Anda di halaman 1dari 2

Kronologis peristiwa Al fitnah Al Kubro

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa


kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam
terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini
mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang
lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak
yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman
adalah kebijaksanannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di
antaranya adalah Marwan ibnu Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan
pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota
keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting. Usman laksana boneka
dihadapan kerabatnya tersebut. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap
keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh
kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Pembunuhan tersebut juga di latar belakangi adanya fitnah dan provokator dari tokoh
Yahudi yang mendengki terhadap Islam dan berpura-pura masuk Islam bernama Abdullah
bin Saba' beserta Sabaiyah nya (Sabaisme) sangat memainkan peran timbulnya fitnah di
masa-masa akhir kekhilafahan Utsman ra. Provokator-provokator ini berhasil pula memfitnah
Utsman ra. dengan fitnah-fitnah keji dan berhasil pula menghasut orang-orang berwatak keras
yang belum mantap imannya, minim ilmu, fanatik terhadap suatu pendapat, serta berlebih-
lebihan (ekstrem) dalam beragama, yaitu orang-orang khawarij, untuk melakukan makar dan
konspirasi kepada seorang sahabat utama ra. yang telah dijamin surga. Hal ini 'didukung' oleh
perubahan sosial di masyarakat Islam ketika itu dengan adanya orang-orang yang masuk
Islam saat perluasan wilayah, namun tidak seiring dengan pemahaman yang benar tentang
Islam itu sendiri kepada mereka.

Tokoh-tokoh kerabat Utsman bin Affan yang diangkat menempati posisi strategis
dalam pemerintahan
Dalam manajemen pemerintahannya Utsman menempatkan beberapa anggota keluarga
dekatnya menduduki jabatan publik strategis. Adapun daftar keluarga Utsman dalam
pemerintahan yang dimaksud sebagi alasan motif nepotisme tersebut adalah sebagai berikut :
1. Marwan Bin Hakam, sepupu sekaligus ipar Utsman, diangkat menjadi sekretaris Negara.
2. Muawiyah Bin Abu Sufyan yang menjabat sebagi gubernur Syam, Beliau termasuk
Shahabat Nabi, keluarga dekat dan satu suku dengan Utsman.
3. Pimpinan Basyrah, Abu Musa Al Asy’ari, diganti oleh Utsman dengan Abdullah bin Amir,
sepupu Utsman.
4. Pimpinan Kuffah, Sa’ad Bin Abu Waqqash, diganti dengan Walid Bin ‘Uqbah, saudara tiri
Utsman. Lantas Walid ternyata kurang mampu menjalankan syariat Islam dengan baik akibat
minum-minuman keras, maka diganti oleh Sa’id Bin ‘Ash. Sa’id sendiri merupakan saudara
sepupu Utsman.
5.Pemimpin Mesir, Amr Bin ‘Ash, diganti dengan Abdullah Bin Sa’ad Bin Abu Sarah, yang
masih merupakan saudara seangkat ( dalam sumber lain saudara sepersusuan, atau bahkan
saudara sepupu) Utsman.
6.Khalifah dituduh sebagai koruptor dan nepotis dalam kasus pemberian dana khumus
(seperlima harta dari rampasan perang) kepada Abdullah Bin Sa’ad Bin Abu Sarah, kepada
Mirwan bin Al Hakkam, dan kepada Al Harits Bin Al Hakam.

Anda mungkin juga menyukai