Anda di halaman 1dari 10

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin frustasi ?
menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi (2008:95) hal ini disebabkan, karena belajar bahasa
asing merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya
berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tataran sistem fonologi, morfologi,
maupunsintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya.
Apapun kondisinya mempelajari bahasa asing khususnya bahasa arab dimulai setelah
seseorang memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam pikirannya, dan juga bahasa
arab dianggap sebagai bahasa kelas tiga, yaitu setelah bahasa ibu dan bahasa indonesia, sehingga
diperlukan pengondisiaan untuk siap menerima tradisi berbahasa yang baru. Oleh karena itulah
berbagai kiat atau strategi perlu dilakukan terus menurus, ketika mempelajari bahasa asing, termasuk
didalamnya bahasa arab. Hal ini disebabkan proses
yang komplek dalam pengajaran bahasa arab, yaitu ada empat ketrampilan yang ingin dicapai
diantaranya ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan
menulis. Keempat ketrampilan tersebut menuntut strategi, methode, dan media yang berbeda sehingga
proses pembelajaran tidak monoton dan menghindari kejenuhan (Abdul Hamid dkk, 2008:161).
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi,
ketrampilan berbahasa dan ketrampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang guru juga harus kaya
akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang tidak kalah penting adalah menggunakan
media yang sesuai dengan karakteristik materi yang ingin dicapai dan karakteristik siswa. Penggunaan
media dalam pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas prosentase
banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan
tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui
indra dengar dan indra lainnya (Azhar Arsyad, 2004:75).
Karena itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat penting, agar
proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap dan minat peserta didik.
Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan variatif sehingga proses pembelajaran dan hasil yang dicapai bisa optimal (Abdul Hamid, 2008:170)
Walaupun penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab sangat penting akan tetapi
menurut Umi Machmudah (2008:97) masih banyak guru-guru bahasa arab yang enggan menggunakan
media, alasan mereka adalah penyediaan media membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar,
sehingga pembelajaran bahasa arab yang terjadi pada pendidikan islam terkesan monoton dan siswa
mengalami kebosanan.
Untuk itu perlu adanya alternatif bagi guru didalam mengajarkan bahasa arab, yaitu
memanfaatkan media pembelajaran yang bisa merangsang pikiran dan minat peserta didik serta
fleksibel, artinya media itu bisa digunakan oleh semua siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, bisa dimanfaatkan dimana saja, kapan saja siswa membutuhkan. Alternatif yang ditawarkan
penulis yaitu dengan menggunakan media Sam’iyyah-Bashariyah (Audio-Visual), karena media ini bisa
dimanfaatkan oleh semua orang dimana saja, kapan saja asal tersedia televisi, VCD Player atau
komputer. Media ini memiliki kelebihan yaitu siswa terlibat langsung, dimana mata melihat langsung
teks, atau aksent orang yang berbicara, tangan atau anggota tubuh terlibat aktif dan dapat diulang-ulang
kalau belum faham (Abdul Hamid, 2008:178

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Media Pembelajaran Bahasa


Dadang Supriatna dalam modul “pengenalan media pembelajaran, Bahan ajar untuk Diklat E-
Training PPPPTK TK dan PLB,(2009:3) mengatakan, bahwa
media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang
berarti “antara”, media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam kamus ilmiah populer (1994:448) yang
diterbitkan oleh Arkola Surabaya, Media berarti perantara (informasi), penengah, wahana, dan wadah.
Sedangkan Arif S. Sadiman dkk. (2003:6) dalam bukunya“Media Pendidikan, pengertian,
pengembangan dan pemanfaatanya” menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya“Media Pembelajaran” (2002:11)
memberi pengertian media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belahar
mengajar.
Rohmat (2010:6) dalam bukunya “Media Pembelajaran, suatu pengantar” mendefinisikan
media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan
terjadinya proses belajar mulai yang paling sederhana dan mudah digunakan yaitu suara guru, sampai
yang merupakan peralatan serba komplek seperti video tape recorder, dengan syarat semua alat/media
tersebut dipersiapkan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Menurut I Wayan Santyasa (2007:3) dalam makalahnya tentang “Landasan konseptual media
pembelajaran”mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran,
media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau isi pelajaran
sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku siswa dalam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi media pembelajaran
bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi
bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
2. Asas dan prinsip pembelajaran Bahasa arab
Menurut Abdul Hamid (2008:163) dalam pembelajaran bahasa arab asas yang dianjurkan
untuk digunakan adalah asas kebermaknaan, konsep penting yang mendasari asas ini adalah :
a. Bahasa merupakan alat untuk mengngkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata
dan tata bahasa. Dengan demikian, kosakata dan tata bahasa berperan sebagai alat pengungkapan
makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan.
b. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan
konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh
pemahaman lintas budaya.
c. Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik lisan maupun tulisan.
Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan
digunakan. Keberagaman ungkapan diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.
d. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa
sasaran), baik secara lisan maupun tulisan. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran
unsur-unsur bahasa tersebut.
e. Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan belajar. Motivasi ini banyak ditentukan oleh tingkat kebermaknaan bahan pelajaran dan
kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan
kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam memotivasi siswa untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar.
f. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan
dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai dan masa depan siswa. Oleh karena itu faktor-faktor
tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pembelajaran bahasa
arab agar lebih bermakna bagi siswa.
g. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan
hanya sebagai obyek, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berbahasa.
Menurut (Abdul Hamid, 2008:166-167) Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran bahasa arab, diantaranya:
1. Berpusat pada siswa
2. Belajar dengan keteladanan dan pembiasaan,
3. Mengembangkan kemampuan sosial
4. Mengembangkan fitrah bertauhid, keingintahuan dan imajinasi
5. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah
6. Mengembangkan kreatifitas siswa
7. Mengemabangkan kefahaman nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9. Belajar sepanjang hayat
10. Keterpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas.

3. Urgensi Penggunaan Media dalam Pembelajaran Bahasa.


Menurut John Lannon (1982:261) yang dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan bahwa
media pembelajaran itu penting karena dapat :
1. Menarik minat siswa
2. Meningkatkan pengertian siswa
3. Memberikan data yang kuat/terpercaya
4. Memadatkan informasi
5. Memudahkan menafsirkan data
Sedangkan Umi Machmudah (2008:100), menambahkan bahwa media pembelajaran dianggap
penting karena kegunaannya, diantaranya :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata
tertulis atau lisan)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti :
- Obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film, bingkai, film atau
model.
- Obyek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
- Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography.
- Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
- Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
- Menimbulkan gairah/semangat belajar
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan
kenyataan
- Memungkinkan peserta didik, belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
- Memudahkan untuk menggali informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan Rohmat (2010:11) melihat urgensi media pembelajaran dari proses belajar
mengajar, yaitu berfungsi untuk menghindari hambatan/gangguan komunikasi dalam proses belajar
mengajar, diantaranya:
- Menghindari terjadinya verbalisme
- Membangkitkan minat/motivasinya
- Menarik perhatian murid
- Mengatasi keterbatasan, ruang, waktu dan ukuran
- Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar.
- Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

4. Kriteria pemilihan media pembelajaran bahasa yang baik.


Rohmat (2010:16), menyatakan bahwa didalam memilih media pembelajaran, hendaknya kita
memperhatikan syarat-syaratnya, yaitu;
a. Sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, apakah media tersebut dapat
dipakai untuk mencapai tujuan instruksional ?
b. Sesuai dengan anak yang belajar. Apakah media yang dipilih itu benar-benar menarik
perhatiaan anak ?
c. Ketersediaan bahan media. Dapatkah media itu diperoleh dengan mudah? Apakah tersedia
bahan untuk memproduksi media yang dipilih ?
d. Biaya pengadaan, apakah seimbang dengan manfaatnya ?
e. Kualitas/mutu teknik. Apakah media yang dipilih kualitasnya masih baik ?
Selain itu menurut (Thorn, 1995) yang dikutip oleh Abdul Hamid (2008:179) ada enam kriteria
untuk memilih media yang interaktif, yaitu; kriteria pertama adalah kemudahan navigasi, dimana sebuah
program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu
belajarkomputer dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah
pengetahuan dan presentasi informasi. Kriteria keempat adalah integrasi media dimana harus
mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Kriteria yang kelima yaitu
tampilan yang menarik dan artistik. Kriteria keenam yaitu penilaian yang menyeluruh, artinya setelah
belajar pembelajar harus benar-benar merasa dirinya sudah belajar.
5. Media Pembelajaran dalam Bahasa Arab.
Menurut ( Al Fauzan, dkk: 2003) yang dikutip oleh (Abdul Hamid, 2008:174) media
pembelajaran bahasa arab secara umum dpat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu; (1). Media
perangkat/peralatan (Al ajhihah), (2). Media materi pembelajaran (al mawad al ta’limiyah al
ta’allumiyah), dan (3). Kegiatan penunjang pembelajaran (Al Nasyathath al ta’limiyah).Sedangkan
ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk
memperoleh pengetahuan, media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu; 1). Media
visual (bashariyah), 2). Media Audio (sam’iyyah), 3). Media audio visual (Sam’iyyah bashariyah).
Sedangkan (Rohmat: 2010:31) menambahkan selain tiga media itu ada lagi media raba, media
kecap dan media bau atau cium.
Media Bashariyah dapat berupa benda-benda alamiah, orang, kejadian dan gambar-gambar
dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media visual dapat digunakan terutama untuk
pengenalan mufrodat dan pola kalimat (Abdul Hamid, 2008:176).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, maka harus banyak membuat gambar-
gambar dan simbol dalam catatan mereka, hal yang paling bagus adalah memulai dengan peta pikiran
secara keseluruhan. Hal ini bisa didapatkan dengan membaca sekilas dari gambaran umum (Bobbi
DePorter, 2000:168). Peta pikiran secara keseluruhan bisa kita terapkan pada penguasaan bentuk
kalimat (‘irab) didalam bahasa arab, yaitu dengan membuat peta pikiran antara kalimat isim, kalimat fi’il,
kalimat jar, dan kalimat jazm.
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas, media visual juga memiliki kelemahan yaitu
kurang menarik karena tanpa ada suara yang mengikuti, atau disebut gambar bisu, sehingga ketika
melafalkan suatu bunyi atau Aksen maka siswa tidak bisa menirukan. Media ini juga memiliki kelemahan
untuk diterapkan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti terkena sakit mata (rabun,
minus atau plus, atau buta warna). Media ini juga kurang efektif apabila diterapkan pada anak didik yang
memiliki gaya belajar audio, karena anak yang memiliki gaya belajar audio akan lebih menagkap isi
pesan pelajaran yang berupa bunyi daripada gambar.
Media Sam’iyyah (Audio) dapat berupa suara rekaman, pita kaset, tape recorder, radio, atau
bunyi-bunyi alam sekitar. Didalam pembelajaran bahasa arab media ini cocok untuk mengetahui aksen
suatu kalimat, Makhorijul huruf dan melatih pemahaman kita akan bahasa arab (Abdul Hamid,
2008:177).
Bagi pelajar yang memiliki tipe belajar auditorial atausam’iyyah, belajar akan lebih
menyenangkan apabila dengan cara mendengarkan, baik mendengarkan cerita, pidato, keterangan
maupun dalam bentuk lagu-lagu (Bobbi DePorter, 2000:168). Pelajar dengan tipe ini apabila belajar
mandiri biasanya lebih suka dengan membaca buku secara keras, atau paling tidak telinganya bisa
mendengarkan, sambil mendengarkan musik atau merubah pelajaran menjadi syair-syair lagu. Didalam
pelajaran bahasa arab media ini cocok diterapkan dalam memahami teks yang berupa bunyi
(listening),juga latihan muhadtsah (percakapan) maupun Khitobah (Pidato).
Media Syam’iyyah dalam pembelajaran bahasa arab memiliki kelemahan apabila diterapkan
pada anak yang memiliki gangguan pendengaran, kemudian daya serap anak terhadap pesan yang
disampaikan beragam, karena anak yang duduk didepan bisa menangkap lebih jernih daripada anak
yang duduk dibelakang. Media ini juga tidak cocok diterapkan pada anak yang memiliki gaya belajar
visual atau kinestetik, bahkan suara-suara yang keluar untuk menyampaikan pesan pelajaran kadang
dianggap berisik dan mengganggu. Mediasam’iyyah cenderung membuat model pembelajaran monoton
dan membosankan apabila tidak dikemas dalam bentul SCM(Student Center Model), akantetapi media
ini paling banyak dipakai oleh guru bahasa arab karena biasanya guru tidak mau repot menyiapkan
media pembelajaran bahasa arab yang berbentuk Basyariyah dan Syam’iyyah Basyariyah karena
membutuhkan waktu dan biaya yang lebih (Neneng LM, 2010).
Media Syam’iyyah Bashariyah atau media audio visual sebenarnya adalah gabungan dari
media Sam’iyyah (Audio) danBashariyah (Visual), jadi media ini selain menampilkan gambar-gambar
atau lukisan juga menampilkan suara sebagai ekspresi dari gambar tersebut. Media ini dapat berupa
benda-benda alamiah, orang, film, TV, VCD, Video, Komputer, Slide dll. Dalam konteks pembelajaran
bahasa arab, media audio visual dapat digunakan terutama untuk pengenalan muhadatsah(percakapan)
dengan menggunakan bahasa arab, mengetahui aksent dan ekspresi dalam pengucapan huruf dan
kalimat, mengetahui kebudayaan atau sosiografis masyarakat arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, media ini bisa digunakan, begitu juga bagi
anak yang memiliki gaya belajar auditorial. Belajar lebih baik bila melibatkan lebih dari satu indera saja,
seperti penggunaan indera dengar dan lihat secara bersamaan akan lebih memberi stimulus yang lebih
baik, karena jika mendengar, akan lupa, jika melihat, akan ingat, dan jika melakukan, maka akan faham
(Rohmat, 2010:45)
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas, media audio visual juga memiliki kelemahan
yaitu tampilannya masih sebatas dua dimensi, sehingga dari segi estetika kurang.

C. Implikasi dan penutup

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa implikasi dari penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran bahasa arab diharapkan bisa mengurangi kebosanan peserta didik,
sebaliknya peserta didik akan lebih bergairah dan tertarik dengan pelajaran bahasa arab karena
pelajaran lebih kreatif, atraktif dan tidak monoton
Media yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa arab adalah
media Sam’iyyah, media Bashariyah dan media Sam’iyyah Bashariyah. Setiap media memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing, karena tidak ada media yang terbaik yang bisa diterapkan
kapan saja, dimana saja, untuk itu peran guru sangat penting didalam menganalisis kebutuhan media
yang paling cocok, sesuai dengan karakteristik siswa dan situasi yang ada.
Media Syam’iyyah cocok digunakan dikelas yang memiliki rombongan pelajar dengan tipe
belajar auditorial, sedangkan mediaBashariyyah sangat cocok digunakan pada kelas yang memiliki tipe
belajar visual. Media Sam’iyyah Bashariyah adalah media yang sangat cocok digunakan pada kelas yang
dihuni dengan tipe belajar beragam, karena media ini bisa meminimalisir kekurangan yang ada pada
mediaSam’iyyah dan Bashariyah.
Demikian makalah ini saya sampaikan, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak,
yang punya perhatian terhadap kemajuan pendidikan sangat saya harapkan, karena sebagai manusia
saya tentu jauh dari sifat sempurna.

Daftar Pustaka

A Partanto, Pius dan Al Barry, M. Dahlan (2001), Kamus Ilmiah Populer.Surabaya: Arkola
Arsyad, Azhar (2004), Bahasa Arab dan Methode Pengajarannya, beberapa pokok
pikiran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi, dkk (2000). Quantun Teaching, Mempraktikan quantum learning diruang-
ruang kelas, Bandung: Mizan Media Utama
Hamid, Abdul dkk. (2008). Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Methode, Strategi, Materi,
dan Media, Malang: UIN-Malang Press
http://file.upi.edu/Direktori/A%20-20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20 SEKOLAH/
194704171973032%20-%20MULIATI%20 PURWASASMITA / MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf, di Download
pada tanggal, 2 November 2010, jam 08.11 WIB
http://kumpulan download/136-sekilas-tentang-media-audio-visual.html, di download pada
hari Selasa, 9 November 2010, jam 14.30 WIB.
Mahmudah, umi dan Risyidi, Abdul Wahab (2008). Active learning dalam pembelajaran Bahasa
Arab, Yogyakarta: Sukses Offset
Neneng LM, (2010) Model Pembelajaran Bahasa Arab yang terfokus pada Anak, Materi Diklat
Bahasa Arab bagi Guru MTs, pusdiklat keagamaan: Jakarta dalam
situs http://kumpulandownload/model pembelajaran bahasa arab.htm, di download pada hari Selasa, 9
November 2010, jam 14.00 WIB.
Rohmat (2010). Media Pembelajaran, suatu pengantar. Yogyakarta: Logung pustaka
Sandiman, Arif S (2003). Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Santyasa, I Wayan (2007). Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Bali:
Universitas Ganesha
Supriatna, Dadang (2009), modul pengenalan media pembelajaran, bahan ajar untuk diklat e-
training PPPPTK TK dan PLB, Jakarta
Usman, M. Basyirudin dan Asnawir (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press
Media dalam bahasa Arab adalah perantara ‫ ))وسائل‬atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal (Arsyad, 2002).
Fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi, dan mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru. Sedangkan manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (1) objek atau benda yang terlalu
besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio, atau model, (2) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar, (3) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau
terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping
secara vebal, (4) objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara
konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer, (5) kejadian atau percobaan yang dapat
membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video, (6) peristiwa alam
seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama
seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti
time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer,
4. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang
(Arsyad, 2002:15-27).
Macam-macam media pembelajaran menurut Leshin (dalam Arsyad, 2002:79-80) adalah: (a)
media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), (b)
media berbasis cetakan (buku penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas), (c) media berbasis
visual (buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transparasi, film bingkai/slide), (d) media berbasis
audiovisual (video, film, slide bersama tape, televisi), (e) media berbasis komputer (pengajaran dengan
bantuan komputer dan video interaktif).
Djamarah dan Aswan (1996:140-142) mengklasifikasi macam-macam media sebagai berikut.
1. Dilihat dari jenisnya; (1) media auditif yaitu media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam, (2) media visual yaitu media
yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti foto, gambar, lukisan, (3) media audiovisual yaitu
media yang mempunyai unsur suara dan gambar, seperti video cassete, sound slides,
2. Dilihat dari liputnya; (1) media dengan daya liput luas dan serentak yaitu media yang
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam
waktu yang sama, seperti radio dan televisi, (2) media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat yaitu media yang membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti sound slide, (3) media
untuk pengajaran individual yaitu media hanya untuk seorang diri seperti modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer,
3. Dilihat dari bahan pembuatannya; (1) media sederhana yaitu media yang bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit, (2) media kompleks yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai.
Ainin (2005) mengelompokkan media pembelajaran bahasa Arab menjadi media dengar,
media pandang, dan media dengar-pandang. Media dengar yang dapat digunakan dalam pembelajaran
bahasa Arab misalnya tape recorder dan radio. Untuk pembelajaran mendengar (istima') maupun
berbicara (kalam) misalnya, guru dapat memperdengarkan tape recorder dengan memperdengarkan
suara penutur asli. Media pandang yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa Arab misalnya
dalam bentuk gambar tunggal maupun berseri yang dapat digunakan untuk pembelajaran kosa
kata (mufradat), berbicara, maupun menulis (kitabah) sederhana. Selain itu, bagan, benda asli, maupun
benda tiruan. Sementara yang termasuk media pandang-dengar misalnya TV, VCD, dan lain-lain.
Laboratorium bahasa dapat dikelompokkan sebagai media dengar atau pandang-dengar tergantung
jenis lab yang digunakan.
Dalam pembelajaran bahasa Arab di MA, penggunaan media merupakan suatu nilai tersendiri
bagi siswa maupun guru. Agar penggunaan media efektif dan efisien, maka guru bahasa Arab
menggunakan media sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Misalnya, gambar tunggal dapat
digunakan pembelajaran kosa kata, menulis sederhana, dan berbicara. Gambar berseri dapat digunakan
untuk pembelajaran membaca, berbicara, atau menulis. Dalam pembelajaran membaca misalnya, guru
dapat menggunakan gambar berseri yang mewakili kronologis isi cerita dalam bacaan. Apabila sekolah
terdapat komputer yang memadai, maka guru dapat melakukan pembelajaran bahasa Arab melalui VCD
interaktif. Dengan VCD interaktif, sehingga siswa dapat memilih menu ketrampilan berbahasa Arab yang
diinginkan seperti kosa kata, tata bahasa, membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.
Dari jenis-jenis dan karakteristik media sebagaimana disebutkan di atas, kiranya patut menjadi
perhatian dan pertimbangan bagi guru ketika akan memilih dan mempergunakan media dalam
pengajaran. Karakteristik media yang mana dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, itulah media yang seharusnya dipakai.

‫ مفهوم وسائل التعليمية‬-1


‫يقصد بالوسيلة التعليمية ما تنترج تحت مختلف الوسائط التي يستخدمها‬
‫ بغرض إصال المعارف والحقائق واألفكار والمعاني‬،‫األستاذ في الموقف التعليمي‬
‫ وقد عرفها محمد زياد حمدان أن الوسائل التعليمية هي وسائط تربوية يستعان‬.‫للطلبة‬
‫ وأما نايف معروف فقد عرف الوسائل التعليمية أنها ما‬.‫بها إلحداث علمية التعليم‬
‫يلجأ إليه المدرس من أدوات وأجهزة ومواد لتسهيل عملية التعليم وتحسينها‬
[1].‫وتعزيزها‬
‫كل هذه التعاريف تؤدي إلى مفهوم واحد وهو أنها وسائل أووسائط تعين على‬
‫التعليم والتعلم وتئدي إلى إسراعة‪ .‬وكما قد سبق ذكره أن الطالب يتعلمون أكثر‬
‫ويصبحون أكثر إجابية إذا ما استخدمت المواد التعليمية التي تثير أكثر من حاسة‬
‫لديهم‪ ،‬فاشتراك حاستي السمع والبصر في التعليم يكون أفضل من استخدام حاسة‬
‫السمع بمفرده‪.‬‬
‫وقد تطلق على الوسائل التعليمية عدة تسميات حوث تسمى الوسائل التعليمية‬
‫وأحيانا وسائل اإلضاح والوسائط التربوية وأحيانا أخرى تقنيات التعليم‪ .‬وكل هذه‬
‫المسميات تعنى مختلف الوسائل التي يستخدمها األستاذ في الموقف التعليمي‪ ،‬بغرض‬
‫إيصال المعارف و الحقائق و األفكار و المعاني للطلبة‪.‬‬

‫]‪ [1‬أوريل بحرالدين‪ ،‬مهارات التدريس نحو إعداد مدرس اللغة العربية الكفء‪( ،‬ماالنج ‪ :‬مبطعة جامعة موالنا‬
‫مالك إبراهيم اإلسالمية الحكومية‪2011 ،‬م)‪ ،‬ص‪155-154 :‬‬

Anda mungkin juga menyukai