Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR ASUHAN GIZI

ROTASI GIZI KLINIK


PEMBEKALAN PROGRAM STUDI DIETISIEN
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KASUS 2.11 DIABETES MELLITUS

Dikerjakan oleh:

KHOIRUNNISA PRIMINTAN HABIBILLAH

I92190011
A. PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah
utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association
(ADA) 2010, DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Lebih dari 90 persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang
ditandai dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas
secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (PERKENI, 2015).
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika
kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit
menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik,
lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005).
Diabetes melitus tipe 2 yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
terjadinya berbagai komplikasi kronis, baik mikroangiopati seperti retinopati dan nefropati
maupun makroangiopati seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan juga penyakit
pembuluh darah tungkai bawah (Waspadji, 2009).
Penyebab mortalitas dan morbiditas utama pada pasien DM tipe 2 adalah penyakit
jantung koroner (PJK). Menurut American Heart Association pada Mei 2012, paling
kurang 65% penderita DM meninggal akibat penyakit jantung atau stroke. Selain itu, orang
dewasa yang menderita DM berisiko dua sampai empat kali lebih besar terkena penyakit
jantung dari pada orang yang tidak menderita DM (Shahab, 2007).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan
karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya. Mekanisme terjadinya PJK pada DM tipe 2 sangat kompleks dan
dikaitkan dengan adanya aterosklerosis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, merokok, riwayat keluarga dengan PJK, dan
obesitas. Yanti, dkk di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008 dalam penelitiannya
melaporkan bahwa faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian PJK pada
penderita DM tipe 2 yaitu hipertensi, kadar trigliserida 150 mg/dl, kadar kolesterol HDL
<45 mg/dl, dan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl (Yanti et al, 2008).

B. ETIOLOGI
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah sebagai berikut:
a. Diabetes mellitus tipe 1
DM yang terjadi karena kerusakan atau destrusksi sel beta di pancreas. Kerusakan
ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari
kerusakan sel beta antara lain adalah autoimun dan idiopatik.
b. Diabetes mellitus tipe 2
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin. Insulin dalam
jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan
kadar gula darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara
relative pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi insulin
absolut.
c. Diabetes mellitus tipe lain
Dapat disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin,
Penyakit eksokrin pancreas, Endokrinopati, Karena obat atau zat kimia, Infeksi, Sebab
imunologi yang jarang dan Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.

C. PATOFISIOLOGI
Setiap orang yang menderita DM Tipe 2 berisiko mengalami komplikasi kronis (5
– 10 tahun dari onset) salah satunya adalah Penyakit Jantung Koroner. Namun, orang-orang
yang paling berisiko adalah penderiita yang telah lama mengidap Diabetes Mellitus
(Malau, 2010). Secara teori, Glukotoksisitas akan menyebabkan peningkatan Renin
Angiotensin Aldosteron System (RAAS) akan mempengaruhi peningkatan cardiac output
dan vasokontriksi peripheral untuk meningkatkan tekanan darah. Selanjutnya Angiotensin
II akan merangsang pelepasan antidiuretic hormone (ADH), sekresi aldosterone, dan rasa
haus untuk meningkatkan tekanan darah dan volume darah. Pada saat terjadi gangguan
homoestatis akibat terjadinya peningkatan volume darah dan tekanan darah, maka peranan
peptide natriuretic atrium (ANP) sangat penting dalam mengembalikan volume darah dan
tekanan darah kembali normal. ANP diproduksi oleh sel-sel otot jantung pada dinding
atrium kanan pada saat diastole (Martini, 2001). Jadi, ANP dikeluarkan pada saat volume
darah meningkat dan atrium jantung meregang secara berlebihan. ANP memasuki sirkulasi
dan bekerja pada ginjal untuk menyebabkan sedikit peningkatan GFR dan penurunan
reabsorbsi natrium oleh dukus koligentes.
Hipertensi disertai peningkatan stress oksidatif dan aktivitas spesies oksigen radikal
akan memediasi kerusakan pembuluh darah akibat aktivasi angiotensin II sehingga
memperberat disfungsi endotel dan meningkatkan risiko Penyakit Jantung Koroner. Ketika
pasien mengidap Diabetes Melitus dan hipertensi risiko untuk menderita penyakit
kardiovaskular akan menjadi meningkat dua kali lipat (Sugondo, 2007).
Kasus 2.11

Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Diagnosis Medis : CHF (Congestive Heart Failure) disertai DM tipe II dan Hipertensi stage I
Os masuk rumah sakit pukul 21.30 dalam keadaan compos mentis di ruang IGD. Os masuk
rumah sakit dengan keluhan sesak napas, mual, muntah dan mengalami oedema pada bagian kaki.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan uji laboratorium, Os didiagnosis menderita CHF (Congestive
Heart Failure) disertai DM tipe II dan Hipertensi stage I.
Berikut hasil skrining dengan menggunakan MST (Malnutrition Screening Tools) yang
telah dimodifikasi:
1. Penurunan berat badan yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
= Tidak Skor : 0
2. Asupan makanan berkurang karena penurunan nafsu makan/kesultan menerima makanan?
= Ya Skor : 1
Total Skor = 1 (pasien tidak berisiko malnutrisi)
Hasil pengukuran tinggi lutut 42 cm dan LILA 32 cm. Tekanan darah 140/91 mmHg,
denyut nadi 77x/menit, laju pernafasan 21x/menit dan suhu 36°C. Os juga terlihat lemas, mengeluh
cepat lelah, nyeri ulu hati dan begah. Berikut hasil laboratorium Os:
Table 1. Hasil Laboratorium Os saar masuk Rumah Sakit
Pemeriksaan Lab Hasil Lab Rujukan
HbA1C 8.3 4 – 6.5
Hb (g/dL) 13.2 11.7 – 15.5
Ureum darah (mg/dL) 72 20 – 40
Kreatinin darah (mg/dL) 1.3 0.35 – 0.93
Left Atrium (mm) 46 15 – 40
GDS (mg/dL) 269 < 200

Os tidak memiliki alergi makanan. Os kurang menyukai jeroan dan susu. Makanan
kesukaan Os yaitu gorengan, bakso dan somay. Sejak didiagnosis sakit CHF, Os mulai menjaga
pola makannya dan mulai mengurangi konsumsi makanan kesukaannya tersebut. Os juga jarang
mengkonsumsi buah dan sayur, buah yang paling sering dikonsumsi oleh Os yaitu jeruk, papaya
dan melon.
Table 2. Hasil Recall konsumsi makanan Os sehari sebelum masuk rumah sakit
No Waktu Makan Menu
1 Pagi Nasi 1 sp
Bening bayam 0.5 sp
Ikan nila goring 0.7 sp
2 Selingan 1 Gorengan tempe 0.3 sp
3 Siang Nasi 2p
Bening bayam 0.5 sp
Ikan nila goring 0.7 sp
4 Selingan 2 Papaya 1 sp
5 Malam Nasi 2p
Semur ayam 0.6 sp
Tahu goring 1 sp

Sejak didiagnosis sakit jantung, Os mulai merubah pola hidupnya menjadi hidup lebih
sehat. Os mulai mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi dan mulai aktivitas fisik berupa
aktivitas ringan seperti jalan-jalan pagi. Akan tetapi kegiatan jarang dilakukan oleh Os. Karena Os
bekerja sebagai pembuat topi, sehngga dalam sehari-hari Os sering duduk.
D. FORMULIR ASUHAN GIZI

NRM :-
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan

Masuk : Ruang IGD pukul 21.30 WIB


Diagnosis Medis : CHF (Congestive Heart Failure) disertai DM tipe II dan Hipertensi stage I

Skrining Gizi Pasien tidak berisiko malnutrisi (Skor 1)


menggunakan MST

ASESMEN GIZI
ANTROPOMETRI

Berat badan (BB) : cm BB idaman/ideal :


Aktual = (TB Estimasi - 100)
= (147,58 – 100)
= 47,58 Kg

Tinggi badan : cm IMT :


(TB)
Tinggi lutut : 42 cm Rumus Estimasi TB berdasarkan tinggi lutut :
Menurut Cumlea (Arisman, 2009)
TB wanita = 84,88 – (0,24 x U) + (1,83 x TL)
= 84,88 – (0,24 x 59) + (1,83 x 42)
= 84,88 – 14,16 + 76,86
= 147,58 cm
ULNA : cm Rumus Estimasi TB berdasarkan ULNA :

Lingkar lengan : 32 cm % LLA :


atas (LLA) 𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍
= 𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒍𝒆 𝒙 100%
𝟑𝟐
= 𝟑𝟎,𝟑
𝒙 100%
= 105,6%
Lingkar pinggang :- Rasio lingkar pinggang/pinggul :
Lingkar pinggul : - -
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri :
Berdasarkan pemeriksaan antropometri pasien memiliki status gizi Overweight dibuktikan dengan
%LLA = 105,6% (Handbook Azura Edisi 3, 2019).
Obesitas = >120%
Overweight = 110 – 120%
Gizi baik = 85 – 110%
Gizi kurang = 70,1 – 84,9%
Gizi buruk = <70%
BIOKIMIA

Pemeriksaan Kadar Rentang Status Keterangan


Darah/Urin Normal
HbA1C 8.3 4 – 6.5 Tinggi Diabetes Mellitus
Hb (g/dL) 13.2 11.7 – 15.5 Normal -
Ureum darah 72 20 – 40 Tinggi GFR rendah, Antagonis
(mg/dL) Aldosteron
Kreatinin darah 1.3 0.35 – 0.93 Tinggi GFR rendah, Antagonis
(mg/dL) Aldosteron
Left Atrium (mm) 46 15 – 40 Ukuran Gagal jantung kiri
meningkat karena fibrilasi atrium
kiri
GDS (mg/dL) 269 < 200 Tinggi Diabetes Mellitus
(PERKI, 2015 dan PERKENI, 2015)

KLINIS/FISIK

Klinis
Fisik
Pemeriksaan Nilai Nilai Referensi Satuan
Tekanan darah 140/91 120/80 mmHg Compos mentis,
Nadi 77 60-100 kali/menit sesak napas, mual,
Suhu 36 36-37 °C muntah, oedema di
Respirasi 21 20-30 kali/menit kaki
Kesimpulan : Pasien memiliki kesan umum Compos mentis, Hipertensi stage I, nadi normal,
respirasi normal, suhu normal, mual, muntah, dan adanya oedema di kaki.
Tekanan darah normal : <120/<80 mmHg
Pre hipertensi : 120-139/80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 : 140-159/90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 : ≥160 - ≥ 100 mmHg
(JNC VII)
Nadi , respirasi dan suhu (Anggraeni, 2012)
RIWAYAT GIZI

Alergi/pantangan terhadap bahan makanan Tidak ada


tertentu
Diet yang pernah dijalani Mengurangi makanan kesukaan dan
mengurangi jumlah (porsi makanan)
Makanan kesukaan Gorengan, bakso dan somay
Kebiasaan makan

 SMRS
Makanan utama 3x/hari (pagi, siang dan malam)
Selingan 2x/hari (siang dan malam)

Hasil Recall 24 jam di Rumah sakit


Implementasi Energi Protein Lemak KH (g)
(Kkal) (g) (g)
Asupan oral 1083,7 33,2 48,6 130,9
Kebutuhan 1500 51,5 36,5 235
Prosentase 72,2% 64,5% 133,1% 55,7%

 Tidak menyukai jeroan dan susu


 Jarang konsumsi buah dan sayur
 Buah yang sering dikonsumsi adalah jeruk, papaya dan melon.

Perkiraan Kebutuhan Gizi


 Rumus Estimasi TB berdasarkan tinggi lutut :
Menurut Cumlea (Arisman, 2009)
TB wanita = 84,88 – (0,24 x U) + (1,83 x TL)
= 84,88 – (0,24 x 59) + (1,83 x 42)
= 84,88 – 14,16 + 76,86 = 147,58 cm
 BB idaman/ideal :
= (TB Estimasi - 100)
= (147,58 – 100)
= 47,58 Kg
 Perhitungan Perkeni (2015)
Energy perempuan = 25 kal/kgBBI
= 25 x 47,58 kg = 1189,5 kkal

Riwayat Personal
Ny. S beragama Islam, sejak didiagnosis sakit jantung Os merubah pola hidup menjadi
lebih sehat dengan melakukan aktivitas fisik jalan – jalan pagi. Os bekerja sebagai pembuat topi,
sehngga dalam sehari-hari Os sering duduk.
Riwayat Penyakit

Keluhan utama sesak napas, mual, muntah, oedema di kaki


RPD -
RPK -
RPS - CHF (Congestive Heart Failure) disertai DM tipe II dan Hipertensi stage I

Terapi Medis : -

DIAGNOSA GIZI
NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan mual, muntah, nyeri ulu hati dan
begah dibuktikan dengan asupan energy dan karbohidrat tergolong kurang
(karbohidrat 54.4%)
NI 3.2 Kelebihan asupan cairan berkaitan dengan gagal jantung dibuktikan
dengan adanya oedema pada kaki, napas pendek
NC 2.2 Perubahan data laboratorium (HbA1C) yang berhubungan dengan
Diabetes Mellitus Tipe 2 yang ditandai dengan nilai Hb1AC 8,3% dan
hiperglikemia (GDS 269 mg/dL)

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan
1. Mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas normal
2. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
3. Menurunkan berat badan pasien secara bertahap untuk mencapai berat badan normal
4. Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
5. Meningkatkan derajat kesehatan pasien agar dapat beraktvitas melalui pemenuhan
gizi

B. Syarat Diet
1. Energi diberikan cukup yaitu 25 kkal/KgBBI untuk mencapai berat badan normal
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
2. Kebutuhan protein cukup yaitu 0,8 kg/BB
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu 25% dari kebutuhan energy total
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total
5. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6. Konsumsi kolesterol < 200 mg/hari
7. Asupan garam sebanyak 1000 – 1200 mg sebanyak 1 sdt ( 4 gram)/hari dapat
membantu mengurangi retensi cairan. Pasien edema diberikan cairan 0,5 ml/kcal.
C. Implementasi
 Rumus Estimasi TB berdasarkan tinggi lutut :
Menurut Cumlea (Arisman, 2009)
TB wanita = 84,88 – (0,24 x U) + (1,83 x TL)
= 84,88 – (0,24 x 59) + (1,83 x 42)
= 84,88 – 14,16 + 76,86 = 147,58 cm
 BB Estimasi :
= (TB Estimasi - 100)
= (147,58 – 100)
= 47,58 Kg

 Perhitungan Perkeni (2015)


Energy perempuan = 25 kal/kgBBI
= 25 x 47,58 kg = 1189,5 kkal
Umur = 5% x 1189,5 kkal = 59,47 kkal
Aktivitas fisik = 20% x 1189,5 kkal = 237,9 kkal
Stress metabolic = 10% x 1189,5 kkal = 118,95 kkal

• Total Kebutuhan = 1189,5 kkal – 59,47 kkal + 237,9 kkal + 118,95 kkal = 1486,8 kkal
Protein = 0,8 g/KgBB = 0,8 x 47,58 Kg = 38,1 gram x 4 = 152,4 kkal
Lemak = 25% x 1486,88 kkal = 371,72 kkal / 9 = 41,3 gram
KH = 1486,88 kkal – ( 152,4 + 371,72) = 962,76 kkal / 4 = 240,69 gram

D. Jenis Diet, Bentuk makanan dan Cara pemberian


a. Jenis diet : DM 1500 RG III
b. Bentuk makanan : Lunak (nasi tim)
c. Cara pemberian : Oral (3x makan utama dan 3x selingan)
MONITORING DAN EVALUASI
Yang diukur Pengukuran Evaluasi target
Anamnesis Keluhan utama Wawancara tiap hari Keluhan
berkurang/menghilang
Antropometri LLA Berkala Normal
Biokimia ureum, kreatinin, Sesuai pemeriksaan Normal
GDS
Klinik dan fisik Tensi, respirasi, nadi Sesuai pemeriksaan Normal
dan suhu
Asupan zat gizi % asupan energy, Recall 24 jam dan Asupan makan baik
protein, lemak dan comstok setiap hari ≥80% dari kebutuhan.
karbohidrat (Depkes, 2005)

RENCANA KONSULTASI GIZI


Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan
Diabetes Meningkatkan pengetahuan Menekankan Metode : Ceramah
Mellitus dan pemahaman penderita mengenai pentingnya dan tanya jawab
DM dan keluarga tentang 3J (Jumlah, Jenis dan
pentingnya kepatuhan diet Jadwal) Sasaran : Pasien
untuk membantu dan keluarga pasien
mengendalikan kadar glukosa Makanan yang
darah dan tekanan darah dibatasi, dianjurkan Ruang konsultasi
dalam batas normal dan tidak dianjurkan gizi
Menu diet penderita Media : Leaflet,
DM DBMP

Daftar bahan makanan Waktu :


penukar (DBMP) 20 menit

Pentingnya melakukan
aktivitas fisik
PERENCANAAN MENU
Berat Energi
Waktu Menu Bahan makanan Protein Lemak (g) H A (g)
(g) (kkal)

Makan Pagi Nasi Tim Nasi Tim 200 234,3 4,4 0,3 51,4

Rica rica ikan Ikan segar 30 29,4 5,4 0,7 0

Tenpe bacem 50 118,5 5,4 7,5 8,8

Tumis jagung Jagung pipil 100 108 3,3 1,3 25,1

Snack siang Jus mangga Manga harum manis 90 49,5 0,1 0,1 12,8

Makan siang Nasi Tim Nasi Tim 200 234,3 4,4 0,3 51,4

Daging gebuk Daging sapi 35 94,1 8,7 6,3 0,0

Pepes tahu Tahu 55 41,8 4,5 2,6 1

Sayur asem 50 24,5 0,9 1,4 2,8

Snack sore Pisang ambon 75 69 0,8 0,4 51,4

Makan malam Nasi Tim Nasi Tim 200 234,3 4,4 0,3 51,4

Ikan mas pepes 30 24,3 3,5 1,1 0

Tumis sawi 50 14 0,9 1 0,8

Snack malam pepaya 110 42,9 0,7 0,1 10,8

Total 1318,7 47,2 23,7 233,9

Kebutuhan 1500 51,5 36,5 235

Prosentase 87,9% 91,6% 64,9% 99,5%


DAFTAR PUSTAKA

_________ 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2015. Penerbit PB PERKENI

Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi; Nutitonal Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Fajar, S.A. 2019. CAGI AZURA : Buku Catatan Ahli Gizi Indonesia Edisi III.

JNC-7. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure. JAMA 289:2560-2571

Malau MA. Hubungan Penyakit Jantung Koroner dengan Tingkat Hipertensi Di RSUP H. Adam
Malik Medan Periode Juni-Desember 2010.

PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung Edisi Pertama

Shahab A. Komplikasi kronik DM penyakit jantung koroner. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2007. hlm. 1894-6.

Sugondo, 2007. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S,
editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2007. hlm. 1919-23.

Soegondo S. 2005, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini dalam Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu, Balai Penerbit FKUI,Jakarta
Waspadji S. Diabetes Melitus, Penyulit Kronik, dan Pencegahannya. Dalam: Sugondo S,
Soewondo P, Subekti I, editor (penyunting). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi
ke-2. Jakarta: FKUI; 2009. hlm. 175-77.
Yanti, Suharyo H, Tony S. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada
Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang 2008.

Anda mungkin juga menyukai