kooperatif Tipe Team Games Tournament
Magelang Jawa Tengah Tahun Ajaran 2012 berbantuan Wondershare Quiz Creator Pada
/2013 mengenai efektifitas model Materi konsep mol dan perhitungan kimia
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA
Turnament. Hasilnya motivasi belajar siswa PGRI 1 Pontianak.
yang menggunakan metode pembelajaran
TGT lebih tinggi daripada motivasi belajar METODE PENELITIAN
siswa yang menggunakan metode ceramah. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk
Penelitian Susan Mardiana (2015) mengenai penelitian eksperimen dengan model
peningkatan aktivitas belajar pada siswa ekperimental semu atau “quasy experiment
akuntansi kelas X AK 2 SMK Negeri 1 design”. Rancangan penelitian yang akan
Godean Tahun Pelajaran 2014/2015. terjadi dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini
peningkatan persentase aktivitas Belajar ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Nonequivalent Control Group Design


Pretest Perlakuan Postest
O1 X1 O2
O3 O4

Populasi dalam penelitian ini adalah Membuat kartu soal, Rencana Pelaksanaan
seluruh siswa kelas X SMA PGRI 1 Pontianak Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa
yang terdiri dari 2 kelas. (LKS). (7) Melakukan validasi kartu soal,
Teknik pengambilan sampel yang RPP, dan soal pre-test dan soal post-test. (8)
digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling Merevisi RPP dan LKS. (9) Mengadakan uji
jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah coba instrumen penelitian. (10) Menganalisis
seluruh siswa kelas X SMA PGRI 1 Pontianak data hasil uji coba tes untuk mengetahui
tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 2 tingkat reliabilitas tes. (11) Menentukan
kelas yaitu XA dan XB. jadwal penelitian.
Prosedur penelitian disusun dengan
tujuan agar langkah-langkah penelitian lebih Tahap Pelaksanaan
terarah pada permasalahan yang Langkah-langkah yang dilakukan pada
dikemukakan. tahap pelaksanaan antara lain: (1)
Menentukan kelas eksperimen dan kelas
Tahap Persiapan kontrol sebagai sampel penelitian. (2)
Langkah-langkah yang dilakukan pada Memberikan soal pre-test pada kelas kontrol
tahap persiapan antara lain: (1) Membuat surat dan eksperimen untuk melihat bagaimana
pra-riset. (2) Melakukan pra-riset. (3) kemampuan awal siswa. (3) Memberikan
Merumuskan masalah penelitian.(4) perlakuan terhadap kelas ekperimen dan kelas
Menentukan solusi. (5) Membuat instrumen kontrol. Dimana kelas eksperimen
penelitian yaitu berupa tes hasil belajar siswa mendapatkan pembelajaran Kooperatif tipe
meliputi soal pre-test dan soal post-test. (6) Team Games Tournament dengan berbantuan

3
Wonderhare Quiz Creator dan kelas kontrol HASIL PENELITIAN DAN
diberikan perlakuan pembelajaran dengan PEMBAHASAN
metode konvensional. (4) Memberikan post- Hasil Penelitian
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas eksperimen dalam penelitian ini
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman adalah kelas XA. Kelas ini diberikan
konsep dari hasil belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
perlakuan. kooperatif tipe team games tounament (TGT).
Jumlah siswa di kelas eksperimen sebanyak
Tahap Akhir 36 orang. Kelas kontrol dalam penelitian ini
Langkah-langkah yang dilakukan pada adalah kelas XB. Kelas ini diberikan
tahap akhir antara lain: (1) Melakukan analisis pembelajaran dengan metode ceramah.
dan pengolahan data hasil penelitian pada Jumlah siswa di kelas kontrol sebanyak 33
kelas kontrol dan kelas eksperimen orang. pretest dan posttest kelas kontrol
menggunakan uji statitik yang sesuai. (2) maupun kelas eksperimen dapat dilihat pada
Menarik kesimpulan hasil penelitian. (3) Tabel 3.
Menyusun laporan penelitian.

TABEL 3 Hasil pretest dan postest Kelas Kontrol (n=36) dan Kelas Eksperimen (n=33)
Materi Konsep Mol dan Perhitungan Kimia.

Pretest Postest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Skor Tertinggi 5 10 25 50
Skor Terendah 0 0 0 0
Rata-rata Nilai ± SD 1,2 ± 2,068 3,27 ± 3,411 3,81 ± 6,724 28,19 ± 24,23

1. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol Hasil analisis skor pretest menunjukkan
dan Eksperimen bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal
Perbedaan kemampuan awal siswa, siswa kelas kontrol dan eksperimen. Oleh
diketahui melalui uji statistik terhadap skor karena itu, analisis yang dilakukan hanya pada
pretest siswa. Langkah-langkah pengujian skor postest untuk mengetahui perbedaan
kenormalan data dan hasil uji normalitas pemahaman konsep kelas kontrol dan kelas
dengan uji Kolmogorov-smirnov. eksperimen. Langkah-langkah pengujian
Hasil uji normalitas menggunakan uji kenormalan data dengan uji Kolmogorov-
Kolmogorov-smirnov terhadap skor pretest smirnov.
diperoleh nilai Sig sebesar 0,000 (< 0,05) pada Uji normalitas menggunakan uji
kelas kontrol dan Sig 0,000 (< Kolmogorov-smirnov terhadap nilai postest
0,05) pada kelas eksperimen, hal ini berarti siswa memberikan nilai Sig. 0,000 (<0,05)
pretest pada kelas eksperimen dan kelas untuk kelas kontrol dan nilai Sig. 0,000
kontrol tidak berdistribusi normal. Karena (<0,05) pada kelas eksperimen. Hal ini
data tidak berdistribusi normal, maka uji menunjukkan bahwa nilai postest pada kelas
perbedaan kemampuan awal siswa dilakukan kontrol maupun kelas eksperimen tidak
dengan menggunakan uji statistik berdistribusi normal. Pengolahan data
nonparametric, U-Mann Whitney. berikutnya menggunakan uji statistik
Berdasarkan hasil uji U-Mann Whitney nonparametrik U-Mann Whitney.
menghasilkan Asymp Sig.(2-tailed) sebesar Hasil uji U-Mann Whitney memberikan
0,001 (<0,05), yang menunjukkan terdapat nilai Asymp Sig. 0,000 (<0,05). Hasil tersebut
perbedaan kemampuan awal siswa kelas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
kontrol dan kelas eksperimen. belajar antara siswa kelas kontrol dengan
kelas eksperimen. Perbedaan hasil belajar

4
kelas kontrol dan eksperimen ini dikarenakan menyebabkan hasil belajar pada kelas
saat proses pembelajaran berlangsung, siswa eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kelas eksperimen lebih aktif dalam proses kontrol. Perbedaan hasil belajar antara siswa
belajar mengajar dibandingkan kelas kontrol kelas kontrol dan eksperimen disajikan
yang diakibatkan oleh model pembelajaran Gambar 1.
kooperatif tipe TGT. Hal ini yang

100
90
80
70
60 Kontrol Pretest
NIlai

50 Kontrol Posttest
40
28,19 Eksperimen Pretest
30
Eksperimen Posttest
20
10 1,2 2,9 3,27
0
Pretest Posttest Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen

Gambar 1 Perbedaan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen.

2. Perhitungan Effect Size menekankan pada keaktifan siswa untuk


Hasil perhitungan effect size (dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
dilihat pada lampiran C-3) terhadap nilai Siswa dikondisikan untuk mengembangkan
postest-pretest siswa pada kelas kontrol dan pengetahuannya sendiri bersama teman
kelas eksperimen diperoleh nilai sebesar 4,21 sekelompoknya melalui pembelajaran dalam
dengan kategori tinggi (Glass dalam Becker, bentuk games tournament, sedangkan guru
2000). hanya bertindak sebagai pembimbing. Hal
tersebut menjadikan guru lebih intensif dalam
Pembahasan mengajar dan siswa tidak merasa jenuh, serta
Perbedaan penggunaan model siswa lebih termotivasi untuk terlibat secara
pembelajaran pada kelas eksperimen dan aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
kontrol mengakibatkan adanya perbedaan Pembelajaran yang melibatkan siswa secara
hasil belajar siswa. Kelas eksperimen diberi aktif akan lebih berkesan mendalam bagi
pembelajaran dengan model pembelajaran dirinya, sehingga meningkatkan pemahaman
kooperatif tipe TGT dengan bantuan materi secara optimal (Susanto, 2013: 22).
Wondershare Quiz Creator sebagai penunjang Ketuntasan hasil belajar siswa tidak lepas
pada fase tournament dan kelas kontrol dari proses pembelajaran yang dilakukan.
menggunakan metode ceramah. Model Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang baik daripada kelas kontrol. Hasil uji statistik
diterapkan di kelas eksperimen melibatkan U-Mann Whitney terhadap nilai posttest-
siswa secara langsung dalam proses pretest siswa menunjukkan nilai Asymp.Sig
pembelajaran, yaitu melalui diskusi dengan (2-tailed) kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000.
teman sejawat yang diarahkan untuk belajar Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
dan melakukan turnamen. Model perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang siswa kelas kontrol dan siswa kelas
digunakan pada kelas ekperimen lebih eksperimen. Berdasarkan hasil wawancara

5
yang dilakukan terhadap 6 orang siswa kelas meminta siswa tersebut untuk belajar kembali
eksperimen, didapatkan informasi bahwa setelah fase games pada kelompoknya selesai.
siswa menyukai proses pembelajaran TGT Pada fase tournament, peneliti
karena siswa dapat aktif dalam proses membentuk kelompok kembali dengan
pembelajaran dan dapat memahami pelajaran memisahkan antara siswa yang
dengan cepat karena bertukar pikiran dengan berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
teman sekelompok. berdasarkan penilaian pada fase games. Pada
Fase team yang dilakukan yaitu dengan fase ini, kemampuan siswa menjawab soal
membentuk kelompok yang beranggotakan 4- meningkat pada kelompok siswa
6 orang yang mewakili pencampuran dari berkemampuan tinggi dan sedang.
berbagai keragaman dalam kelas seperti Setelah setiap kelompok sudah
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau menjawab semua soal, peneliti mengambil
etnik. Fungsi utama mereka dikelompokkan satu siswa pada masing-masing kelompok
adalah anggota-anggota kelompok saling untuk ditandingkan kembali. Siswa yang
meyakinkan bahwa mereka dapat bekerja terpilih sebanyak 6 orang siswa yang
sama dalam belajar dan mengerjakan game mendapatkan nilai tertinggi dari masing-
atau lembar kerja dan lebih khusus lagi untuk masing kelompok. Menampilkan soal akhir
menyiapkan semua anggota dalam pada model ini, peneliti menggunakan media
menghadapi kompetisi. wondershare quiz creator sebagai penunjang
Selama fase team, peneliti membuat sebanyak dan memberikan sensasi rivalitas pada setiap
6 kelompok dan siswa dipersilahkan untuk siswa. Pemenang pada model ini yaitu siswa
berdiskusi dengan menggunakan LKS yang dengan kode E-21 . Setelah fase tournament
sudah disiapkan. Selama siswa diskusi, selesai, peneliti memberikan sebuah
peneliti menyiapkan soal-soal yang akan di penghargaan kelompok yang diberikan pada
berikan pada siswa pada fase games kelompok 3. Pemberian penghargaan (hadiah)
tournament. pada siswa E-21 dan kelompok 3 diberikan
Fase games tournament dilaksanakan secara langsung oleh peneliti yang isinya
dengan memberikan pertanyaan yang telah merupakan perlengkapan untuk belajar.
disusun dan dirancang dari materi yang Berbeda dengan kelas eksperimen,
relevan dengan materi yang telah disajikan proses pembelajaran siswa kelas kontrol lebih
untuk menguji pengetahuan yang diperoleh menekankan pada seberapa fokus siswa dalam
mewakili masing-masing kelompok. Sebagian menerima materi pembelajaran (teacher
besar pertanyaan pada kuis adalah bentuk centered), bukan keaktifan siswa dalam proses
sederhana. Setiap siswa mengambil sebuah pembelajaran. Guru lebih mudah dalam
kartu yang diberi nomor dan menjawab mengkondisikan siswa untuk memperhatikan
pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada materi yang diberikan, namun perhatian siswa
kartu tersebut. Pada fase ini, dibuat 2 tahap terhadap materi hanya terjadi pada menit-
dalam proses pembelajaran yaitu tahap menit awal pada proses pembelajaran,
permainan dan tahap turnament dengan soal selanjutnya perhatian siswa terhadap
yang berbeda dan siswa berada pada pembelajaran berkurang. Selain itu, siswa
kelompok yang berbeda pada tiap tahap. tidak dikondisikan layaknya kelas eksperimen
Selama proses games tournament, setiap dalam mengembangkan pengetahuannya
kelompok siswa diberikan kartu soal sebanyak sendiri dalam proses pembelajaran seperti
jumlah anggotanya. Pada fase games, berdiskusi dengan teman sejawatnya, hal
beberapa siswa ada yang berhasil menjawab tersebut mengakibatkan siswa kelas kontrol
soal tersebut sedangkan ada pula siswa tidak menjadi tidak antusias dan jenuh pada proses
dapat menjawab soal. Siswa yang tidak bisa pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap
menjawab karena disebabkan tidak fokus pada ketuntasan hasil belajar siswa. Hal tersebut
fase sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti sesuai dengan Retno Dwi Suyanti dalam Sri
Suryani (2014) mengungkapkan kelemahan

6
metode ceramah yaitu materi yang dapat di yang diajarkan menggunakan model
kuasai siswa sebagai hasil ceramah akan konvensional dan siswa yang diajarkan
terbatas apa yang dikuasi guru, ceramah yang dengan model kooperatif tipe TGT. (2)
tidak disertakan dengan peragaan dapat Pembelajaran dengan model kooperatif tipe
mengakibatkan verbilitasme (pengertian kata- TGT memberikan pengaruh tinggi terhadap
kata) dan ceramah sering dianggap metode hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 1
yang membosankan jika guru kurang Pontianak dengan harga effect size sebesar
memiliki kemampuan bertutur kata yang baik. 4,21.
Berdasarkan lembar hasil jawaban
posttest siswa pada kelas eksperimen, siswa Saran
kelas eksperimen dapat mengerjakan soal Berdasarkan penelitian yang telah
posttest lebih baik dibandingkan dengan kelas dilakukan, terdapat saran yang dapat
kontrol yang diberikan pembelajaran metode diperlukan untuk penelitian yang lebih baik,
ceramah. Siswa pada kelas eksperimen dapat yaitu dialokasikan waktu sebanyak 75 menit
memahami bagaimana menentukan nilai Mr pada tahap games tournament agar setiap
suatu senyawa berdasarkan nilai Ar dan dapat tahap pada model TGT ini berjalan baik.
menghitung mol berdasarkan berat molekul
setelah diberikan model pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
kooperatif tipe TGT sedangkan kelas kontrol A'la, Miftahul. 2010. Quantum Teaching.
yang diberikan pembelajaran ceramah hampir Yogyakarta: Diva Press
keseluruhan siswa mengalami kesulitan dalam Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan
menentukan jumlah mol pada suatu molekul Pembelajaran di Sekolah Dasar.
dan hanya sedikit yang bisa menentukan nilai Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Mr suatu senyawa berdasarkan nilai Ar. Badri Rahmatulloh. 2014. Kuis Interaktif
Aktivitas belajar dengan permainan yang Untuk Melatih Kemampuan
dirancang dalam pembelajaran kooperatif Pengamatan Siswa Pada Materi
model TGT memungkinkan siswa dapat Kinematika dan Dinamika. Jurnal
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan Pendidikan Fisika. Universitas Lampung.
tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat Becker, L.A. 2000. Effect Size (ES).
dan keterlibatan belajar (A’la, 2010 : 105). (http://web.uccs.edu/lbecker/Psy590/es.h
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak tm, diakses tanggal 2 Agustus 2017).
lain adalah untuk mengkonstruksi Luluk Fajri. 2012. Upaya Peningkatan
pengetahuan mereka sendiri, hal tersebut yang Proses dan Hasil Belajar Kimia Materi
mengakibatkan meningkatnya jumlah siswa Koloid Melalui Pembelajaran
kelas eksperimen yang mengalami Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
peningkatan hasil belajar dan memberikan Tournament) Dilengkapi Dengan
pengaruh yang signifikan, yakni harga effect Teka-Teki Silang Bagi Siswa Kelas XI
size sebesar 4,21 dengan interpretasi tergolong IPA 4 SMA Negeri 2 Boyolali pada
kuat. Semester Genap Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia
SIMPULAN DAN SARAN (JPK). Universitas Sebelas Maret.
Simpulan Mbanarti. 2011. Tutorial Whondershare
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Quiz Creator.
data tentang penerapan model kooperatif tipe (http://www.slideshare.net/mbanarti/tuto
team games tournament (TGT) berbantuan rialwonder-share-quiz-creator. Diakses
wondershare quiz creator pada materi konsep pada 1 Agustus 2017).
mol dan perhitungan kimia terhadap hasil Purba, Michael dan Sunardi. 2004. Kimia
belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Pontianak, untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Erlangga.
Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa

7
Nur, M. dan Wikandari P.R. 2000. Pengajaran 2014/2015. Skripsi. Universitas Negeri
Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Yogyakarta.
Konstruktivis Dalam Pengajaran. Vita Ika Lestari. 2013. Efektivitas
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Penerapan Metode Teams Game
University Press. Tournament (TGT) Terhadap
Sri Suryani, Hairida, dan Husna Amalya Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Melati.2014. Meningkatkan Aktivitas Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA
dan Hasil Belajar Siswa Melalui Muhammadiyah Borobudur
Teams Games Tournament Magelang Jawa Tengah Tahun Ajaran
Dilengkapi Teknik Kancing 2012 /2013. Skripsi. Universitas Negeri
Gemericing. Jurnal Pendidikan dan Yogyakarta.
Pembelajaran Untan. Vol 3, No 1:
Januari 2014.
Susan Mardiana. 2015. Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Dengan
Permainan Ludo Akuntansi Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X AK 2 SMK
Negeri 1 Godean Tahun Pelajaran

Anda mungkin juga menyukai