Anda di halaman 1dari 20

Komunikasi Magis Dukun

(Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi Komunikasi


Dukun)
Ali Nurdin
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Sedang Menempuh S-3 Bidang Ilmu Komunikasi Di Universitas Padjadjaran
Bandung

Abstrak
Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena perdukunan yang ada dan terpelihara
di masyarakat. Dukun dipercaya memiliki kemampuan dan keahlian untuk membantu
menyelesaikan persoalan seseorang. Persoalannya, bagaimana pengalaman,
kemampuan dan keahlian dukun di Lamongan Jawa Timur dalam menangani dan
membantu memberi alternatif pemecahan masalah kliennya? Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami dan mengeksplorasi kompetensi komunikasi dukun dalam
melayani kliennya. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan
metode kualitatif. Subjek penelitian adalah para dukun dan klien di wilayah Lamongan.
Pemilihan informan dilakukan sesuai dengan pengalamannya, mengungkap kembali
pengalamannya serta mendalaminya. Teknik pengumpulan data menggunakan
interview, observasi dan review dokumen. Analisis data dilakukan dengan memilih data
yang relevan, memaparkannya dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah kapabilitas dan keahlian dukun berupa suwuk, petungan, penerawangan
dan prewangan. Kemampuan dan ketrampilan dukun menunjukkan adanya konsep
komunikasi yang baru, yaitu komunikasi suwuk, komunikasi petungan, komunikasi
penerawangan dan komunikasi prewangan.

Kata Kunci: Kompetensi komunikasi, magis, dukun, suwuk, petungan,


penerawangan, prewangan.
Abstract
This study departs from the rampant phenomenon of people believe and go shaman.
Shamans believed to have the ability and expertise to provide suggestions in the
process of healing and helping people. The problem in this study is how the experience,
skills and expertise shaman in Lamongan in his work treating and helping the client?
The purpose of this study was to understand and explore in depth the communication
competence magical shaman related to his work in serving and treating clients in
Lamongan East Java Province. This study used a phenomenological approach to
qualitative research methods The subjects in this study were shamans and existing
clients in the area of Lamongan ​​East Java Province. Data sources or selected informants
purposively with the terms directly experience the events that are the focus of research,
able to recount events that happened, and be willing to research informants. Data
collection techniques in this study using the technique of interviewing, observation, and
document review. While the data analysis techniques used in this study are three flow
activities: data reduction, data presentation, and conclusion / verification. The results
of this study describes the capabilities and expertise of shaman is suwuk, petungan,
penerawangan, and prewangan. Ability and skills possessed shaman on that gave birth
a new communication concept is suwuk communication, petungan communication,
penerawangan communication, and prewangan communication.

Keywords : Communication competence, magical, shaman, suwuk, petungan,


penerawangan, prewangan.

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 383


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

Pendahuluan para nelayan masih sering melakukan


Dukun merupakan sebuah istilah ritual atau upacara ’petik laut’ sebagai
yang dapat mengembalikan alam simbol permohonan agar hasil tangkapan
pikiran manusia kepada suatu masa ikannya dapat banyak. Begitu juga
lampau ketika manusia hidup di alam masyarakat petani yang masih sering
kepercayaan animisme. Edward Burnett melakukan ritual ’sedekah bumi’ pada
Tylor memandang animisme sebagai setiap tahunnya sehabis masa panen. Di
dasar pijakan bagi semua agama dan samping melakukan ritual keagamaan
merupakan tahap awal terjadinya proses mereka juga mendatangi ”orang pintar”
evolusi dalam agama. Secara umum, (dukun) untuk mencari ’jimat’ atau ’aji-
penganut animisme percaya bahwa aji’ untuk memperlancar pekerjaaanya,
kekuatan ghaib (supernatural) dapat untuk mendapatkan rizki yang banyak,
menghuni pada binatang, tumbuhan, mencari pengobatan alternatif, atau
batu karang, dan obyek-obyek lain secara bahkan bertanya tentang jodoh,
alami. Kekuatan ini diimpikan sebagai konsultasi tentang masa depan atau
roh-roh atau jiwa-jiwa ( Birx, 2006 : 80). sesuatu yang belum terjadi (meminta
petunjuk gambaran masa depan pada
Ada yang menyebut istilah dukun
sesuatu yang akan dilakukan).
dengan sebutan paranormal atau
sebaliknya paranormal disebut sebagai Kehidupan masyarakat Jawa juga
dukun. Keduanya memiliki kemampuan banyak diwarnai oleh hal-hal yang
dan keahlian dalam tindakan pengobatan, bersifat mistik atau kepercayaan pada
memberi nasihat dalam kehidupan, sesuatu yang ghaib, sesuatu yang tidak
dan bahkan mampu mendeteksi dan tampak wujud sejatinya. Realitas
mengusir gangguan yang disinyalir kehidupan masyarakat Jawa ini banyak
datangnya dari makhluk halus (jin, setan, dipengaruhi oleh percampuran akidah
dan gendruwo). Dukun atau paranormal kepercayaan dan budaya masyarakat
adalah orang yang mengaku mengetahui yang melingkupinya. Fakta ini diperkuat
ilmu ghaib dan memberikan kabar oleh kondisi masyarakat Jawa yang pada
kepada manusia tentang kejadian yang masa lalunya memiliki kepercayaan
ada di alam semesta (Syamsudin, 2008 : dan keagamaan yang sangat kuat
78). Dukun adalah orang yang memiliki dengan tradisi-tradisi ritual agama dan
ngelmu ghaib yang diperoleh dengan cara kemasyarakatan. Seperti diketahui,
laku mistik dan memanfaatkannya untuk bahwa di pulau Jawa pada lintasan
membantu atau menolong orang yang sejarahnya pernah ada dua kerajaan
membutuhkannya (Heru S.P. Saputra, besar yang banyak berpengaruh dalam
2007: xxii). Dalam Kamus Bahasa membentuk karakter dasar masyarakat
Indonesia dukun didefinisikan sebagai setempat. Kerajaan tersebut adalah
orang yang pekerjaannya mengobati, kerajaan Majapahit yang berbasis
memberi jampi-jampi, mantra, guna- kepercayan agama Hindu dan kerajaan
guna, dan sebagainya (hal. 368). Demak yang berbasis kepercayaan agama
Islam.
Fenomena maraknya orang
mendatangi dukun dimulai ketika Dua realitas kerajaan besar yang
masyarakat Jawa pada umumnya pernah menguasai pulau Jawa ini sangat
memiliki tradisi ritual keagamaan banyak mempengaruhi kehidupan
yang masih berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Penduduk yang
masyarakat hingga saat ini. Misalnya, pada awalnya memiliki kepercayaan

384 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

animisme dan hinduisme pada kerajaan tertulis. Sedangkan menurut Lehtonen


Majapahit beralih pada paham dan kompetensi komunikasi adalah bagian
kepercayaan agama baru yaitu Islam dari kompetensi sosial. Kompetensi
yang di anut oleh kerjaaan Demak. Dua sosial adalah kemampuan individu
sisi pergulatan agama di Jawa inilah yang berupa perilaku dan keterampilan yang
diyakini sangat membentuk karakter digunakan untuk mengawasi lingkungan
masyarakat. Satu sisi masyarakat masih sosialnya (Korhonen, 2002 : 28).
bertahan dengan paham animisme dan Penelitian ini dilatarbelakang
dinamisme, serta hinduisme, namun adanya realitas bahwa : pertama,
di sisi laim ada warga yang sudah mayoritas penduduk di Lamongan Jawa
beralih kepada ajaran yang dibawa oleh Timur adalah penganut ajaran Islam
kerajaan Demak, dan akhirnya terjadilah yang taat, berbasis organisasi sosial
sinkretisme dalam agama. Sinkretisme keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dan
adalah penyesuaian suatu proses Muhammadiyah. Yang menarik, keadaan
penggabungan, pengkombinasian unsur- ini tidak banyak memberikan kontribusi
unsur asli dengan unsur-unsur asing, dalam pembentukan persepsi masyarakat
yang kemudian melahirkan sebuah pola tentang kepercayaan pada ”orang pintar”
budaya baru (Mujib, 2009 : 115). atau dukun yang diyakini masyarakat
Latar belakang kepercayaan dan setempat dapat membantu segala
budaya masyarakat sebagaimana keinginan, tujuan, dan harapannya.
digambarkan di atas ikut membantu Kedua, ada kepercayaan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat keyakinan yang kuat bahwa seorang
pada seorang dukun. Dukun diyakini dukun memiliki kemampuan yang lebih
dan dipercayai memiliki kemampuan dalam hal mengarahkan atau memberi
dan keahlian dalam menolong dan petunjuk, memprediksi, memberikan
menyembuhkan orang. Jika masyarakat pertolongan, dan bahkan menyembuhkan
mendatangi dan mempercayai dukun orang yang datang meminta bantuan atau
sebagai orang yang memiliki “kesaktian” pertolongan . Masyarakat mendatangi
maka masyarakat telah meyakini pula dukun untuk dua keperluan yaitu
bahwa seorang dukun dengan segala pengobatan dan konseling kehidupan
ilmu yang dimilikinya telah memiliki (keluarga, karir, rizki, dan sebagainya).
kompetensi di bidangnya. Keperluan pengobatan dimaksudkan
Kompetensi yang dimiliki oleh untuk mencari kesembuhan pada
dukun adalah kompetensi komunikasi penyakit yang sedang dideritanya,
untuk meyakinkan setiap orang yang misalnya ; penyakit yang secara medis
datang kepadanya untuk meyakini dapat diidentifikasi ; badan panas
dan mempercayai apa-apa yang (demam), gondok, liver, tumor, hepatetis,
disampaikan dan melakukan apa yang dan sebagainya, sedangkan penyakit
diperintahkannya. Menurut McCroskey yang tidak dapat diidentifikasi secara
dalam jurnal Communication Research medis, seperti tenun/santet, kesurupan/
Report (1988 :109) mengatakan bahwa gangguan mahluk ghaib dan sebagainya.
kompetensi komunikasi adalah Adapun keperluan konseling kehidupan
kemampuan yang memadai untuk dimaksudkan sebagai permintaan
memberi dan menerima informasi ; nasehat dan petunjuk dalam mengarungi
kemampuan untuk mengungkapkan kehidupan, misalnya meminta nasehat
pengetahuan secara lisan maupun dan petunjuk tentang jodoh, kelancaran

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 385


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

rizki, konsultasi pekerjaan, tolak balak, klien mempercayai dan melakukan


dan kepentingan-kepentingan lain sesuai sepenuhnya apa yang disampaikan oleh
dengan kebutuhannya. dukun merupakan kajian yang unik dan
Ketiga, mayoritas masyarakat menarik dalam disiplin Ilmu Komunikasi.
yang datang ke dukun memiliki latar Berangkat dari uraian latar belakang
belakang budaya yang berbeda, dan penelitian di atas, maka fenomena yang
dukun memiliki kemampuan untuk terjadi sangat menarik untuk diteliti.
menyesuaikan diri dengan segala Penelitian ini menggali secara mendalam
latar belakang klien sehingga berhasil tentang bagaimana kompetensi komu­
mempersuasinya. Dukun diyakini nikasi magis dukun dalam memberikan
memiliki kemampuan komunikasi yang pelayanan pada kliennya.
hebat dalam mempersuasi klien yang Ada beberapa hasil penelitian
datang. terdahulu yang dapat dijadikan sebagai
Keempat, sesuatu yang menarik konstribusi pemikiran pada penelitian
dalam penelitian ini adalah terjadinya yang akan dilakukan. Hasil penelitian
fenomena ’maraknya’ orang mendatangi Geertz (1960) dalam The Religion of Jawa
dukun sebagai alternatif untuk meme­ yang mengklasifikasikan masyarakat
nuhi kebutuhannya di tengah perkem­ Jawa dengan kategori santri, priyayi dan
bangan teknologi informasi dan juga abangan. Dalam satu pembahasan Geertz
perkembangan peradaban masyarakat menjelaskan tentang praktek pengobatan
yang begitu modern. Masyarakat melalui dukun yang menghasilkan
mendatangi dukun untuk keperluan tipologi dukun yaitu dukun santri,
pengo­batan, jodoh, kelancaran rizki, dukun priyayi, dan dukun abangan.
konsultasi pekerjaan, tolak balak, dan Tipologi dukun hasil penelitian Geertz
kepentingan-kepentingan lain sesuai ini didasarkan pada jenis keahlian dan
dengan kebutuhannya. kemampuannya dalam mempelajari
Fenomena percaya dan mendatangi ilmu dan cara mempraktekkan ketika
dukun pada masyarakat merupakan mengobati klien. Penelitian Geertz
tradisi peninggalan sejarah animisme memberikan kontribusi tentang gambaran
yang masih melekat pada kehidupan dunia praktik perdukunan secara umum
masyarakat sampai sekarang. Orang yang ada pada masyarakat Jawa, dan juga
Jawa, khususnya abangan percaya tentang tipologi dukun baik berdasarkan
kepada kemampuan dukun, yaitu jenis praktiknya maupun dari jenis ilmu
seorang yang mengendalikan roh- yang digunakannya. Penelitian Geertz
roh dan menjadikannya alat-alat bagi ini menggunakan pendekatan etnografi
keinginan dan hasrat seseorang. Ada juga berbasis antropologi budaya.
santri-santri kolot yang nampaknya juga Berbeda dengan penelitian Geertz,
masih mengakui kemampuan dukun Jane Monnig Atkinson (1987) meneliti
(Muhtarom, 2002 ; 64). tentang efektivitas praktek dukun di
Penelitian ini penting dalam Sulawesi melalui ritual “mabolong”
perspektif kajian komunikasi. Kajian dengan kajian antropologi budaya. Hasil
dalam penelitian ini terkait erat dengan penelitian Atkinson mengggambarkan
kemampuan dan keahlian dukun pengunaan simbol-simbol pada ritual
dalam meyakinkan klien. Kemampuan “mabolong” sebagai terapi penyembuhan.
dukun dalam memberikan sugesti pada Dalam penelitian ini, ritual “mabolong”
setiap klien yang datang, kemudian digunakan sebagai praktek penyembuhan

386 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

klien yang meminta pengobatan baik Berbeda dengan penelitian Amia,


secara individual maupun secara Alexei V. Matveev (2002) meneliti tentang
berkelompok. Ritual “mabolong” juga kompetensi komunikasi antar­budaya
digunakan secara bervariasi yaitu sebagai berdasarkan persepsi para manager
ritual adat, agama, terapi, dan bahkan Amerika dan Rusia berdasarkan penga­
sebagai pertunjukan sebagaimana teater laman lintas budaya. Hasil penelitian
atau drama. ini menemukan dan menggambarkan
Penelitian sejenis dilakukan adanya model kompetensi komunikasi
oleh Pipit Yunita M (2009) tentang antarbudaya yang terintegrasi antara
pemanfaatan pengobatan dukun magis ketrampilan interpersonal, efektivitas
dalam upaya penyembuhan penyakit. tim, ketidakpastian budaya, dan dimensi
Penelitian ini berpijak pada sosiologi empati dalam budaya. Kontribusi
kesehatan yang menggambarkan tentang hasil penelitian Matveev memberikan
motif orang yang datang ke dukun magis gambaran atau potret tentang kompetensi
dalam rangka penyembuhan penyakit komunikasi seseorang dalam melakukan
dan konsultasi kehidupan. Dukun tindakan-tindakan komunikasi lintas
magis melakukan pengobatan dengan budaya.
menggunakan media “air rahmat” yang Dalam kehidupan sehari-hari sering­
telah diberi doa-doa atau mantra-mantra. kali terdengar istilah yang menyiratkan
Sedangkan bagi klien yang datang kemampuan seseorang yang memadai,
dalam rangka konsultasi kehidupan, sesuai bahkan tidak diragukan lagi untuk
dukun magis menggunakan lafaz-lafaz mengikuti pendapat tersebut karena
arab, keris, dan pasir. Penelitian Pipit kesesuaian pada informasi tersebut
memberikan gambaran tentang proses (meyakinkan). Secara umum pernyataan
pemanfaatan praktek dukun magis ini sudah menyiratkan adanya kom­
sebagai pengobatan alternatif yang ada petensi komunikasi yang dimiliki oleh
pada masyarakat Palembang. seorang penyampai informasi ( dapat di
Hasil penelitian terkait dengan baca : dukun).
kompetensi komunikasi dilakukan Ide atau gagasan tentang kompetensi
oleh Amia Luthfia R. (1999) tentang komunikasi pertama kali diperkenalkan
kompetensi komunikasi antarbudaya oleh Hymes Dell pada tahun 1960-an (1962,
bagi peserta training di Adelaide 1964, 1972) yang menekankan bahwa
Australia. Hasil penelitian ini pengetahuan tentang gramatika bahasa
menjelaskan bahwa kemampuan saja belumlah cukup untuk mencapai
komunikasi antarbudaya yang baik tingkat kompetensi komunikasi (Strohner,
dapat mengontrol perilakunya dan 2008 : 15). Menurutnya, kemampuan
lingkungannya. Kompetensi komunikasi orang untuk mencapai tujuan dalam
antarbudaya dipahami melalui proses kehidupan sosial mereka sebagian besar
kognitif, afektif, dan behavioral ketika tergantung pada kompetensi komunikasi
beradaptasi dengan orang yang berbeda yang dimilikinya.
budaya. Hasil penelitian yang dilakukan Menurut Lehtonen kompetensi
Amia memberikan gambaran atau potret komu­nikasi adalah bagian dari kompe­
tentang analisis kompetensi komunikasi tensi sosial. Kompetensi sosial adalah
yang didasarkan pada kemampuan kemampuan individu berupa perilaku
seseorang dalam melakukan adaptasi dan keterampilan yang digunakan
dengan orang yang berbeda budaya. untuk mengawasi lingkungan sosialnya.

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 387


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

Atau dapat juga didefinisikan sebagai pada orang lain. Sebuah studi yang
kemampuan individu untuk mengatasi menarik pada kepuasan relasional
setiap rintangan dalam kehidupan menggambarkan bahwa apa yang
kesehariannya. Di samping bahasa dan memuaskan komunikasi bervariasi
keterampilan sosial lainnya, prasyarat dari satu hubungan ke hubungan
untuk mencapai kompetensi di antaranya yang lain. Peneliti Brent Burleson dan
adalah pengetahuan sosial, sensitivitas Wendy Sampter menganggap bahwa
sosial, atau kemampuan memahami orang-orang dengan keterampilan
budaya yang meliputi adat, norma, dan komunikasi yang canggih (seperti
organisasi sosial (Korhonen, 2002 : 27-28). dapat mengelola konflik dengan baik,
Mendefinisikan kompetensi komu­­ memberikan dukungan kepada orang
nikasi tidaklah semudah yang diper­ lain, dan memberikan kenyamanan
kirakan. Para ahli telah berusaha untuk kepada mitra kerjanya) akan lebih
membuat rumusan yang tepat. Mereka baik dia dalam menjaga persahabatan
sependapat bahwa komunikasi yang daripada yang kurang terampil
efektif melibatkan pencapaian suatu komunikasinya.
tujuan. Idealnya, paling tidak menjaga 3. Kompetensi dapat dipelajari.
atau meningkatkan hubungan di antara Komunikasi adalah seperangkat
yang terlibat komunikasi. Definisi keterampilan yang setiap orang dapat
ini terlihat agak samar, tetapi dapat belajar. Pada perkembangan dan
menunjukkan bahwa ada beberapa pertumbuhan anak-anak, kemampuan
karakteristik penting dalam kompetensi mereka untuk berkomunikasi
komunikasi ( Adler dan Rodman, 2006 : secara efektif berkembang. Sebagai
19-20) yaitu : contoh, anak yang lebih tua dapat
1. Kompetensi adalah situasional. menghasilkan upaya persuasif
Karena perilaku yang kompeten lebih canggih daripada yang lebih
bervariasi begitu banyak dari satu muda. Tingkat pendidikan juga
situasi, dari satu orang ke orang dapat meningkatkan kompetensi
lain, adalah suatu kesalahan yang komunikasi, bahkan melalui pelatihan
menganggap bahwa kompetensi komunikasi yang sederhana dapat
komunikasi adalah sifat bahwa menghasilkan hasil yang dramatis.
seseorang memiliki kelebihan atau Bahkan tanpa pelatihan sistematis,
kekurangan tertentu. Bisa jadi derajat mungkin saja dapat mengembangkan
kompetensi orang berbeda antara keterampilan komunikasi melalui
daerah satu dengan daerah lainnya, proses trial-error dan juga melalui
situasi ini dapat disebabkan karena pengamatan, belajar dari keberhasilan
umur seseorang, tua atau muda, dan kegagalan diri sendiri.
bahkan kaya atau miskin. Bahkan,
Kompetensi komunikasi adalah
kompetensi seseorang dengan orang
istilah yang sangat kompleks yang
lain dapat bervariasi dari satu situasi
melibatkan struktur internal dan eksternal.
ke situasi lain.
Terkait dengan struktur internal, ada dua
2. Kompetensi adalah relasional. Karena
istilah yang berhubungan yaitu efektivitas
komunikasi adalah transaksional,
(effectiveness) dan ketepatan atau
sesuatu dilakukan dengan orang lain,
kesesuaian (appropriateness). Efektivitas
perilaku yang kompeten dalam satu
menggambarkan capaian atau hasil dari
hubungan belum tentu kompeten

388 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

kompetensi komunikasi. Ketepatan atau berlawanan dan bersedia mengubah


kesesuaian berhubungan dengan situasi posisi jika keadaan mengharuskan,
dan kondisi dari interaksi sosial yang bukan keyakinan yang tak
sebenarnya. Sedangkan struktur eksternal tergoyahkan.
berhubungan dengan keterampilan yang b. Social Relaxation (relaksasi sosial) yaitu
digambarkan melalui pengetahuan, kemampuan untuk mengungkapkan
motivasi, emosi, dan perilaku (Strohner, sedikit kecemasan dalam
2008 : 16). berkomunikasi.
Pembahasan yang lebih kompre­ c. Emphaty yaitu kemampuan seseorang
hensif tentang kompetensi komunikasi untuk mengetahui apa yang sedang
dilakukan oleh John Wiemann (1977), dialami orang lain pada suatu saat
Spitzberg dan Cupach (1984/1989). tertentu, dari sudut pandang orang
Mereka memulai penelitian tentang lain itu, dan melalui kaca mata orang
komunikasi antarpribadi yang diarahkan lain itu pula.
bagaimana memahami komunikasi yang
d. Behavioral Flexibility (fleksibilitas
digunakan dalam membentuk hubungan,
perilaku) yaitu kemampuan untuk
dan faktor apa yang memainkan peran
menyeleksi perilaku yang sesuai
dalam interaksi sosial (Strohner, 2008: 18).
dalam konteks-konteks dan situasi
Menurut John Wiemann (1977), yang berbeda, dan
faktor utama dalam model kompetensi
e. Interactions Management skill
komu­nikasi adalah manajemen interaksi.
(keterampilan manajemen interaksi)
Tujuan model ini adalah untuk mengem­
yaitu kemampuan untuk berbicara
bangkan teori kompetensi komunikasi
dan berinisiatif untuk menghentikan
yang kuat dan yang dapat digunakan
percakapan secara tepat. Hal ini
untuk memahami perilaku komunikasi
berarti berkaitan dengan kemampuan
dalam situasi tertentu. Kemudian John
seseorang untuk menangani aspek-
Wiemann mengembangkan sebuah
aspek prosedural menstruktur dan
model yang terdiri dari lima dimensi
mempertahankan percakapan.
sebagai berikut:
a. Affiliation /support (mendukung) yaitu Menurut Gudykunst terdapat
kemampuan untuk berhubungan tiga komponen kompetensi komunikasi
dengan sikap mendukung yaitu yaitu motivasi, pengetahuan, dan
dengan bersikap deskriptif bukan keterampilan (Gudykunst, 2004 : 235).
evaluatif yaitu mempersepsikan suatu Motivasi terkait erat dengan keinginan
komunikasi sebagai permintaan akan dukun untuk menyampaikan sesuatu,
informasi atau uraian tertentu, bukan pengetahuan terkait dengan kesadaran
komunikasi yang bernada menilai. untuk memahami apa yang dibutuhkan
Spontan bukan strategik yaitu gaya klien, dan keterampilan terkait erat
spontan yang mendukung terjadinya dengan kemampuan dukun memberi
komunikasi secara terbuka, bukan sugesti agar klien mengikuti perilaku
menyembunyikan perasaannya untuk yang disarankan.
menyusun strategi tertentu (orang Kebutuhan dasar yang harus dimiliki
cenderung defensif) dan provisional oleh seorang dukun untuk meyakinkan
bukan sangat yakin yaitu bersikap klien yang datang di antaranya adalah
tentatif dan berpikiran terbuka serta faktor motivasi yang dibangun ketika
bersedia mendengar pandangan yang berkomunikasi dengan klien yang

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 389


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

datang. Turner (1988 : 23) mengatakan beradaptasi ketika komunikasi


bahwa perasaan dasar manusia adalah berlangsung, dan kemampuan untuk
merasa tidak puas ketika memiliki menjelaskan dan memprediksi secara
suatu kekurangan. Adapun kebutuhan- akurat.
kebutuhan yang berfungsi sebagai Penjelasan tentang kompetensi
faktor motivasi adalah : 1) kebutuhan komunikasi dalam penelitian ini telah
rasa aman yang harus dimilik manusia, memberikan fokus bahwa kajian yang
2) kebutuhan untuk memperediksi secara hendak dicapai terkait dengan kompetensi
tepat, 3) kebutuhan rasa memiliki dalam komunikasi yaitu terkait terjadinya
suatu kelompok, 4) kebutuhan untuk proses komunikasi antarpribadi antara
mengatasi rasa kecemasan, 5) kebutuhan dukun dengan klien.
untuk berbagi informasi, 6) kebutuhan
Ada dua istilah yang akan dibedakan
terkait dengan kepuasan materi, dan 7)
terkait istilah magis dalam penelitian ini,
kebutuhan yang dapat menopang konsep
yaitu magis dalam konteks ilmu ghaib
diri yang dibangun.
dan magis dalam konteks penggunaan
Pengetahuan merupakan faktor bahasa yang persuasif dalam komunikasi.
terpenting yang harus ada pada dukun. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut
Pengetahuan terkait erat dengan aspek magi sebagai kekuatan ghaib, magi
kesadaran dukun dalam memahami putih berarti perbuatan atau kekuatan
aspek sosial-budaya setiap klien yang ghaib yang bertujuan untuk menolong
datang. Pengetahuan dapat menjaring orang, sedangkan magi hitam disebut
dan mengumpulkan informasi sebanyak- sebagai perbuatan dan kekuatan ghaib
banyaknya. Pengetahuan mampu yang bertujuan untuk mencelakakan
memberikan pandangan yang luas orang. Sedangkan magis disebut
tentang makna pesan dalam suatu sebagai perbuatan atau tindakan yang
kelompok tertentu yang mungkin bersifat magi (hal. 893). Menurut Ibnu
berbeda dengan yang lain. Pengetahuan Arabi, ghaib adalah yang tak terlihat
mampu memberikan makna pesan yang oleh mata sekalipun terdeteksi dalam
berbeda dalam hubungan interpersonal hati (Al’asqqor, 2001 : 355). Oxford
yang mungkin terjadi aspek kesamaan English Dictionary menyebut magic
individu. Pengetahuan juga mampu sebagai kekuatan yang tampaknya
memberikan interpretasi alternatif atas mempengaruhi kejadian dengan
sesuatu pesan yang mungkin sulit kekuatan misterius atau supranatural.
dipahami.
Istilah magi atau magis telah
Keterampilan juga merupakan digunakan secara luas dengan berbagai
faktor terpenting yang harus ada pada makna, seperti ilusi dalam bermain
dukun. Keterampilan terkait erat dengan sulap, kemampuan untuk mengubah
kemampuan yang harus dimiliki oleh bentuk, lokasi, dan untuk menciptakan
dukun dalam meyakinkan klien yang sesuatu. Antropolog Edward B. Tylor
datang. Keterampilan-keterampilan dan James George Frazer pada tahun
tersebut meliputi ; kemampuan untuk 1960-an mengakui bahwa daya magis
berhati-hati dalam segala tindakan, benar-benar melibatkan proses yang
kemampuan untuk menoleransi segala mengekspresikan hubungan; kekuatan
perbedaan yang ada, kemampuan untuk magis mengaktifkan hubungan antara
mengelola kecemasan, kemampuan satu dengan yang lainnya. Dalam proses
untuk berempati, kemampuan untuk ini, simbol memainkan peran penting.

390 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

Dalam konteks budaya benda dan dimiliki oleh dukun dalam melakukan
perilaku dapat menjadi simbol kekuatan komunikasi terapeutik dapat terwujud
magis (Walter dan Fridman, 2004 : 161). melalui pendekatan persuasi pada klien.
Menurut Levi-Strauss (1997 : 148) Oleh karena itu konteks komunikasi
magi adalah serangkaian teknik untuk magis juga dapat disejajarkan dengan
mempengaruhi hal-hal ghaib dan istilah persuasi dalam komunikasi.
kekuatan-kekuatan supernatural secara Menurut Ronald L. Applbaum
langsung dan otomatis. Teknik atau cara dan Karl W.E. Anatol (1974) (dalam
ini diyakini dapat menimbulkan kekuatan Malik dan Iriantara, 1994 : v ) bahwa
ghaib sehingga oleh karenanya manusia persuasi adalah proses komunikasi yang
dapat menguasai alam sekitar, termasuk kompleks ketika individu atau kelompok
alam pikiran dan tingkah lakunya. mengungkapkan pesan (sengaja atau
Magis dalam konteks bahasa tidak sengaja) melalui cara-cara verbal
persuasif dipahami sebagai komunikasi dan nonverbal untuk memperoleh
magis yang mengambarkan keajaiban respons tertentu dari individu atau
komunikasi yang dapat dilakukan melalui kelompok lain. Bettinghous merumuskan
bahasa. Dalam hal ini mendiskripsikan persuasi sebagai komunikasi manusia
tentang efek bahasa pada saraf, simbol, yang dirancang untuk mempengaruhi
ide yang terjadi pada kehidupan dan orang lain dengan usaha mengubah
emosi manusia. Hal ini menunjukkan keyakinan, nilai, atau sikap mereka.
fenomena mental yang tidak dapat Sedangkan Winston Brembeck dan
dilihat, didengar, disentuh, dan dirasakan William Howell (1952) mendefinisikan
(Michael Hall, 2001 : vii) persuasi sebagai usaha sadar untuk
mengubah pikiran dan tindakan dengan
Konsep komunikasi magis dalam
memanipulasikan motif-motif orang
penelitian ini dipahami sebagai segala
ke arah tujuan yang sudah ditetapkan.
penyampaian pesan baik menggunakan
Persuasi adalah kegiatan psikologis
kata-kata lisan, tulisan, maupun simbol-
dalam usaha mempengaruhi pendapat,
simbol yang dilakukan oleh seorang
sikap, dan tingkah laku seseorang atau
dukun dan bersifat magis dalam rangka
orang banyak (Roekomy, 1992 : 2).
tindakan pengobatan atau menolong
klien. Metode persuasif merupakan usaha
yang dilancarkan seseorang untuk
Pemahaman komunikasi magis
mempengaruhi orang lain dengan pesan-
juga terkait dengan komunikasi
pesan yang sebelumnya telah dikelola
terapeutik yaitu komunikasi yang
seraya menyesuaikannya dengan
direncanakan dan dilakukan untuk
keadaan psikologis yang dimiliki orang
membantu penyembuhan / pemulihan
lain yang menjadi sasaran pesannya.
pasien (Damaiyanti, 2008 : 11). Dalam
komunikasi terapeutik yang perlu Uraian yang telah dipaparkan di
dimaksimalkan adalah keterampilan atas memberikan pemahaman bahwa
komunikasi, pemahaman tingkah laku konsep komunikasi magis dan persuasi
manusia dan kekuatan pribadi untuk dalam penelitian ini memiliki kedudukan
meningkatkan pertumbuhan klien yang yang sejajar, yaitu sebuah konsep
terfokus pada pengalaman dan perasaan yang memiliki kesamaan dalam usaha
klien (Damaiyanti, 2008 : 21). meyakinkan orang lain.
Keterampilan komunikasi yang Istilah dukun sering dikaitkan
dengan seseorang yang memiliki kekuatan

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 391


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

linuwih, lengket dengan mantera- (Kuswarno, 2009 : 35).


mantera, dan urusan mistik (Abdillah, Adapun metode penelitian yang
2006 ; 1). Dukun atau paranormal adalah digunakan adalah metode kualitatif.
orang yang mengaku mengetahui ilmu Metode kualitatif adalah prosedur
ghaib dan memberikan kabar kepada penelitian yang menghasilkan data
manusia tentang kejadian yang ada di deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
alam semesta (Syamsudin, 2008 : 78). lisan dari orang-orang dan perilaku
Dukun adalah orang yang memiliki yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor,
ngelmu ghaib yang diperoleh dengan cara 1975 : 5). Alasan yang digunakan dalam
laku mistik dan memanfaatkannya untuk menggunakan metode penelitian di atas
membantu atau menolong orang yang adalah karena komunikasi merupakan
membutuhkannya (Heru S.P. Saputra, sebuah proses konstruksi makna yang
2007 : xxii). Dalam Kamus Bahasa akan mengalami perubahan atau
Indonesia dukun didefinisikan sebagai serangkaian tindakan serta peristiwa
orang yang pekerjaannya mengobati, selama beberapa waktu dan yang menuju
memberi jampi-jampi, mantra, guna- suatu hasil tertentu (Schramm dan
guna, dan sebagainya (hal. 368). Kincaid, 1987 : 95).
Fokus dalam penelitian ini adalah Yang menjadi subyek dalam
kompetensi komunikasi magis dukun. penelitian ini adalah dukun dan klien yang
Adapun masalah dalam penelitian ini ada di wilayah Kabupaten Lamongan
dapat dirumuskan sebagai berikut : Propinsi Jawa Timur. Sumber data atau
Bagaimana pengalaman, kemampuan dan informan dipilih secara purposive dengan
keahlian dukun di Kabupaten Lamongan syarat informan yang mengalami secara
dalam melakukan pekerjaannya langsung peristiwa yang menjadi fokus
mengobati dan menolong klien ? penelitian, mampu menceritakan kembali
Adapun tujuan penelitian ini adalah peristiwa yang dialaminya, dan bersedia
untuk memahami dan mengeksplorasi dijadikan informan penelitian.
secara mendalam tentang kompetensi Teknik pengumpulan data dalam pe­
komunikasi magis dukun berkaitan nelitian ini menggunakan teknik wawan­
dengan pekerjaannya dalam melayani cara, observasi, dan telaah doku­men.
dan mengobati klien di Kabupaten Sedangkan teknik analisis data dalam
Lamongan Propinsi Jawa Timur. penelitian ini menggunakan tiga alur
kegiatan yaitu : reduksi data, penyajian
Metode data, dan penarikan kesimpulan/veri­
Penelitian ini menggunakan pende­ fikasi (Miles & Huberman, 1992 : 16-19).
katan fenomenologi yaitu studi yang
mencerminkan sebuah pengalaman Hasil dan Pembahasan
kehidupan (Given, 2008 : 614) yang Bagian ini pembahasannya lebih
bertujuan untuk memperoleh uraian difokuskan pada data penelitian yang
lengkap yang merupakan esensi penga­ terkait dengan kompetensi komunikasi
laman (Mulyana dan Solatun, 2008 : 11), magis dukun. Berdasarkan pendapat
dan juga untuk mengetahui dunia dari Adler dan Rodman (2006 : 19-20)
sudut pandang orang yang mengalaminya yang menjelaskan tentang beberapa
secara langsung atau berkaitan dengan karakteristik penting dalam kompetensi
sifat-sifat alami pengalaman manusia, komunikasi yaitu : 1) kompetensi adalah
dan makna yang ditempelkan padanya situasional yang menganggap bahwa

392 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

kompetensi komunikasi adalah sifat pikiran dengan kecerdasan tak terhingga


seseorang yang memiliki kelebihan atau (Yang Maha Kuasa) yang merespons
kekurangan tertentu berdasarkan situasi sesuai dengan sifat pemikiran dan
yang ada di sekitarnya; 2) kompetensi kepercayaan masyarakat. Dalam sejarah
adalah relasi yang menganggap bahwa umat manusia, tidak ada satupun masalah
perilaku yang kompeten dalam satu yang tidak bisa dipecahkan dengan doa.
hubungan belum tentu kompeten pada (Murphy, 2010 ; 19-20).
orang lain; 3) kompetensi dapat dipelajari Berpijak pada pernyataan di atas,
yang menganggap bahwa komunikasi maka proses penyembuhan melalui suwuk
merupakan seperangkat keterampilan dapat dikatakan sebagai komunikasi
yang setiap orang dapat belajar. melalui suwuk. Seorang dukun membaca
Kategori kompetensi komunikasi ini doa-doa atau mantra-mantra yang
juga didasarkan pada pendapat Lehtonen memiliki kekuatan energi yang dijadikan
bahwa kompetensi komunikasi adalah ba­ sebagai pesan dan dikirimkan melalui
gian dari kompetensi sosial. Kompetensi media tertentu, dapat berupa air, garam
sosial adalah kemampuan individu ataupun jimat. Melalui media tersebut,
berupa perilaku dan keterampilan yang pesan dapat terkirim dan diterima oleh
digu­nakan untuk mengawasi lingkungan yang memiliki hajat.
sosialnya. Atau dapat juga didefinisikan Air adalah energi dalam bentuk cair,
sebagai kemampuan individu untuk dapat dilihat, dirasakan, dipegang, dan
mengatasi setiap rintangan dalam dapat berubah bentuk. Misalnya, berupa
kehidupan kesehariannya (Korhonen, tindakan, kerjasama, dan relasi. Energi
2002 : 27-28). air juga terdapat pada kata-kata positif,
Berdasarkan pendapat di atas, maka doa, dan meditasi (Gondosari, 2010 : 3-4)
kompetensi komunikasi magis dukun Berdasarkan penelitian Dr. Masaru
pada penelitian ini dapat dikategorikan Emoto (2006), air sanggup menerima
menjadi beberapa kompetensi komunikasi pesan positif atau negatif yang ditujukan
yaitu komunikasi suwuk, komunikasi kepadanya. Saat air mendapatkan
petungan, komunikasi penerawangan, dan perlakuan ataupun kata-kata yang
komunikasi prewangan. positif, ia akan memberikan sebuah
respons dengan membentuk sebuah
1. Komunikasi Suwuk kristal es berbentuk heksagon yang
Dalam dunia perdukunan, suwuk indah. Sementara jika ia mendapatkan
merupakan istilah yang tidak asing dan perlakuan atau kata-kata yang negatif,
menjadi bagian dari proses penyembuhan ia tidak akan membentuk kristal yang
dan pertolongan yang dilakukan oleh indah, melainkan membentuk sesuatu
dukun. Suwuk adalah sebulan atau tiupan yang menakutkan atau tak berbentuk.
dari mulut seseorang setelah membaca Air dapat menjadi media untuk
doa-doa atau mantra-mantra yang menyampaikan pesan baik berupa do’a,
ditujukan pada obyek tertentu. Dalam permohonan, harapan, dan segala hal
istilah lain, suwuk dapat diartikan sebagai yang positif, termasuk juga doa sebagai
rapalan, yaitu kalimat-kalimat yang penyembuh (Muyosaro, 2012 : 39). Jika
diucapkan berupa doa-doa atau mantra- dahulu masyarakat masih beranggapan
mantra untuk kepentingan tertentu. bahwa air yang dijadikan dukun sebagai
Berdoa berarti menghubungkan, media pengobatan hanyalah sebuah
mengkomunikasikan, dan menyelaraskan sugesti untuk kesembuhan seseorang,

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 393


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

maka sekarang dengan penemuan Dr. yang berupa doa-doa atau mantra-
Masaru Emoto tentang kekuatan dan mantra yang dilakukan oleh dukun dapat
energi air masyarakat yakin bahwa energi dikategorikan sebagai pesan komunikasi.
yang ada dalam air dapat dijelaskan Pesan komunikasi berada dalam sebuah
secara rasional dan ilmiah. doa atau mantra yang ditransmisikan
Suwuk dilakukan setelah melakukan melalui media air, garam, atau jimat
doa-doa atau mantra-mantra. Doa- dan diterima oleh yang sakit atau orang
doa yang dibaca disesuaikan dengan yang memiliki masalah. Efek komunikasi
permasalahan tamu yang datang. Agar tersebut berupa kesembuhan jika sakit,
suwuk nya dapat mujarab dan “jodoh” toko yang sepi menjadi ramai, rumah
sesuai dengan permintaan tamu, sebelum tangga yang tidak rukun menjadi damai,
melakukan suwuk atau menyuwuk orang, dan lain sebagainya. Proses komunikasi
dukun harus melakukan ritual-ritual inilah yang kemudian dapat dinamakan
tertentu dengan melakukan amalan- sebagai komunikasi melalui suwuk.
amalan khusus yang telah dipelajarinya.
2. Komunikasi Petungan
Semua orang dapat melakukan
suwuk, namun tidak dapat dijamin Komunikasi tidak dapat melepaskan
mandi (mujarab). Begitu juga dengan diri dari persepsi. Persepsi adalah inti
dukun. Banyak dukun yang melakukan komunikasi, sedangkan penafsiran
suwuk, tetapi tidak jarang pula yang (interpretasi) adalah inti persepsi yang
tamunya sedikit. Fenomena ini kemudian identik dengan penyandian-balik
melahirkan tipologi menjadi dukun mandi (decoding) dalam proses komunikasi
dan dukun tidak mandi. Istilah mandi, (Mulyana, 2007 : 167). Persepsi adalah
merupakan istilah khas yang seringkali pengalaman tentang obyek, peristiwa,
digunakan oleh masyarakat setempat atau hubungan-hubungan yang diperoleh
sebagai legitimasi streotip pada dukun dengan menyimpulkan informasi dan
yang banyak didatangi orang karena menafsirkan pesan (Syam, 2011 : 3).
kesaktiannya dalam menyembuhkan Dalam konteks komunikasi, petungan
orang. Tidak mandi berarti tidak banyak dapat dipahami sebagai persepsi
tamu yang datang untuk meminta sebagaimana yang dikatakan Mulyana
pertolongan. Ritual-ritual yang dilakukan (2007) dan Syam (2011) yaitu penafsiran
oleh dukun agar suwuknya mandi tidak berdasarkan pengalaman seseorang
dilakukan hanya sekedar melakukan tentang obyek tetentu yang melahirkan
ritual puasa pada setiap saat. Ritual puasa persepsi yang sama. Dukun sebagai
dilakukan berdasarkan perhitungan hari orang yang memiliki pengalaman tentang
dan pasaran. obyek tertentu berdasarkan petungan dan
Ada juga proses nyuwuk yang melakukan penafsiran pada masalah
menggunakan media kertas sebagai yang dibawa oleh pasien/klien/tamu.
tempat menulis doa-doa atau mantra- Petungan atau ‘hitungan’ disebut
mantra. Namun demikian, kertas yang juga dengan sistem ramalan numerologi.
telah ditulis dengan doa dan mantra Dalam system yang berbelit-belit ini
tersebut dimasukkan ke dalam air, terletak konsep metafisis orang Jawa yang
kemudian airnya diminum oleh orang fundamental yaitu cocok. Cocok berarti
yang memiliki masalah. sesuai, sebagaimana kesesuaian kunci
Penjelasan di atas memberikan dengan gembok, obat mujarab dengan
pemahaman bahwa pesan komunikasi penyakit, dan sebagainya (Geertz, 1983

394 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

: 39). Petungan yaitu perhitungan baik- ditambah, atau diganti namanya.


buruk yang dilukiskan dalam lambang Masalah perjodohan tidak ada dokter
dan watak suatu hari, tanggal, bulan, yang menangani. Hanya “orang tua” atau
tahun, dan sebagainya (Purwadi, 2006: dukun yang mampu memprediksinya.
23). Sistem perhitungan inilah yang Dengan menggunakan rumus
digunakan oleh sebagian besar dukun perhitungan hari pasaran, maka
dalam melakukan pekerjaannya. sebenarnya komunikasi antara dukun
Sistem petungan berusaha menye­ dengan tamu/klien yang datang adalah
suaikan antara perbuatan seseorang proses menyamakan persepsi antara
dengan sistem yang telah diyakini telah dukun dengan tamunya. Kebanyakan
mengatur kehidupan. Manusia menye­ tamu/klien yang datang yang diprediksi
suaikan sistem yang bekerja pada dengan menggunakan rumus perhitungan
alam semesta dan lingkungan sekitar. hari lahir berdasarkan pasarannya (weton)
Bertemunya perilaku manusia dengan di atas sangat mempercayainya sehinga
sistem yang bekerja pada alam semesta memiliki persepsi yang sama dengan
membentuk harmoni. Dalam suatu dukun. Dan itulah inti komunikasi.
harmoni, hubungan yang paling tepat
adalah terpastikan, tertentu, dan bisa 3. Komunikasi Penerawangan
diketahui. (Geertz, 1983 : 39). Komunikasi melalui penerawangan
Sistem petungan memberikan suatu ini dapat dikategorikan dalam konteks
jalan untuk menyatakan hubungan yang komunikasi intrapersonal. Dalam
harmonis antara perbuatan dengan komunikasi intrapersonal, pada saat
sistem alam yang bekerja. Petungan mengirim pesan (encoding) maupun
merupakan cara untuk menghindarkan menerima pesan dan menyandi balik
samacam disharmoni dengan tatanan pesan tersebut (decoding) dalam diri
umum alam yang hanya akan membawa individu telah melakukan proses
ketidakuntungan. Oleh karena itu, setiap psikologis dalam diri seseorang. Proses
perbuatan manusia harus menyesuaikan tersebut adalah sensasi, asosiasi, persepsi,
dengan sistem alam yang telah memori, dan berpikir.
mengaturnya. Contohnya, bagi orang Sensasi adalah proses pencerapan
yang ingin mendirikan rumah, atau informasi (energi/stimulus) yang datang
memilih tempat yang akan dijadikan dari luar melalui pancaindera. Asosiasi
sebagai rumah tempat tinggalnya adalah pengalaman dan kepribadian
tidak akan melakukan pembangunan yang mempengaruhi proses sensasi.
rumah secara serampangan, tetapi harus Persepsi adalah pemaknaan / arti
dilihat bagaimana sistem alam yang terhadap informasi (energi/stimulus)
beredar terlebih dahulu, baru kemudian yang masuk ke dalam kognisi manusia.
menentukan pembangunan rumahnya. Memori adalah stimuli yang telah diberi
Seringkali masalah yang di petung makna direkam dan disimpan dalam
(dihitung) adalah masalah perjodohan. otak (memori) manusia. Berpikir adalah
Orang mendatangi dukun untuk akumulasi dari proses sensasi, asosiasi,
bertanya apakah si Fulan berjodoh persepsi, dan memori yang dikeluarkan
dengan si Fulani? Bila keinginan untuk untuk mengambil keputusan (Syam, 2011
menjodohkan sudah bulat, namun : 2-5).
terhalang oleh aspek nama pasangan, Ketika proses psikologis tersebut
maka salah satu calon kemudian dirubah, berlangsung pada hakikatnya ada energi

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 395


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

dalam proses pengiriman (encoding) dan Dukun memiliki apa yang


penerimaan informasi (decoding). Energi diinginkan oleh Berger sebagai kesadaran
tersebut berupa pesan atau informasi komunikologi. Bagi dukun, penerawangan
sebagai stimuli melalui gelombang menjadi bagian dari rutinitas pekerjaan
energi. Dengan energi tersebut apa yang yang dilakukan dalam membantu tamu
tidak diketahui secara kasat mata dapat atau klien yang datang. Semakin akurat
diketahui melalui mata batin, dan ini kemampuan menerawang maka semakin
menjadi syarat seorang menjadi dukun. tepat keputusan yang akan diambil dalam
Berpikir merupakan bagian dari menolong dan mengobati orang.
aspek-aspek proses yang lain, sensasi, Bagi para dukun itu sudah menjadi
asosiasi, persepsi, dan memori. Fokus tradisi dalam aktivitas kesehariannya
komunikasi penerawangan terletak ini dalam menolong orang lain. Dalam
pada aspek berpikir. Pikiran bersifat menolong kliennya, dukun melakukan
magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi. konsentrasi sejenak, dalam bahasa lain
Selama anda berpikir, pikiran-pikiran itu dikatakan sebagai meditasi atau telepati.
dikirim ke semesta, dan pikiran-pikiran Ritual ini dilakukan untuk mengetahui
itu akan menarik semua hal serupa apa sebenarnya yang terjadi pada
yang berada di frekuensi yang sama. kliennya.
Segala sesuatu yang dikirim ke luar akan Perspektif lain untuk melihat
kembali ke sumbernya (Byrne, 2012 : 12). penyakit atau apa yang terjadi pada
Realitas ini menunjukkan bahwa seseorang tamu yang datang juga dapat
dengan penerawangan dapat diketahui dilihat dari aura yang memancar dari
segala sesuatu yang mungkin tidak dapat orang tersebut. Pancaran warna-warni
tampak secara inderawi, namun secara aura dapat mengungkap keadaan fisik
batin dapat ditampilkan sebagaimana dan psikis seseorang, aura seseorang akan
adanya. Ini merupakan bagian dari realitas berubah sesuai kondisi dan keadaan fisik
komunikasi dengan menggunakan mentalnya. Pancaran aura seseorang ini
indera keenam. Istilah lain yang sering dapat dilihat oleh orang yang memiliki
digunakan untuk mendeskripsikan kelebihan khusus. Hanya dengan melihat
fenomena komunikasi dengan indera aura tamu atau klien yang datang, seorang
keenam adalah komunikasi dengan dukun sudah dapat mengetahui apa yang
menggunakan telepati. Telepati adalah terjadi. Istilah lain yang sering digunakan
kemampuan memberi kesan kepada untuk melihat aura adalah penerawangan,
batin orang lain dengan pikiran yang yaitu menerawang aura tubuh klien yang
mempunyai tujuan tertentu, tanpa datang.
melalui indera yang lazim (Buckland & Berdasarkan pengamatan selama
Carrington, 2012 : 53). penelitian, peneliti pernah mengamati
Peter L. Berger menamakan istilah seorang dukun yang melakukan
komunikasi penerawangan ini dengan komunikasi melalui penerawangan. Dari
istilah debunking dalam sosiologi (Samuel, dialog yang peneliti dengarkan, kliennya
2012 : 6) yaitu kemampuan menganalisis berasal dari Madura yang sedang
fenomena sosial dengan mampu mengeluh sakit melalui telepon seluler.
menerawang, menembus suatu peristiwa Dukun tersebut memandu kliennya
sosial sehingga mendapati tatanan untuk memegang bagian yang sakit
institusional yang memungkinkan dengan tangan kirinya. Kemudian dukun
peristiwa tersebut terjadi. ini melakukan pembicaraan dengan

396 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

kliennya tentang sakitnya dan diprediksi sehingga komunikasi yang dilakukan


sakitnya itu apa. Dan benar, klien tersebut oleh dukun dengan kliennya dapat
mengakui tentang sakitnya sesuai dengan dikategorikan efektif.
apa yang dikatakan oleh dukun tersebut. Menurut Gus Wahid (dalam
Aktivitas ini merupakan komunikasi Tambusai, 2010 : 508) dukun yang ker­
melalui penerawangan oleh dukun pada janya terkait dengan prewangan itu
kliennya. Dalam bahasa lain dapat memiliki tiga kriteria ; pertama, dukun
dikatakan sebagai tenaga psikokinetis yang menguasai jin, dukun dapat menda­
yaitu tenaga pikiran manusia yang tangkan dan memerintahkan sesuai
dihasilkan atas dasar konsentrasi tingkat keinginannya. Kedua, dukun yang diken­
tinggi sehingga dapat mengetahui pikiran dalikan oleh jin, cirinya dukun mengalami
orang lain (Saputra, 2007 : xxxv). kesurupan (trance) dan bahkan suaranya
Dalam proses komunikasi intra­ dapat berubah. Ketiga, dukun yang
personal, fokus komunikasi penerawangan tidak bisa apa-apa, dukun inilah yang
terletak pada aspek berpikir, yaitu kegiatan pekerjaannya banyak menipu orang.
yang dilakukan untuk memahami realitas Berdasarkan data di lapangan,
dalam rangka mengambil keputusan prewangan atau khodam itu dapat dibeli
(decision making), memecahkan persoalan dengan harga tertentu. Dukun yang
(problem solving), dan menghasilkan demikian ini termasuk dalam kategori
sesuatu yang baru (creativity) (Syam, 2011 dukun yang dikendalikan jin. Ada juga
: 5). Dalam hal ini dukun mengambil dukun yang termasuk dalam kategori
keputusan, memecahkan persoalan, menguasai jin sebagai prewangan. Dukun
dan menghasilkan sesuatu yang dapat yang memiliki kemampuan ini dapat
membantu klien yang membutuhkan memerintah kapanpun jika menghen­
pertolongannya. dakinya. Ada juga dukun yang mengakui
datang dan perginya prewangan atau jin
4. Komunikasi Prewangan tidak dapat diketahuinya. Kategori ini
Geertz (1983 : 116) menyebut termasuk dalam model kerasukan (trance)
dukun prewangan sebagai dukun oleh jin yang menjadi prewangan-nya.
yang menggunakan prewangan sebagai Demikianlah proses komunikasi
perantara (medium) dalam mengobati, melalui prewangan yang dilakukan
membantu, dan menolong klien yang oleh dukun dalam menolong dan
datang. Istilah prewangan ini biasanya menyembuhkan klien atau tamunya yang
disebut dengan khadam atau khodam datang meminta bantuan. Komunikasi
yaitu yang membantu pekerjaannya yang dilakukan dapat dirasakan efektif
sebagai dukun. Khodam adalah jin atau karena menggunakan makhluk ghaib,
makhluk halus yang bekerjasama dengan khodam atau jin yang membantunya.
dukun dalam mengobati atau menangani
klien yang datang minta pertolongan 5. Penyampaian Pesan Dukun
(Daruputra, 2007 : 107). Secara teoritis, ada beberapa teknik
Proses komunikasi prewangan terjadi dalam menyampaikan pesan dalam
melalui dukun yang meminta bantuan komunikasi, yaitu teknik informatif,
khodam-nya untuk menyembuhkan atau teknik persuasif, teknik instruktif/
menolong klien yang datang meminta koersif, dan teknik hubungan manusiawi
pertolongan. Pesan yang disampaikan (Effendy, 1999 : 8-9). Penyampaian pesan
seorang dukun dipandu oleh khodam-nya dengan teknik informatif memiliki tujuan

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 397


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

komunikasi hanya sebatas agar orang lain ajaran-ajaran agama sebagai dasar dalam
mengerti dan tahu. Penyampaian pesan memberikan keyakinan dan kepercayaan.
dengan teknik persuasif memiliki tujuan Ada juga dukun yang membangun
komunikasi agar orang lain bersedia kepercayaan dengan menggunakan
menerima suatu paham atau keyakinan, teknik penyampaian pesan melalui unsur
melakukan suatu perbuatan atau kesesuaian antara yang diperhitungan
kegiatan dan sebagainya. Penyampaian (Bahasa Jawa : petungan cocok) dengan
pesan dengan teknik instruktif/ kondisi permasalahan yang disampaikan
koersif merupakan gabungan antara seorang tamu yang datang. Teknik
teknik informatif dan persuasif, yaitu penyampaian pesan seorang dukun di
komunikasi yang memiliki tujuan tidak sini hanya sebatas “kesesuaian” antara
saja memberi pengertian namun juga masalah yang dihadapi seorang tamu
pesan yang bersifat memerintah, bahkan dengan rumus-rumus perhitungan jawa.
disertai dengan ancaman agar pesan
Ada juga yang menyampaikan
yang disampaikan segera dilaksanakan.
pesan kepada tamunya dengan teknik
Sedangkan penyampaian pesan dengan
instruktif dan bahkan koersif. Jika
teknik hubungan manusiawi juga
tamu yang datang masih dirasakan
merupakan gabungan antara teknik
kurang percaya dan yakin, sang dukun
informatif dan persuasif, namun dalam
mampu merasakannya dan harus
teknik ini dalam penyampaian pesannya
melakukan suatu tindakan yaitu dengan
lebih mengutamakan aspek humanis
memanggil tamu itu secara tersendiri dan
manusia, yaitu lebih mengutamakan
disampaikan kata-kata yang membuat
aspek empati daripada instruktif/koersif.
tamu dapat percaya dan yakin.
Penyampaian pesan yang dilakukan
Dengan demikian, dukun dalam
oleh dukun ini jika dianalisis maka
menyampaikan pesan kepada para
akan menuju pada teknik informatif
tamunya juga menggunakan teknik-
dan juga persuasif dalam komunikasi.
teknik yang memiliki substansi sama
Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh
dengan yang selama ini dikenal dalam
dukun adalah untuk memberi tahu atau
dunia komunikasi yaitu komunikasi
mengubah sikap (attitide), pendapat
informatif, persuasif, instruktif/koersif,
(opinion) dan perilaku atau (behavior).
hubungan manusiawi. Hanya saja cara
Komunikasi persuasif lebih sulit dari pada
melakukannya dalam prakteknya ada
komunikasi informatif, karena memang
yang berbeda, misalnya ; dukun dalam
tidak mudah mengubah pendapat, sikap
menyampaikan pesannya tersebut sudah
dan perilaku seseorang atau sejumlah
memiliki keunggulan pada diri tamu
orang (Liliweri, 2001 : 3-6).
yang datang, yaitu keyakinan yang
Dalam membangun kepercayaan dimiliki tamu. Tanpa keyakinan, mereka
dan keyakinan kepada para tamunya, tidak akan mendatangi dukun. Modal
dukun melakukan berbagai hal terkait keyakinan ini sudah menjadi senjata
dengan pesan-pesan yang disampaikan yang penting bagi seorang dukun dalam
ke para tamunya. Kepercayaan adalah menyampaikan pesan-pesannya.
rasa yakin adanya sesuatu atau akan
6. Komunikasi Getok Tular Dukun
kebenaran sesuatu (Devito : 1997 : 447).
Komunikasi getok tular adalah
Dalam konteks membangun kepercayaan
komunikasi berantai yang beredar
dan keyakinan, dukun lebih banyak
dengan sendirinya di suatu komunitas
memberikan pesan terkait dengan
tertentu. Seseorang menyampaikan

398 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

pesan kepada seseorang, kemudian yang selalu memancar. Pikiran akan


pesan tersebut bergerak karena orang selalu bertemu dengan pikiran yang
tersebut kemudian menyebarluaskan sama sebagaimana radio akan selalu
pesan tersebut. Komunikasi dari mulut berbunyi jika gelombang frekuensinya
ke mulut (words-of-mouth- communication) tepat, telepon seluler akan berbunyi jika
merujuk pada penyampaian informasi nomornya tepat. Manusia yang memiliki
yang pada umumnya dilakukan secara kepercayaan ke dukun akan bertemu
lisan dan informal dari seseorang juga dengan orang-orang yang sering
kepada orang lain secara pribadi, antara mendatangi dukun. Selalu ada alternatif
dua individu atau lebih (Harjanto dan jika menemui kesulitan dan selalu ada
Mulyana, 2008 : 233). informasi jika menginginkannya.
Fenonema keberadaan dukun Berdasarkan pemikiran di atas, maka
memang unik ketika ditinjau dalam dukun selalu terkenal di luar daerahnya
perspektif komunikasi. Pada umumnya, daripada di lingkungannya sendiri.
tidak ada dukun yang melakukan promosi Orang mengenal dukun dari mulut ke
secara terang-terangan, apalagi menulis mulut karena memiliki pikiran yang
nama dalam papan informasi di depan sama, dan pada akhirnya di manapun
rumah sebagaimana yang dilakukan oleh keberadaan dukun dapat terdeteksi
para dokter yang terdiri dari nama dokter tempat tinggalnya karena informasi dari
dan jam prakteknya. mulut ke mulut.
Realitas di lapangan, peneliti tidak Dari hasil wawancara dengan
menemukan satu-pun dukun yang informan, semua informan mengatakan
memasang nama di papan informasi bahwa tamu atau klien yang datang lebih
di depan rumahnya. Namun klien dan banyak yang dari luar daerahnya sendiri.
tamu yang datang justru berdatangan Hal ini disebabkan karena komunikasi
dari segala penjuru. Oleh karena itu getok tular yang dilakukan oleh
benar apa yang telah disampaikan masyarakat tentang dukun-dukun ‘sakti’
Geertz (1983: 122) bahwa reputasi yang dipercaya dapat menyelesaikan
seorang dukun selalu lebih besar di luar segala permasalahan kehidupannya.
daerah tempat tinggalnya daripada di
daerahnya sendiri. Hal ini terjadi karena Simpulan
kepercayaan seseorang pada dukun itu Berdasarkan data-data yang telah
lebih meyakinkan tidak kenal orangnya
disajikan dan dianalisis, penelitian ini
daripada sudah mengenal dukunnya. menghasilkan simpulan penelitian
Menyebarnya opini tentang dukun sebagai berikut : Kemampuan dan
yang dapat menyembuhkan dan keahlian yang dimiliki dukun adalah
menolong ini terjadi secara alami dan suwuk, petungan, penerawangan, dan
menjadi bagian dari kehidupan manusia. prewangan. Suwuk adalah sebulan atau
Individu memiliki kecenderungan untuk tiupan dari mulut seseorang dukun
berkumpul dan berkomunitas dengan setelah membaca doa-doa atau mantra-
orang-orang yang memiliki kepentingan mantra yang ditujukan pada obyek
yang sama. Menurut Joe Vitale (Byrne : tertentu. Petungan yaitu perhitungan
2012 : 11) pikiran-pikiran memancarkan baik-buruk yang dilukiskan dalam
sinyal magnetis yang menarik hal serupa lambang dan watak hari, tanggal, bulan,
kembali ke arah yang memikirkan. tahun, dan sebagainya. Penerawangan
Pikiran manusia memiliki frekuensi adalah kegiatan meditasi yang dilakukan

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 399


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

oleh seorang dukun untuk mengetahui membutuhkan pertolongannya


apa yang telah, sedang, dan akan terjadi Komunikasi Prewangan terjadi
pada diri seseorang. Istilah prewangan melalui dukun yang meminta bantuan
dukun ini merujuk pada aktivitas dukun khodam-nya untuk menyembuhkan atau
yang dalam melakukan pengobatan dan menolong klien yang datang meminta
menolong orang dibantu oleh makhluk pertolongan. Pesan yang disampaikan
halus (jin). Teknik penyampaian pesan seorang dukun dipandu oleh khodam-nya
yang digunakan oleh dukun lebih sehingga komunikasi yang dilakukan
cenderung kepada teknik penyampaian oleh dukun dengan kliennya dapat
informatif dan persuasif. dikategorikan efektif.
Kemampuan dan keahlian yang Kesaktian dukun dalam mengobati
di­miliki dukun di atas melahirkan dan menolong orang lain menyebar
konsep komunikasi baru yaitu komu­ melalui sistem komunikasi getok tular
nikasi suwuk, komunikasi petungan, ko­ yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
munikasi penerawangan, dan komunikasi Masyarakat sendirilah yang memilah-
prewangan. milah siapa yang lebih mandi dalam
Komunikasi Suwuk adalah pesan- mengobati dan menolong orang lain.
pesan komunikasi berada dalam sebuah masyarakat sendirilah yang menilai
doa atau mantra yang ditransmisikan seberapa jauh kemampuan dan keahlian
melalui media air, garam, atau jimat dukun dalam menolong orang lain
dan diterima oleh yang sakit atau orang Adapun saran yang dapat
yang memiliki masalah. Efek komunikasi direkomendasikan atas hasil penelitian
tersebut berupa kesembuhan jika sakit, ini yaitu ; Pertama, penelitian
toko yang sepi menjadi ramai, rumah dapat dikembangkan lagi sebagai
tangga yang tidak rukun menjadi damai, pengembangan keilmuan komunikasi
dan lain sebagainya. terkait dengan dunia perdukunan dalam
Komunikasi Petungan adalah proses perspektif yang lain. Kedua, Realitas
menyamakan persepsi antara dukun masyarakat menunjukkan tidak dapat
dengan tamunya melalui prediksi dengan menghindar dari dunia perdukunan.
rumus perhitungan hari lahir berdasarkan Oleh karena itu diperlukan konsep
pasarannya (weton). Komunikasi
standarisasi bagi dukun yang melakukan
Penerawangan dapat dikategorikan
praktek. Ketiga, keberadaan dukun perlu
dalam konteks komunikasi intrapersonal.
dipandang sebagai sesuatu yang positif
Dalam diri individu telah melakukan
proses psikologis. Proses tersebut adalah untuk dapat menolong orang lain dengan
sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan perspektif lain
berpikir. Dalam proses komunikasi
intrapersonal, fokus komunikasi
penerawangan terletak pada aspek Daftar Pustaka
berpikir, yaitu kegiatan yang dilakukan Abdillah, Abu Umar. 2006. Dukun Hitam,
untuk memahami realitas dalam Dukun Putih. Klaten : Wafa Press
rangka mengambil keputusan (decision Adler, Ronald B. dan George Rodman,
making), memecahkan persoalan (problem 2006. Understanding Human Commu­
solving), dan menghasilkan sesuatu yang nication, New York Oxford dan
baru (creativity). Dalam hal ini dukun Oxford University Press
mengambil keputusan, memecahkan Al’asqqor, Umar Sulaiman. 2001. Dunia
persoalan, dan menghasilkan sesuatu Perdukunan ; Tenung, Sihir, Santet,
yang dapat membantu klien yang

400 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012


Ali Nurdin Komunikasi Magis Dukun...

Paranormal, Totalitas Penyembuhan Magic ; Exploring the Structure and


Islami. Yogyakarta ;Pustaka Nabawi Meaning of Language. Wales : Crown
Atkinson, Jane Monnig. 1987. The Hause Publishing Limited.
Effectiveness of Shamans In an Harjanto, Rudy dan Deddy Mulyana,
Indonesian Ritual, 1987 (Dalam Jurnal 2008. Komunikasi Getok Tular :
; American Anthropologist, New Pengantar Popularitas Merk. Dalam
Series, Vol. 89, No. 2 (Jun, 1987) Jurnal Mediator, vol. 9 no. 02,
Birx, H. James. 2006. Encyclopedia of Desember 2008
Anthropology, Jilid I. California : Sage Kincaid, D. Lawrence dan Wilbur
Publications, Inc. Schramm. 1987. Asas-Asas Komunikasi
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1992. Antarmanusia. Terjemahan Agus
Introduction To Qualitative Research Setiadi. Jakarta : Kerjasama
Methods, Terjemahan : Arif Furqon. antara LP3ES dengan Wast-West
Surabaya : Usaha Nasional Communication Institute Hawaii
Buckland, Reymond & Hereward Koestoer, Amia Luthfia R. 1999.
Carrington. 2012. Rahasia Keajaiban Kompetensi Komunikasi
Dunia Mistik. Semarang : Dahara Antarbudaya (Studi Kasus Pada
Prize Proses Adaptasi Peserta Training
Byrne, Rhonda. 2012. The Secret. Jakarta : Dari Indonesia di Adelaide, Australia
Gramedia Pustaka Utama (Tesis, UI, Jakarta, 1999)
Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Korhonen, Kaisu Elina, 2002. Intercultural
Komunikasi Terapeutik : Dalam Praktek Competence as Part of Professional
Keperawatan. Bandung : PT. Refika Qualifications. A Training Experiment
Aditama. with Bachelor of Engineering Students.
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Jyväskylä: University of Jyväskylä.
Antarmanusia. Alih Bahasa : Agus Kuswarno, Engkus. 2009. Fenomenologi
Maulana. Jakarta : Professional ; Konsepsi, Pedoman, dan Contoh
Books. Penelitiannya. Bandung : Widya
Daruputra, Budi. 2007. Santet ; Realita Padjadjaran
di Balik Fakta. Malang ; Bayumedia Liliweri, Alo. 2001. Gatra-gatra Komunikasi
Publishing Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Given, Lisa M. 2008. The SAGE Encyclopedia Pelajar.
of Qualitative Research Methods. Matveev, Alexei V. 2002. The Perception
California : SAGE Publications, Inc. Of Intercultural Communication
Effendy, Onong Uchjana. 1999. Ilmu Competence By American And Russian
Komunikasi ; Teori dan Praktek. Managers With Experience On
Bandung : Remaja Rosydakarya Multicultural Teams, Disertasi pada
Gudykunst, William B. 2004. Bridging Faculty of the College of Communication
Differences ; Effective Intergroup of Ohio University.
Communication. 4th Edition. Malik, Dedy Djamaluddin dan Yosal
California : SAGE Publications, Inc. Iriantara (editor). 1994. Komunikasi
Geertz, Clifford, 1983. The Religion of Jawa, Persuasif. Bandung : Remaja
Terjemahan ; Aswab Mahasin, Abangan, Rosydakarya
Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Miles, Matthew B. & A. Michael
Jakarta : Dunia Pustaka Jaya Huberman. 1992. Analisis Data
Gondosari, Aleysius H. 2010. The Miracle Kualitatif. Terjemahan : Tjetjep
of 5 Elements Energy. Jakarta : E-tera Rohendi Rohidi. Jakarta : UI-Press.
Hall, L. Michael. 2001. Communication Muchtarom, Zaini. 2002. Islam Di Jawa ;

Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012 401


Komunikasi Magis Dukun... Ali Nurdin

Dalam Perspektif Santri dan Abangan. : Sebuah Pengantar Ringkas. Depok,


Jakarta : Salemba Diniyah Jawa Barat : Penerbit Kepik
Mujib, Fatekhul. 2009. Islam Samin ; Ajaran Saputra, Heru S.P. 2007. Memuja Mantra.
Sinkretis. Surabaya : Dakwah Digital Yogyakarta : LkiS
Press Strauss, Claude Levi. 1997. Mitos, Dukun,
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi ; dan Sihir. Yogyakarta : Penerbit
Suatu Penganatar. Bandung : Remaja Kanisius.
Rosyda Karya Strohner, Gert Rickheit Hans, 2008.
Murphy, Joseph. 2010. Keajaiban Kekuatan Handbook of Communication
Pikiran : Kisah-Kisah Nyata Tentang Competence. Berlin · New York :
Mengubah Hal-Hal Mustahil Menjadi Mouton de Gruyter.
Mungkin dan Terlaksana. Jakarta ; PT. Syam, Nina Winangsih. 2011. Psikologi
Serambi Ilmu Semesta Sebagai Akar Ilmu Komunikasi.
Muyosaro, Puspitarini.2012. Terapi Air Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Putih. Jakarta : Dunia Sehat Syamsudin, Zaenal Abidin. 2008.
McCroskey, James C. ( West Virginia Membongkar Dunia Klenik &
University) dan Linda L. McCroskey Perdukunan Berkedok Karomah. Jakarta
( Arizona State University) ; Self- : Pustaka Imam Abu Hanifah.
Report As An Approach To Measuring Yunita M, Pipit.2009. Pemanfaatan
Communication Competence, Dalam Pengobatan Dukun Magis Dalam Upaya
Jurnal : Communication Research Penyembuhan Penyakit di Palembang
Reports Volume 5. Number 2 tahun Tambusai, Musdar Bustaman. 2010. Jin,
1988 Sihir, dan Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta
Mulyana, Deddy dan Solatun. Ed. 2008. : Pustaka Al-Kautsar
Metode Penelitian Komunikasi : Contoh- Walter, Mariko Namba and Eva Jane
Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Neumann Fridman, 2004. Shamanism
Pendekatan Praktis. Bandung : Remaja : an Encyclopedia of World Beliefs,
Rosyda Karya Practices, and Culture. Volume I. Santa
Purwadi, 2006. Petungan Jawa. Yogyakarta Barbara, California : ABC-CLIO, Inc.
: PINUS Book Publisher
Roekomy. 1992. Dasar-Dasar Persuasi.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Samuel, Hanneman. 2012. Peter Berger

402 Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai