Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lentera Bagas Kurniawan

Nim : 13040217130035
Kelas : B

Judul Komunitas Masyarakat Tradisi Masyarakat Rawa


Pesisir di Tambak Lorok, Pening Kelurahan Bejalen
Semarang Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang

Penulis Achmad Fama Olvi Kristianawati

No. Jurnal Volume 11, No2 Desember Vol 12, No 2 Desember


2016 2017

1. Unsur Organisasi Soekanto (1981) dan Kearifan lokal digunakan


Sosial Setyorini (2013) sebagai pengatur hubungan
mengungkapkan bahwa sosial maupun hubungan
masyarakat pesisir manusia dengan alamnya.
umumnya merupakan Kearifan lokal juga
kelompok yang berfungsi untuk menjaga
sangat sulit untuk kelestarian dan
diorganisasikan. Hal ini kesinambungan aset yang
menyebabkan komunitas dimiliki masyarakat
masyarakat sehingga masyarakat mampu
pesisir selalu bergerak memenuhi kebutuhannya.
dalam kesatuan kesatuan
informal tanpa memiliki alur
yang khas.
Walaupun demikian nelayan
nelayan Tambak Lorok
disatukan oleh TPI. Karena,
TPI berperan meningkatkan
kesejahteraan dengan
sebagai penadah ikan ikan
hasil tangkapan nelayan.
Walaupun terkadang
masalah muncul akibat
permainan harga yang
dilakukan oleh TPI.
2. Unsur Sistem Agama Dalam artikel tersebut Masyarakat Bejalen,
& Kepercayaan dijelaskan bahwa kegiatan Ambarawa memiliki berbagi
keagamaan menonjol tetapi upacara keagamaan seperti
hanya sebatas pengikat diadakannya pengajian,
antara umat beragama. Di peringatan Isra Miraj, dan
artikel tersebut juga maulid Nabi. Namun ,
dijelaskan walaupun mereka tidak memiliki
kegiatan keagamaan kepercayaan Sedekah Laut
menonjol namun minuman seperti nelayan pada
keras dan perkelahian umumnya
seringkali terjadi.
3. Unsur Sistem Sebagian besar masyarakat Masyarakat Bejalen
Ekonomi & Mata Tambak Lorok bermata sebagian besar bermata
Pencaharian pencaharian sebagai pencaharian sebagai nelayan
nelayan. Dalam upaya yang dilakukan oleh kaum
meningkatkan kesejahteraan laki laki. Sedangkan dalam
ekonominya nelayan dibantu pengelolaan ekonomi
oleh TPI dalam pemasaran dibantu oleh peranan wanita.
hasil tangkapannya. Istri nelayan bertugas untuk
mensetabilkan ekonomi
dengan cara mengatur
pengeluaran rumah tangga
sehari hari.
4. Bahasa Sebagian besar masyarakat Sebagian besar masyarakat
Tambak Lorok pada Bejalen menguasai bahasa
umumnya menggunakan daerah yaitu bahasa Jawa
bahasa Jawa ngoko dalam dan bahasa indonesia. Tapi
kegiatan kesehariannya. dalam kegiatan
kesehariannya masyarakat
lebih menggunakan bahasa
Jawa
5. Kesenian - -
6. Sistem Teknologi & Masyarakat Tambak Lorok -
Peralatan masih menggunakan
peralatan menangkap ikan
Garuk Kerang dan Arad
yang tergolong sederhana.
Walaupun demikian
masyarakat Tambak lorok
mengetahui tehnologi
pengasapan ikan, pembuatan
terasi, dan pengolahan
produk perikanan lainnya.
7. Sistem Ilmu - Masyarakat Bejalen
Pengetahuan menggunakan kearifan lokal
sebagai pengambilan
keputusan atau sebagai
pedoman masyarakat
bertingkah laku.
Deskripsi 1:
Komunitas masyarakat pesisir Tambak Lorok Semarang sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan. Tetapi, peralatan dan tehnologi yang mereka gunakan masih tergolong
sederhana. Bahkan pengetahuan masyarakat Tambak Lorok terhadap peralatan yang
digunakan masih kurang, peralatan Garuk Kerang dan Arad yang mereka gunakan ternyata
telah dilarang oleh pemerintah tetapi masih mereka gunakan dengan alasan pemenuhan
kebutuhan. Walaupun pengetahuan dan teknologi yang digunakan masih tradisional tetapi
masyarakat Tambak Lorok sudah mengenal pengolahan ikan. Pengolahan ikan yang
dilakukan berupa pengasapan ikan, pembuatan terasi, dan pengolahan lainnya. Masyarakat
Tambak Lorok dalam upaya meningkatkan kesejahteraanya dibantu oleh TPI yang berfungsi
sebagai penadah ikan ikan hasil tangkapan nelayan. Walaupun terkadang masalah malah
timbul dari TPI yang tak jarang mempermainkan harga ikan.
Deskripsi 2:
Masyarakat Rawa Pening kelurahan Bejalen kecamatan Ambarawa kabupaten
Semarang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang dalam praktiknya dilakukan oleh
kaum laki laki. Sedangkan istri nelayan lebih dominan bertugas sebagai pengatur pengeluaran
kebutuhan rumah tangga. Masyarakat Rawa Pening menjunjung tinggi nilai nilai tradisi
sebagai sesuatu yang penting. Dalam pengambilan keputusan dan pedoman bertingkah laku
mereka menggunakan nilai nilai kearifan lokal yang dipercaya mereka. Masyarakat juga
menjunjung tinggi nilai nilai keagamaan seperti diselenggarakannya pengajian, Isra Miraj,
dan Maulid Nabi.
Kesimpulan:
1. Masyarakat Tambak Lorok lebih mengutamakan tehnologi dan cenderung
mengesampingkan tradisi dalam pengambilan keputusan, sedangkan masyarakat
bejalen lebih mengutamakan tradisi dalam pedoman bertingkah laku.
2. Dalam sistem ekonomi masyarakat Tambak Lorok dinilai lebih maju dari pada
masyarakat Bejalen karena masyarakat Tambak Lorok mampu mengelola hasil.
Daftar Pustaka

Fama, Achmad. 2016. Komunitas Masyarakat Pesisir Tambak Lorok Semarang. Semarang :
Jurnal Sabda Volume 11, No 2: 2016 (diakses pada tanggal 21 Mei 2018 pukul 21.10)
Kristianawati, Olvi. 2017. Tradisi Rawa Pening Kelurahan Bejalen Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semerang. Semarang: Jurnal Sabda Volume 12, No 2: 2017 (diakses pada tanggal
21 Mei 2018 pukul 21.10)

Anda mungkin juga menyukai