Drown
Drown
1 Definsi
Tenggelam/drowning adalah sebuah proses yang menghasilkan kelainan primer pada
pernafasan akibat submersion / immersion dalam medium cairan.( WHO, 2002 ) .Secara
implisit dalam definisi bahwa terdapat antarmuka cairan dan udara di pintu masuk jalan
napas korban, mencegah korban dari menghirup udara. Korban dapat hidup atau mati setelah
proses ini, tetapi apa pun hasilnya, dia telah terlibat dalam insiden tenggelam. Immersion
artinya tertutupi oleh air. Agar tenggelam terjadi, biasanya setidaknya wajah dan jalan nafas
terbenam. Sedangkan pada submersion, seluruh tubuh, termasuk jalan napas, ada di bawah
air. ( Idris et al, 2003 ).
Proses tenggelam adalah proses berkelanjutan yang diawali ketika jalan napas korban
berada di bawah permukaan cairan, biasanya air. Hal ini kemudian menginduksi terjadinya
kaskade refleks dan perubahan patofisiologis, yang, jika tidak terganggu,mungkin
menyebabkan kematian, terutama karena hipoksia jaringan. Seorang korban dapat
diselamatkan di waktu mana saja selama proses dan diberikan resusitasi sesuai tindakan,
dalam hal ini, proses terputus. "Gangguan sistem pernapasan adalah sekunder dari
laringospasme atau aspirasi air dan konsekuensinya”. Pada setiap kasus, definisi dari
tenggelam berlaku ketika pintu masuk jalan napas berada bawah air, menghalangi pernapasan
udara.Defini tersebut sederhana dan komprehensif dan mencakup kasus-kasus dimana
hasilnya baik kematian, tingkat tertentu morbiditas,atau tidak ada morbiditas ( Bieren et al,
2014 ).
Definisi menurut WHO diatas bertujuan untuk memudahkan pelaporan dan studi
epidemiologi pada semua kasus tenggelam sehingga terminologi yang digunakan selain
menurut utsein style diatas sebaiknya dihindari. Terminologi-terminologi tersebut antara lain:
(Idris et. al, 2003 )
Dry vs wet drowning. Menurut definisi, semua tenggelam terjadi dalam cairan, dan oleh
karena itu semua tenggelam adalah wet drowning. Istilah wet dan dry telah digunakan
untuk mengklasifikasikan korban tenggelam sebagai mereka yang terjadi aspirasi cairan
ke paru-paru (wet) dan mereka yang tidak (dry). Seringkali tidak mungkin ditentukan di
TKP apakah air teraspirasi atau tidak. Ini khususnya benar ketika jumlah airnya kecil.
Namun, bahkan jika seorang korban tidak memiliki bukti aspirasi cairan, diagnosis
tenggelam harus dicurigai.
Active versus passive versus silent drowning. Terminologi active drowning mengacu
pada perkataan saksi di mana korban terlihat membuat beberapa gerakan. Istilah passive
drowning dan silent drowning digunakan ketika korban ditemukan tak bergerak di air
dan tidak ada yang melihat korban masuk ke dalam air. Kamera bawah air,
bagaimanapun, telah menunjukkan bahwa bahkan korban yang tampaknya oleh
pengamat tidak bergerak di permukaan, biasanya membuat beberapa gerakan. Selain itu,
air keruh atau gelap dapat menghalangi pengamatan yang akurat.
Secondary drowning. Terminologi ini digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian
yang tidak terkait (mis. kejang, cedera tulang servikal, atau serangan jantung) yang
mengakibatkan submersion pada korban dan selanjutnya mengalami tenggelam.
Terminologi ini juga telah digunakan untuk menggambarkan perjalanan sindrom
gangguan pernapasan dewasa pada korban yang tampaknya mulai pulih dari tenggelam.
Ini khususnya membingungkan karena korban tidak mengalami episode drowning kedua.
Karena itu, penggunaan terminologi secondary drowning harus ditinggalkan. Ini adalah
keyakinan kelompok penulis dimana uraian kejadian terkait dan gejala sisa harus
dijelaskan eksplisit dan harus mengenali setiap peristiwa tenggelam sebagai proses utama
yang terjadi sekunder untuk berbagai peristiwa predisposisi, seperti penyakit, cedera,
atau disengaja atau submersion yang tidak disengaja.
Drowned/fatal dan neardrowned/nonfatal. Terminologi drowned dan near drowned
digunakan selama beberapa dekade untuk menggambarkan hasil ,baik mati ataupun
hidup. Istilah neardrowned,bagaimanapun, juga digunakan untuk menggambarkan
pasien yang kemudian meninggal karena tenggelam. Penggunaan ini telah menyebabkan
ketidakpastian tentang arti terminologi tersebut.Selanjutnya,ketika terminologi tersebut
diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa lain,artinya bisa membingungkan dan tidak
tepat. Karena itu maka konsensus, tetapi bukan pendapat bulat, bahwa istilah yang
neardrowned seharusnya tidak lagi digunakan. Istilah drowned akan terus mengacu pada
seseorang yang meninggal karena tenggelam.
Aspiration of
hypertonic seawater draws liquid from the
plasma into the alveoli and also causes damage
to surfactant (215). In both situations, the supranormal
hydrostatic forces over the alveolar-capillary
membrane will disrupt its integrity. Plasma
enters the alveoli, incapacitating normal gas exchange.
Plasma in the alveoli may also generate
foam that further decreases pulmonary efficiency
(147). This results in a local adult respiratory distress
syndrome-like clinical picture