Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan
gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial.
Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat ( public health
problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak di tanggulangi
sejak dini.Rata – rata prevelansi hipertensi di indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan
prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14,2 % dan
15% mayoritas hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di ketahui
penyebabnya ), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder (akibat suatu
penyakit). Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara farmakologis
maupun nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya
penurunan secara bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et al
.,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer (
pembunuh diam –diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama
bertahun –tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang
cukup beerat yang bahkan dapat membawa kematian . 70% penderita hipertensi
tidak merasakan gejala apa –apa sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita
hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.namun terjadi
setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et al , 2008 ).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep
asuhan keperawatan keluarga tentang hipertensi

C. MANFAAT
1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang hipertensi di masyarakat.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan
keperawatan, khususnya mengenai pengetahuan tentang hipertensi
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan
masyarakat tentang hipertensi
c. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan
penyuluhan tentang kesehatan mengenai hipertensi dan bahayanya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP KELUARGA

A. DEFINISI
Keluarga adalah dua orang atau lebih orang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
(BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen
Kesehatan RI,1988).

B. STRUKTUR
1. Dominasi struktur keluarga
a. Dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah,suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal.
2) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis
ibu.Suku-suku padang salah satu suku yang menggunakan
struktur keluarga matrilineal.
b. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak suami.
2) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
c. Dominasi pengambilan keputusan
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istr
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
2. Ciri – ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
3. Elemen struktur keluarga ( Friedman )
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di
dalam keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan
masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
dalam keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua,orangtua dan anak,diantara anggota keluarga atau dalam
keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku kearah positif.

C. MACAM-MACAM STRUKTUR/TIPE/BENTUK KELUARGA


1. Tradisional
a. The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya,yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family ( keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-
nenek),keponakan,dll.
f. The single parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan
anak.Hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,kematian dan
ditinggalkan ( menyalahi hukum pernikahan.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pecan (
weekend).
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama.Misalnya: kamar mandi,dapur,televise,telepon.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau
ditinggal mati.
2. Non-tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak
tanpa hubungan nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber
dan fasilitas yang sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami istri ( marital patners ).
f. Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena
beberapa alas an tertentu.
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama,yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya,berbagi sesuatu,termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama,pelayanan dan bertanggungjawab
membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara dalam waktu sementara,pada saar orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian,tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.
D. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkingannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagi pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, social dan spiritual.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

F. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan ( psikologis ) keluarga masing-masing.
2. Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan.
3. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
4. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7
tahun kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya.Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memeberi
tanggungjawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa.
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.
KONSEP DASAR MEDIK HIPERTENSI
A. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg ( Smith Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg ( Smeltzer,2001 ).
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “ The Sixth Report of The Join National
Comitee,Prevention,Detection and Treatment of High Blood Pressure “( JNC-
VI,1997 ) sebagai berikut :
No. Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :


a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (
Lany Gunawan,2001 ).
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi,antara lain :
a. Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1. konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2. kegemukan atau makan berlebihan
3. stress
4. merokok
5. minum alcohol
6. minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. glomerulonefritis
2. tumor
3. atherosclerosis
4. diabetes mellitus
5. stroke
6. kontrasepsi
7. kortikosteroid.
D. TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa.Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis ( Edward K.Chung,1995 ).

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras syaraf sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia sympatis (
Brunner & Suddarth,2002 ).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6. Foto dada & CT Scan.
G. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi
tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. latihan fisik
c. edukasi psikologis
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja,tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat.
3. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.

H. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Pengumpulan data
a. struktur dan sifat anggota keluarga
b. faktor social budaya dan ekonomi
c. faktor lingkungan
d. riwayat kesehatan
e. cara pengumpulan data.
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga.Dalam menganalisa data dapat menggunakan
typology masalah dalam Family Health Care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit,kecelakaan,atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
b. Kurang atau tidak sehat
Kegagalan dan memantapkan kesehatan.
c. Krisis
Saat-saat dimana keadaan menuntut terpantaunya banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber
daya mereka.

I. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
system scoring berdasarkan typology dengan pedoman sebagai berikut :
No. Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
tidak atau kurang sehat 3
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : dengan mudah 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : tinggi 3
cukup 2
rendah 1
4. Menonjolkan masalah 1
Skala : masalah berat harus ditangani 2
ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
masalah tidak dirasakan 0

J. DIAGNOSA DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN


1. Diagnose keperawatan keluarga
a. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
b. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
c. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga
berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan
penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien
dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan
tidak memahami manfaatnya
f. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
cara pengaturan diet yang benar
g. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
h. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-
hari yang mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam
2. Intervensi
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasikan ( Nasrul
Effendi, 2008 : 54 )
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi
Kriteria hasil :
1) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet
bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi
Intervensi :
1) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bagaimana caranya
menyediakan makanan-makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan
diet
Tujuan :
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
Kriteria hasil :
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet
bagi klien hipertensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
Intervensi :
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet
untuk klien hipertensi
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipetensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi
Kriteria hasil :
1) Klien dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi
2) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi
klien hipertensi
Intervensi :
1) Berikan pernjelasan pada klien dan keluarga cara pengolahan makana
untuk klien bipertensi
2) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang
di konsumsi oleh klien hipertensi
3) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk membuat
makanan dengan jumlah yang tepat
d. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam
Tujuan :
Seluruh kleuarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi
makanan yang rendah garam
Kriteria hasil :
1) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah
garam
2) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang dapat
mengandung garam
3) Klien dann keluarga mampu merubah kebiasaan dari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam
Intervensi
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garam
terhadap klien hipertensi
2) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang banyak
mengandung garam
3) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwa mereka mampu untuk
merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari pada niat
dan keinginan untuk merubah
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada keluarga Tn. M di RT 05 RW 01 Desa Karangrena dilakukan
pada hari jumat tanggal 21 Maret 2014 pukul 15.00 WIB, didapat data bahwa
didalam keluarga Tn. M terdapat anggota keluarganya yang menderita penyakit
hipertensi yaitu Tn. M ± 10 tahun, Tn. M berumur 71 tahun, pendidikan terakhir
SR, Tn. M dan Ny. D bekerja sebagai petani, Ny. D tidak bersekolah, tipe
keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga besar dimana Tn. M dan Ny. D
mempunyai 10 anak, dimana 8 orang anak sekarang sudah memisahkan diri
karena sudah berkeluarga, 1 anak belum berkeluarga tetapi bekerja di Bogor,
sedangkan anak ke – 10 tinggal bersama Tn. M dan sudah berkeluarga serta
memiliki 1 anak. Tidak ada anggota keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi
seperti yang dialami Tn. M, tetapi dari keluarga Tn. M tepatnya anak ke – 2
menderita stroke (sudah meninggal) dan anak ke – 9 mengalami perdarahan
(sudah meninggal). Dari keluarga Ny. D tidak ada yang menderita hipertensi,
tetapi kedua saudara Ny. D sudah meninggal.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. M mengatakan bahwa tidak mengetahui
tentang penyakitnya secara signifikan, baik penyebab, tanda dan gejala, diet,
pengobatan serta pencegahan kekambuhan. Tn. M kadang mengeluh pusing dan
lehernya terasa kaku atau cengeng. Selama ini Tn. M hanya berobat ke mantri jika
merasa pusing dan cengeng.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data: Tn. M dengan TD 150/80
mmHg, N 90x/menit, RR: 24x/menit S:36ºC. Ny. D dengan TD 120/80 mmHg, N
= 88x/menit, RR 20x/menit, S 36ºC. Ny. N dengan TD = 110/80, Nadi = 80
x/menit, Suhu = 36o c, RR = 22x/menit. An. T dengan N = 100x/menit, Suhu =
36,5o c, RR = 30 x/menit.
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS : Ketidakmampu Kurangnya
- Ny.M mengatakan sudah an keluarga pengetahuan
menderita hipertensi ± 10 mengenal tentang
tahun masalah hipertensi
- Selama ini, Ny.M jarang kesehatan pada
memeriksakan diri ke anggota keluarga Ny.
petugas kesehatan. keluarga M
- Ny.M mengatakan tidak khususnya
mengetahui tentang Ny. M
pengertian
hipertensi,penyebab, tanda
dan gejala, diet, pengobatan
serta pencegahan
kekambuhan.
- Ny. M mengeluh pusing
dan kaku pada leher saat
tekanan darahnya naik.
- Ny. M biasanya hanya
istirahat dan kerikan apabila
penyakitnya kambuh dan
dibawa ke petugas
kesehatan apabila
penyakitnya sudah parah.
DO :
- - TTV:
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 360 C
- Ny. M tampak bingung dan
menjawab sebisanya saat
ditanya tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, diet,
pengobatan serta pencegahan
kekambuhan.
2 DS : Resiko Ketidakmam
- Ny. M mengatakan sudah terjadinya puan
menderita hipertensi ± 10 tahun komplikaasi keluarga
- Ny. M mengatakan kadang akibat merawat
pusing dan lehernya terasa hipertensi pada anggotanya
kaku/cengeng Ny. M yang sakit
- Ny.M memeriksakan diri ke
petugas kesehatan apabila
penyakitnya sudah parah.
- Ny. M mengatakan tidak tahu
akibat lanjut/komplikasi dari
hipertensi jika tekanan darahnya
tidak bisa dikontrol.
DO :
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 360 C
- Ny.M mengkonsumsi daun
srikaya, setiap seminggu sekali.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menentukan prioritas masalah( skoring )
No Kriteria Perhitu- Bo- Pembenaran Pering
Dx ngan bot kat
1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 1 Ny.M kurang 1
tidak / kurang mengetahui tentang
sehat penyakitnya secara
Skala : actual significant

Kemungkinan 1/2x2 1= 2 Kemungkinan masalah


masalah yang dapat diubah Ny. M
dapat diubah karena sudah ada
Skala : upaya untuk
sebagian pengobatan namun
belum optimal.

Potensial 2/3x1 = 1 Masalah penyakit


masalah untuk 2/3 hipertensi sudah
di cegah terjadi 10 tahun.
Skala : rendah Ny.M mengatakan
suka mengkonsumsi
makanan yang
mengandung tinggi
garam.

Menonjol-nya 2/2x1 = 1 1 Keluarga Ny. M


sangat merasakan
masalah
masalah penyakit
Skala : hipertensi pada Tn. M
masalah berat, dan harus segera
harus segera ditangani
ditangani

Total 3 2/3 Aktual


2 Sifat masalah 2/3x1 = 1 Kesehatan pada Ny. M 2
ancaman 2/3 karena penyakit
kesehatan hipertensi yang kronis
dapat menimbulkan
komplikasi yang akan
mengancam kesehatan

Kemungkinan 1/2x2 = 1 2 Masalah dapat diubah


masalahdapat sebagian karena
diubah: fasilitas kesehatan
sebagian terjangkau, perawat
mempunyai
pengetahuan tentang
penyakit, waktu yang
cukup untuk
memberikan
penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi. Ny.
M mau dibimbing
untuk mengatasi
masalah kesehatannya
Potensial 2/3x1 = 1 Ny. M kooperatif
masalah untuk 2/3 untuk sama – sama
dicegah : melakukan
cukup pencegahan sebelum
menjadi semakin
parah
Menonjol-nya 2/2 x 1 = 1 1 Keluarga mengatakan
masalah, selalu mengingatkan
masalah tidak Ny. M untuk selalu
direncanakan control ke pelayanan
kesehatan.
Jumlah 2 1/3 Resiko
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny.M
khususnya Ny.M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko
terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Ny. M.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari pukul 15.00 WITA
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga
Ny. M khususnya Ny.M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan anggota keluarga
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
kunjungan diharapkan pemeliharaan kesehatan efekif
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit
diharapkan keluarga mampu :
a. Mengenal masalah hipertensi :
1) Menjelaskan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan penyebab
3) Menyebutkan tanda dan gejala
b. Merawat keluarga dengan hipertensi
1) Menjelaskan cara perawatan dengan obat tradisional
(menggunakan bawang putih dicampur madu dan daun salam)
2) Mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi
c. Memodifikasi lingkungan dalam perawatan hipertensi
Intervensi:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian hipertensi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi
c. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi
d. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
e. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan
untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
kunjungan diharapkan resiko komplikasi tidak terjadi
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit
diharapkan keluarga mampu :
a. Menyebutkan makanan yang boleh dikonsmsi dan tidak boleh
dikonsumsi oleh penderita hipertensi
b. Menyebutkan dan mendemonstrasikan obat tradisional untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
c. Menyebutkan pencegahan kekambuhan dari hipertensi
Intervensi :
a. Diskusikan tentang makanan yang boleh dikonsmsi oleh
penderita hipertensi
b. Diskusikan tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi
oleh penderita hipertensi
c. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat
tradisional bagi penderita hipertensi
d. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
e. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kunjungan pertama : hari tanggal Juli 2018 pukul 16.00 WIB
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M
khususnya Ny.M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
Implementasi yang dilakukan :
a. Melakukan BHSP dengan keluarga Ny. M.
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
c. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny. M.
d. Melakukan penkes dengan Ny. M tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala hipertensi.
Adapun respon yang didapat : keluarga Ny. M sangat senang dengan
kehadiran perawat, keluarga Ny.M juga sangat antusias dan kooperatif,
keluarga Ny.M memahami tentang penkes yang diberikan oleh perawat
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Ny. M
Implementasi yang dilakukan :
a. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang tidak boleh
dikonsumsi oleh penderita hipertensi
b. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi.
c. Memberikan reinforcement positif serta menjelaskan tentang kunjungan
berikutnya.
Adapun respon yang didapat : keluarga Ny. M sudah paham tentang makanan
yang boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
setelah diberi tahu oleh perawat
Kunjungan kedua, hari Juli 2018 pukul 16.30 WIB
1. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny.
M khususnya Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga.
Implementasi yang dilakukan :
a. Mengkaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi hipertensi
b. Mendiskusikan dengan keluarga dalam mengatasi hipertensi yang diderita
oleh Ny. M
c. Memotivasi keluarga dalam mengurangi kadar garam dan kolesterol
dalam makanan
Adapun respon keluarga : Ny. M hanya istirahat cukup untuk mengatasi
hipertensinya bila kambuh, keluarga Ny. M akan mencoba mengurangi
kadar garam dalam makanan dan menghindari makanan yang mengandung
kolesterol
2. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Imlementasi yang dilakukan :
a. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengobatan tradisional bagi
penderita hipertensi
b. Menjelaskan tanaman obat untuk penderita hipertensi
Adapun respon yang didapat : selama ini Ny. M pernah mencoba
mengkonsumsi obat herbal/tanaman herbal yang dapat menurunkan
tekanan darah tinggi.
Kunjungan ketiga : hari rabu tanggal pukul 15.00 WIB
1. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang
sakit b.d resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
Implementasi yang dilakukan :
a. Menjelaskan tanaman obat yang ada dilingkungan sekitar untuk penderita
hipertensi
b. Mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional menggunakan daun salam
serta bawang putih dicampur madu
c. Memotivasi keluarga untuk mengulangi demonstrasi.
d. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang pencegahan
kekambuhan.
e. Mendiskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk
mencegah kekambuhan.
f. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari
pelayanan kesehatan
Adapun respon yang didapat : anggota keluarga Ny. M dapat
mendemonstrasikan kembali cara meracik/meramu obat tradisional
bawang putih dicampur dengan madu. Anggota keluarga mengatakan akan
membawa Ny. M ke petugas kesehatan apabila penyakitnya kambuh, dan
tidak menunggu hingga penyakitnya parah.

F. EVALUASI
Kunjungan pertama : hari tanggal Juli 2018 pukul 16.25 WITA
a. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga
Ny. M khususnya Ny. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga
S: Ny.M mengatakan sudah menderita hipertensi ± 10 tahun
Ny. M mengatakan pendidikan terakhirnya adalah SD
Ny. M mengatakan dulu suka mengkonsumsi makanan asin
dan gorengan
Ny. M mengatakan telah diberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi
Ny.M mengatakan belum tahu mengenai pola makan yang
baik bagi penderita hipertensi
O: TD : 150/90 mmHg Nadi : 90x/menit
Suhu 360 C Respirasi : 24x/menit
Keluarga Ny.M. memperhatikan saat diberi pendidikan
kesehatan tentang hipertensi dan keluarga dapat
menjelaskan serta menyebutkan kembali
A: Masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan
hipertensi
b. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi
b. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny. M
S : Ny.M dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang makanan yang
boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
Ny. M dan keluarga mengatakan belum paham tentang pengobatan
tradisional dan cara pembuatannya bagi penderita hipertensi
O : keluarga Ny. M dapat menyebutkan kembali makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional
bagi penderita hipertensi
b. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
c. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan kedua, hari Juli 2018 pukul 15.00 WITA


1. Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny.M
khususnya Ny.M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
S : Ny. M mengatakan saat tekanan darahnya naik, Ny.M segera minum obat
dan istirahat serta harus menjaga pola makannya
O : Ny.M dapat menyebutkan maanfaat dari mengurangi konsumsi garam dan
makanan yang banyak mengandung kolesterol
A : masalah kurang pengetahuan teratasi
P : hentikan intervensi
2. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny.M
S : Ny.M mengatakan belum pernah mengkonsumsi obat tradisional untuk
mengatasi hipertensinya, selalu menggunakan obat medis.
Ny.M mengaakan tidak terlalu paham cara penggunaan obat
tradisional
O : Ny. M dan keluarga tampak paham setelah dijelaskan macam-
macam tanaman obat tradisional
Ny.M dapat menyebutkan kembali
A : masalah resiko koplikasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
b. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan ketiga :
1. Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit
b.d resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Ny.M
S : Ny.M mengatakan sudah paham tentang cara pengobatan tradisional
bagi penderita hipertensi dan akan mencoba menggunakan obat
tradisional
O : Ny.M dapat mendemonstrasikan kembali yang telah diajarkan
A : Masalah resiko komplikasi teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan
tinjauan kasus terhadap Tn. S dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler
“Hipertensi” di Rt 03 Rw 03 Desa Karangrena Maos Cilacap, secara umum tidak
menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat kooperatif keluarga serta bantuan
dari Pembimbing Lahan/ akademik. Namun penyusun menemukan kesenjangan
antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan pada Tn. S Untuk lebih jelasnya
berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan
dan kesenjangan

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data
mengkoordinasikan data yang didapatkan dari berbagai sumber. Dalam
pengkajian sebagian data yang ditemukan pada keluarga Tn. S sama dengan data
yang ada pada teoritis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada
pasien dengan hipertensi. Sedangkan pada Tn. S dari data pendukung objektif dan
subjektif ditemukan 2 diagnosa yaitu:
Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
8. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

Diagnosa yang tercantum pada teoritis dan ditemukan pada kasus,yaitu:


1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Tn. S mengatakan
sudah menderita hipertensi ± 5 tahun. Tn. S tidak mengetahui secara significant
tentang penyakitnya. Selama ini Tn. S rutin memeriksakan kesehatannya ke
mantra dan diberi saran untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang
mengandung kolesterol.
Diagnosa yang tidak tercantum pada teoritis tapi ditemukan pada kasus,yaitu:
1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. S
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Tn.mengatakan sampai
saat ini hanya mengkonsumsi obat medis belum pernah mencoba tanaman/obat
tradisiional yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Tn. S mengatakan
kadang pusing dan lehernya terasa kaku/cengeng, jika aktivitasnya terlalu
berlebihan atau terlalu capek nafasnya akan terasa sesak dan nyeri pada dada, Tn.
S tidak tahu akibat lanjut/komplikasi dari hipertensi jika tekanan darahnya tidak
bisa dikontrol

Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tepati tidak ditemukan
pada kasus, antara lain:
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
4. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya
5. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
6. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
7. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

C. INTERVENSI
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan
kesenjangan yang berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan
perencanaan mengacu pada teoritis dan prioritas masalah yang ada. Namun ada
beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun dicantumkan pada kasus karena
penyusun menyesuaikan dengan keadaan keluarga Tn. S

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien
dan diharapkan dalam tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan
tersebut, sedangkan semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang
relative sesuai dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga
didukung dengan sikap Keluarga Tn. S yang kooperatif.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn T dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” pada Ny N di Rt 03 Rw 03 Desa
Karangrena Maos Cilacap, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat
dikumpulkan diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama antara keluarga
Tn. S
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan
keperawatan dengan menetukan rasional dari tindakan tersebut
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama yang baik
antara, keluarga, tim kesehatan yang lain guna mendapatkan tindakan
keperawatan yang berkesinambungan.

B. SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan
Masyarakat dan Institusi pendidikan
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah tercapai
dengan baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami
terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.Untuk
mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu
dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan Keluarga, serta lebih giat
belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Atika Dhiah Anggraeni,2013.Diktat Perkuliahan Keperawatan Keluarga,Maos.


Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar.Keperawatan Medikal Bedah Volume
2.Jakarta,EGC,Buku Kedokteran
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Kodim Nasrin.2003.Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,

Anda mungkin juga menyukai