BAB I
PENDAHULUAN
Sumatra, tiga di Jawa Barat, empat di Jawa Tengah, dan tiga di Jawa
Timur (Shundhaussen, 1986, hlm. 10-15).
Ribuan Pemuda mendaftarkan namanya guna membela Negara.
Para pemuda Indonesia yang masuk Tentara Keamanan Rakyat
mempunyai dasar dan keyakinan politik ingin menyumbangkan apa saja
yang ada padanya untuk menjaga keamanan negaranya. Rakyat pun
gembira dengan adanya kelahiran TKR pada waktu itu. Panitia setempat
tidak dapat menampung beribu-ribu pemuda yang datang untuk
mendaftarkan diri. Bahkan dokter-dokter, insinyur-insinyur, pedagang-
pedagang, pamong praja dan sebagainya meninggalkan pekerjaannya
untuk dapat menggambarkan jiwa raganya bagi membela negara
(Nasution, 1963, hlm. 126-127).
Salah satu yang mendaftar dan menjadi anggota TKR pada waktu
itu adalah Umar Wirahadikusumah. Beliau merupakan mantan tentara
PETA dan turut menjadi anggota TKR dalam masa perang kemerdekaan.
Karir militernya sudah dimulai sejak masa remaja yang kemudian
mendaftarkan diri untuk menjadi anggota dari angkatan perang pertama
bangsa Indonesia yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Umar Wirahadikusumah lahir di Desa Situraja, Kabupaten
Sumedang pada tanggal 10 Oktober 1924. Beliau merupakan orang Suku
Sunda asli yang dilahirkan dari pasangan Raden Lesmana Ratnaningrum
yang terkenal akan kecantikanya di daerah Situraja dan Raden Dadang
Maryun Wirahadikusumah, pria ganteng yang menjabat sebagai Wedana
Cibatu, Kabupaten Garut itu dikenal pula sebagai Raden Rangga
Wirahadikusumah (Janarto, 2006, hlm. 5).
Pada masa kecilnya, Umar mengenyam pendidikan tidak di daerah
kelahiranya yaitu Situraja. Karena pada saat itu tidak ada sekolah yang
memadai untuk Umar kecil. Maka Umar hijrah ke daerah Cicalengka
sehubungan dengan diangkatnya ayahanda yaitu Raden Rangga
Wirahadikusumah sebagai Wedana Cicalengka dan diterima di Bangku
Sekolah dasar atau ELS (Europeesche Lagere School) dan sempat
melanjutkan juga di daerah Tasikmalaya. Setelah menamatkan ELS, Umar
asing bagi beliau. Namun seiring waktu, Umar bekerja sangat keras dan
giat untuk bisa memahami pekerjaanya sebagai Ketua BPK. Sebelum
kesuksesanya itu berhasil mengantarkan Umar ke bursa kursi Calon Wakil
Presiden Republik Indonesia, Umar menjabat sebagai ketua di BPK
selama 10 tahun.
Hingga tahun 1983, bangsa Indonesia baru mempunyai 2 orang
Presiden dan 3 orang Wakil Presiden, Ir. Sukarno dan Jenderal Soeharto
sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta, Sultan Hamengkubuwono,
H. Adam Malik sebagai Wakil Presiden (Sudirjo, 1983, hlm. 141). Jabatan
Umar Wirahadikusumah yang sangat menggemparkan seluruh rakyat
Indonesia adalah pada saat beliau dilantik sebagai Wakil Presiden. Nama
Umar sangat dikenal melalui jabatan tersebut. Setelah Wakil Presiden
sebelumnya, Adam Malik menyatakan bahwa beliau tidak akan
mencalonkan diri lagi. Pada hari terakhir Sidang Umum akan dilantik
seorang Wakil Presiden baru menggantikan H. Adam Malik yang telah
menjalankan tugasnya sebagai Wakil Presiden periode 1978-1983.
Nama Umar Wirahadikusumah yang pada saat itu menjabat
sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan maju sebagai calon Wakil
Presiden dan akhirnya pada tanggal 11 Maret 1983 Jum’at malam,
Jenderal (Purn.) Umar Wirahadikusumah mengucapkan sumpah jabatan
sebagai Wakil Presiden di depan Rapat Paripurna MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat). Yang dihadiri oleh Presiden Soeharto, bekas
Wakil Presiden H. Adam Malik, Pimpinan lengkap MPR-RI dan para
anggota MPR. Selesai pengangkatan sumpah, Jenderal Umar
Wirahadikusumah menerima ketetapan MPR-RI tentang pengangkatannya
sebagai Wakil Presiden (Tap MPR No. VIII/MPR/1983 tanggal 11 Maret)
(Hidayat dkk, 1983, hlm 298).
Setelah lengser dari jabatanya sebagai Wakil Presiden, mengingat
Umar Wirahadikusumah dan sang Istri sudah beranjak senja, Karlinah
Umar Wirahadikusumah membeli sebuah rumah di luar kota untuk
istirahat di daerah Cilember dan beliau sangat merasa nyaman di rumah itu
bersama sang istri. Setelah Pak Harto lengser, mulailah era reformasi
belum terlalu banyak dan tidak semua orang mengetahui latar belakang
kehidupan, karir militer seorang Umar Wirahadikusumah maupun setelah
beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Padahal tidak bisa dipungkiri
bahwa seorang Umar Wirahadikkusumah memiliki andil besar dalam
membangun bangsa Indonesia dengan banyak terlibat dalam beberapa
perjuangan membela negara maupun pada saat memimpin negara sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia. Tidak hanya karena hal-hal tersebut,
ketertarikan terhadap Umar Wirahadikusumah timbul karena beliau
merupakan putra Sumedang yang dapat mengharumkan dan
membanggakan rakyat Sumedang dikarenakan karir militernya yang
sukses dalam mempertahankan kedaulatan negara hingga menjadi orang
satu-satunya dari tanah Sunda yang menjabat sebagai Wakil Presiden RI
ke-4. Kurangnya penjelasan mengenai latar belakang dan karir seorang
Umar Wirahadikusumah membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam mengenai pembahasan tersebut.
Berdasarkan uraian singkat di atas mengenai karir seorang Umar
Wirahadikusumah maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang mendalam mengenai peranan Umar Wirahadikusumah
dalam membangun dan membela negara. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan rumusan masalah mengenai “Peranan Umar
Wirahadikusumah Dalam Membangun Indonesia Tahun 1945-1988”.
Peranan Umar Wirahadikusumah dalam menjaga dan mempertahankan
kedaulatan Republik Indonesia penulis tuangkan dalam sebuah karya
ilmiah berbentuk skripsi ini guna mengetahui dan mengemukakan peranan
besar yang dilakukan oleh Umar Wirahadikusumah dalam perjuangan
membangun Indonesia.
Pemilihan periode dalam kajian ini didasarkan pada alasan yang
terdapat dalam sumber, bahwa tahun 1945 merupakan tahun dimana Umar
Wirahadikusumah memulai karir dalam kancah militer untuk membela
negara Indonesia dan tahun itu pun merupakan awal tahun bangsa
Indonesia memasuki masa yang baru yaitu masa revolusi atau masa perang
kemerdekaan. Umar Wirahadikusumah merupakan salah satu putra bangsa
yang ikut terlibat dan memiliki andil besar dalam perjuangan membangun
Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia dengan
ikut serta dalam angkatan perang nasional bangsa Indonesia. Sedangkan
tahun 1988 dijadikan tahun akhir kajian dimana Umar Wirahadikusumah
berhenti dari jabatan Wakil Presiden RI ke-4 sekaligus tugas negara
terakhir yang dijalankan oleh beliau.