Anda di halaman 1dari 31

i

ASUHAN KEBIDANAN BAYI ( TUMBUH KEMBANG )


PADA By. H USIA 10 BULAN DI DESA CILAYUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Bayi ( Tumbuh Kembang ) pada By.H usia 10 bulan
di Desa Cilayung ” dengan tepat waktu.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Internship I dan bertujuan


untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan kebidanan pada bayi.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat, menambah


wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua terutama
bagi saya.

Bandung, Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN ..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Tujuan ........................................................................................................ 1
1.2.1. Tujuan Umum................................................................................... 1
2.2.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Tumbuh Kembang .................................................................. 3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ....................................... 4
2.3 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................................... 6
2.4 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Yang Normal ..................................... 6
2.5 Indikator Pemantauan Pertumbuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. ... 7
2.6 Indikator Pemantauan Perkembangan Neonatus. Bayi dan Balita ........... 8
2.7 Pengukuran Tumbuh Kembang ................................................................ 8
2.8 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Bayi................................. 11
2.9 Pengaturan makan untuk bayi................................................................. 13
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 16
3.1 Pengkajian pertama ............................................................................... 16
3.2 Pengkajian kedua .................................................................................... 19
3.3 Pengkajian ketiga ................................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 25
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
5.2 Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan . Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan
besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur;
sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.
Tahapan perkembangan yang harus dilalui dan diselesaikan oleh seorang
anak, meliputi tahapan perkembangan masa pra lahir (prenatal) dan masa
postnatal yang terdiri dari masa neonates, masa bayi, masa anak usia 1-2 tahun,
masa anak pra sekolah, masa anak sekolah, dan masa remaja. Perkembangan dan
pertumbuhan pada masa bayi dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu umur 1-4
bulan, umur 4-8 bulan dan umur 8-12 bulan.
Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak meliputi kebutuhan bio-
psikososial yang terdiri dari kebutuhan biomedis (asuh) dan kebutuhan psikososial
(asih dan asah). Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah. Jika ditemukan penyimpangan atau
masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan.

1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan balita(
Tumbuh Kembang ) secara komprehensif pada By.H.
2.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data dasar pada By.H
2. Menginterpretasi data dasar pada By.H

1
2

3. Menentukan masalah potensial pada By.H


4. Menentukan tindakan segera pada By.H
5. Merencanakan asuhan yang akan dilakukan pada By.H
6. Melaksanakan asuhan yang akan diberikan pada By.H
7. Mengevaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Tumbuh Kembang


Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik
dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan
dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan
ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel
tubuh. Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur
pertumbuhan otaknya juga bertambah. Akibat adanya pertumbuhan otak anak
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan
berfikir. Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan
terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut
dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat. Dewi mendefinisikan
pertumbuhan sebagai pertambahan ukuran-ukuran tubuh yag meliputi berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada atau bertambahnya jumlah
dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan

3
4

anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa


dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa,
sosial, emosi dan pekembangan moral.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
sistem organ tubuh.
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari
kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi,
bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral.
Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel
tubuh, jaringan, organ, sistem organ sehingga masing-masing dapat berfungsi
dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain,
berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai
suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring dan saling
terkait, berkesinambungan dengan ritme laju tumbuh kembang yang tak
selalu tetap. Pada saat dalam kandungan proses tumbuh kembang berlangsung
pesat sekali demikian pula pada tahun-tahun pertama kehidupan setelah
kelahiran, kemudian menurun dan meningkat kembali pada usia 12- 14 tahun
menuju tahap dewasa.
Faktor post natal yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah
faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Contoh dari komponen biologis adalah
kesehatan tubuh/organ,keadaan gizi, kekebalan penyakit. Yang termasuk
komponen fisik misalnya perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas
kesehatan dan pendidikan. Komponen psiko-sosial misalnya kesehatan
jiwa,stimulasi mental,pengaruh keluarga dan sekolah, nilai budaya dll.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Wirsiki menyatakan bahwa proses tumbuh kembang dipengaruhi oleh 2
faktor.
5

1. Mikro kosmos (keadaan anak itu sendiri)


Termasuk disini adalah sifat dasar konstitusi anak sejak lahir dan keadaan
biologis anak.
2. Makro kosmos (keadaan lingkungan anak)
Termasuk disini adalah sikap orang tua, teman bermain dan guru serta
masyarakat.
3. Kesehatan Anak
Kesehatan anakmerupakan suatau hal yang penting karena akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Golongan bayi dan anak justru merupakan golongan yang sangat rentan
terhadap penyakit infeksi dan gizi kurang.(8)
Pemberian imunisasi aktif pada bayi adalah penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi misalnya tbc, difteri, pertusis, tetenus, polio, campak, hepatitis
b dll. Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi maternal dan asi
yang akan menolong bayi untuk mencegah dan menghadapi infeksi
selama bulan-bulan pertama kehidupan. Karena daya imunitas itu akan
menurun dan kontak dengan lingkungan akan makin meningkat, kejadian
penyakit infeksi akan bertambah secara cepat dan menetap pada tingkat
yang tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan.(9)
Bayi yang mendapat asi eksklusif mempunyai resiko yang jauh lebih
rendah terhadap penyakit diare jika dibandingkan dengan bayi yang
mendapat susu formula atau menerima makanan lain selain susu, karena
bayi yang mendapat asi akan menerima zat protektif disamping proses
penyediaan susu formula atau makanan tambahan tersebut sering kurang
higienis. Bayi atau anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan
baik,berbeda dengan anak yang sering terkena infeksi, biasanya
pertumbuhannya akan terganggu.(10)
4. Pola Konsumsi Bayi 0-4 Bulan
Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini
6

bayi sepenuhnya tegantung pada perawatan dan pemberian makan oleh


ibunya. Asi tanpa makanan lain dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai
usia 4 bulan dan sesudahnya hanya berfungsi sebagai sumber protein,
vitamin, mineral utama bagi bayi. Untuk memenuhi kebutuhan gizi
tersebut maka mulai usia 4 sampai 24 bulan disamping asi juga diberikan
makanan pendamping asi.
Dahulu pemberian makanan tambahan diberikan sedini mungkin tetapi
setelah ada laporan tentang bahaya yang ditimbulkannya maka
dianjurkan agar makanan tambahan diberikan secara bertahap mulai usia
5 bulan.

2.3 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan


Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang terjadi
selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak, meliputi
percepatan maupun perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ
dengan organ yang lain. Terdapat beberapa pola pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain:
1. Cephalocaudal/head to tail direction : meliputi perubahan ukuran,
berkembangnya kemampuan, diawali dari menggerakan atau
menggelengkan kepala hingga menggerakan ekstremitas.
2. Proximodistal/near to far direction : dimulai dari menggerakan anggota
gerak paling dekat dengan sumbu tubuh hingga menggerakan anggota
gerak yang lebih jauh atau lebih tepi.
3. Mass to specific/mass to complex : dimulai dari menggerakan daerah yang
lebih umum hingga menggerakan daerah yang lebih kompleks.

2.4 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Yang Normal


Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu(11) :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
7

2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa


perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-
organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi
kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai.
8. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan
dewasa.
9. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
10. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-
masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana
pertumbuhan berlangsung lambat.

2.5 Indikator Pemantauan Pertumbuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.


Secara garis besar, tumbuh kembang dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu tumbuh kembang fisik, intelektual, dan emosional. Selain itu,
kualitas tumbuh kembang anak ini ditentukan oleh faktor potensi genetic
heredo konstitusional dan peran lingkungan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak juga ditempuh melalui
pemeriksaan fisik rutin. Beberapa hal yang diperiksa pada anak, yakni tinggi
badan,berat badan dan ukuran kepala. Tinggi badan dan berat badan berguna
untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan. Bentuk, ukuran dan simetri kepala
juga harus diperhatikan. Lingkar kepala yang lebih kecil (mikrosefali)
berhubungan erat dengan gangguan perkembangan kognitif. Bentuk kepala
8

yang aneh sering berkaitan dengan sindrom dengan gangguan tumbuh


kembang.
Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah perawakan pendek
(short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai
variasi normal dan patologis, malnutrisi dan obesitas, apabila menjumpai
kelainan pertumbuhan tersebut diperlukan suatu kiat dalam pengukuran
antropometri sebagai salah satu cara penilaiannya.

2.6 Indikator Pemantauan Perkembangan Neonatus. Bayi dan Balita


Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik
(nature) atau dianggap sebagai produk lingkungan (nurture) saja. Model
biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengetahui pentingnya pengaruh
kekuatan intrinsik dan genetik (biologik), kebiasaan makan (psikologik) dan
terpenuhinya makana bergizi (sosial) pada anak.
Skrining perkembangan adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana
dan murah bagi anak-anak yang tanpa gejala namun mempunyai resiko tinggi
atau di curigai mempunyai masalah. Bayi atau anak dengan resiko tinggi
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin harus dilakukan skrining
secara periodik. Bayi atau anak dengan resiko rendah dimulai dengan
pertanyaan pra-skrining yang diisi atau dijawab oleh orang tua. Apabila ada
kecurigaan dalam tumbuh kembang yang dijawab oleh orang tua balita, baru
dilanjutkan dengan skrining.

2.7 Pengukuran Tumbuh Kembang


1. Pengukuran Pertumbuhan cara Antropometri
Pengukuran antropometri ada dua tipe, yaitu pertumbuhan dan ukuran
komposisi tubuhyang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa
tubuh yang bebas lemak.
Antropometri selama ini dikenal sebagai indikator sederhana dalam
penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Dalam penilaian
untuk menentukan status gizi balita, antropometri disajikan dalam bentuk
9

indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Indeks yang digunakan


adalah indeks berat badan menurut tinggi badan.
Adapun langkah-langkah manajemen tumbuh kembang anak yaitu:
a. Pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan tebal kulit.
b. Pengukuran kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS).
c. Penilaian analisis status gizi dan pertumbuhan anak.
d. Penialaian perkembangan anak dan maturasi.
e. Intervensi (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif).
2. Denver Development Screening Test II (DDST II)
DDST dipublikasikan pertama kali tahun 1967 untuk membantu tenaga
kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak
dibawah 6 tahun. Denver II dapat digunakan untuk menilai tingkat
perkembangan anak sesuai dengan umur-umurnya, anak-anak yang sehat
berumur 0-6 tahun, anak-anak tanpa gejala kemungkinan ada kelainan
perkembangan. Denver II juga dapat digunakan untuk memastikan anak
dengan persangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan monitor
anak-anak dalam resiko terhadap perkembangan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan penyimpangan atau
masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Ada empat skor item tes, di tulis pada kotak/batang tes dekat tanda 50%.
a. Skor Pass (P) atau Lewat/Lulus, apabila anak dapat melakukan uji
coba dengan baik, atau ibu atau pengash memberi laporan te[at atau
dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
10

b. Skor Fail (F) atau Gagal (G), apabila anak tidak dapat melakukan uji
coba dengan baik, atau ibu/pengasuh memberikan lapran bahwa anak
tidak dapat melakukan tugas dengan baik.
c. Skor No opportunity (No) atau tidak ada kesempatan (TaK), apabila
anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan, misalnya kasus Retardasi Mental atau Down
Syndrome. Skor ini hanya di gunakan untuk item yang ada kode “L”
yaitu laporan orang tua atau pengasuh anak.
d. Skor Refusal (R) atau menolak (M), apabila anak menolak untuk
melakukan uji coba karena faktoe sesaat (lelah, menangis, sakit,
mengantuk, dan lain-lain). Penolakan anak dapat dikurangi dengan
mengatakan kepada anak, tugas yang harus dilakukannya. Item yang
ada kode “L”nya, tidak diskor sebagai penolakan.
3. Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) merupakan tes
pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau menyimpang. Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas
kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD yang terlatih, adapun cara
mengisi kuesionernya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan formulir KPSP menurut umur anak, formulir ini berisi 9-
10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak.
2. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak
b. Perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP.
3. Pastikan orang tua atau pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
4. Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban yaitu “ya” atau “tidak”,
dan setelah selesai periksa kembali apakah semua pertanyaan
11

sudah terisi.
5. Kemudian untuk hasil interpretasinya adalah hitung berapa jumlah
“ya” dan berapa jumlah “tidak”. Apabila jumlah “ya” lebih dari 8
maka perkembangan anak dikatakan “normal”, dan bila jumlah
“tidak” lebih dari 2 maka dapat dikatakan anak tersebut mengalami
penyimpangan.

2.8 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Bayi


Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dikelompokkan menjadi
tiga tahap, yaitu umur 1-4 bulan, umur 4-8 bulan dan umur 8-12 bulan.
Usia 1-4 bulan
Pada usia 1-4 bulan, pertumbuhan berat badan akan mencapai 700-1000
gram apabila didukung dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik.
Pertumbuhan tinggi badan agar stabil pada usia dini.
Perkembangan motorik kasar usia 1-4 bulan ditandai dengan mengangkat
kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, duduk dengan
kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri,
control kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang,
berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan
berusaha untuk merangkak. Perkembangan motorik harus ditandai dengan upaya
memegang suatu objek, mengikuti objek dari satu sisi ke sisi lain, mencoba
memasukkan benda ke mulut, dapat memegang benda tetapi terlepas,
memperhatikan tangan dan kaki memegang benda dengan dua tangan, menhan
benda di tangan meskipun hanya sebentar.
Perkembangan bahasa usia 1-4 tahun ditandai dengan kemampuan
bersuara dan tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu
mengucapkan kata “ooh,ahh” tertawa, berteriak, mengoceh sebentar atau bereaksi
dengan mengoceh. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan mulai
mengamati tangan, tersenyum spontan dan membalas senyum, mengenal ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah
manusia, waktu tidur berkurang, membentuk siklus tidur bangun, menangis
12

menjadi sesuatu yang berbeda, membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak
dikenal, senang wajah-wajah yang dikenal, diam terhadap orang-orang asing.
Usia 4-8 bulan
Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali berat badan lahir.
Rata-rata kenaikan berat badannya adalah 500-600 gram/bulan apabila
mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Tinggi badan tidak
mengalami percepatan pertumbuhan dan naik stabil berdasarkan pertambahan
umur.
Perkembangan motorik kasar pada usia 4-8 bulan adalah terjadi perubahan
dalam aktivitas, seperti telungkup pada alas, mulai mmengangkat kepala dengan
gerakan menekan pada kedua tangannya. Pada bulan keempat mampu
memalingkan kepala ke kanan kiri, mampu duduk dengan kepala tegak, mampu
menahan dua benda di dua tangan sebagai satu kesatuan, memindahkan objek dari
satu tangan ke tangan yang lain.
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan menirukan bunyi atau
kata-kata, menoleh kea rah suara atau simber bunyi, tertawa, menjerit,
penggunaan vokalisasi semakin banyak, menggunakan kata dengan dua suku kata,
membuat dua bunyi vocal bersamaan, seperti “ba-ba”. Perkembangan adaptasi
sosial ditandai dengan merasa terpaksa jika ada orang lain, bermain dengan
mainan, takut kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-mukul lengan
dan kaki bila sedang kesal.
Usia 8-12 bulan
Pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan lahir pada usia
satu tahun. Pertambahan berat badan sekitar 350-450 gram perbulan pada usia 7-9
bulan dan 250-350 gram perbulan pada usia 10-12 bulan, bila mendapatkan
pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan kurang lebih 1,5
kali tinggi badan lahir. Pada usia satu tahun, penambahan tinggi bdan masih stabil
dan diperkirakan mencapai 75 cm.
Pertumbuhan bayi pada satu tahun pertama secara umum adalah terjadi
peningkatan beberapa organ fisik/biologis, yakni penambhana panjang badan 25-
30 cm, peningkatan jaringan subkutan, penutupan fontanel anterior usia 9-18
13

bulan, lingkar kepala dan lingkar dada sama besar, berat otak 25% dari berat otak
orang dewasa, pertumbuhan gigi susu usia 5-9 bulan.
Perkembangan motorik kasar usia ini, diawali dengan duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri dua detik dan
berdiri sendiri. Perkembangna pada motorik haslus ditandai dengan mencari dan
meraih benda kecil, mampu memindahkan kubus yang diberikan, mengambil dan
memegangnya dengan jari dan ibu jari, membenturkannya dan menaruh kembali
kubus tersebut atau benda ke tempatnya.
Perkembangan bahasa dimulai dengan mampu mengatakan mama papa
yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dan
mengucapkan 1-2 kata. Perkembangan adaptasi sosial dimulai dengan
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, mulai minum dengan
cangkir, menirukan kegiatan orang, main bola atau benda lain dengan orang lain.

2.9 Pengaturan makan untuk bayi


Makanan untuk bayi sehat terdiri dari:
1. makanan utama yaitu air susu ibu (ASI): jika ASI sama sekali tidak ada
dapat diberikan makanan buatan sebagai penggantinya.
2. makanan pelengkap terdiri dari buah-buahan, biscuit, makanan padat bayi
yaitu bubur susu, nasi tim atau makanan lain yang sejenis.
Dengan mempertimbangkan makanan utama, maka terdapat pengaturan
makan dengan menyusukan (breast feeding) yang dalam prakteknya sekarang
lazim disebut memberi ASI atau memberi makanan buatan (artificial feeding) atau
menyusukan dikombinasikan dengan memberi makanan buatan (mixed feeding).
Menyusukan bayi yang harus selalu dianjurkan bila bayi dan ibunya ada dalam
keadaan sehat dan tidak terdapat kelainan-kelainan yang tidak memungkinkan
untuk menyusukan. Jika memungkinkan ASI diberikan sampai anak berusia 2
tahun. Tetapi bila ternyata produksi ASI sangat kurang atau tidak terdapat sama
sekali, barulah diberikan makanan buatan sebagai penggantinya.
Pengaturan makanan pada Bayi :
14

 Usia 0 – 6 bulan : ASI saja


 Usia 6 – 8 bulan : ASI, Buah, Bubur Susu dan Tim Saring
 Usia 8 – 10 bulan : ASI, Buah, Bubur Susu dan Nasi Tim yang
dihaluskan
 Usia 10 -12 bulan : ASI, Buah, Nasi Tim
 Usia 12 – keatas :
a. ASI (hingga 2 tahun)
b. Buah
c. Nasi Tim /Makanan keluarga,
d. Makanan Kecil
Untuk menu bubur dan tim, usahakan mengandung gizi yang seimbang
sehingga memenuhi kebutuhan gizi anak. Khusus untuk ASI saya ingatkan
kembali bahwa ASI ini mengandung banyak kelebihan salah satunya adalah ASI
mengandung AA (Asam Arakhidonat) termasuk kelompok omega 6 yang
terbentuk dari Asam Likonat dan Asam Dekosa heksanoat (DHA) kelompok
omega 3 yang terbentuk dari Asam Linolenat (ALA) dan nutrisi lain seperti
protein, laktosa dan lemak lainnya yang merupakan zat yang merangsang
pertumbuhan otak bayi/anak.
Gizi harus tetap diperhatikan karena anak pada usia tersebut mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, makanan yang diberikan harus
mengandung zat gizi yang diperlukan yakni mengandung energi, protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin yang sesuai. Jangan lupa bahwa menu
yang disajikan harus bergizi seimbang dan usahakan bervariasi untuk mencegah
kebosanan pada anak.
Nilai gizi makanan ditentukan oleh : jumlah kalori yang adekuat (protein,
karbohidrat, lemak), jumlah dan nilai gizi protein, jumlah dan nilai gizi lemak,
serta kandungan vitamin dan mineral. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai gizi
makanan antara lain teknik penyimpanan, pengolahan dan pengawetan.
1. Makanan Pada Bayi Sehat Pertumbuhan bayi sangat cepat, dengan
metabolisme yang sangat intensif. Kebutuhan kalori dan zat gizi lainnya
sangat tinggi untuk tiap 1 kilogram berat badan per hari. Syarat-syarat
15

makanan bayi, antara lain : mengandung cukup kalori dan semua zat gizi
esensial yang seimbang, mudah dicerna dan diserap dan tersedia dalam bentuk
yang cukup lunak sehingga mudah diterima.
Cara pemberian makanan pada bayi terdiri atas : Makanan Utama Breast
Feeding, yaitu pemberian makanan pada bayi semata-semata hanya Air Susu
Ibu (ASI). Pemberian ASI selestari mungkin. Menurut WHO, ASI diberikan
sampai tetes terakhir. Indonesia mematok sampai umur anak 2 tahun, dan bila
ibu hamil lagi saat masih sementara menyusui maka ASI tetap diberikan.
Mixed feeding, yaitu pemberian makanan pada bayi dengan menambahkan
susu buatan di samping ASI. Artificial feeding, yaitu pemberian makanan pada
bayi semata-mata susu buatan, tanpa ASI.
Makanan selingan, terdiri dari buah-buahan, biskuit, makanan padat bayi
yaitu bubur susu, nasi tim atau makanan lain yang sejenis.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Pertama
Tanggal Pengkajian : 17/11/14
Jam Pengkajian : 13.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Nunung

I. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS KLIEN
Nama anak : Henri Hermawan Putra
Tanggal lahir (usia) : 4 Februari 2014 ( 9 bulan 13 hari )
Jenis kelamin : Laki - laki
Anak ke : 2 ( dua )

IDENTITAS ORANG TUA


BIODATA IBU AYAH
NY. NUNUNG
NAMA ENTIS SUTISNA
NURHAYATI
UMUR 30 TAHUN 39 TAHUN
PENDIDIKAN
SMP SD
TERAKHIR
GOLONGAN DARAH B B
PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA WIRASWASTA
DUSUN BOJONG
DUSUN BOJONG 01/06
ALAMAT LENGKAP 01/06 DESA
DESA CILAYUNG
CILAYUNG
STATUS
MENIKAH MENIKAH
PERNIKAHAN

16
17

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan.
Riwayat persalinan
BB/PB/
Penolong Jenis Keadaan
Lahir Komplikasi
Persalinan Persalinan Saat lahir
Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas
3500gr/50cm/
Bidan Normal - - - Sehat
Lahir

Riwayat Nutrisi
-Nutrisi : Makan: 2-3x/hari, jenis makanan:
Minum: 5 gelas air putih /hari, ASI 4-5x/hari
Pola Eliminasi : BAB: 1x/hari
BAK: ± 8x/hari
Riwayat Imunisasi Dasar
BCG Usia/tanggal 29-3-2014 HB0 Usia/tanggal 7-2-2014
Polio 1 Usia/tanggal 29-3-2014 DPT HB1 Usia/tanggal 28-4-2014
Polio 2 Usia/tanggal 28-4-2014 DPT HB 2 Usia/tanggal 26-5-2014
Polio 3 Usia/tanggal 26-5-2014 DPT HB 3 Usia/tanggal 23-7-2014
Polio 4 Usia/tanggal 23-7-2014 Campak Usia/tanggal Belum
RIWAYAT KESEHATAN ANAK:
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang parah.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga apapun.
KEADAAN LINGKUNGAN SOSIAL
Jumlah saudara : 1 orang, tinggal serumah dengan orang tua, tempat tinggal jauh
dari perternakan.
18

II. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 9 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Status gizi :
Tanda-tanda vital : Nadi: 128x/menit
RR : 42x/menit
Suhu: 36,5ºC
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Dada : Tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat
Genitalia Luar : Tidak ada kelainan
Perkembangan motorik sesuai usianya
Kemampuan motorik halus : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan motorik kasar : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan bicara dan bahasa :
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)
Tidak ada

ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN


SEGERA)
By. Henri usia 9 bulan 13 hari dengan tumbuh kembang normal.
19

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan bahwa anak dalam
keadaan baik dan tumbuh kembang anak baik sesuai dengan usianya. Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan
untuk imunisasi campak. Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu mengenai nutrisi yang baik untuk anaknya. Ibu mengerti,
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan pada anaknya.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

3.2 Pengkajian Kedua

Tanggal Pengkajian : 13/12/14


Jam Pengkajian : 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Nunung

III. DATA SUBJEKTIF

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan.
Riwayat persalinan
BB/PB/
Penolong Jenis Keadaan
Lahir Komplikasi
Persalinan Persalinan Saat lahir
Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas
3500gr/50cm/
Bidan Normal - - - Sehat
Lahir

Riwayat Nutrisi
-Nutrisi : Makan: 2-3x/hari,
20

Minum: 5-6 gelas air putih/hari, ASI 4-5x/hari

Pola Eliminasi : BAB: 1x/hari


BAK: ± 8x/hari
Riwayat Imunisasi Dasar
BCG Usia/tanggal 29-3-2014 HB0 Usia/tanggal 7-2-2014
Polio 1 Usia/tanggal 29-3-2014 DPT HB1 Usia/tanggal 28-4-2014
Polio 2 Usia/tanggal 28-4-2014 DPT HB 2 Usia/tanggal 26-5-2014
Polio 3 Usia/tanggal 26-5-2014 DPT HB 3 Usia/tanggal 23-7-2014
Polio 4 Usia/tanggal 23-7-2014 Campak Usia/tanggal 24-11-2014
RIWAYAT KESEHATAN ANAK:
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang parah.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga apapun.
KEADAAN LINGKUNGAN SOSIAL
Jumlah saudara : 1 orang, tinggal serumah dengan orang tua, tempat tinggal jauh
dari perternakan.

IV. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 9,4 kg
Tinggi Badan : 68 cm
Status gizi :
Tanda-tanda vital : Nadi: 130x/menit
RR : 41x/menit
Suhu: 36,6ºC
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
21

Dada : Tidak ada kelainan


Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat
Genitalia Luar : Tidak ada kelainan
Perkembangan motorik sesuai usianya
Kemampuan motorik halus : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan motorik kasar : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan bicara dan bahasa :
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)
Tidak ada

ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN


SEGERA)
By. Henri usia 10 bulan 9 hari dengan tumbuh kembang normal.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan bahwa anak dalam
keadaan baik dan tumbuh kembang anak baik sesuai dengan usianya. Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu apabila anaknya sakit langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, polindes atau puskesmas. Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu untuk sering menstimulasi tumbuh kembang anaknya.
Ibu mengerti,
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan pada anaknya.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

3.3 Pengkajian Ketiga


22

Tanggal Pengkajian : 13/12/14


Jam Pengkajian : 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Nunung

I. DATA SUBJEKTIF

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan.
Riwayat persalinan
BB/PB/
Penolong Jenis Keadaan
Lahir Komplikasi
Persalinan Persalinan Saat lahir
Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas
3500gr/50cm/
Bidan Normal - - - Sehat
Lahir

Riwayat Nutrisi
-Nutrisi : Makan: 2-3x/hari,
Minum: 5-6 gelas air putih/hari, ASI 4-5x/hari
Pola Eliminasi : BAB: 1x/hari
BAK: ± 8x/hari
Riwayat Imunisasi Dasar
BCG Usia/tanggal 29-3-2014 HB0 Usia/tanggal 7-2-2014
Polio 1 Usia/tanggal 29-3-2014 DPT HB1 Usia/tanggal 28-4-2014
Polio 2 Usia/tanggal 28-4-2014 DPT HB 2 Usia/tanggal 26-5-2014
Polio 3 Usia/tanggal 26-5-2014 DPT HB 3 Usia/tanggal 23-7-2014
Polio 4 Usia/tanggal 23-7-2014 Campak Usia/tanggal 24-11-2014
RIWAYAT KESEHATAN ANAK:
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang parah.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga apapun.
KEADAAN LINGKUNGAN SOSIAL
Jumlah saudara : 1 orang, tinggal serumah dengan orang tua, tempat tinggal jauh
23

dari perternakan.

II. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 9,5 kg
Tinggi Badan : 68 cm
Tanda-tanda vital : Nadi: 130x/menit
RR : 40x/menit
Suhu: 36,4ºC
Status gizi :
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Dada : Tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat
Genitalia Luar : Tidak ada kelainan
Perkembangan motorik sesuai usianya
Kemampuan motorik halus : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan motorik kasar : baik, sesuai dengan tumbuh kembang.
Kemampuan bicara dan bahasa :
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:

DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)


Tidak ada
ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN
24

SEGERA)
By. Henri usia 10 bulan 25 hari dengan tumbuh kembang normal.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan bahwa anak dalam
keadaan baik dan tumbuh kembang anak baik sesuai dengan usianya. Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu agar anaknya diberi makanan sayuran dan buah-buahan.
Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu untuk sering menstimulasi tumbuh kembang anaknya.
Ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu agar anaknya mulai diberikan makanan yang
konsistensinya sedikit padat. Ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan pada anaknya.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan


berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas
yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh. Anak tidak hanya menjadi besar
secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.
Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang
meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan
mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral.
Pada pengkajian terhadap By. H usia 10 bulan terjadi pertumbuhan yaitu
berat badan bertambah,dan tinggi badan bertambah dari sebelumnya. Deteksi dini
tumbuh kembang anak juga ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Beberapa
hal yang diperiksa pada anak, yakni tinggi badan,berat badan dan ukuran kepala.
Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan.
Bentuk, ukuran dan simetri kepala juga harus diperhatikan. Lingkar kepala yang
lebih kecil (mikrosefali) berhubungan erat dengan gangguan perkembangan
kognitif.
Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus,
pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian,
intelegensia, dan perkembangan moral.
Pemeriksaan tumbuh kembang pada anak menggunakan formulir KPSP
dan denver. Pada By. H ia sudah dapat melakukan perkembangan sesuai dengan
usianya baik motorik halus maupun motorik kasar. Posyandu merupakan kegiatan
untuk melihat pertumbuhan anak, Ibu By. H diberikan konseling agar membawa
anaknya ke posyandu tiap untuk penimbangan, memberitahu Ibu makan yang
baik dan bergizi bagi anaknya serta ibu dianjurkan untuk sering melatih atau
merangsang motorik halus dan kasar pada anaknya.

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan


berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Secara garis besar, tumbuh kembang dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu tumbuh kembang fisik, intelektual, dan
emosional.
Deteksi dini tumbuh kembang anak juga ditempuh melalui pemeriksaan
fisik rutin. Beberapa hal yang diperiksa pada anak, yakni tinggi badan,berat badan
dan ukuran kepala. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan.

5.2 Saran

Penyuluhan mengenai tumbuh kembang anak sangat penting agar para ibu
yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui tumbuh kembang serta dapat
merangsang motorik halus dan kasar pada anaknya.
Bidan atau tenaga kesehatan lain harus dapat menilai tumbuh kembang
anak dengan baik dan jika ditemukan masalah tumbuh kembang makat melakukan
intervensi akan lebih mudah dilakukan.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Strategi Peningkatan Berat Badan Bayi dan Anak. Jakarta:
Kemenkes RI, 2010.
2. Alimul, A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika,
2009.
3. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC, 1995.
4. Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC,
2004
5. Samsudin. Cara Penilaian Keadaan Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Anak. Jakarta: EGC, 1995.
6. Dewi, V,N. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika, 2011.
7. Muslihatun, W,N., Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya, 2010.
8. Muhilal, K,. et al. Angka kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta :
Aksara Widya Karya Nasional, 1998.
9. Satoto. Tumbuh Kembang Anak dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dalam Proceeding of Seminar cum Workshop on Safe Motherhood and
Child Survival Growth and Development. Surabaya, 1990.
10. Tumbelaka, WAFC. Peranan ASI dalam Pembangunan Manusia Indonesia
Seutuhnya. Media Hospitalia vol.54, 1998.

iii
11. Akre, J. Pemberian Makanan untuk Bayi. Dasar-dasar Fisiologis WHO, 1990.
12. WHO. A Growth Chart fot International Use in Maternal and Child Health
Care. Geneva, 1980.
13. Nursalam, S,R., Utami, S. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
Salemba Medika, 2005.
14. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Depkes RI, 2010.

iv

Anda mungkin juga menyukai