Modul Hidrolik D III 2019 Alfred N. Mekel
Modul Hidrolik D III 2019 Alfred N. Mekel
MODUL PRAKTIKUM
HIDROLIK I
1. SISTEM HIDROLIK
Sistem hidrolik ada pada sebagian besar alat, yang berbeda hanyalah bentuk dan
ukurannya. Sistem hidrolik terdiri dari pipa yang saling berhubungan, tangki, pompa,
katup dan silinder, semuanya secara lengkap diisi dengan fluida cair.
Tekanan atmosfir menekan cairan dalam reservoir masuk ke pompa. Ketika pompa
beroperasi, akan menghasilkan fluida cair bertekanan keluar pipa dengan tekanan
yang sesuai. Aliran fluida cair bertekanan tersebut diatur oleh katup.
Fluida cair yang keluar dari pompa diatur oleh katup ke silinder atau ke motor
hidrolik. Bila yang diinginkan adalah gerakan linear, maka digunakan silinder
hidrolik. Bila yang diinginkan adalah gerakan rotari, maka digunakan motor hidrolik.
Gambar 12 di bawah ini menunjukkan salah satu contoh pompa hidrolik dan
termasuk jenis pompa roda gigi. Roda gigi penggerak diputar oleh penggerak mula
sehingga dengan berputarnya pasangan roda gigi itu terjadilah proses pemompaan oli
dari tangki hidrolik (Gambar 13), oli dipompakan ke seluruh sistem.
2.2 Akumulator
Akumulator pada sistim hidrolik berfungsi untuk menyimpan tekanan fluida,
peredam gelombang kejutan pada instalasi pemipaan, dan mengkombinasikan fungsi
sebagai penyimpan dan peredam. Akumulator identik dengan kapasitor pada
rangkaian listrik. Ada 3 (tiga) jenis akumulator yang digunakan pada sistim hidrolik,
yaitu: akumulator berbeban (weighted accumulator), akumulator pegas (spring-
loadedaccumulator), akumulator gas (gas-charged accumulator).
Motor hidrolik.
Penggerak putar terbatas (Limited rotary actuator).
Gambar 19 di bawah ini menunjukkan sebuah silinder hidrolik kerja tunggal, artinya
silinder ini mendapat suplai tenaga (dorongan cairan hidrolik) hanya dari satu sisi.
Kemudian piston kembali oleh dorongan beban (kiri) dan piston kembali oleh pegas
(kanan)
Gambar 20 di bawah ini menunjukkan silinder kerja ganda, yaitu suplai cairan
hidrolik dari kedua sisi silinder. Dua buah saluran masuk dapat kita lihat pada bagian
bawah silinder yaitu bagian yang tidak bernomor.
Nama-nama bagian :
1. Seal penyapu (wiper seal).
2. Mur pengunci (lock nut).
3. Seal batang torak (piston rod seal).
Gambar 21 berikut ini menunjukkan salah satu contoh motor hidrolik. Disebut motor
hidrolik karena berputarnya disebabkan oleh dorongan cairan hidrolik dan berputar
secara kontinyu.
Nama-nama bagian :
1. Piston kiri.
2. Bodi.
3. Roda gigi pemutar.
- double acting cylinder, with adjustable end position cushioning at both ends
- by hand lever
- by spring
- by roller stem
- thermometer
- flow meter
- electric motor
- heat engine
- flexible line
- line connection
- lines crossing
- exhaust
- reservoir
- filter
- cooler
- heater
Untuk merancang diagram sirkuit kita gunakan aturan tata letak seperti gambar
berikut.
Untuk penggerak dan kelompok katup-katup maupun supply elements diberi nomor-
nomor atau angka-angka (Arabic number). Digit pertama menunjukkan nomor
aktuator dan juga aktuator mana yang dikontrol oleh unit pengatur yang sedang
bekerja.
Contoh :
1 . 0 , 2 . 0 , 3 . 0 Aktuator ( Working element ).
1 . 1 , 1 . 2 , Katup-katup yang mengontrol aktuator no: 1.
2 . 1 , 2 . 2 , Katup-katup yang mengontrol aktuator no: 2.
3. Hidupkan motor/pompa.
4. Lakukan pengamatan terhadap tekanan (pressure gauge), pergerakan silinder,
dan katup pengatur kecepatan satu arah.
A B
P T
Apabila tuas tidak digerakkan,maka katup arah 4/2 dengan tuas dan pegas dalam
keadaan normal (Gambar 27). Di katup arah 4/2 dengan tuas dan pegas, fluida cair
diarahkan mengalir dari saluran P ke saluran B dan selanjutnya fluida cair tersebut
keluar dari katup arah 4/2 dengan tuas dan pegas melalui selang mengalir ke saluran
di sisi bagian depan silinder kerja ganda, maka batang torak dari silinder kerja ganda
bergerak mundur/masuk akibat penekanan fluida cair pada sisi bagian depan torak
yang meluncur di dalam silinder (Gambar 28).
Sebaliknya apabila tuas digerakkan, maka katup arah 4/2 dengan tuas dan pegas
akan mengarahkan fluida cair dari saluran P ke saluran A (Gambar 29). Selanjutnya
fluida cair mengalir melewati katup pengatur kecepatan satu arah. Pada katup ini
kecepatan dari fluida cair dapat diatur dengan metode penyempitan (Throttling).
P
Gambar 15 Katup arah 4/2 dalam posisi digerakkan
Melalui media selang, fluida cair dari katup pengatur kecepatan satu arah memasuki
sisi bagian belakang silinder, sehingga fluida cair menekan torak pada sisi bagian
belakang mengakibatkan batang torak bergerak maju/keluar (Gambar 30).
M
Program Studi D-III Teknik Mesin 22
MODUL PRAKTIKUM HIDROLIK I
P T
Apabila tuas tidak digerakkan,maka katup arah 4/3 dengan tuas dan pengunci dalam
keadaan normal (Gambar 32). Di katup arah 4/3 dengan tuas dan pengunci, fluida
cair diarahkan mengalir dari saluran P ke saluran T dan selanjutnya fluida cair
tersebut keluar dari katup arah 4/3 dengan tuas dan pengunci melalui selang
mengalir ke tangki penampungan , maka batang torak dari silinder kerja ganda tidak
bergerak sama sekali.
A B
P T
Apabila tuas digerakkan ke salah satu arah (gambar 33), maka katup arah 4/3
dengan tuas dan pengunci akan mengarahkan fluida cair dari saluran P ke saluran A.
Selanjutnya fluida cair mengalir melewati katup pengatur kecepatan dua arah. Pada
katup ini kecepatan dari fluida cair dapat diatur dengan metode penyempitan
(Throttling). Melalui media selang, fluida cair dari katup pengatur kecepatan satu
arah memasuki sisi bagian belakang silinder, sehingga fluida cair menekan torak
pada sisi bagian belakang mengakibatkan batang torak bergerak maju/keluar
(Gambar 34).
mengalir dari saluran P ke saluran B dan selanjutnya fluida cair tersebut keluar dari
katup arah 4/2 dengan tuas dan pegas melalui selang mengalir ke saluran di sisi
bagian kanan motor hidrolik, maka motor hidrolik akan berputar searah jarum
jam(Gambar 37).
Sebaliknya apabila tuas digerakkan, maka katup arah 4/2 dengan tuas dan
pegas akan mengarahkan fluida cair dari saluran P ke saluran A. Selanjutnya fluida
cair mengalir melewati katup pengatur kecepatan satu arah. Pada katup ini
kecepatan dari fluida cair dapat diatur dengan metode penyempitan (Throttling).
Melalui media selang, fluida cair dari katup pengatur kecepatan satu arah memasuki
sisi kiri motor hidrolik, sehingga motor hidrolik akan berputar berlawanan arah
jarum jam (Gambar 38).