Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN

PASIEN DI DALAM AMBULANCE


No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1/2

PT Graha Pusri Medika


Rumah Sakit Pusri

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh,

SPO
Prof. Dr. dr. H. Yuwono, M.Biomed
Direktur

Pengertian Perawatan Pasien selama dirujuk dalam ambulance

Tujuan a. Standarisasi cara merujuk pasien ke rumah sakit lain


b. Memberikan kepuasan kepada pasien
Kebijakan  SK Kebijakan RS Pusri No. SK/GPM/333/VII/2019 (Utk yang
baru bisa diimplementasikan 3 bulan terakhir)

 SK Kebijakan RS Pusri No. SK/GPM/381/XII.2018 (Utk yang


berhubungan dg pelayanan unit)

Dijelaskan poin kebijakan yang berkaitan dengan isi SPO


Prosedur SEBELUM BERANGKAT
 Sebelum transfortasi, pastikan hal-hal berikut :
o Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi. Pastikan ikatan pada alat pengangkut tidak
menyebabkan pasien kesulitan bernafas. Jika pasien tidak
sadar, pastikan pasien mendapatkan pertukaran udara
yang cukup.
o Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulancs
 Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan
sirkulasi dengan meletakkan spinal board pendek atau papan RJP
di bawah matras.
 Longgarkan pakaian yang ketat
 Periksa perban, balut dan bidai
 Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien.
Mereka harus ditempatkan di kabin pengemudi dan memakai
sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengaruhi proses
perawatan pasien.
 Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta
pastikan barang tersebut aman di ambulans. Jika memungkinkan,
beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
 Tenangkan pasien. Ucapkan kata-kata yang menenangkan.
Berikan senyuman.

SELAMA PERJALANAN
 Beritahu EMD bahwa anda meninggalkan lokasi
 Lanjutkan perawatan kedaruratan yang dibutuhkan
 Gabungkan Informasi tambahan pasien
 Monitoring terus vital sign dan catat
 Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan anda
 Kriteria kasus di bawah ini memerlukan pemberitahuan
i. Henti jantung
ii. Henti nafas
iii. Trauma mayor
iv. Susfek CVA/stroke
v. Amputasi
vi. Susfek MI pada pasien lebih dari 40 tahun
vii. Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
viii. Persalinan iminen
ix. Luka bakar berat
x. Kriteria lain sebagaimana diputuskan oleh kru ambulans
 Informasi yang harus diberikan meliputi
i. Identitas pasien
ii. Hasil pemeriksaan
iii. Tindakan yang telah dilakukan
iv. Perkiraan waktu kedatangan (ETA)
 Persiapkan peralatan tambahan
i. Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah
ii. Suction jika terjadi aspirasi
iii. Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung
 Tenangkan emosi anda dan emosi pasien
 Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan
cara mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan
dan cara mengemudinya sesuai kebutuhan pasien
 Jika terjadi henti jantung. RJP harus dilakukan dalam kondisi
ambulans berhenti. Pastikan fasilitas rujukan mengetahui
kejadian ini.

SAMPAI TEMPAT TUJUAN


 Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru
menurunkan pasien, lanjutkan penanganan pasien diatas
ambulans sampai ada petugas yang siap mengambil alih
 Damping petugas yang mengambil alih
o Berikan laporan anda secara lisan
o Serahkan barang pribadi pasien
o Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
 Kembalikan peralatan ambulans ke tempat semula
 Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis.
Sebaiknya cari tempat yang tenang untuk melakukan ini.
Unit Terkait a. Instalasi Gawat Darurat
b. Ambulans

Anda mungkin juga menyukai