Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang,
mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari
konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan anak sampai dengan
keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta
murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila
mengalami gangguan kesehatan cukup mahal.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang
bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu,
manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga, memelihara
dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman
dan kemauan terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup
merupakan wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak
berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong
dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

1
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup
yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada
seluruh anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang
kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika
keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga,
maka otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas
lagi, yaitu masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah
perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan
lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta
diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga
Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga


Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan
kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).

Pengertian (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah Tangga :


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun
pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan
kesehatan (Depkes RI, 2007).

2.2 Tujuan PHBS di Rumah Tangga


a. Tujuan Umum :
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh
Indonesia.
b. Tujuan Khusus :

3
 Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
 Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

2.3 Manfaat PHBS di Rumah Tangga


a. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
 Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha
untuk peningkatan pendapatan keluarga.
b. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

2.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
a. Pasangan Usia Subur
b. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
c. Anak dan Remaja
d. Usia Lanjut
e. Pengasuh Anak

4
2.5 Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehata lainnya.
Apa tanda – tanda persalinan :
 Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat.
 Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas
 Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
 Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir
 Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
 Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
 Tetap tenang dan tidak bingung
 Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
Tanda bahaya persalinan :
 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
 Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan
 Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir

5
 Tidak kuat mengejan
 Mengalami kejang-kejang
 Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
 Air ketuban keruh dan berbau
 Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
 Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

2. Bayi diberi ASI eksklusi


Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit
a. Apa saja keunggulan ASI :
 Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
 Mengandung zat kekebalan.
 Melindungi bayi dari alergi.
 Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar.
 Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan di mana saja.
 Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan
pernapasan bayi.
b. Kapan dan bagaimana ASI diberikan :
 Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.

6
 Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30
menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar
dan menghentikan pendarahan.
 Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu
berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui
tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara
bergantian.
 Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi
berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang :

sesuai dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap


dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. :

c. Bagiamana cara menyusui yang benar :


 Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua
tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai
bersih.
 Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah
direndam terlebih dahulu dengan air hangat.
 Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan
santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
 Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada
bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
 Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke
sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
 Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat.

7
 Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara
yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus
pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai
bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
d. Apa manfaat memberikan ASI?
1. Bagi Ibu:
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
 Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
 Menunda kehamilan berikutnya.
 Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
 Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap
saat bayi membutuhkan
2. Bagi bayi :
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
 Bayi tidak sering sakit
3. Bagi Keluarga :
 Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian
susu formula dan perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu
formula, misalnya merebus air dan pencucian peralatan.
e. Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:
 Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran
dan buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
 Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
 Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan
menjaga ketenangan pikiran,
 Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan
secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.

8
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada
pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1
bulan sampai 5 tahun di Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap
bulan di Posyandu :
 Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
 Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
 Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
 Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun :
 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Manfaat mencuci tangan :
 Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
 Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA),
flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih

9
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Syarat jamban sehat :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah disekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban sehat :
 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
 Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
 Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
7. Rumah bebas jentik\

10
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang
perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
 PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah
setiap hari sangat penting, karena:
 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan

11
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan
jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
10. Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap
akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang
paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
 Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah.
 Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
 CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat
di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri memiliki
manfaat baik bagi rumah tangga itu sendiri maupun masyarakat. Sasaran dari
kegiatan PHBS rumah tangga ini adalah : Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan
Ibu Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh)
PHBS di Rumah Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya
Hidup Sehat.
Tujuh indikator PHBS :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
Tiga indikator gaya hidup sehat :
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

13
3.2 Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan
kelemahan. Baik isi makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh
penulis. Oleh karena itu, penulisan mengharapkan tanggapan dan koreksi yang
membangun dari pembaca sehingga ke depannya makalah yang di buat akan lebih
baik pada masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat


Promosi Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI Tahun 2004
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Daerah, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005
Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat
Penyuluhan.
Kesehatan Masyarakat Tahun 2000/2001 DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah
Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta:
Depkes RI .
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University
Pres
Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan:
Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 15 Maret
2012)
Mahyuliansyah. 2010. Penerapan PHBS di Sekolah. 22 Mei 2010.
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/05/penerapan-phbs-di-
sekolah.html/09/06/phbsperilaku-hidup-bersih-dan
sehathttps://chandrarandy.wordpress.com/2012.
Promkes Dinkes Kepulauan Riau. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 10
Oktober 2010. Kepulauan Riau: Dinas Kesehatan.
http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-
kesehatan/30-phbs (Diakses 15 Maret 2012)
Anonim. 2010. Sepuluh Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga. 25 Juli 2010. www.akangoleh.wordpress.com.

15
http://hariini.org/2010/07/25/10-indikator-phbs-perilaku-hidup-bersih-
sehat-di-r umah-tangga.

16

Anda mungkin juga menyukai