Laporan Kasus Hernia Inguinalis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis
HERNIA INGUINALIS
Pembimbing :
dr. H. Usman Wahid, Sp.B
Oleh :
Masithoh Nur Baiti
2014730054
RSUD SEKARWANGI
2018
BAB I
LAPORAN KASUS
1.2 Anamnesis
1.2.1 Keluhan Utama
Benjolan di selangkangan sejak 6 bulan yang lalu
1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli bedah RSUD Sekarwangi dengan keluhan benjolan di
selangkangan sebelah kanan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan muncul apabila
pasien berdiri, berjalan atau melakukan aktivitas lainnya, dan menghilang apabila
beristirahat atau tidur.Benjolan dapan masuk dengan sendirinya tanpa perlu
didorong. Pasien mengatakan benjolan semakin lama semakin membesar. Benjolan
tidak terasa nyeri. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri perut. Mual dan muntah
disangkal. Tidak ada demam. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya.
1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.
1.2.5 Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat ataupun ke dokter untuk mengatasi keluhannya.
1.2.6 Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat.
1.6 Penatalaksanaan
1.6.1 Tindakan operatif : Herniotomy
1.6.2 Laporan pembedahan
a. Dilakukan anestesi spinal dan deoderm area operasi
b. Dilakukan insisi +/- 5 cm pada regio inguinalis sinistra, insisi dilakukan
sampai dengan spermaticus
c. Lalu dilakukan pencarian kantong hernia.
d. Ditemukan kontong hernia kosong
e. Kemudian dilakukan hernioraphy
f. Rawat perdarahan
g. Kemudian lapisan insisi ditutup lapis demi lapis
h. Dilakukan penutupan dengan kassa
1.6.3 Diagnosis pasca bedah : Hernia ingunalis sinistra reponibilis (sesuai)
1.6.4 Instruksi pasca bedah :
a. Pasien dipuasakan sampai dengan sadar penuh, BU(+) dan flatus (+)
b. Medikamentosa :
o Cefriaxone injeksi 2x1gr
o Ketorolac injeksi 3x30mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi
oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.1
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan
Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis.
Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya
keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain
adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial
bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah
lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan
kongenital meskipun ada yang didapat. 3
Hernia tipe 5 merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat
kantung peritoneal.
Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding
posterior, meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.
Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.
Tipe 3c adalah hernia femoralis.
Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.
2.3. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi
diyakini ada tiga penyebab, yaitu:2
1.Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
Overweight
Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran
kencing
Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi
Kehamilan
Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan /otot.
3. Tersedianya kantong.
(1) (2)
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus
pubis dan fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode
perbaika laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.₆
8. Preperitoneal space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, limfatik, pembuluh darah dan saraf. Saraf
preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus cutaneous femoral
lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2
dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan
anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan melalui perlekatan sebelah lateral
ligamentum inguinale pada spina iliaca anterior superior.₆
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 atau kadang dari L3. Ia
turun di depan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang genital
masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus
femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari
caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.
Jaringan lemak dan limfatik ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan
lemak sangat bervariasi.
9. Peritoneum
10. Superfisial dan deep inguinal ring. 5
Bagian bagian dari hernia 7
a. Pintu hernia adalah lapisan dinding perut dan panggul. Hernia dinamai
berdasarkan dari pintunya
b. Kantung hernia adalah peritoneum parietalis, bagiannya adalah kolum, korpus dan
basis
c. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4
cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi
kanalis inguinalis adalah:
- Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3
lateralnya muskulus obliqus internus.
- Posterior : Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu dengan
fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk
oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari aponeurosis
muskulus transversus abdominis dan fasia transversal.
- Superior : Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dan aponeurosis.
- Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.
Gambar 2.4. Canalis Inguinalis1
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan
defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di bagian
lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus transversus
abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah
epigastrik inferior di bagian medial. External inguinal ring adalah daerah pembukaan pada
aponeurosis muskulus obliqus eksternus, berbentuk “U” dangan ujung terbuka ke arah
inferior dan medial. 9
D. Isi kanalis inguinalis pria :10
a. Duktus deferens
b. 3 arteri yaitu : 1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus: 1. Cabang genital dari nervus genitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
e. 3 lapisan fasia: 1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus
obliqus internus dan fasia otot.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.
Selubung hernia merupakan lapisan –lapisan yang menyelubungi hernia.
Trigonum Hasselbach
Pembuluh darah arteri epigastrika inferior menjadi batas superolateral dari trigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membran rectus sedangkan batas
inferior dibentuk oleh ligamentum inguinale. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach
disebut sebagai hernia direk, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum ini adalah
hernia indirek.
2.6 PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS
2.7. GEJALA DAN TANDA KLINIK
2.7.1. Gejala
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan
membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan pada saat
pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa pasien
mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis,
perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka
diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk
menguranginya.11
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan
hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi
inkarserasi atau strangulasi.11
2.7.2. Tanda
Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring
dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat
mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya
kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan
pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia
dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis
ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.9
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak
terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia
ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama .
hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.9
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat
pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang
bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.9
Pada palpasi
Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia
inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan
pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan
jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa
pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika
pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada
hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan
kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan
hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada
kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum
dilakukan operasi.9
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia obtutaratoria).
5,6
* Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut 6,7:
Teknik Bassini
Komponen utama dari teknik ini adalah :
- Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis
hingga ke cincin eksternal.
- Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
- Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
- Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
- Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis
lateral.
- Bassini technique
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi semuanya
menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar
dari kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi akibat jahitan tersebut,
selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot yang akan menyebabkan
jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.
b. Kelompok 2 : Open Posterior Repair
Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan
dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi
kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini
dan teknik open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair
sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi
umum.
d. Kelompok 4 : Laparoscopic
Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan
menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum. Teknik ini
ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus
terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik
dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah
prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk
diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
DAFTAR PUSTAKA