Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI MANUSIA
“SISTEM GERAK”

Oleh:
Nama : Yeni Firdayanti
NIM :160210104026
KelompoK :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
I. JUDUL
Sistem Gerak

II. TUJUAN
2.1 Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia
dan jenis-jenis pada manusia.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, definisi gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan


baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Gerak dapat berupa gerakan sebagian
anggota tubuh maupun seluruh tubuh. Beberapa sistem gerak manusia, yaitu gerak
disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang, jadi merupakan kerjasama
antara tulang dan otot. Tulang sendiri merupakan alat gerak pasif karena mengikuti
kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi
sehingga mampu menggerakkan tulang manusia (Putra, 2015).
Sistem rangka berfungsi memberi tubuh bentuknya, menopang berat semua
jaringan kita yang lain, memberikan perlekatan untuk otot dan membentuk sistem
tuas yang terhubung. Sebuah tulang terdiri dari beberapa jaringan yang saling bekerja
sama. Jaringan tersebut antara lain jaringan tulang, jaringan tulang rawan, jaringan
ikat padat, jaringan epitel, jaringan adiposa, dan jaringan saraf. Jaringan tulang
merupakan jaringan hidup yang komplek dan dinamis sehingga selalu melakukan
proses renovasi Sistem rangka memainkan peran penting dalam melindungi organ
dan jaringan yang rapuh, seperti otak di dalam tengkorak, sumsum tulang belakang
dalam lengkungan pelindung tulang belakang dan jantung serta paru-paru di dalam
tulang dada (Robbert,2016)
Rangka tubuh manusia terdiri dari tulang-tulang yang berhubungan satu
sama lain. Jumlah tulang yang menyusun rangka manusia lebih kurang 206 potong
tulang. Dan rangka memiliki peran penting dalam membuat gerakan tubuh . Selain
berfungsi membuat gerakan tubuh, rangka memiliki fungsi sebagai berikut yang
pertama, Menegakkan atau menopang berdirinya tubuh. Kedua, Memberi bentuk
tubuh atau tanpa rangka tubuh kita tidak memiliki bentuk, ketiga Melindungi organ-
organ tubuh yang penting dan lunak seperti otak, jantung, paru-paru dan mata.
Keempat, merupakan Tempat melekatnya otot-otot rangka. Kelima merupakan
Tempat pembentukan sel-sel darah manusia (Lumbantoruan, 2013).
Kerengka merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melingdungsi
beberapa organ lunak, terutama tengkorak dan panggul. Kerangak tengkorak
berfungsi sebgaia alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan
otot-otot kerangka. Tedapat 2 kerangka yang pertama kerangka aksial dan
apendikular. Dimana kerangka aksial atau kerangka sumbu terdiri atas kepala, badan,
yang termasuk tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang hioid sedangakn
tulang apendikular terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul, anggota gerak atas
dan anggota gerak bawah (Pearce, 2009)
Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan
formasinya. Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak.
Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa
bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkannya bergerak. Tulang
pendek, contohnya pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka
sebagian besar terbuat dari aringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan
dan kuat. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan di
tengahnya lapisan tulang seperti spons (Pearce,2009).
Berdasarkan bentuk dan formasinya, terdapat tulang panjang atau tulang
pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak, dimana setia tulang panjang terdiri atas
bagian batang dan dua bagian ujung. Kemudian terdapat tulang pendek, biasanya
terdapat pada kapalia tangan dan tarsalia kaki. Karena tulangnya pendek mampu
mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Yang ketiga terdapat tulang
pipih yang terdiri dari dua lapisan jaringan tulang keras dengan tengahnya lapisan
tulang seperti spons, biasanya ditemukan ditempat seperti ulang tengkorak, tulang
panggul atau koksa, dan tulang belikat. Kemudian tulang yang empat yaitu tulang tak
beraturan dimana contoh tulang tak beraturan adalah tulang wajah (Pearce,2009).
Gerakan Sendi, sedikit gerakan yang mengayun dapat dilakukan pada sendi
talokalkanues yang mirip adduksi da abduksi. Sendi yang terjadi gerakana inversi dan
eversi terjadi pada sendi antara kepala talus dan navikular dan sendi antara kakaneus
dan kuboid disebut sendi mediotarsal atau sendii subtaloid. Pada inversi tepi dalam,
kaki diangkat ke atas dan telapaknya ditarik ke dalam, sedang pada eversi tepi
samping kaki diangkat ke atas dan telapaknya agak diangkat ditarik ke samping,
gerakan ini sedikit disertai degan adduksi dan abduksi yang terjadi pada sendii talo-
kalkaneus (Pearce,2009).

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
-Alat tulis
4.1.2 Bahan
- Torso Sistem Gerak

4.2 Skema Kerja

a. Struktur anatomi sistem gerak


Mengambil dan menyiapkan model manusia (Torso)

Menjelaskan macam-macam jenis tulan pada manusia


Menggambar struktur masing-masing tulang pada (tulang penyusun
extremitas superior, tulan penyusun extremitas inferior, tulang pengyusun
kepala dan tulang penyusun tubuh) dan menggambar torso secara lengkap
beserta keterangannnya.

b. Jenis-jenis gerak pada manusia

praktikan mempraktekan beberapa jenis gerakan pada manusia seperti


ebduksi. Adduksi dan laninnya.

Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia


VI. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini tentang sistem gerak, dimana tujuan dari praktikum kali ini
yaitu Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan
jenis-jenis pada manusia. Kemudian alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis
serta torso sistem gerak. Langkah kerjanya yaitu pada pengamatan sistem gerak
dimana torso ditampilkan di depan kelas kemudian menjelaskan macam-macam jenis
tulang pada manusia, kemudian praktikan menggambar struktur masing-masing
tulang pada (tulang penyusun extremitas superior, tulan penyusun extremitas inferior,
tulang pengyusun kepala dan tulang penyusun tubuh) dan menggambar torso secara
lengkap beserta keterangannya. Kemudian jenis-jenis gerak, praktikuan
mempraktekkan beberapa jenis gerakan pada manusia seperti ebduksi. Adduksi dan
laninnya. Kemudian menggambar jenis-jenis gerak pada manusia.

Sistem rangka merupakan bagian yang memberi bentuk tubuh. Fungsi dari
rangka selain memberi bentuk tubuh yaitu sebagai menopong atau berdirinya tubuh,
elindungi organ-organ dalam manusia seperti otak, jantung, paru-paru dan
sebagainya. Kemudian merupakan tempat melekatnya oto sehingga dapa melakukan
pergerakan tubuh. rangka juga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah, yaitu pada sumsum tulang merah. Selain itu, rangka berfungsi sebagai tempat
pembentukan cadangan makanan berupa lemak pada sumsum tulang kuning. Secara
garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu
tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Rangka aksial merupakan rangka
yang membentuk sumbu tubuh manusia, rangka ini terdiri dari kepala dan badan.
Sedangkan rangka apendikular merupakan rangka yang menyusun alat gerak pada
manusia atau biasa disebut ekskremitas.

Sel penyusun jaringan pada sistem gerak merupakan tulang-tulang yang


menyusun rangka tubuh disebut gerak pasif, sedangkan otot disebut sebagai gerak
aktif. Selain itu terdapat persendian yang menghubungkan antar tulang. Jenis tulang
dibedakan menjadi dua yaitu tulang rawan dan tulang keras. Berdasarkan bentuk
tulang terdapat tiga macam yaitu tulang pipih, tulang pendek, dan tulang pipa.
Skeleton manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu skeleton aksial sumbu
tubuh dan skeleton apendikular (anggota tubuh).skeleton aksial adalah tulangtulang
yang menyusun sumbu utama tubuh manusia dari ujung kepala sampai ujung ekor.
Skeleton apendikuler adalah tulang-tulang yang menyusun alat gerak atas dan gerak
bawah. Berdasarkan arah gerak dari sendi gerak dibedakan menjadi sendi peluru,
sendi pelana, sendi engsel, sendi geser, sendi putar, dan sendi luncur. Otot manusia
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Pada materi
pelajaran ini menunjukan bagian yang terdapat didalam tubuh manusia
(Romadhon,2017).

Jenis Tulang berdasarkan penyusunnya dibedakan menjadi tulang rawan atau


kartilago, dimana tulang rawan bersifat lentur dan hanya terdapat dibeberapa tempat
seperti pada bagian hidung dan telinga. Kemudian tulang keras yang bersifat keras
sehingga berfungsi sebagai penyusun sistem rangka tubuh.

Jenis-jenis tulang pada manusia berdasarkan bentuknya yaitu terdapat 4


macam, yang pertama yaitu tulang pipa dimana tulang ini berbentuk panjang silindris
dengan kedua ujung yang membesar dan bagian tengahnya mengecil. contohnya yaitu
pada tulang lengan, tulang pengumpil dan hasta serta tulang kering dan tulang paha.
Kemudian yang kedua tulang pendek, tulang pendek merupakan tulang yang
berbentuk silindris dan pendek, contohnya pada tulang telapak tangan dan kaki serta
pada tulang jari tangan dan kaki. Kemudian yang ketiga tulang pipih, tulang pipih
merupakan tulang yang bentuknya pipih melebar yang fungsinya untuk proteksi.
contohnya yaitu pada tulang pelindung otak, tulang dada, serta tulang rusuk.
Kemudian yang keempat tulang tidak beraturan dimana tulang ini tidak memiliki
bentuk seperti tipe-tipe di atas. Contohnya yaitu pada tulang wajah dan ruas pada
tulang belakang.
Tedapat 2 kerangka yang pertama kerangka aksial dan apendikular. Dimana
kerangka aksial atau kerangka sumbu terdiri atas kepala, badan, yang termasuk
tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang hioid sedangakn tulang
apendikular terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul, anggota gerak atas dan
anggota gerak bawah. Yang pertama pada bagian aksial yaitu tengkorak, tengkorak
merupakan tulang kepala yang disusun menjadi dua bagian kranium terdiri dari
delapan tulang dan kerangka wajah . bagian-bagian tulang tengkorak terdapat Tulang
oksipital atau tulang kepala belakang, tulang parietal atau tulang ubun-ubun, tulang
frontal atau tulang dahi, tulang temporan atau tulang pelipis dan tulang etmoid atau ir
tulang tapis. Kemudian bagian tulang wajah terdapat tulang air mata atau tulang
lacrimal, kemudian tulang hidung atau nasal, tulang pipi zygomaticum, rahang atas
atau maxila, dan rahang bawah yaiut mandibula (Pearce,2009).

Kemudian pada Tulang belakang (os vertebrae) terdiri dari 33 ruas tulang,
yang terbagi menjadi 5 bagian. Bagian pertama yaitu 7 ruas tulang leher (vertebrae
cervicalis), bagian kedua yaitu 12 ruas tulang punggung (vertebrae thoracalis) bagian
ketiga yaitu 5 ruas tulang pinggang (vertebrae lumbalis) bagian keempat yaitu 5 ruas
tulang kelangkang (vertebrae sacralis), dan bagian kelima yaitu 4 ruas tulang ekor
(vertebrae coccygealis) .

Kemudian bagian tulang rusuk yang terdiri dari 12 pasang, yang pertama 7
pasang tulang rusuk sejati (os costae vera). Kemudian 3 pasang tulang rusuk palsu
(os. costae sporia), dan 2 pasang tulang rusuk melayang (os. Costae vluctuanter).
Tulang dada terdiri dari 3 bagian, yaitu hulu (manubrium sternii) yang terletak di
bagian paling atas dan pipih pendek. Kemudian badan (corpus sternii) yang terletak di
bagian tengah dan berbentuk pipih panjang agak bergerigi. Lalu terdapat taju pedang
(processus xiphoideus) yang terletak di bagian bawah dan berbentuk pipih dan lancip.

Yang kedua bagian apendikular, terdapat anggota gerak atas atau ekstremitas
atas terdiri dari tulang selangka (clavicula) merupakan tulang melengkung yang
membentuk anterior gelang bahu. Fungsinya yaitu member kaitan pada beberapa otot
leher, bahu dan lengan yang bekerja sebagai penopang lengan. Tulang selangka
(clavicula) memiliki 2 ujung, yaitu yang menempel pada sternum yang disebut
ekskremitas sternal dan yang menempel pada akromion yang disebut ekskremitas
akromial. Kemudian terdapat tulang belikat (Scapula), tulang humerus, radius, ulna,
carpal dan metacarpal dan phalanx.

Kemudian pada bagian inferior atau ektremitas bawah terdapat Gelang


panggul (girdel pelvis) terdiri atas 5 macam tulang, yaitu tulang kelangkang (sacrum)
yang mana merupakan bagian dari tulang belakang belakang setelah tulang pinggang,
tulang ekor (coccyx) yang juga merupakan bagian dari tulang belakang setelah tulang
kelangkang. Lalu juga terdapat tulang usus (ilium) yang berfungsi untuk menyangga
usus, tulang duduk (ischium) yang berfungsi sebagai keseimbangan ketika duduk, dan
artikulasi dari tulang duduk. Kemudian terdapat tulang paha (Femur), Tempurung
(Patella) dan tulang kering atau tibia, tulang beris atau fibula, tarsal, metatarsal, tumit
dan phalangx.

Macam-macam gerakan pada otot terdiri dari adduksi, abduksi, rotasi, pronasi,
suupinasi, inversi, eversi, depresi, fleksi, ekstensi, dan elevasi. Adduksi bertolak
belakang dengan abduksi dimana adduksi merupakan pergerakan mendekati sumbu
tubuh sedangkan abduksi merupakan pergerakan menjauhi sumbu tubuh, Rotasi
merupakan pergerakan memutar tubuh. Supinasi bertolak belakang dengan pronasi,
dimana supinasi merupakan pergerakan mengadahkan tangan sedangkan pronasi
merupakan pergerakan menelungkuupkan tangan. Fleksi bertolak belakang dengan
ekstensi dimana fleksi merupakan pergerakan menekuk kaki atau tangan sedangkan
ekstensi merupakan pergerakan meluruskan kaki atau tangan. Inversi bertolak
belakang dengan eversi, dimana inversi merupakan pergerakan menghadapkan
telapak kaki ke arah dalam sedangkan eversi merupakan pergerakan menghadapkan
telapak kaki ke luar. Depresi bertolak belakang dengan elevasi, dimana depresi
merupakan pergerakan menunduk sedangkan elevasi merupakan pergerakan
menengadah.

Perbedaan Gender perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan pada tulang.


Terutama pada penyusunnya. Cotohnya tulang pelvis dimana tulang pelvis pada
wanita memiliki ukuran lebih kebar dan dangkal dari pada laki-laki . mengingat
fungsi pelvis atau panggul pada wanita untuk menopang dan berperan pada proses
melahirkan. Kemudian tulang panggul atau pelvis pada laki-laki hanya digunakan
sebagai pergerakan saja, sehingga ukurannya lebih sempit dari pada tulang pelvis
pada wanita. Kemudian tulang kemaluan atau pubis pada wanita juga lebih lebar dari
pada laki-laki. Pada wanita terdapat foramen oburatorium mendekati bentuk
segitiga. Selain itu terdapat lengkung pada bagian ventral tulang kemaluan yang tidak
ada pada pria.

Proses pembentukan tulang dimlai sejak umur embrio 5-7 minggu sehingga
berlangsung sampai dewasa . proses pembentukan tulang terjadi 2 tahap osifikasi,
yang pertama osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi intra
membrane terjadi pada pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan
tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Sedangkan endokhondral
tulang memiliki hubungandiwarisi dari unsur endokhondral induknya. Osifikasi
endokondral sendiri merupakan proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-
sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu
berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas
tulang belakang, dan pelvis.
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Sistem gerak pada manusia terdiri dari sistem rangka dan otot. Sismtem
rangka sendiri dibagi menjadi sistem rangka aksial dan apendikular. Dimana sistem
rangka aksial terdiri dari dari tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang
rusuk. Sedangkan apendikular terdiri dari gelang bahu, gelang panggul, ekskremitas
superior dan inferior. Adapun jenis gerak pada manusia yaitu fleksi, ekstensi,
adduksi, abduksi, rotasi, pronasi, supinasi.

7.2 Saran

Saran apada praktikum Gerak ini agar tidak terlalu cepat dalam menjelaskan
sehingga praktikan memiliki waktu untuk memahami.

DAFTAR PUSTAKA

Lumbantoruan, Hermida. 2013. Perancangan Pembelajaran Pengenalan Rangka


Manusia dengan Metode Computer Based Instruction. Jurnal Pelita Budi
Darma. 4(2).

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia.

Putra, J.A . 2015. Aplikasi Pembelajaran Anatomi Tubuh Manusia Pada Siswa
Sekolah Menengah Atas Berbasis Multimedia. Jurnal Teknik.5(1):71-77.

Roberts, Alice. 2016. The Complete Human Body. United States: DK Publishing.

Romadhon, E. N. 2017. Penerapan Augmented Reality Berbasis Android Sebagai


Media Pembelajaran Sel Penyusun Jaringan Pada Sistem Gerak Dalam Mata
Pelajaran Biologi (Studi Kasus: SMA Negeri 7 Pontianak). Jurnal Sistem dan
Teknologi Informasi (JUSTIN). Vol.1.

Anda mungkin juga menyukai