Cetbang - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Cetbang - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Cetbang
Cetbang (Cet-Bang) merupakan
senjata sejenis meriam yang
diproduksi dan digunakan pada masa
kerajaan Majapahit (1293–1527 M)
dan kerajaan-kerajaan di Nusantara
setelahnya. Berbeda dengan meriam Meriam cetbang Majapahit yang tersimpan di The Metropolitan Museum
eropa dan timur tengah pada of Art di New York, Amerika Serikat. Perhatikan lambang Surya
umumnya, cetbang terbuat dari Majapahit.
Cetbang diperkirakan masuk ke Majapahit pada saat invasi tentara Kubilai Khan dari Tiongkok di bawah pimpinan
Ike Mese yang bekerjasama dengan Raden Wijaya saat menggulingkan Kertanagara pada tahun 1293. Pada prasasti
Sekar disebutkan Cetbang diproduksi di Rajekwesi, Bojonegoro, sedangkan mesiu utamanya diproduksi di Swatantra
Biluluk.[1]
Daftar isi
Penggunaan di masa Majapahit
Penggunaan setelah masa Majapahit
Cetbang Majapahit saat ini
Lihat Pula
Sumber
Referensi
Cetbang yang digunakan pada armada maritim Majapahit ukurannya bervariasi antara 1 hingga 3 meter. Cetbang yang
berukuran 3 meter bisasanya ditempatkan di kapal-kapal perang Majapahit yang disebut Jung Majapahit. Panglima
angkatan laut Majapahit yang terkenal menggunakan meriam Cetbang pada armada Majapahit adalah Mpu Nala.
Kesohoran Mpu Nala pada masa Majapahit diketahui melalui Prasasti Sekar, Prasasti Manah I Manuk (Bendosari),
Prasasti Batur, Prasasti Tribhuwana dan Kakawin Negarakeragama yang menyebutnya sebagai Rakryan Tumenggung
(panglima perang).[3]
Dalam Kakawin Negarakertagama, Mpu Nala mendapat gelar "Wiramandalika". Gelar ini disematkan karena jasanya
kepada perluasa wilayah Majapahit. Dalam wirama 72 bait 2-3 menyebutnya sebagai keturunan orang cerdik yang
mampu menghancurkan musuh di Dompo (Nusa Tenggara Barat).
https://id.wikipedia.org/wiki/Cetbang 1/3
2/13/2018 Cetbang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pada masa setelah Majapahit, meriam turunan cetbang di nusantara (terutama di daerah Sumatra dan Malaya)
umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu :
Lela
Meriam Lela berukuran lebih kecil daripada meriam Eropa, namun modelnya menarik. Banyak digunakan di
kesultanan-kesultanan Melayu baik di semenanjung Malaya, Sumatra maupun Kalimantan. Meriam Lela tersebut
digunakan di atas kapal-kapal dagang atau pun kapal perang kerajaan untuk menghalau bajak laut dan juga
dalam perang maritim. Meriam lela juga digunakan dan dibunyikan pada saat upacara, misalnya dalam pengangkatan
seorang raja, menerima tamu penting, melamar calon pengantin, dan menghormati kematian orang terpandang.
Rentaka
Adalah istilah bahasa Melayu untuk jenis lela yang berukuran kecil, berlaras panjang dan terbuat dari besi. Istilah ini
untuk membedakan dengan lela, versi ukuran normalnya. Senjata ini banyak digunakan pada abad ke-16 di Indonesia,
Malaysia, dan Filipina. Rentaka adalah meriam kecil yang berlubang laras halus (smoothbore) dan diisi dari lubang
moncong laras (muzzle loading).
1. Pantai Dundee, Northern Territory, Australia pada 2 Januari 2010. Dari hasil riset oleh Department of Arts &
Museum, Northern Territory Government disimpulkan bahwa meriam kecil (swivel gun) yang ditemukan terbuat
dari perunggu diperkirakan berasal dari abad ke-16, sebelum penemuan benua Australia oleh penjelajah Inggris
James Cook. Setelah dibandingkan dengan meriam kecil lain dari Eropa maupun asia, meriam kecil tersebut
lebih mendekati model meriam kecil dari Asia Tenggara (meriam Ternate, meriam makassar, meriam bali)
dibandingkan dari model eropa. Sehingga terdapat kemungkinan meriam tersebut berasal kapal makassar/bugis
yang terdampar atau mendarat untuk mengambil air bersih di pantai utara Australia.[6]
2. Dusun Bissorang, Kabupaten Kepualauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Terdapat peninggalan meriam
kuno berjenis Cetbang yang diperkirakan berasal dari zaman Majapahit. Meriam ini dalam kondisi yang cukup
baik dan dirawat oleh warga setempat. Warga setempat menyebut cetbang ini ba'dili atau Papporo Bissorang. [7]
https://id.wikipedia.org/wiki/Cetbang 2/3
2/13/2018 Cetbang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lihat Pula
Lantaka, meriam putar yang digunakan secara umum di Malaysia,
Indonesia, dan Filipina pada abad ke-16 dan abad selanjutnya.
Sumber
Referensi
Meriam kuno jenis cetbang yang
1. ^ Dr. J.L.A. Brandes, T.B.G., LII (1910)
ditemukan di Pulau Selayar (Foto:
2. ^ Apoorv shelke, Kalpesh Khatavkar,Nikhil Rane & Paresh Patil.
The Bullet:Contains all basic Information.PediaPress. Sharben Sukatanya - Selayar)
3. ^ "PRASASTI SEKAR" (http://penyuluhbudayabojonegoro.blogspo
t.co.id/2014/10/prasasti-sekar.html).
penyuluhbudayabojonegoro.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2017-01-17.
4. ^ Furnivall, J.S. Netherlands India: A Study of Plural Economy. h.9.Cambridge University Press (2010)."when
Portuguese first came to Malacca they noticed a large colony of Javanese merchants under its own headman; the
Javanese even founded their own cannon, which then, and for long after, were as necessary to merchant ships as
sails."
5. ^ "Cannon | Indonesia (Java) | Majapahit period (1296–1520) | The Met" (http://metmuseum.org/art/collection/sear
ch/37742). The Metropolitan Museum of Art, i.e. The Met Museum. Diakses tanggal 2017-01-17.
6. ^ Clark,Paul. Dundee Beach Swivel Gun : Provenance Report. Department of Arts & Museum NTG, 2015.
7. ^ "Ditemukan, Meriam Kuno Peninggalan Majapahit di Selayar" (http://www.kabarkami.com/ditemukan-meriam-ku
no-peninggalan-majapahit-di-selayar.html). www.kabarkami.com. Diakses tanggal 2017-01-17.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Cetbang 3/3