Untuk dapat menyenangkan hati pelanggan (pasien), perusahaan (rumah sakit) harus
mengetahui semua sifat, perilaku, sikap, dan karakter dari pelanggan (pasien) dengan
lebih baik daripada para pesaing. Pelanggan (pasien) senang dihargai dan dianggap
penting, hal ini dapat ditunjukkan dengan kesukaan mereka apabila dilayani dengan baik
dan diperhatikan kebutuhannya. Sekali pelanggan (pasien) “jatuh hati” tidak akan mudah
meninggalkan perusahaan (rumah sakit) kita. Perusahaan (rumah sakit) juga harus
mendidik semua orang-orangnya (karyawan) untuk menjadi sahabat terbaik buat para
pelanggan (pasien).
Memperlakukan seseorang seperti orang yang dekat dan cukup dihormati dengan penuh
empati. Ini tidak mungkin terjadi kalau si pelayanan tidak memiliki hati yang luas dengan
pengertian melayani pelanggan adalah mulia, karena membantu mengatasi kesulitan atau
kebutuhan mereka dengan sepenuh hati.
RS RK Charitas ingin memberikan lebih dari yang pasien butuhkan, ketepatan diagnosa,
kecepatan pelayanan, keakuratan dalam penanganan, Sikap petugas yang informatif dan
ramah serta rasa nyaman seperti tinggal di hotel. RS RK Charitas sebagai rumah sakit
swasta yang di dirikan sejak tahun 1926 yang lalu telah memiliki banyak pengalaman
dalam melayanai masyarakat di Sumatera Selatan dan selalu ingin berkembang maju
sesuai dengan perubahan zaman. Rumah Sakit memiliki dokter yang terpilih dan
berpengalaman dalam keahliannya maupun paramedis yang terampil dengan ini RS RK
Charitas berharap dapat menyenangkan pelanggan, sebetulnya apa yang dinginkan
pelanggan (pasien) ?, yaitu umumnya adalah ;
1. Dilayani dengan cepat, tepat, akurat, murah, mudah, dan ramah
2. Diberlakukan dengan sungguh-sungguh, penuh hormat, dan adil
3. Tindak lanjut sesegera mungkin,
4. Didengarkan
2
Banyak orang malas dan ngeri datang ke sebuah rumah sakit, mengapa ?. Karena
bangunan bernuansa putih yang terkesan dingin, aroma karbol dan obat-obatan yang
menyengat, perawat denggan pakaian, penutup kepala dan hidung serba putih, loket
antrian dan kursi tunggu yang tidak nyaman dipadu dengan bunyi sirene mobil
ambulance maka lengkap sudah gambaran suasana “menyeramkan’ sebuah rumah sakit.
Tapi sekarang? Anda akan temukan rumah sakit dengan pelayanan sekelas hotel
berbintang. Disini tidak ada suasana atau ‘bau’ khas rumah sakit yang membuat orang
mabuk, sebab manajemen rumah sakit memang menerapkan konsep “Hospital with hotel
services” dan sangat customer focused. memang rumah sakit ini ingin memberikan
experience bagi pasien dan keluarga, bagaimana mereka merasa dimanusiakan dan
dilayani dengan luar biasa sehingga membawa kesan yang dalam ketika pernah dirawat di
tersebut.
Menyenangkan pelanggan.
Mengapa ide untuk membuat rumah sakit bersuasana hotel muncul? Selain untuk
meningkatkan kenyemanan pasien tentu juga untuk meraih pasar (pasien) dengan
memberikan pelayanan yang lebih dari yang diberikan rumah sakit lain bahkan lebih dari
apa yang diharapkan oleh pasien.
Memberikan pelayanan lebih dari ekspektasi customer atau prosedur standar, adalah arti
yang dimaksudkan dari istilah menyenangkan pelanggan. Memberikan pelayanan lebih
dari yang diharapkan, atau excellent dimana customer merasa surprice dan berdecak
kagum “Wow...!” terhadap pelayanan anda. Secara sederhana jenjang pelayanan dalam
kaitannya dengan kepuasan customer dapat digambarkan sebagai berikut:
1.Poor
2.Standard
3.Satisfy
4.Surprise
Pada tahap Poor, pelayanan yang diberikan sangat mengecawakan pelanggan dan tidak
mungkin kembali kecuali sangat terpaksa. Tahap berikutnya yaitu Standard artinya
pelayanan yang diberikan sesuai standar dan sesuai dengan yang diharapkan pelanggan.
Pada tingkat Satisfy, pelayanan lebih dari sekedar “meet standard” sehingga memuaskan
pelanggan. Tahap terakhir inilah yang sedang kita bahas yaitu Excellent atau Surprise
dimana pelanggan terkejut dan terkesima dengan pelayanan yang diberikan dan sangat
terkesan.
R Ramah jika berbicara dengan pasien, posisi tubuh menghadap yg diajak bicara,
adakan kontak mata.
S Sapa, senyum, sopan, salam, semangat dan usahakan sebut nama orang yg dilayani
R Responsif, proaktif, ”apa yang bisa kami bantu ?; memberi petunjuk, memberikan
alat bantu ; mendorong kursi roda, brankar dan lain lain.
C Care, sifat peduli, melindungi, dan memberi rasa aman kepada pasien.
H Hati-hati dalam bekerja, selalu membaca, memahami serta mematuhi protap, selalu
berupaya agar tidak sampai terjadi Kejadian Tidak Dinginkan/KTD.
R Risk-taking skill: Berani mengambil resiko menghadapi sesuatu yang baru, sesuatu
yang berbeda atau sesuatu yang belum di ketahui, namun tetap berdasarkan
pengalaman dan referensi yang benar. Tidak langsung melempar tanggungjawab
kepada pihak lain.
I Ibadah, kita bekerja di rumah sakit merupakan ibadah sehingga kesadaran ini akan
membuat kita bisa bekerja secara ikhlas bukan hanya demi mencari nafkah atau
jabatan semata.
T Teamwork skills: kami menyadari bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri namun
harus saling membantu, saling menunjang, terbuka dan rasa saling percaya, saling
menghargai kepada teman teman yang bertugas unit lainnya.
A Altruistic ; sikap selalu mendahulukan kepentingan orang lain apa lagi kepentingan
pasien. Berani untuk repot menunda kepentingan kita untuk menolong pasien
walaupun bukan pekerjaan kita.
S Sigap ; tegas dengan aturan, sikap percaya diri namun tetap bersikap tulus dan
sopan, serta pelihara harga diri pasien
5
Spiritualitas
1. Percaya bahwa sakit/penyakit merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa
namun sebagai manusia harus berupaya baik secara promotif, preventif,
curative, dan rehabilitative.
2. Selalu berdoa bagi diri sendiri dan menganjurkan pasien/keluarga untuk
berdoa.
3. Menanamkan kepada diri sendiri bahwa bekerja itu adalah ibadah dan harus
ikhlas.
4. Mengembangkan unit pelayanan rohani pada semua pasien yang
membutuhkan (pastoral care) secara lintas agama sesuai dengan yang di anut
pasien.
Integritas
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit
untuk melakukan ini. maksudnya juga mengkomunikasikan maksud, ide dan
perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit
dengan pihak lain.
Stewardship ( Melayani).
Sikap mendahulukan pelanggan
o Mendahulukan kebutuhan pelanggan
o Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan terpenuhi
o Tinggalkan urusan pribadi untuk menjamin tercapainya kepuasan
(sampai kesediaan untuk mau repot)
Sikap positif
o Memperlihatkan semangat yang tinggi
o Menunjukkan sikap “saya bisa membantu”
o Hadapi segala sesuatu dengan tenang
6
Empaty (empati)
Didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan
merasakan perasaan orang lain. Empati dapat juga diartikan kesanggupan untuk turut
merasakan apa yang dirasakan orang lain dan kesanggupan untuk menempatkan diri
dalam keadaan orang lain. Empati dibutuhkan untuk melahirkan rasa saling
memahami
Indikator empaty
Mengambil inisiatif dalam hal membangun hubungan dengan orang lain.
Memperlihatkan minat kepada orang lain dengan kontak mata, senyum,
memanggil mereka dengan nama, dsb
Mampu mendengarkan orang lain dengan sepenuh hati, tidak hanya
mendengarkan apa yang ia sampaikan namun juga mendengarkan bagaimana
dia menyampaikan.
Mampu menterjemahkan bahasa tubuh lawan bicara sehingga dapat lebih
menggambarkan bagaimana perasaan yang sebenarnya.
Yang perlu diingat, saat ingin berempati dengan orang lain, dengarkan cerita
mereka dengan seksama. Jangan menyela ceritanya kecuali untuk hal yang
benar-benar penting. Jadilah pendengar yang baik
Cu
sto
9
me
rd
10
eli
ght
11
is
mo
12
re
13
ab
out
14
the
ex
15
per
ien
16
ce
an
17
d
18
em
oti
19
on
tha
20
n
it
21
is
ab
22
out
23
the
pr
24
od
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.
scribd.com/doc/14587255/Customer-Delight-
Model&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjrhxc4Qlz7aUr2afQAYPsdDaMnzQ