Anda di halaman 1dari 31

2015

INVENTARISASI DAN
PENGELOLAAN LABORATORIUM

Created by:

LABORATORIUM PEMBELAJARAN BIOLOGI


1/1/2015

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam laboratorium terdapat bermacam – macam alat maupun bahan kimia yang terbuat
dari bahan dan zat – zat yang sangat beragam. Ada alat yang terbuat dari bahan yang
mudah terbakar, mudah pecah, dan bahkan mudah meledak. Begitupun dengan bahan
kimianya, bahan kimia ada yang bersifat mudah meledak, mudah terbakar, dan mudah
bereaksi misalnya denagn air atau udara sekalipun. Jika terjadi kesalahan dalam
menggunakan, menyimpan , dan bahkan hal kecil seperti membawa alat dan bahan
laboratorium yang berbahaya bias menimbulkan kecelakaan kerja dan bias menimbulkan
penyakit bahkan bias mengakibatkan kematian bagi pengguna. Dengan karakteristik dari
setiap alat dan bahan yang berbeda – beda tersebut, maka dalam pengelolaannya dan juga
penggunaannya harus sangat berhati – hati dan memperhatikan beberapa kaidah. Oleh
sebab itu, inventarisasi alat dan bahan laboratorium menjadi hal yang sangat penting dan
perlu diperhatikan dalam penerapannya di laboratorium.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Apa yang dimaksud denagn inventarisasi?
2. Apa pentingnya melakukan inventarisasi?
3. Bagaimana inventarisasi yang baik?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian inventarisasi.
2. Mengetahui pentingnya melakukan inventarisasi.
3. Mengetahui cara melakukan inventarisasi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Peran dan Fungsi Laboratorium


2.1.1 Pengertian dan Peran
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan dan
Dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, laboratorium merupakan
tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji
coba penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini
dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Dalam
pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana
percobaan dan penelitian dilakukan.

Menurut Koballa dan Chiappetta (2010 : 213), Laboratorium diartikan sebagai


berikut:
Laboratory work engages students in learning through firsthand experiences.
Laboratory work permits students to plan and to participate in investigation or
to take part in activities that will help them improve their technical, laboratory.
In general, laboratory work can be used to promote the following learning
outcomes:attitudes toward science, scientific attitudes, scientific inquiry,
conceptual development, technical skill, teamwork skills.

2.1.2 Fungsi Laboratorium


Fungsi Laboratorium yaitu sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
IPA. Secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah
dihadirkan di Ruang kelas. Fungsi laboratorium lainnya yaitu sebagai sumber
belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai
prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga
antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling
kaji-mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah
dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
5. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang
calon ilmuwan.
2.2 Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996: 86) menyatakan
bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-
fungsi manajer,yakni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi
manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga
kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian pelaporan, dan penganggaran. Dalam
pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek di atas.


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang
kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu sendiri.
Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah

ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena
sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu
dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium
tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Biologi
di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan
laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau
percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi.
Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas
laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan
untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang
sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan
langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu
pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan
pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu
lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan
lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium

a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang


menjadi tanggung jawabnya.
b. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. Mudah dilihat
b. Mudah dijangkau
c. Aman untuk alat
d. Aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang
mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata fasilitas/ menginventaris
alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi
yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau
mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab
dari pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan
mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh
kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau
diisi, diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris

d. Laporan Triwulan Mutasi barang


e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkan dan digunakan:
Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai
Nama Barang
No Nama Kelompok Kode Jumlah
Inventaris
Barang Barang Barang
1
2

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana
mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan. Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran
penggunaan laboratorium, antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam
keadaan baik dan dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara
lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
e. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
f. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
g. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan
Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara pengelola laboratorium yang
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan
tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya
sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Koordinator Laboratorium
d. Penanggung jawab Laboratorium
e. Laboran
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan
aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium
merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan.

2.3 Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA


Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas &
aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Komponen laboratorium yang perlu dilakukan
administrasi meliputi:
1. Bangunan/Ruangan laboratorium
2. Fasilitas umum laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Ketenagaan laboratorium
5. Kegiatan laboratorium
Administrasi ini selanjutnya akan dilakukan menggunakan format administrasi tiap
komponen meliputi:
Format A: Data ruangan laboratorium
Format B1: Kartu barang
Format B2: Daftar barang
Format B3: Daftar penerimaan / pengeluaran barang

Format B4: Daftar usulan/ permintaan barang


Format C1: Kartu alat
Format C2: Daftar alat
Format C3: Daftar penerimaan / pengeluaran alat
Format C4: Daftar usulan / permintaan alat
Format C5 : Daftar usulan / permintaan alat dari acara praktikum
Format C6: Daftar usulan / permintaan alat dari tiap lab
Format D1: Kartu bahan
Format D2: Daftar bahan
Format D3: Daftar penerimaan / pengeluaran bahan kimia
Format D4: Daftar usulan / permintaan bahan
Format D5: Daftar usulan / permintaan bahan dari acara praktikum
Format D6 : Daftar usulan / permintaan bahan dari tiap lab
Format E : Data ketenagaan

2.4 Tujuan inventarisasi


Adapun Tujuan adanya inventarisasi antara lain:
-Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan
-Mengurangi biaya operasional
-Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil
-Meningkatkan kwalitas kerja
-Mengurangi resiko kehilangan, rusak, pecah
-Mencegah pemakaian berlebihan
-Meningkatkan kerjasama laboratorium
-Mendukung terciptanya kondisi yang aman

Jenis pengadministrasian meliputi:


1. Pengadministrasian Bangunan atau ruangan laboratorium
Misalnya:Ruangan praktikum, ruangan persiapan, ruangan penyiapan,
Greenhouse, dll. Ruangan-ruangan tsb harus tercatat namanya, ukuran, dan
kapitasnya dalam Format A.
2. Pengadministrasian fasilitas umum laboratorium
Fasilitas umum laboratoium adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan
laboratorium. Untuk mengadministrasikannya digunakan 4 macam format yaitu
Format B1, B2, B3 dan B4.
Barang-barang fasilitas umum meliputi:

Format B1 atau Kartu Barang


• Kartu ini digunakan oleh petugas di setiap laboratorium.
• Jika suatu sekolah memiliki beberapa jenis laboratorium, maka untuk barang sejenis
nomor kartu di setiap lab harus sama, juga kartu ini hanya digunakan untuk satu
macam barang
Perhatikan format tersebut:
• Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z untuk memberi label
nama awal dari suaru barang. Misalnya Barometer, dan Blower. Kedua barang
tersebut diawali dengan huruf B, maka huruf-huruf lainnya dari C s.d. Z harus
dihilangkan dengan cara mengguntingnya.
• Secara alfabetis urutan kata Barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka
Barometer bernomor B1 dan Blower bernomor B2.
• Nama barang diisi dengan nama yang lazim digunakan misalnya barometer.
• Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut termasuk perkakas, barang
optik, barang elektronik, perabot, dsb.
• Kode barang disesuaikan dengan kode yang diberikan oleh pabrik atau buku katalog.
• Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang.
• Lokasi penyimpanan diisi dengan R_ / L_ / Rk_ / Tk_ . R, L, Rk dan Tk menyatakan
Ruangan, Lantai, Rak, dan Tingkat.
• Tanggal diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun saat penerimaan barang atau
pengeluaran barang.
• Di bagian sebelahnya, kartu barang tersebut memuat informasi tentang riwayat barang
yang memberi keterangan tentang pelaksanaan pemeliharaan atau perbaikan dari
barang tersebut

Format B2 disebut daftar barang atau buku induk


FormatB3DaftarPenerimaan/Pengeluaran Barang
Format B4: Daftar usulan/ permintaan barang
3. Pengadministrasian Alat Laboratorium
Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
praktikum atau penelitian kimia. Alat laboratorium dikelompokkan sesuai dengan
bahasan penataan alat. Untuk praktisnya alat- alat dikelompokkan ke dalam :
1. Alat gelas : Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Termometer.
2. Alat listrik : Ampermeter,Power supply Voltmeter, dan lain lain.
3. Alat logam : Kaki tiga, Penjepit/klem tiga jari Statif, dan lain lain
4. Instrumen : Colorimeter, pH meter, Spektrofotometer UV, dan lain lain
Untuk mengadministrasikan peralatan lab digunakan Format C1 (Kartu Alat), C2 (Daftar
Alat), C3 (Daftar Penerimaan/Pengeluaran Alat), C4 (Daftar Usulan
perbaikan/pengadaan alat), C5 (Daftar usulan alat dari mata praktikum), dan C6
(Daftar usulan alat dari tiap laboratorium). Teknis pengadministrasian alat pada
format C mirip dengan pengisian format B, akan tetapi pada pengisian format C
dituntut kemampuan mengenal alat yang relatif banyak. Berbeda dengan sistem
penataan alat yang mempertimbangkan sifat dan fungsi alat, pada teknis
pengadministrasian lebih menekankan urutan (sequence) alfabetis berdasarkan nama awal
(initial) alat.
Kartu alat dengan Format C1 berfungsi untuk mencatat data untuk masing-masing
alat. Suatu alat yang memiliki empat macam ukuran misalnya gelas kimia 100 mL, 250
mL, 500 mL, dan 1000 mL, maka kartu alat yang diperlukan adalah empat buah.
Informasi yang harus dicantumkan dalam kartu alat ini adalah nomor kartu, golongan
alat, nomor induk, spesifikasi (nama alat, merk, ukuran, pabrik, kode alat), lokasi
penyimpanan, tanggal masuk dan dikeluarkan, dan jumlah alat yang tersedia. Khusus
untuk alat-alat canggih dan alat keperangkatan harus dibuatkan secara tersendiri karena
spesifikasinya lebih banyak lagi dari apa yang tercantum dalam Format C2 ini.
Daftar alat dengan Format C2 berfungsi untuk membuat rekapitulasi semua alat
yang ada pada kartu alat. Informasi-informasi yang harus terliput dalam format ini
adalah nomor urut, nomor induk (nomor yang sesuai pada kartu alat), nomor kode
(nomor yang diambil dari katalog), nama alat, spesifikasi (merk, ukuran, pabrik) dan
jumlah.
Daftar alat harus ada di gudang pusat, pada pimpinan lembaga, kepala
laboratorium, dan para ketua lab agar para pengambil keputusan tersebut mengetahui
persis alat apa yang masih tersedia di gudang pusat, sehingga tidak terjadi
disefesiensi(tidak efisien) dalam pengadaan alat baru.
Format C3 disebut daftar Penerimaan / Pengeluaran alat. Daftar ini berfungsi
untuk mencatat alat yang diterima pada saat pemesanan atau mengeluarkan alat ke
masing-masing laboratorium. Di samping itu, format C3 dapat pula digunakan oleh
masing-masing lab untuk mencatat alat yang dikeluarkan atau yang dikembalikan oleh
peserta praktikum/pengguna lab. Informasi yang tercantum dalam format C3 ini meliputi
: nomor urut, nomor induk dan nomor kode alat, nama alat, spesifikasi alat (merk,
ukuran, dan pabrik), jumlah alat yang diterima / dikeluarkan, dan keterangan. Kolom
keterangan dapat diisi oleh nama peminjam alat. Jika peminjam mengembalikan
alat tersebut, maka data peminjaman segera dicoret, diparaf dan dibubuhi tanggal
pengembalian. Selanjutnya jenis dan jumlah alat (jika ada sisa) yang dikembalikan
dicatat kembali pada kartu dan daftar alat.
Format C-4 disebut Daftar usulan alat. Format ini berfungsi untuk mengusulkan alat
yang dibutuhkan. Informasi-informasi yang terliput dalam format ini adalah nomor
urut, nomor induk (nomor sesuai pada kartu alat), nomor kode (nomor dari katalog),
nama alat, spesifikasi (merk, ukuran, pabrik), jumlah alat yang dibutuhkan, harga
satuan/kemasan, dan harga total. Agar usulan dari setiap mata praktikum (percobaan)
dan usulan dari setiap lab dapat dilacak kembali pada saat pendistribusian alat nantinya,
maka perlu dikembangkan format baru yaitu format C5 dan C6.
Pada Form C5 angka 1,2,3 ... pada kolom percobaan adalah menyatakan percobaan
ke-1, ke-2, ke-3, .... dari suatu mata praktikum. Data yang harus dimasukkan pada
kolom percobaan ini adalah jumlah alat yang dibutuhkan pada setiap percobaan.
Pengisian kolom jumlah kebutuhan bukan merupakan jumlah dari alat yang dibutuhkan
pada percobaan ke-1 s.d. ke-10, tetapi kolom ini diisi dengan jumlah alat yang paling
banyak diperlukan diantara percobaan ke-1 s.d. ke-10. Misalnya pada percobaan kesatu
memerlukan 5 buah beker gelas 100 ml, percobaan kedua 10 buah, ketiga 4 buah,
keempat 2 buah, kelima 3 buah, keenam 5 buah, ketujuh 4 buah, kedelapan 6 buah,
kesembilan 2 buah, kesepuluh 5 buah.
Oleh karena percobaan kedua jumlahnya paling banyak, maka jumlah beker gelas 100
ml yang diisikan pada kolom jumlah kebutuhan adalah 10 buah.
Pada Form C6 angka 1, 2, 3, ... pada kolom mata praktikum adalah menyatakan
mata praktikum-mata praktikum yang akan menggunakan lab tersebut. Data yang harus
dimasukkan pada kolom mata praktikum ini adalah jumlah alat yang dibutuhkan pada
setiap mata praktikum. Pengisian kolom jumlah kebutuhan bukan merupakan jumlah
dari alat yang dibutuhkan pada mata praktikum ke-1 s.d. ke-7, tetapi kolom ini diisi
dengan jumlah alat yang paling banyak diperlukan diantara percobaan mata praktikum,
karena pelaksanaan praktikum satu mata praktikum dengan mata praktikum yang lain
tidak akan dibuat jadwal yang bersamaan.

4. Pengadministrasian Bahan Kimia di Laboratorium


Dalam sistem penataan zat yang telah dikemukan sebelumnya, zat-zat kimia yang ada
di laboratorium untuk keperluan praktikum atau penelitian dikelompokkan ke dalam :
1. Zat radioaktif :

Isotop karbon-13, 13
6C

Isotop natrium-24, 11Na24 dalam bentuk NaCl(aq)

Isotop fosfor-32, 32 dalam bentuk H PO


15P 3 4
2. Zat reaktif :
a. Zat piroforik
Fospor, P4
Tributil aluminium, (C4H9)3Al
Silan, SiH4 , dll.
b. Zat reaktif air
Natrium (Na)
Kalsium hipoklorit, Ca(OCl)2
Natrium hidrida, NaH, dll.
3. Zat korosif :
a. Asam mineral
Asam klorida, HCl
Asam fosfat, H3PO4
Asam sulfat encer, H2SO4, dll.
b. Asam mineral oksidator Asam
florida, HF
Asam nitrat, HNO3
Asam sulfat pekat, H2SO4
Asam kromat, H2CrO4, dll.
c. Asam organik
Asam asetat, CH3COOH Asam formiat,
HCOOH
Asam benzoat, C6H5COOH, dll.
d. Basa
Amonium hidroksida, NH4OH Natrium
hidroksida, NaOH Kalium hidroksida, KOH,
dll.
4. Zat flammable dan combustible :
Asetaldehid, CH3COH
Aseton, CH3COCH3
Heksana, C6H14
Toluen, C6H5CH3
Ksilena, C6H4(CH3)2
Etanol, C2H5OH, dll.
5. Oksidator :
Kalium permanganat, KMnO4
Hidrogen peroksida, H2O2
Feri klorida, FeCl3
Natrium nitrat, NaNO3, dll
6. Zat beracun (toxic) :
Kloroform, CHCl3
Karbontetraklorida, CCl4
Benzen, C6H6
2-Butanol, C4H9OH
Timbal kromat, PbCrO4, dll.
7. Zat sensitif cahaya :
Merkuri klorida, HgCl2
Natrium iodida, NaI
Kalium ferosianida,K4[Fe(CN)6] Brom, Br2, dll
8. Gas terkompresi :
Gas asetilen, C2H2
Gas nitrogen, N2
Gas oksigen, O2, dll.
Dalam mengadministrasikan Zat (chemicals) adalah menggunakan format D1 (Kartu
Zat), D2 (Daftar Zat), D3 (Daftar Penerimaan/Pengeluaran Zat), D4 (Daftar Pengadaan
Zat), D5 (Daftar usulan zat dari mata praktikum), dan D6 (Daftar usulan zat dari tiap
laboratorium). Perbedaannya dengan format-B dan format-C terletak pada pemberian
spesifikasi. Spesfikasi untuk zat mencantukan beberapa informasi yaitu nama-nama zat
dalam bahasa Inggris, rumus kimia, massa molekul (Mr), kemurnian, Konsentrasi,
massa/berat jenis (BJ), Ujud, Warna, pabrik dan Kode Zat. Di samping itu pada Format
D1 tidak dicantumkan riwayat zat. Untuk memperoleh data spesifikasi zat tersebut, dapat
melihatnya pada etiket yang tertera pada botol atau kemasannya. Oleh karena itu etiket
zat harus dijaga jangan sampai hilang. Apabila etiketnya hilang maka untuk
mengenalinya kembali memerlukan kemampuan menganalisis dan akan memakan waktu
relatif lama.
Hal khusus yang harus diperhatikan dalam pengisian Form D diantaranya adalah :
1. Nomor induk zat dan kode zat sesuai dengan kode yang diberikan perusahaan
.......(lihat daftar zat/katalog)
2. Nama bahan kimia sebaiknya dituliskan dalam bahasa Inggrisnya agar
.......sesuai dengan katalog zat yang diberikan perusahaan, sehingga proses pengadaan
.......akan berjalan lebih cepat
3. Hati-hati dalam menuliskan rumus kimia dan nama zat, karena rumus kimia dan
nama suatu bahan banyak yang mirip satu dengan lainnya.
4. Spesifikasi bahan kimia yang harus dicantumkan dalam kartu meliputi Mr (massa
molekul / molecular weight), harganya dapat dilihat pada kemasan/botol.
Kemurnian sering dinyatakan dalam % weight (% berat), seperti asam sulfat
(H2SO4) 96%. Kemurnian bahan kimia dapat dilihat dalam kemasan atau dalam
daftar zat/katalog. Konsentrasi bahan kimia sering dinyatakan dalam M
(Molaritas). BJ (berat jenis) harganya dapat dilihat pada kemasan. Ujud zat
yang sering diperdagangkan adalah padatan atau cairan. Warna dapat diamati
pada saat menerima bahan.
Jika pengadministrasian zat pada Kartu Zat (Form D1) telah selesai, maka pekerjaan
selanjutnya adalah mengisi Daftar Zat (Form D2). Pada Form D2 tercantum spesifik zat
dengan mencantumkan pa, ek dan ujud. Pa. dimaksudkan adalah pro analisisyaitu zat
kimia yang kemurniannya tinggi, sedangkan tek (teknis) adalah zat kimia yang memiliki
kemurnian teknis (kurang murni).
Format D2 berfungsi untuk membuat rekapitulasi semua zat yang ada pada kartu zat.
Informasi-informasi yang terdapat dalam format ini adalah nomor urut, nomor induk
(nomor yang sesuai pada kartu zat), nomor kode (nomor yang diambil dari katalog), nama
zat, rumus kimia, spesifikasi (pa, tek, ujud), dan jumlah. Daftar zat pun harus ada di
gudang pusat, pada pimpinan lembaga, kepala laboratorium, dan para ketua lab agar para
pengambil keputusan tersebut mengetahui persis alat apa yang masih tersedia di gudang
pusat, sehingga tidak terjadi ketidak tepatan dalam pengadaan zat baru
Format D3 disebut daftar Penerimaan / Pengeluaran zat. Daftar ini berfungsi
untuk mencatat zat yang diterima pada saat pemesanan atau mengeluarkan zat ke
masing-masing laboratorium. Di samping itu, format D3 dapat pula digunakan oleh
masing-masing lab untuk mencatat alat yang dikeluarkan atau yang dikembalikan oleh
peserta praktikum/pengguna lab. Informasi yang tercantum dalam format D3 ini
meliputi : nomor urut, nomor induk dan nomor kode zat, nama zat, spesifikasi alat
(pa, tek, dan ujud), jumlah zat yang diterima / dikeluarkan, dan keterangan. Kolom
keterangan dapat diisi oleh nama peminjam barang/alat/bahan. Format D-4 disebut
Daftar usulan zat. Format ini berfungsi untuk mengusulkan zat yang dibutuhkan.
Informasi-informasi yang terliput dalam format ini adalah nomor urut, nomor induk
(nomor sesuai pada kartu zat), nomor kode (nomor dari katalog), nama zat, spesifikasi
(pa, tek., dan ujud), jumlah zat yang dibutuhkan, harga satuan/kemasan, dan harga
total. Agar usulan dari setiap mata praktikum (percobaan) dan usulan dari setiap lab
dapat dilacak kembali pada saat pendistribusian alat nantinya, maka perlu dikembangkan
format baru yaitu Format D5 dan Format D6.
Pengisian kolom percobaan pada Form D5 mirip dengan pengisian pada Form
C5. Oleh karena zat kimia merupakan bahan habis pakai, maka pengisian kolom
jumlah kebutuhan merupakan jumlah dari zat yang dibutuhkan pada percobaan ke-1
s.d. ke-10. Demikian pengisian jumlah kebutuhan pada Form D6 merupakan jumlah
zat yang diperlukan dari mata praktikum 1 s.d. 7. Harga satuan zat dapat dilihat pada
katalog dari perusahaan. Harga total merupakan perkalian antara jumlah kebutuhan
dengan harga satuan. Perlu diperhatikan bahwa ukuran kemasan bahan kimia sangat
menentukan terhadap jumlah kebutuhan bahan yang diusulkan. Misalnya kemasan etanol
yang ada di perusahaan adalah 1 L dan 5 L, sedangkan usulan yang diajukan dari lab-
1 400 ml dan lab-2 400 ml, maka etanol yang harus dibeli bukan 800 ml tetapi harus
1L. Oleh karena itu harga satuan bahan kimia yang harus dicantumkan harus dipilih
untuk kemasan terkecil. Bentuk format D-4, Format D5 dan Format D6 ditunjukkan
berikut ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yakni antara lain:
1. Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
2. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu Perencanaan,Penataan ,
Pengadministrasian , Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
3. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar.
4. laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian uji coba penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat
bantu
5. Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas &
aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis
6. Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
praktikum atau penelitian kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat


Laboratorium Pendidikan Kimia. jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Anonim . 2012 . Administrasi dan Pengelolaan Laboratorium Ipa. Di unduh dari


http://staff.uny.ac.id/. Pada tanggal 15 September 2015 pukul 08:37

Koballa & Chiapetta. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools.Pearson: USA.

Sulistyo. 2010 . Pengelolaan dan Penataan Laboratorium. Di unduh dari


http://sulistyok.blogspot.co.id/ Pada tanggal 15 September 2015 pukul 08:43
LAMPIRAN

Bentuk format C1 ditunjukkan sebagai berikut:


FORMAT C1
KARTU ALAT LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

Nomor Kartu :
Golongan Alat :
Nomor Induk :
Spesifikasi
Nama Alat :
Merk :
Ukuran :
Pabrik :
Keadaan:
Kode Alat
Masuk Keluar Persediaan Paraf
Tanggal Keterangan
Baik Rusak Baik Rusak Baik Rusak petugas

Lokasi Penyimpanan :
Bentuk format C-2 ditunjukkan sebagai berikut :

FORMAT C2
DAFTAR ALAT LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :
No. No. No. Nama Spesifikasi Jumlah Keterangan
Urut Induk Kode Alat Merk Ukuran Pabrik Baik Rusak

................., ................200..

Mengetahui Kepala/Ketua Lab PetugasLab,


Kepala Sekolah,

( ) ( ) ( )

Bentuk format C3 ditunjukkan seperti di bawah ini:


FORMAT C3
DAFTAR PENERIMAAN / PENGELUARAN
NAMA SEKOLAH :
ALAT LABORATORIUM
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

No. No. No. Nama Spesifikasi Jumlah Keterangan


Urut Induk Kode Alat Merk Ukuran Pabrik Baik Rusak
................., ................200..

Yang menyerahkan, Penerima,


( Sebagai .........................) (Sebagai .......................)

( ) ( )

Bentuk format C-4, Format C5 dan Format C6 ditunjukkan berikut ini.

FORMAT C4
DAFTAR USULAN PERBAIKAN / PENGADAAN
NAMA SEKOLAH :
ALAT LABORATORIUM
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :
Spesifikasi Harga
No. No. No. Nama Satuan Harga
Merk Ukuran Pabrik Jumlah
Urut Induk Kode Alat /Kemasan Total (Rp)
(Rp)

..................., ........................200..

Mengetahui
Kepala Sekolah, Kepala Lab, Ketua Lab

( ) ( ) ( )
Salah satu contoh daftar zat ditunjukkan pada Tabel-10 berikut :

Tabel-10 Daftar Zat (Bahan Kimia)

Nama Bahan Kimia Rumus Kimia Wujud


Ethanol 96% / Etanol 96 % C2H5OH Cair
Copper foil / Tembaga daun Cu Padat
Sodium hydroxide / Natrium hidroksida NaOH Padat
Potassium nitrate / Kalium nitrat KNO3 Padat
Calsium sulphate / kalsium sulfat CaSO4 Padat
Magnesium sulphate / magnesium sulfat MgSO4 Padat
Sodium chloride / narium klorida NaCl Padat
Magnesium chloride / magnesium MgCl2 Padat
Ammonium chloride / amonium klorida NH4Cl Padat
klorida
Sodiun sulphite / Natrium sulfit Na2SO3 . 10H2O Padat
Acetic Acid / Asam asetat / cuka CH3COOH Cair
Nitric acid / Asam nitrat HNO3 Cair
Sulphuric acid / Asam sulfat H2SO4 Cair
Ammonia concentred NH3 Cair
Aluminium foil Al Padat
Chloric acid concentred / Asam klorida HCl Cair
Iodine crystal / Iodium kristal I2 Padat
Sulphur, flower / Belerang serbuk S8 Padat
Tin metal foil / Timah daun Sn Padat
Sodium bicarbonate / Natrium NaHCO3 Padat
Sodium thiosulphate / Natrium tiosulfat Na2S2O3.5H2O Padat
bikarbonat
Potassium permanganate / KMnO4 Padat
Kalium
Glucosepermanganat
/ Glukosa C6H12O6 Padat
Hydrogen peroxide / Hidrogen H2O2 Cair
Carbon disulphide / Karbon disulfida CS2 Cair
peroksida
Iro(III) chloride / Besi(III) klorida FeCl3.6H2O Padat
Bentuk format D1 ditunjukkan sebagai berikut.

A B C D E F G H I J K L MN O P Q R S T U V W X Y Z

FORMAT D1
KARTU ZAT DI LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH : BIDANG


KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :
Nomor Kartu :
Golongan Zat :
Nomor Induk :
Spesifikasi
Nama Zat :
Rumus Kimia :
Mr :
Kemurnian :
Konsentrasi :
BJ :
WUjud :
Warna :
Pabrik :
Kode Zat Keadaa
:
Masuk Keluar Persediaan
Tanggal n
Baik Rusak Baik Rusak Baik Rusak Paraf Keterangan
Lokasi Penyimpanan : petugas
Bentuk format D2 ditunjukkan seperti di bawah ini.

FORMAT D2
DAFTAR ZAT DI LABORATORIUM
NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

No. No. No. Nama Rumus Spesifikasi Jumlah Keterangan


Urut Induk Kode Zat Kimia pa teknis Ujud Baik Rusak

................., ................200..

Mengetahui Kepala/Ketua Lab PetugasLab


Kepala Sekolah,

( ) ( )
Bentuk format D6 ditunjukkan seperti di bawah ini.

FORMAT D6
DAFTAR PENGADAAN
ZAT DARI TIAP LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

LABORATORIUM :

Mata Jumla Jumlah Ju


1 2 3 4 5 6 7
No. Nama Zat Spesifika Praktikum h Alat mla
si Alat (AD) A
(KB) la
t
(K
R)

KB = Kebutuhan,
AD = Ada,
KR = Kurang
................., ............................. 200 ..
Ketua Lab,

( _______________________)
Bentuk format D4 ditunjukkan seperti di bawah ini.

FORMAT D4
DAFTAR PENGADAAN
ZAT DI LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

Spesifikas Har
pa tek uju
No No No Na Rumu i Jumla ga Harga
d
. . . ma s h Satua Total
Ur Ind Ko Za Kimia n/ (R
ut uk de t Kemas p)
an
(R
p)

..................., ........................200..

Mengetahui
Kepala Sekolah, Kepala Lab, Ketua Lab

( ) ( ) ( )
Bentuk format D5 ditunjukkan seperti di bawah ini.
FORMAT D5
DAFTAR PENGADAAN
ZAT DARI MATA PRAKTIKUM
NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

Percoba Jumla Jumla Jumlah


No.
MATA Nama Spesifikasi
PRAKTIKUM : 1 2 3 4 5an6 7 8 9 10 h h Alat
Zat Alat Alah (KR)
(KB) (AD)

KB = Kebutuhan, AD = Ada,
KR = Kurang ................., ............................. 200 ..

Penanggung Jawab Mata Praktikum,

( )
Bentuk format D3 ditunjukkan seperti di bawah ini.

FORMAT D3
DAFTAR PENERIMAAN / PENGELUARAN
ZAT DI LABORATORIUM

NAMA SEKOLAH :
BIDANG KEAHLIAN :
PROGRAM KEAHLIAN :

No. No. No. Na Rumus Spesifikasi Jumlah Ket


Urut Indu Kode ma Kimia
k Z pa teknis Ujud Baik Rusak
at

................., ...............200..

Yang menyerahkan, Penerima,


( Sebagai .........................) (Sebagai .......................)

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai