PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah
kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.Untuk mewujudkan keperawatan sebagai
profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus
mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai
standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan
khusus pada jenjang pendidikan tinggi. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang
bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa segala
keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.Sementara itu, kewenangan yang bersifat
khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi
masing-masing.Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari Undang-Undang dan
Peraturan tentang praktek Keperawatan.
Penting bagi perawat mengetahui dasar konsep hukum, karena perawat
bertanggung gugat atas penilaian dan tindakan profesional mereka.Tanggung gugat
merupakan konsep penting dalam praktik keperawatan profesional dan
hukum.Pengetahuan mengenai hukum yang mengatur dan memengaruhi praktik
keperawatan harus dimiliki, tidak hanya oleh seorang perawat namun juga oleh calon
perawat (mahasiswa). Beranjak dari latar belakang ini, kami mencoba menyajikan
makalah terkait konsep legal dalam keperawatan khususnya keperawatan di kamar
bedah. Selain sebagai salahsatu syarat pemenuhan tugas mata kuliah KDK PO 1, kami
berharap makalah ini dapat menjadi refrensi bagi profesi keperawatan khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep legal dalam keperawatan?
2. Bagaimana tata urut perundang-undangannya?
3. Adakah UU dan aturan legal yang terkait dalam praktik profesi keperawatan?
4. Bagaimana aspek legal dalam kamar bedah?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep legal dalam keperawatan.
2. Mahasiswa mampu memahami tata urut perundang-undangan aspek legal
keperawatan.
3. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang UU dan aturan legal yang
terkait dalam praktik profesi keperawatan.
4. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang aspek legal dalam kamar
bedah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Legal Dalam Keperawatan
Legal adalah Ketentuan hukum yang mengatur seseorang untuk melakukan suatu
tindakan yang tidak berbenturan dengan hukum.baik pidana ,perdata dan hukum
administrasi. Aspek Legal Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah
kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.Untuk mewujudkan keperawatan sebagai
profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus
mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai
standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan
khusus pada jenjang pendidikan tinggi.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi
perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu (1)bidang Professional, Ethical and Legal
Practice, (2)bidang Care Provision and Management (3)dan bidang Profesional
Development.Profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang
diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam
melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.
Sikap yang terlihat pada profesionalisme adalah profesional yang bertanggung jawab
dalam arti sikap dan pelaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi
maupun masyarakat luas.Beberapa ciri profesionalisme tersebut merupakan ciri profesi
itu sendiri, seperti kompetensi dan kewenangan yang selalu sesuai dengan tempat dan
waktu, sikap yang etis sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh profesinya dan khusus
3
untuk profesi kesehatan ditambah dengan sikap altruis (rela berkorban).Kemampuan atau
kompetensi, diperoleh seorang profesional dari pendidikan atau pelatihannya, sedangkan
kewenangan diperoleh dari penguasa atau pemegang otoritas di bidang tersebut melalui
pemberian izin.
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan
praktik profesi.Kewenangan memiliki dua aspek, yakni kewenangan material dan
kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh sejak seseorang memiliki
kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse) yang disebut Surat Ijin Perawat
atau SIP.Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang
memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat
yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik
Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.Namun,
memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.Seperti juga kemampuan yang
didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang.Kompetensi
dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yang
memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui.Dalam profesi kesehatan hanya
kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai
penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.Sementara itu,
kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu
diserahkan kepada profesi masing-masing.Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari
Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan.
Praktik keperawatan diatur oleh berbagai konsep hukum.Penting bagi perawat
mengetahui dasar konsep hukum, karena perawat bertanggung gugat atas penilaian dan
tindakan profesional mereka.Tanggung gugat merupakan konsep penting dalam praktik
keperawatan profesional dan hukum.Pengetahuan mengenai hukum yang mengatur dan
memengaruhi praktik keperawatan harus dimiliki.
1. Untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan perawat sesuai dengan prinsip
hukum yang berlaku.
2. Untuk melindungi perawat dari tanggung wajib.
4
• Meningkatkan Mutu Perawat
• Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan
• Memberikan Perlindungan dan Kepastian Hukum kepada perawat dan Klien
• Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat
5
C. Undang-Undang Dan Aturan Legal Yang Terkait Dalam Profesi Keperawatan
Undang-undang Keperawatan (UUK) merupakan dasar hukum praktek keperawatan.
Isi UUK harus diketahui oleh profesi dan calon profesi perawat (mahasiswa). Hal ini
dikarenakan, tidak hanya profesi perawat yang membutuhkan UU ini tetapi calon profesi
perawat juga harus mengetahui isi dari UUK agar dimasa mendatang bisa menjadi perawat
yang taat akan aturan serta menjalankan hak dan kewajibannya sebagai seorang perawat.
Undang-undang Keperawatan diatur oleh UU nomor 38 tahun 2014.UUK ini
disahkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono. Dalam UUK terdiri dari 13 bab dan 66 pasal. Dibawah ini akan dijelaskan isi
dari Undang-undang keperawatan.
Pasal 2 memuat asas praktik keperawatan yaitu perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, pelindungan dan kesehatan dan keselamatan klien.
Pasal 3 memuat pengaturan keperawatan yang bertujuan meningkatkan mutu perawat,
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, memberikan perlindungan dan
kepastian hukum kepada perawat dan klien dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
6
BAB III : Pendidikan Tinggi Keperawatan pada
pasal 5 membagi pendidikan tinggi keperawatan terdiri atas pendidikan vokasi,
pendidikan akademik, dan pendidikan profesi.
Pendidikan vokasi dalam pasal 6 disebutkan merupakan program diploma keperawatan
dan paling rendah diploma tiga keperawatan.
7
lanjutnya akan diatur dengan peraturan menteri (ayat 5). Bagian kedua memuat tugas
dan wewenang pada pasal 29 bahwa perawat bertugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan,
peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau
pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu.
8
51. Pasal 52 mencantumkan tentang keanggotaan konsil keperawatan yang terdiri atas
unsur pemerintah, organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, asosiasi
institusi pendidikan keperawatan, asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan dan tokoh
masyarakat. Jumlah anggotanya 9 (sembilan) orang dan ketentuan lebih lanjut tentang
susunan organisasi, pengangkatan, pemberhentian dan keanggotaan diatur Peraturan
Presiden.
9
keperawatan sebelum UU Keperawatan diundangkan masih diberi kewenangan selama
jangka waktu 6(enam) tahun setelah diundangkannya UU Keperawatan.
1. Hukum Pidana
Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum
yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan – perbuatan yang
diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang – undangan dan berakibat
diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya.
10
Pada hukum pidana ini hukuman di tanggung sendiri oleh perawat sesuai ketentuan
KUHP. Pada hukum pidana ini pertama tama melihat dahulu akibat yang di
timbulkan , baru Motif dari tindakan tersebut. Kecelakaan Medis ( Medical Mishap )
dan atau Kelalaian Medis ( Niglegence ) kedua duanya menimbulkan akibat dari
kerugian kepada pasien.
KELALAIAN MEDIS dapat dipersalahkan , sedangkan pada KECELAKAAN
MEDIS Tidak dapat dipersalahkan, asalkan kecelakaan ini kecelakaan murni, dimana
tidak ada unsur kelalaiannya.hal ini disebabkan karena di dalam hukum medis yang
terpenting bukanlah akibatnya, tetapi bagaimana sampai terjadi akibat itu, bagaimana
tindakan itu dilakukan. Untuk itu dipakailah tolok ukur yaitu Etik Kedokteran , sop
keperawatan dan standars profesi Medis.
11
2. Hukum Perdata
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-
individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga
hukum privat atau hukum sipil.
Aspek Hukum Perdata
atas kesalahan sendiri (Pasal 1365)
atas kesalahan orang lain yang di bawah tanggungjawabnya (Psl. 1367 ayat 3
KUH Perdata)
Hukum perdata menurut sifat hubungan kerja perawat dgn institusi / rs dilihat dari sisi
kontrak kerja :.
12
Tujuan
3. Memberikan rambu-rambu hukum bagi perawat kamar bedah agar tidak melampui
batas kewenangan dalam melakukan praktek keperawatan dikamar bedah
4. Membantu keperawatan dalam menjaga standar mutu pelayanan dan utamakan pasien
safety.
5. Menjunjung tinggi peraturan rumah sakit dan mentaati kebijakan yg oleh rumah sakit.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek Legal Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 63 ayat (4) penggati UU No. 23 tahun 1992 :
Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
Aspek legal kamar bedah adalah peraturan hukum yang berlaku di dalam kamar bedah
yang mencakup Hak dan Kewajiban serta tanggung gugat yang terkait dengan praktek
keperawatan di dalam tindakan pembedahan , baik itu perawat asisten , perawat
instrument dan perawat sirkulair.
B. Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar-benar memahami dan mewujudnyatakan peran tenaga
kesehatan yang professional serta dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh
tanggungjawab, serta mengembangkan ilmunya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kathleen Koening Blass. 2006. Praktek keperawatan Profesional: Konsep dan Perspektif
Edisi 4. Jakarta : EGC
Hariyati, T. (2006). Aspek Legal Keperawatan sebagai salah satu Menyiasati Era
Globalisasi dalam jurnal Keperawatan Indonesia. Jakarta: FIK UI
https://dokumen.tips/documents/aspek-legal-bagi-perawat-kamar-bedah.html
diakses pada 29 july 2019 pukul 18.22 wib
https://www.scribd.com/presentation/370725321/Aspek-Legal-Perawat-Kamar-Bedah
diakses pada 24 july 2019 pukul 15.00 wib
https://www.slideshare.net/fredyakbark/aspek-legal-perioperatif
diakses pada 27 july 2019 pukul 20.00 wib
15