Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INDEKS KESEHATAN

Angka dapat ditunjukkan sebagai angka kasar, khusus,dan standarisasi. Angka kasar
ditujukan untuk seluruh populasi. Angka khusus ditunjukkan untuk sub kelompok tertentu
dari sebuah populasi. Sebagai contoh, angka menurut usia digunakan untuk mewakili
kelompok usia tertentu dalam populasi , sedangkan angka menurut jenis kelamin untuk
laki-laki dan perempuan digunakan secara terpisah. Angka standarisasi digunakan untuk
membandingkan dua populasi atau lebih dengan menghilangkan dampak perbedaan dalam
usia atau variable penggangu lainnya. Sebagai contoh, seseorang memperkirakan populasi
yang sebagian besar terdiri atas dewasa muda memiliki angka kematian kasar yang lebih
rendah dibandingkan populasi yang sebagian besar terdiri atas lansia. Teknik standarisasi
dapat digunakan untuk membandingkan dua populasi ini dengan menghilangkan dampak
perbedaan usia.

Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat
digunakan sebagai indicator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat. Indeks
kesehatan yang dapat digunakan banyak sekali, tetapi yang akan dibahas hanya indeks
yang banyak digunakan dalam epidemiologi yaitu :
1. Indeks Fertilitas
2. Indeks Morbiditas
3. Indeks Mortalitas

2.1.1 INDEKS FERTILITAS


2.1.1.1. Defenisi dan Konsep Fertilitas
Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran
penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi.
Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk.
Fertilitas disebut juga dengan natalitas.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
mendefinisikan kelahiran hidup sebagai peristiwa kelahiran bayi, tanpa
memperhitungkan lamanya berada dalam kandungan, dimana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan; misalnya bernafas,
ada denyut jantung, atau denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot. Dengan
demikian, peristiwa bayi yang lahir dalam keadaan tidak hidup/meninggal (still
birth) tidak dimasukkan dalam perhitungan jumlah kelahiran.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting


untuk diketahui adalah:
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk
melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk
menghasilkan suatu kelahiran.

2.1.1.2. Sumber Data


1. Registrasi
Pencatatan peristiwa vital yang dilakukan secara continue berdasarkan
laporan dari penduduk ( di Indonesia pencatatan ini di lakukan di
kelurahan)
2. Sensus Penduduk
Pencacahan seluruh penduduk yang tercakup dalam suatu wilayah, di
Indonesia dilakukan 10 tahun sekali.
Data yang tersedia :
 Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
 Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
 Jumlah anak yang dilahirkan satu tahun yang lalu
3. Survey
 Pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan/keperluan
 Dapat dilakukan kapan saja
 Di wilayah tertentu
2.1.1.3. Indikator Fertilitas
Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan dalam kesehatan dan
epidemiologi adalah :
a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar ialah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam satu
tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama dan
dikalikan 1000

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡


Angka Kelahiran Kasar = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 x 1000

𝐵
Angka Kelahiran Kasar = (𝑃 ) X k

B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama setahun


P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K = Konstanta=1000

Angka kelahiran ini disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan


jumlah penduduk yang berarti termasuk penduduk yang tidak mempunyai peluang
untuk melahirkan diikutsertakan, seperti anak-anak, laki-laki, dan wanita lanjut
usia.
Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara
umum dalam waktu singkat. Tetapi kurang sensitive untuk :
1) Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
2) Mengukur perubahan fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan
menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk.
b. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate)
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran hidup oleh
ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.

Angka fertilitas menurut golongan umur =


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑔𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
x

1000
Angka fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan
umur tidak sama sehingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti. Perhitungan
angka fertilitas menurut golongan umur biasanya dilakukan dengan interval 5
tahun hingga bila wanita dianggap berusia subur terletak antara umur 15-49 tahun,
akan diperoleh sebanyak 7 golongan umur. Dengan demikian dapat disusun
menjadi distribusi frekuensi pada setiap golongan umur.
c. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate )
Angka fertilitas total adalah jumalah angka menurut golongan umur yang
dicatat selama satu tahun.

TFR = jumlah angka fertilitas menurut golongan umur X k

Bila konstanta k = 1 maka angka yang dihasilkan menunjukan rata-rata jumlah


anak yang dilahirkan oleh setiap ibu selama masa subur.
Bila interval golongan umur sama dengan 5 angka fertilitas total sama dengan
angka fertilitas menurut golongan umur x 5.
Angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang perempuan selama
usia reproduksinya (15- 49 tahun) dan telah memperhitungkan tingkat fertilitas
perempuan pada masing-masing kelompok umur.
Kelemahan pada perhitungan AFT ialah pada AFT dianggap semua wanita
selama masa subur tidak ada yang meninggal dan semuanya menikah dan
mempunyai anak dengan pola seperti ASFR. Hal ini tidak sesuai dengan
kenyataan.

2.1.2 INDEKS MORBIDITAS


2.1.2.1. Defenisi Morbiditas
Morbiditas adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi
morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera
atau keberadaan dari suatu kondisi sakit, biasanya dinyatakan dalam angka
prevalensi atau insidensi yang umum.
Ukuran frekuensi penyakit adalah alat yang dapat digunakan untuk
menggambarkan bagaimana umum penyakit ini dalam kaitannya dengan
ukuran populasi (populasi yang berisiko).

2.1.2.2. Ukuran Morbiditas


Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka
insidensi dan prevalensi, dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator
tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat
diukur dengan Angka Insidensi, angka prevalensi.
Insiden adalah Gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok
masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit,
sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :
 Data tentang jumlah penderita baru.
 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru ( Population at
Risk ).

Angka Morbiditas
Angka morbiditas ialah jumlah penderita yang dicatat selam satu tahun per
konstanta (k) penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama dengan
rumus :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


xK
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

Angka Morbiditas ini dapat digunakan untuk :


1) menggambarkan keadaan kesehatan secara umum
2) mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit
3) mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
4) memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.
2.1.3 INDEKS MORTALITAS
2.1.3.1. Defenisi Mortalitas
Angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang
penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Berasal dari informasi yang berada dalam arsip akte kematian di
area registrasi kematian.
Cara penyajian penyebab kematian dalam akte kematian sangat
penting. Penyebab kematian yang dicantumkan dalam akte kematian adalah
semua penyakit, cedera, dan kondisi sakit yang mengakibatkan atau
berkontribusi dalam kematian. Keadaan yang berkaitan dengan kecelakaan
atau tindak kejahatan yang mengakibatkan kematian juga dicatat.

Hal umum yang menyebabkan kematian :


 Degenerasi organ vital & kondisi terkait.
 Status penyakit.
 Kematian akibat lingkungan atau masyarakat (bunuh diri,kecelakaan,
pembunuhan, bencana alam)

2.1.3.2. Indikator Mortality Rate


Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka kematian yang
umum dipakai adalah:

1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )


2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate )
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
11. Case Fatality rate ( CFR )
a. Angka Kematian Kasar (Crude death Rate )
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun
per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Angka kasar ini menunjukkan
angka kematian yang actual yang diamati di dalam suatu populasi penelitian, dan
angka kasar tersebut harus selalu menjadi titik awal untuk lebih jauh menghitung
angka angka yang disesuaikan (adjusted rates).
Angka ini disebut kasar karena perhitungan kematian dilakukan secara
menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi
dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


AKK = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 x 1000
𝐷
AKK = (𝑃 ) x K

D = Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun


P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
K = konstanta = 1000

Dari rumus di atas diketahui bahwa sebagai pembilang, angka kematian


dihitung sepanjang tahun, sedangkan untuk penyebut jumlah penduduk dihitung pada
satu saat yaitu pertengahan tahun. Karena tidak semua orang dalam satu tahun akan
meninggal pada waktu yang bersamaan maka untuk penyebut sebaiknya dihitung
jumlah tahun hidup orang (Person Years Lived =PYL) yaitu tahun hidup yang diikuti
selama satu tahun.Untuk menghitung PYL dapat diberikan contoh berikut :
Dari 300 orang terdapat 10 orang yang dilahirkan pada tanggal 11 Januari dan
meninggal pada tanggal 19 November. Ini berarti setiap orang telah menjalani hidup
selama 3020 hari dalam tahun tersebut dan untuk 10 orang jumlahnya 3020 hari dan
person years lived = 3020/365 = 8,27
Seorang yang dilahirkan sebelum tanggal 1 Januari dan meninggal pada
tanggal 8 April yang berarti ia menjalani hidup selama 100 hari pada tahun tersebut
sehingga person years lived-nya menjadi 100/365 = 0,27
Selain itu, terdapat pula seorang yang dilahirkan pada tanggal 13 September
dan meninggal pada tanggal 13 November dengan jumlah hari hidup 61 hari sehingga
tahun hidup 61/365 =0,17
Sisanya sebanyak 288 orang tetap hidup dalam tahun tersebut.
Dengan demikian, jumlah seluruh tahun hidup =296,71 dengan jumlah
kematian sebanyak 12 orang sehingga perhitungan angka kematian kasarnya menjadi :
(12/296,71) x 1000 = 40,44 per 1000 penduduk.
Perhitungan di atas hanya dapat digunakan pada populasi yang kecil,
sedangkan dalam kenyataan jumlah penduduk dalam suatu daerah sangat banyak
hingga cara tersebut tiak dapat digunakan dan untuk perhitungan angka kematian kasar
tetap digunakan jumlah penduduk pertengahan tahun sebagai penyebut. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan berikut :
 Diasumsikan dalam satu tahun distribusi kematian secara merata hingga
penduduk pertengahan tahun merupakan rata-rata jumlah penduduk sepanjang
tahun dan dianggap sama dengan jumlah tahun hidup.
 Walaupun dalam kenyataan distribusi kematian tidak merata sepanjang tahun,
tetapi jumlah penduduk pertengahan tahun masih dapat digunakan sebagai
penyebut dalam perhitungan angka kematian kasar tanpa menimbulkan
kesalahan yang besar.

Untuk angka kematian kasar kurang dari 1 tahun, dihitung berdasarkan annual
death rate yaitu jumlah kematian yang dinyatakan dalam satu tahun. Misalnya, angka
kematian kasar untuk periode 6 bulan maka sebagai pembilang dihitung jumlah
kematian selama 6 bulan dikalikan 2, sedangkan sebagai penyebut digunakan jumlah
penduduk pertengahan tahun yang sama.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑥 2


AKK = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 X 1000

Perhitungan diatas kurang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena


kematian yang terjadi pada 6 bulan pertama tidak sama dengan 6 bulan berikutnya.

b. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)


Angka kematian bayi (AKI) ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1
tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
dengan rumusnya :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 0−1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


AKI = x 1000
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

𝐷𝑜
AKI = ( 𝐵 ) X K
Do= Jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang pertama yang
dicatat selama satu tahun

B =jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

K= konstanta=1000

Perhitungan angka kematian bayi berdasarkan rumrs diatas secara demografis


disebut infant death rate dan hanya menggambarkan kematian bayi sepintas dan
kurang terperinci karena perhitungan dilakukan terhadap kedua jenis kelamin,
sedangkan kita ketahui bahwa kematian bayi laki-laki tidak sama dengan kematian
bayi perempuan. Selain itu, pada infant death rate, kematian dan kelahiran dihitung
pada tahun yang sama yang tidak menggambarkan kohort yang sama.

Berdasarkan batasan angka kematian bayi, jumlah kematian dan kelahiran bayi
dicatat pada tahun yang sama, sedangkan bayi yang mati pada suatu tahun tertentu
tidak seluruhnya berasal dari kelahiran tahun sebelumnya.

c. Angka Kematian Neonatal (Neonatal Mortality Rate)

Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka kematian
neonatal (AKN) ialah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang
dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan
rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 28 ℎ𝑎𝑟𝑖


AKN = xk
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

Tinggi rendahnya NMR dapat digunakan untuk mengetahui :

1) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal


2) Program imunisasi
3) Pertolongan persalinan
4) Penyakit infeksi terutama saluran nafas bagian atas

d. Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate)


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada
usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama (WHO 1981) dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛


28 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ+𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
AKP = Xk
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

Batasan untuk perinatal ada dua yaitu:

1) Batasan 1, perinatal dimulai pada kehamilan 28 minggu sampai bayi 7 hari.


2) Batasan 2, perinatal diawali pada janin berumur 20 minggu sampai 28 hari setelah
dilahirkan.

Manfaat angka kematian perinatal, antara lain yaitu angka kematian perinatal dapat
digunakana untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan
ibu hamil dan bayi. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP :

1) banyaknya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)


2) status gizi ibu dan bayi
3) keadaan social ekonomi
4) penyakit infeksi terutama ISPA
5) pertolongan persalinan.

e. Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate)


Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan
angka kematian anak 1-4 tahun. Angka kematian balita sangat penting untuk
mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang
sensitive untuk mengukur status kesehatan bayi dan anak. Untuk Negara berkembang,
sebagian besar kematian balita disebabkan infeksi dan gizi kurang. Angka kelahiran
yang tinggi dengan jarak antar-kelahiran yang pendek, keadaan social ekonomi, dan
tingkat pendidikan yang rendah dan mengakibatkan kurangnya pengertian ibu dan
masyarakat memperberat kondisi tersebut.

Angka kematian balita adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama satu
tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


Angka Kematian Balita = xK
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
Angka Kematian Balita dapat digunakan sebagai indicator kesehatan untuk
mengukur status kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya angka kematian balita
dipengaruhi oleh program pelayanan kesehatan, program imunisasi, program
perbaikan gizi, dan lain-lain.

Proporsi Kematian Balita

Proporsi kematian balita merupakan perbandingan antara jumlah kematian


balita yang dicatat selama satu tahun dengan jumlah seluruh kematian pada tahun yang
sama yang dinyatakan dalam persen dengan rumus berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝐻 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎𝐻𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

f. Angka Kematian Karena Sebab Tertentu

Angka ini banyak digunakan dalam perhitungan epidemiologi untuk


mengetahui frekuensi kematian yang disebabkan karena penyakit tertentu. Yang
dimaksud dengan angka ini adalah jumlah kematian karena sebab penyakit tertentu
yang dicatat selama satu tahun per 100.000 penduduk pertengahan tahun yang sama
dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢


𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Angka kematian karena sebab tertentu = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 x
𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

100.000

Jumlah kematian karena penyakit tertentu biasanya sangat kecil bila


dibandingkan dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, sebagai konstanta digunakan
100.000 untuk menghindari terjadinya angka berupa decimal. Angka ini dapat
disepsifikasi lebih rinci menurut golongan umur atau jenis kelamin dan lain-lain sesuai
kebutuhan. Angka ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun
rencana pencegahan dan pemberantasan penyakit tertentu.Angka ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui tingginya risiko kematian penduduk akibat terpajan oleh
factor penyebab penyakit tertentu.
g. Case Fatality Rate (Cfr)

CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian karena penyakit tertentu


yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢


CFR = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡

Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit dengan


tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikasikan menurut golongan
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

CFR menggambarkan keganasan (fatality) suatu penyakit sehingga


menyebabkan kematian, bila CFR penyakit A lebih tinggi daripada penyakit B,berarti
bahwa penyakit A lebih fatal daripada penyakit B. Bila CFR penyakit A di rumah
sakit C lebih rendah daripada CFR penyakit A di rumah sakit D, ini berarti bahwa
pelayanan pengobatan penyakit A di rumah sakit C lebih berhasil dari daripada
pengobatan penyakit A di rumah sakit D.

Ukuran ini menggambarkan probabilitas kematian dikalangan kasus yang


didiagnosis. Ukuran ini khususnya digunakan dalam penyakit infeksi akut seperti
penyakit AIDS. Kegunaannya untuk penyakit-penyakit kronis (bahkan untuk penyakit
tuberculosis yang sangat infeskius ) terbatas karena periode dari onset ke kematian
biasanya panjang bervariasi. CFR untuk penyakit yang sama dapat bervariasi besarnya
pada wabah yang berbeda karena keseimbangan antara agen,pejamu dan lingkungan.

h. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙,𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛,


𝑑𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Angka kematian ibu =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 X 1000

Kesulitan dalam perhitungan MMR adalah memperoleh data tentang ibu hamil
dan kematian ibu jarang dilaporkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan survey
khusu terhadap ibu-ibu pasangan usia subur yang diikuti prospektif untuk menemukan
kehamilan sampai persalinan dan masa nifas, tetapi cara ini membutuhkan tenaga,
waktu, dan biaya yang sangat besar.

Untuk menjamin ketepatan hasil pengamatan dibutuhkan minimal 50 kematian


ibu dan karena kematian ibu cukup kecil maka dibutuhkan sampel yang sangat besar.
Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :

1) social ekonomi
2) kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas
3) pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
4) pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemologi. Jogjakarta : Noha Medika

Budiarto, Eko, Dewi Anggraini.2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : EGC.

Lapau , Buchari, Alib Birwin. 2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi Edisi 1.

Depok : K E N C A N A

Morton, Richard F, J. Richard Hebel, Robert J. McCarter. 2003. Epidemiologi dan


Biostatistika :Panduan Studi Ed. 5. Terjemahan oleh Apriningsih. Jakarta : EGC
Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

Amsyari, Fuad. 1990. Prinsip-prinsip dari Dasar Statistik dalam Perencanaan Kesehatan

Timmreck, T.C. 2004. Epidemiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai