Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN KONSTRUKSI PERLINDUNGAN LERENG DENGAN KOMBINASI RIP-RAP DAN

WOODEN PILE DI TEPI SUNGAI 1


KAPUAS, KALIMANTAN BARAT
KIKI KRISDINA
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kestabilan lereng dinyatakan dalam besaran faktor keamanan (factor of


safety), yaitu rasio antara tahanan geser maksimum yang dikerahkan oleh tanah
dengan tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah di sepanjang bidang
gelincir. Permasalahan umum yang sering dihadapi pada stabilitas lereng adalah
kecilnya kestabilan dan daya dukung tanah, sehingga kekuatan geser suatu tanah
tidak mampu memikul suatu kondisi beban kerja yang berlebihan. Hal tersebut
sering terjadi pada tanah kohesif karena tanah kohesif cenderung memiliki daya
dukung dan kestabilan yang rendah.
Kondisi lereng dengan tanah kohesif dijumpai pada lokasi pembangunan
PLTU 2x50 MW di Parit Baru. Lokasi administratif PLTU tersebut adalah di
Parit Baru, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat yang
dapat dilihat pada Gambar 1.1. Lokasi pembangunan PLTU tersebut dikelilingi
oleh Sungai Parit Baru, Sungai Jungkat dan Sungai Kapuas, seperti terlihat pada
Gambar 1.2.

Gambar 1.1. Letak geografis PLTU Parit Baru


PERANCANGAN KONSTRUKSI PERLINDUNGAN LERENG DENGAN KOMBINASI RIP-RAP DAN
WOODEN PILE DI TEPI SUNGAI 2
KAPUAS, KALIMANTAN BARAT
KIKI KRISDINA
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gambar 1.2. Lokasi PLTU Parit Baru

Kondisi topografi tanah yang sangat landai di lokasi PLTU dan terletak di
tepi muara sungai besar yaitu Sungai Kapuas, mengakibatkan lokasi tersebut
tergenang air pada saat air pasang. Elevasi muka air tertinggi pada saat pasang
dapat mencapai ketinggian 1,83 m. Oleh sebab itu, dalam perancangan
pembangunan PLTU Parit Baru elevasi tanah dasar dinaikkan menjadi 3 meter di
atas permukaan air sungai rata-rata. Penimbunan yang dilakukan akan
mempengaruhi kestabilan lereng di sekeliling lokasi pembanguan PLTU, maka
diperlukan konstruksi pengaman lereng agar kestabilan lereng dan elevasi tanah
yang direncanakan dapat tercapai.
Terdapat tiga sungai yang mempengaruhi kestabilan lereng di lokasi
pembangunan PLTU Parit Baru, akan tetapi dalam tugas akhir ini perancangan
pengaman lereng hanya dilakukan pada lereng di tepi Sungai Kapuas. Hal tersebut
disebabkan karena sungai tersebut memiliki debit aliran air lebih besar dan
memiliki potensi erosi lebih besar pula. Sungai Kapuas yang mengelilingi area
PLTU Parit Baru memiliki panjang kurang lebih 0,6 km. Kondisi tanah dasar
lokasi tersebut merupakan tanah kohesif, sehingga perlu dilakukan pemilihan tipe
konstruksi yang sesuai.
PERANCANGAN KONSTRUKSI PERLINDUNGAN LERENG DENGAN KOMBINASI RIP-RAP DAN
WOODEN PILE DI TEPI SUNGAI 3
KAPUAS, KALIMANTAN BARAT
KIKI KRISDINA
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan perancangan konstruksi


perlindungan lereng yang sesuai pada tepi Sungai Kapuas, maka diperlukan
informasi mengenai kondisi tanah di lokasi studi. Untuk mengetahui kondisi tanah
perlu dilakukan soil investigation dan analisis-analisis geoteknik. Soil
investigation yang dilakukan dapat berupa uji sondir, uji SPT (Soil Penetration
Test), bor tangan, bor mesin serta uji laboratorium. Data-data tersebut digunakan
sebagai pertimbangan pemilihan konstruksi dan perancangan konstruksi secara
manual. Kemudian hasil perancangan secara manual disimulasikan dengan
menggunakan software Slope/W – Geo-Slope dan Plaxis. Output Slope/W dan
Plaxis menjadi pertimbangan dalam memastikan stabilitas konstruksi di lapangan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah:


1. Melakukan analisis data sekunder lokasi PLTU 2x50 MW Parit Baru
sehingga diperoleh struktur pelapisan tanah dan parameter fisik tanah di
lokasi tersebut.
2. Melakukan perancangan konstruksi pengaman lereng di tepi Sungai
Kapuas yang meliputi stabilitas terhadap gaya-gaya eksternal dan internal.
3. Membuat pemodelan hasil perancangan dan melakukan analisis stabilitas
lereng dengan menggunakan program Slope/W dan Plaxis versi 8.6.

1.3. Batasan Masalah

Tujuan dari pembatasan masalah dalam tugas akhir ini adalah untuk
memperjelas arah permasalahan sehingga mudah dipahami. Batasan masalah yang
dimaksud dalam tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:
1. Data sekunder yang digunakan untuk perancangan didasarkan kepada hasil
soil investigation report area pembanguanan PLTU Parit Baru, Jungkat,
Pontianak, Kalimantan Barat, tepatnya di sepanjang Sungai Kapuas.
PERANCANGAN KONSTRUKSI PERLINDUNGAN LERENG DENGAN KOMBINASI RIP-RAP DAN
WOODEN PILE DI TEPI SUNGAI 4
KAPUAS, KALIMANTAN BARAT
KIKI KRISDINA
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Lokasi perancangan konstruksi pengaman lereng adalah sepanjang tepi


Sungai Kapuas yang mengelilingi PLTU Parit Baru.
3. Dalam perancangan konstruksi pengaman lereng di tepi Sungai Kapuas,
beban yang digunakan dan dipertimbangkan adalah beban tetap dan beban
sementara (gempa).
4. Analisis hasil perancangan meliputi stabilitas lereng, kuat dukung tanah,
dan penurunan struktur. Akan tetapi, dalam tugas akhir ini tidak
menganalisis stabilitas tanah dan konsolidasi akibat material timbunan di
belakang konstruksi pengaman lereng.
5. Analisis hasil perancangan konstruksi pengaman lereng menggunakan
program komputer di bidang geoteknik, yaitu Slope/W – Geo-Slope dan
Plaxis v.8.6.

1.4. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini, antara lain:


1. Perancangan konstruksi pengaman lereng Sungai Kapuas yang dihasilkan
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
implementasi di lapangan.
2. Memberikan kontribusi referensi dalam bidang geoteknik.
3. Mengetahui kemampuan program Slope/W dan Plaxis v.8.6 dalam
menyelesaikan analisis permasalahan geoteknik, dalam hal ini kestabilan
lereng.

Anda mungkin juga menyukai