Anda di halaman 1dari 5

Skenario C Blok 26

A. Analisis Masalah
1. Dr. Sardi, yang baru menjabat sebagai Kepala Puskersmas “Teruji” kedatangan
seorang ibu (Ny. A), berumur 25 tahun, ke puskesmas untuk ANC (ante natal
care) kehamilan yang ke II, dengan usia kehamilan 22 minggu dan membawa
anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Anak perempuan Ny. A ini telah
mendapat imunisasi lengkap di Posyandu ketika umurnya satu tahun.
i. Apa fungsi puskesmas?

 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan


mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan
 Pusat Pemberdayaan Masyarakat individu, keluarga dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat
 Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama : 1. Pelayanan
Kesehatan Perorangan (Private goods) 2. Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (Public goods)

ii. Bagaimana melengkapi imunisasi balita umur 3 tahun yang belum


menerima imunisasi lengkap?
Pada bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun, imunisasi dasar wajib
dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya
pada awal masa anak. Saat anak berusia 1-4 tahun, imunisasi ulangan
bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar tersebut.
Masa ini juga berfungsi untuk melengkapu imunisasi yang belum lengkap
(catch up immunization). Imunisasi diulang pada usia sekolah (5-12 tahun)
dan usia remaja 13-18 tahun sambil melengkapi imunisasi.

Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam)
setelah lahir, lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama.
Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5
bulan. Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada
masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung.
Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis B.
BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini
merupakan negara ke-3 tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah
India dan Tiongkok. Imunisasi BCG terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan
karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum matang.
Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.

DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka
eliminasi tetanus. Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar,
dilanjutkan dengan imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah
DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi (sebelum masuk
sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita,
imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu
hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada
bayi baru lahir).
Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval
keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi
sesuai jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12
bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun
intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4,
pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila
pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan
lagi.

Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan
(atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk
vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8
tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang
pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai
jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian
sebelumnya.

Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan
(second opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan
serta saat SD kelas 1-6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan
Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan
(strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5 persen
individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang baik
saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat
imunisasi campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan
pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.

MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal
interval 6 bulan antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan
minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lain.
Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18
bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen)
tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi
ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai
campak 2 kali atau MMR 2 kali.

HiB
IMUNISASI HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi)
diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan.
Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila
anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di atas
usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang
anak dibawah usia 5 tahun. Saat ini, imunisasi HiB telah telah masuk
program pemerintah, yaitu vaksin Pentabio produksi Bio Farma, vaksin
HiB diberikan bersama DPT, Hepatitis B.

Pneumokokus
Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus
untuk mencegah infeksi kuman pneumokokus salah satu penyebab penting
dari radang telinga, pneumonia, meningitis dan beredarnya bakteri dalam
darah. Sayangnya, imunisasi ini belum masuk program pemerintah.
Imunisasi pneumokokus diberikan tergantung usia pasien (Table 2).

Tabel 2. Jadwal dan Dosis Pemberian Imunisasi Pneumokokus

Usia Dosis dan Interval Ulangan


3 dosis, interval 6 - 8
2 - 6 bulan 1 dosis, 12 - 15 bulan
minggu
2 dosis, interval 6 - 8
7 - 11 bulan 1 dosis, 12 - 15 bulan
minggu
2 dosis, interval 6 - 8
12 - 23 bulan
minggu
> 24 bulan 1 dosis

Rotavirus
Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan
untuk mencegah diare karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus.
Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama
Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14
minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3
maksimal pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis
pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14
minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi
pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum
ada studi keamanannya.

Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak.
Pada usia 6-35 bulan cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5
mL. Pada anak berusia <8 tahun, untuk pemberian pertama kali diperlukan
2 dosis dengan interval minimal 4-6 minggu, sedangkan bila anak berusia
>8 tahun, maka dosis pertama cukup 1 dosisi saja.

Varisela
Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak
1 kali. Untuk anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali
dengan interval 4-8 minggu. Apabila terlambat, berikan kapan pun saat
pasien datang, karena imunisasi ini bisa diberikan sampai dewasa.

Hepatitis A & Tifoid


Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2
tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-
12 bulan. Imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun, dengan
ulangan setiap 3 tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida
sehingga di atas usia 2 tahun.

2. Pulang dari Puskesmas Ny. A bertemu dengan kader Posyandu yang menanyakan
mengapa Ny. A tidak membawa anak balitanya ke Posyandu, untuk mendapatkan
vitamin A secara berkala.
i. Apa saja kegiatan posyandu? Hasna Ica
A.Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.
Kegiatan utama, mencakup;
- kesehatan ibu dan anak;
- keluarga berencana;
- imunisasi;
- gizi;
- pencegahan dan penanggulangan diare.

B. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru


disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu
Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;

- Bina Keluarga Balita (BKB)


- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL)
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini
berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya

Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada
di posyandu terutama : bayi dan anak balita; ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui;
pasangan usia subur dan pengasuh anak.

Anda mungkin juga menyukai