Abstrak
Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena perdukunan yang ada dan terpelihara
di masyarakat. Dukun dipercaya memiliki kemampuan dan keahlian untuk membantu
menyelesaikan persoalan seseorang. Persoalannya, bagaimana pengalaman,
kemampuan dan keahlian dukun di Lamongan Jawa Timur dalam menangani dan
membantu memberi alternatif pemecahan masalah kliennya? Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami dan mengeksplorasi kompetensi komunikasi dukun dalam
melayani kliennya. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan
metode kualitatif. Subjek penelitian adalah para dukun dan klien di wilayah Lamongan.
Pemilihan informan dilakukan sesuai dengan pengalamannya, mengungkap kembali
pengalamannya serta mendalaminya. Teknik pengumpulan data menggunakan
interview, observasi dan review dokumen. Analisis data dilakukan dengan memilih data
yang relevan, memaparkannya dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah kapabilitas dan keahlian dukun berupa suwuk, petungan, penerawangan
dan prewangan. Kemampuan dan ketrampilan dukun menunjukkan adanya konsep
komunikasi yang baru, yaitu komunikasi suwuk, komunikasi petungan, komunikasi
penerawangan dan komunikasi prewangan.
Atau dapat juga didefinisikan sebagai pada orang lain. Sebuah studi yang
kemampuan individu untuk mengatasi menarik pada kepuasan relasional
setiap rintangan dalam kehidupan menggambarkan bahwa apa yang
kesehariannya. Di samping bahasa dan memuaskan komunikasi bervariasi
keterampilan sosial lainnya, prasyarat dari satu hubungan ke hubungan
untuk mencapai kompetensi di antaranya yang lain. Peneliti Brent Burleson dan
adalah pengetahuan sosial, sensitivitas Wendy Sampter menganggap bahwa
sosial, atau kemampuan memahami orang-orang dengan keterampilan
budaya yang meliputi adat, norma, dan komunikasi yang canggih (seperti
organisasi sosial (Korhonen, 2002 : 27-28). dapat mengelola konflik dengan baik,
Mendefinisikan kompetensi komu memberikan dukungan kepada orang
nikasi tidaklah semudah yang diper lain, dan memberikan kenyamanan
kirakan. Para ahli telah berusaha untuk kepada mitra kerjanya) akan lebih
membuat rumusan yang tepat. Mereka baik dia dalam menjaga persahabatan
sependapat bahwa komunikasi yang daripada yang kurang terampil
efektif melibatkan pencapaian suatu komunikasinya.
tujuan. Idealnya, paling tidak menjaga 3. Kompetensi dapat dipelajari.
atau meningkatkan hubungan di antara Komunikasi adalah seperangkat
yang terlibat komunikasi. Definisi keterampilan yang setiap orang dapat
ini terlihat agak samar, tetapi dapat belajar. Pada perkembangan dan
menunjukkan bahwa ada beberapa pertumbuhan anak-anak, kemampuan
karakteristik penting dalam kompetensi mereka untuk berkomunikasi
komunikasi ( Adler dan Rodman, 2006 : secara efektif berkembang. Sebagai
19-20) yaitu : contoh, anak yang lebih tua dapat
1. Kompetensi adalah situasional. menghasilkan upaya persuasif
Karena perilaku yang kompeten lebih canggih daripada yang lebih
bervariasi begitu banyak dari satu muda. Tingkat pendidikan juga
situasi, dari satu orang ke orang dapat meningkatkan kompetensi
lain, adalah suatu kesalahan yang komunikasi, bahkan melalui pelatihan
menganggap bahwa kompetensi komunikasi yang sederhana dapat
komunikasi adalah sifat bahwa menghasilkan hasil yang dramatis.
seseorang memiliki kelebihan atau Bahkan tanpa pelatihan sistematis,
kekurangan tertentu. Bisa jadi derajat mungkin saja dapat mengembangkan
kompetensi orang berbeda antara keterampilan komunikasi melalui
daerah satu dengan daerah lainnya, proses trial-error dan juga melalui
situasi ini dapat disebabkan karena pengamatan, belajar dari keberhasilan
umur seseorang, tua atau muda, dan kegagalan diri sendiri.
bahkan kaya atau miskin. Bahkan,
Kompetensi komunikasi adalah
kompetensi seseorang dengan orang
istilah yang sangat kompleks yang
lain dapat bervariasi dari satu situasi
melibatkan struktur internal dan eksternal.
ke situasi lain.
Terkait dengan struktur internal, ada dua
2. Kompetensi adalah relasional. Karena
istilah yang berhubungan yaitu efektivitas
komunikasi adalah transaksional,
(effectiveness) dan ketepatan atau
sesuatu dilakukan dengan orang lain,
kesesuaian (appropriateness). Efektivitas
perilaku yang kompeten dalam satu
menggambarkan capaian atau hasil dari
hubungan belum tentu kompeten
Dalam konteks budaya benda dan dimiliki oleh dukun dalam melakukan
perilaku dapat menjadi simbol kekuatan komunikasi terapeutik dapat terwujud
magis (Walter dan Fridman, 2004 : 161). melalui pendekatan persuasi pada klien.
Menurut Levi-Strauss (1997 : 148) Oleh karena itu konteks komunikasi
magi adalah serangkaian teknik untuk magis juga dapat disejajarkan dengan
mempengaruhi hal-hal ghaib dan istilah persuasi dalam komunikasi.
kekuatan-kekuatan supernatural secara Menurut Ronald L. Applbaum
langsung dan otomatis. Teknik atau cara dan Karl W.E. Anatol (1974) (dalam
ini diyakini dapat menimbulkan kekuatan Malik dan Iriantara, 1994 : v ) bahwa
ghaib sehingga oleh karenanya manusia persuasi adalah proses komunikasi yang
dapat menguasai alam sekitar, termasuk kompleks ketika individu atau kelompok
alam pikiran dan tingkah lakunya. mengungkapkan pesan (sengaja atau
Magis dalam konteks bahasa tidak sengaja) melalui cara-cara verbal
persuasif dipahami sebagai komunikasi dan nonverbal untuk memperoleh
magis yang mengambarkan keajaiban respons tertentu dari individu atau
komunikasi yang dapat dilakukan melalui kelompok lain. Bettinghous merumuskan
bahasa. Dalam hal ini mendiskripsikan persuasi sebagai komunikasi manusia
tentang efek bahasa pada saraf, simbol, yang dirancang untuk mempengaruhi
ide yang terjadi pada kehidupan dan orang lain dengan usaha mengubah
emosi manusia. Hal ini menunjukkan keyakinan, nilai, atau sikap mereka.
fenomena mental yang tidak dapat Sedangkan Winston Brembeck dan
dilihat, didengar, disentuh, dan dirasakan William Howell (1952) mendefinisikan
(Michael Hall, 2001 : vii) persuasi sebagai usaha sadar untuk
mengubah pikiran dan tindakan dengan
Konsep komunikasi magis dalam
memanipulasikan motif-motif orang
penelitian ini dipahami sebagai segala
ke arah tujuan yang sudah ditetapkan.
penyampaian pesan baik menggunakan
Persuasi adalah kegiatan psikologis
kata-kata lisan, tulisan, maupun simbol-
dalam usaha mempengaruhi pendapat,
simbol yang dilakukan oleh seorang
sikap, dan tingkah laku seseorang atau
dukun dan bersifat magis dalam rangka
orang banyak (Roekomy, 1992 : 2).
tindakan pengobatan atau menolong
klien. Metode persuasif merupakan usaha
yang dilancarkan seseorang untuk
Pemahaman komunikasi magis
mempengaruhi orang lain dengan pesan-
juga terkait dengan komunikasi
pesan yang sebelumnya telah dikelola
terapeutik yaitu komunikasi yang
seraya menyesuaikannya dengan
direncanakan dan dilakukan untuk
keadaan psikologis yang dimiliki orang
membantu penyembuhan / pemulihan
lain yang menjadi sasaran pesannya.
pasien (Damaiyanti, 2008 : 11). Dalam
komunikasi terapeutik yang perlu Uraian yang telah dipaparkan di
dimaksimalkan adalah keterampilan atas memberikan pemahaman bahwa
komunikasi, pemahaman tingkah laku konsep komunikasi magis dan persuasi
manusia dan kekuatan pribadi untuk dalam penelitian ini memiliki kedudukan
meningkatkan pertumbuhan klien yang yang sejajar, yaitu sebuah konsep
terfokus pada pengalaman dan perasaan yang memiliki kesamaan dalam usaha
klien (Damaiyanti, 2008 : 21). meyakinkan orang lain.
Keterampilan komunikasi yang Istilah dukun sering dikaitkan
dengan seseorang yang memiliki kekuatan
maka sekarang dengan penemuan Dr. yang berupa doa-doa atau mantra-
Masaru Emoto tentang kekuatan dan mantra yang dilakukan oleh dukun dapat
energi air masyarakat yakin bahwa energi dikategorikan sebagai pesan komunikasi.
yang ada dalam air dapat dijelaskan Pesan komunikasi berada dalam sebuah
secara rasional dan ilmiah. doa atau mantra yang ditransmisikan
Suwuk dilakukan setelah melakukan melalui media air, garam, atau jimat
doa-doa atau mantra-mantra. Doa- dan diterima oleh yang sakit atau orang
doa yang dibaca disesuaikan dengan yang memiliki masalah. Efek komunikasi
permasalahan tamu yang datang. Agar tersebut berupa kesembuhan jika sakit,
suwuk nya dapat mujarab dan “jodoh” toko yang sepi menjadi ramai, rumah
sesuai dengan permintaan tamu, sebelum tangga yang tidak rukun menjadi damai,
melakukan suwuk atau menyuwuk orang, dan lain sebagainya. Proses komunikasi
dukun harus melakukan ritual-ritual inilah yang kemudian dapat dinamakan
tertentu dengan melakukan amalan- sebagai komunikasi melalui suwuk.
amalan khusus yang telah dipelajarinya.
2. Komunikasi Petungan
Semua orang dapat melakukan
suwuk, namun tidak dapat dijamin Komunikasi tidak dapat melepaskan
mandi (mujarab). Begitu juga dengan diri dari persepsi. Persepsi adalah inti
dukun. Banyak dukun yang melakukan komunikasi, sedangkan penafsiran
suwuk, tetapi tidak jarang pula yang (interpretasi) adalah inti persepsi yang
tamunya sedikit. Fenomena ini kemudian identik dengan penyandian-balik
melahirkan tipologi menjadi dukun mandi (decoding) dalam proses komunikasi
dan dukun tidak mandi. Istilah mandi, (Mulyana, 2007 : 167). Persepsi adalah
merupakan istilah khas yang seringkali pengalaman tentang obyek, peristiwa,
digunakan oleh masyarakat setempat atau hubungan-hubungan yang diperoleh
sebagai legitimasi streotip pada dukun dengan menyimpulkan informasi dan
yang banyak didatangi orang karena menafsirkan pesan (Syam, 2011 : 3).
kesaktiannya dalam menyembuhkan Dalam konteks komunikasi, petungan
orang. Tidak mandi berarti tidak banyak dapat dipahami sebagai persepsi
tamu yang datang untuk meminta sebagaimana yang dikatakan Mulyana
pertolongan. Ritual-ritual yang dilakukan (2007) dan Syam (2011) yaitu penafsiran
oleh dukun agar suwuknya mandi tidak berdasarkan pengalaman seseorang
dilakukan hanya sekedar melakukan tentang obyek tetentu yang melahirkan
ritual puasa pada setiap saat. Ritual puasa persepsi yang sama. Dukun sebagai
dilakukan berdasarkan perhitungan hari orang yang memiliki pengalaman tentang
dan pasaran. obyek tertentu berdasarkan petungan dan
Ada juga proses nyuwuk yang melakukan penafsiran pada masalah
menggunakan media kertas sebagai yang dibawa oleh pasien/klien/tamu.
tempat menulis doa-doa atau mantra- Petungan atau ‘hitungan’ disebut
mantra. Namun demikian, kertas yang juga dengan sistem ramalan numerologi.
telah ditulis dengan doa dan mantra Dalam system yang berbelit-belit ini
tersebut dimasukkan ke dalam air, terletak konsep metafisis orang Jawa yang
kemudian airnya diminum oleh orang fundamental yaitu cocok. Cocok berarti
yang memiliki masalah. sesuai, sebagaimana kesesuaian kunci
Penjelasan di atas memberikan dengan gembok, obat mujarab dengan
pemahaman bahwa pesan komunikasi penyakit, dan sebagainya (Geertz, 1983
komunikasi hanya sebatas agar orang lain ajaran-ajaran agama sebagai dasar dalam
mengerti dan tahu. Penyampaian pesan memberikan keyakinan dan kepercayaan.
dengan teknik persuasif memiliki tujuan Ada juga dukun yang membangun
komunikasi agar orang lain bersedia kepercayaan dengan menggunakan
menerima suatu paham atau keyakinan, teknik penyampaian pesan melalui unsur
melakukan suatu perbuatan atau kesesuaian antara yang diperhitungan
kegiatan dan sebagainya. Penyampaian (Bahasa Jawa : petungan cocok) dengan
pesan dengan teknik instruktif/ kondisi permasalahan yang disampaikan
koersif merupakan gabungan antara seorang tamu yang datang. Teknik
teknik informatif dan persuasif, yaitu penyampaian pesan seorang dukun di
komunikasi yang memiliki tujuan tidak sini hanya sebatas “kesesuaian” antara
saja memberi pengertian namun juga masalah yang dihadapi seorang tamu
pesan yang bersifat memerintah, bahkan dengan rumus-rumus perhitungan jawa.
disertai dengan ancaman agar pesan
Ada juga yang menyampaikan
yang disampaikan segera dilaksanakan.
pesan kepada tamunya dengan teknik
Sedangkan penyampaian pesan dengan
instruktif dan bahkan koersif. Jika
teknik hubungan manusiawi juga
tamu yang datang masih dirasakan
merupakan gabungan antara teknik
kurang percaya dan yakin, sang dukun
informatif dan persuasif, namun dalam
mampu merasakannya dan harus
teknik ini dalam penyampaian pesannya
melakukan suatu tindakan yaitu dengan
lebih mengutamakan aspek humanis
memanggil tamu itu secara tersendiri dan
manusia, yaitu lebih mengutamakan
disampaikan kata-kata yang membuat
aspek empati daripada instruktif/koersif.
tamu dapat percaya dan yakin.
Penyampaian pesan yang dilakukan
Dengan demikian, dukun dalam
oleh dukun ini jika dianalisis maka
menyampaikan pesan kepada para
akan menuju pada teknik informatif
tamunya juga menggunakan teknik-
dan juga persuasif dalam komunikasi.
teknik yang memiliki substansi sama
Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh
dengan yang selama ini dikenal dalam
dukun adalah untuk memberi tahu atau
dunia komunikasi yaitu komunikasi
mengubah sikap (attitide), pendapat
informatif, persuasif, instruktif/koersif,
(opinion) dan perilaku atau (behavior).
hubungan manusiawi. Hanya saja cara
Komunikasi persuasif lebih sulit dari pada
melakukannya dalam prakteknya ada
komunikasi informatif, karena memang
yang berbeda, misalnya ; dukun dalam
tidak mudah mengubah pendapat, sikap
menyampaikan pesannya tersebut sudah
dan perilaku seseorang atau sejumlah
memiliki keunggulan pada diri tamu
orang (Liliweri, 2001 : 3-6).
yang datang, yaitu keyakinan yang
Dalam membangun kepercayaan dimiliki tamu. Tanpa keyakinan, mereka
dan keyakinan kepada para tamunya, tidak akan mendatangi dukun. Modal
dukun melakukan berbagai hal terkait keyakinan ini sudah menjadi senjata
dengan pesan-pesan yang disampaikan yang penting bagi seorang dukun dalam
ke para tamunya. Kepercayaan adalah menyampaikan pesan-pesannya.
rasa yakin adanya sesuatu atau akan
6. Komunikasi Getok Tular Dukun
kebenaran sesuatu (Devito : 1997 : 447).
Komunikasi getok tular adalah
Dalam konteks membangun kepercayaan
komunikasi berantai yang beredar
dan keyakinan, dukun lebih banyak
dengan sendirinya di suatu komunitas
memberikan pesan terkait dengan
tertentu. Seseorang menyampaikan