Ejurnal 066111092

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi, Juli 2015 1

PENGEMBANGAN HERBAL CAIR KOMBINASI EKSTRAK DAUN


PEPAYA (Carica Papaya L.) DAN KELOPAK BUNGA ROSELLA
(Hibiscus Sabdariffa L.)

Irma Nur Rahmawati1), Erni Rustiani2) dan Mira Miranti3)


1), 2)
dan 3) Program Studi Farmasi FMIPA Universitas pakuan Bogor
Universitas Pakuan, Bogor.

Abstrak
Daun pepaya mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula
dalam darah dengan meningkatkan sekresi insulin. Kelopak bunga rosella mengandung pigmen
antosianin yang membentuk flavonoid. Senyawa flavonoid pada kelopak bunga rosella juga
memiliki aktivitas sebagai antidiabetes dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan
menimbulkan terjadinya vasodilatasi (antihipertensi).
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sediaan herbal cair kombinasi ekstrak daun
pepaya dan kelopak bunga rosella menggunakan 3 jenis pemanis yaitu sukralosa, gula aren dan
madu. Berdasarkan hasil pengembangannya, herbal cair memiliki warna coklat kemerahan, rasa
manis, dan aroma yang khas. Sediaan herbal cair memiliki pH (3,04-3,32), viskositas (11,00-11,40
cps) dan bobot jenis (1,1145-1,1196 g/ml). Sedian herbal cair mengandung kadar flavonoid 0,45%
dan antosianin 5,9132 mg/L. Berdasarkan hasil uji hedonik dengan metode Uji Friedman
menunjukkan bahwa formula yang disukai yang mengandung pemanis madu. Stabilitas sediaan
herbal cair yang disimpan pada suhu sejuk (5°-15°C) lebih stabil dibandingkan dengan suhu kamar
(15°-30°C) dan suhu dipercepat (40°-45°C).

Kata kunci: Daun pepaya, rosella, herbal cair, flavonoid, antosianin, antidiabetes dan
antihipertensi

ABSTRACT
Papaya leaf has flavonoids compound which reduce blood glucose with increase insulin
secretion. Rosella flower petals has anthocyanin pigmen which obtains flavonoids compound.
Flavonoids compound of rosella flower petals also has antidiabetic activities and reduce high
blood pressure which conduce vasodilatation occurs (antihypertensive).
The aim of this study to develop the liquid herbal of papaya leaf extract and rosella
flower petals combination using 3 types of sweetener, they are sucralose, palm sugar and honey.
Based on result development, herbal liquid had red-brown colours, tastes sweet and spesific smell.
Herbal liquid had pH (3,04-3,32), viscosity (11,00-11,40 cps) and density (1,1145-1,1196 g/ml).
Herbal liquid had 0,45% flavonoids and 5,9132 mg/L anthocyanin contents. Based on hedonic test
result which Friedman Test methods showed that formula with honey sweetener was preferred.
Herbal liquid at cold temperatures(5-15°C)more stable than room condition temperatures(15-
30°C) and accelerated temperatures (40-45°C).

Keywords: papaya leaf, rosella, herbal liquid, flavonoids, anthocyanin, antidiabetic and
antihypertensive
PENDAHULUAN kadar gula darah dalam tubuh, senyawa ini
Daun pepaya memiliki khasiat dapat pada daun pepaya juga dapat berpotensi
menurunkan kadar gula darah maupun sebagai sebagai antihipertensi. Secara empiris
antihipertensi. Ekstrak kental daun pepaya perebusan 5 lembar daun pepaya dapat
dengan dosis 5mg/KgBB dapat menurunkan menurunkan tekanan darah tinggi (Khaerani,
kadar gula darah (Fakeye et al., 2007). Daun 2014). Dosis ini tidak digunakan, karena dosis
pepaya mengandung senyawa kimia ekstrak kental daun pepaya sebagai
diantaranya vitamin A, B, dan C, enzim papain, antihipertensi belum diteliti. Berdasarkan hasil
tanin, alkaloid serta flavonoid. Flavonoid penelitian Rachmayanti (2014), dosis ekstrak
merupakan zat aktif yang memiliki peran kental daun pepaya sebagai antidiabetes telah
utama dalam daun pepaya untuk menurunkan dibuat dalam sediaan sirup, rasa pahit daun
Jurnal Farmasi, Juli 2015 2

pepaya ditutupi dengan asamnya dari jeruk klorida encer, asam klorida 0,1%, asam klorida
nipis. P, Natrium asetat 1M, metanol, eter P, serbuk
Pembuatan herbal cair dari daun pepaya magnesium, serbuk seng, asam klorida pekat,
dapat dikombinasikan dengan rebusan kelopak besi (III) klorida 1%, etanol 95%, pereaksi
bunga rosella yang memiliki rasa asam untuk Mayer, Bouchardat, dan Dragendorff,
menutupi rasa pahit dari daun pepaya. Rosella kuersetin, alumunium klorida 10%, buffer
juga memiliki aktifitas sebagai antidiabetes dan potasium klorida, buffer sodium asetat, natrium
antihipertensi. Rebusan kelopak bunga rosella agar dan potato dektrosa agar. Sedangkan alat
memiliki aktifitas menurunkan kadar gula yang digunakan adalah timbangan digital
darah tikus dengan dosis 62,5mg/200gBB (AND G-120®), pH meter (Hanna®), Moisture
(Atiqoh dkk., 2011). Sedangkan dosis efektif balance(AND MX 50®), tanur (Ney®),
sebagai antihipertensi yaitu 2g/70 KgBB sentrifugasi (Hettich®), viskometer
serbuk simplisia kelopak bunga rosella (Brookfield ), homogenaizer (IKA®), alat
®

(Hardiyanto, 2014). Kandungan penting yang spektrofotometer UV-Vis (Optizen®), vaccum


terdapat pada kelopak bunga rosela adalah dryer (Ogawa®), dan alat-alat gelas.
pigmen antosianin yang membentuk flavonoid
yang berperan sebagai antioksidan. Senyawa METODE
flavonoid pada kelopak bunga rosella yang Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Pepaya
berkhasiat dapat menurunkan kadar glukosa Daun papaya varietas Paris dipetik pada
darah. bagian tengah (3-5 daun dari atas pucuk) pada
Herbal adalah obat tradisional yang saat tanaman akan berbunga di waktu pagi hari.
terbuat dari bahan alami terutama tumbuhan Daun pepaya yang telah dikumpulkan, masing-
yang telah digunakan secara turun temurun. masing dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
Tumbuhan yang memiliki khasiat untuk menempel (sortasi basah) lalu dicuci dengan air
kesehatan manusia dan relatif lebih aman. mengalir sampai bersih, kemudian ditiriskan
Herbal cair adalah sediaan obat tradisional untuk menghilangkan air sisa-sisa pencucian.
dalam bentuk cair (Pranata, 2014). Sediaan Daun pepaya yang telah bersih dan bebas air
herbal cair dari daun pepaya dan bunga rosella pencucian ditiriskan, dirajang, kemudian
sebagai produk alternatif yang berguna untuk dikeringkan di dalam oven pada suhu 500C
menjaga kesehatan sebagai pencegah dan sampai kering, lalu dibersihkan kembali dari
penanggulangan penyakit degeneratif. kotoran yang mungkin belum hilang saat
Berdasarkan kesamaan khasiat antara sortasi kering. Simplisia kering tersebut
daun pepaya dengan kelopak bunga rosella selanjutnya digrinder hingga menjadi simplisia
dalam menurunkan kadar gula darah, pada serbuk lalu diayak dengan ayakan mesh 40 lalu
penelitian akan dibuat formula kombinasi dari ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir
kedua bahan tersebut untuk dijadikan sediaan simplisia. Disimpan dalam wadah yang kering
herbal cair serta herbal cair belum ada dan bersih.
dipasaran. Pemilihan bentuk sediaan cair ini,
karena sediaan cair memiliki daya absorpsi Karakterisasi Serbuk Simplisia Daun
yang cepat dibandingkan dengan bentuk Pepaya dan Kelopak Bunga Rosella
sediaan lain, dan ketidakmungkinan apabila a) Penetapan Kadar Air
dibuat dalam sediaan tablet dengan dosis yang Prosedur penentuan kadar air simplisia
besar. Bahan eksipien lain yang digunakan dilakukan dengan menggunakan alat moisture
untuk menutupi rasa pahit dari daun pepaya balance
adalah penambahan variasi pemanis. Pemanis b) Penetapan Kadar Abu
yang digunakan memiliki indeks glikemik yang Sebanyak 2-3g simplisia ditimbang dengan
rendah yaitu sukralosa, gula aren dan madu. seksama dimasukkan ke dalam krus platina
atau silika yang sudah ditara, kemudian
METODE PENELITIAN dipijarkan sampai arangnya habis dinginkan,
ALAT DAN BAHAN timbang, jika cara ini arang tidak dapat
Bahan yang digunakan daun pepaya, dihilangkan, tambahkan air panas, saring
kelopak bunga rosella, sukralosa, gula aren, melalui kertas saring bebas abu. Dipijarkan sisa
madu, Natrium benzoat. Pelarut dan pereaksi kertas dan kertas saring dalam krus yang sama.
yang digunakan pada penelitian ini meliputi Dimasukkan filtrat ke dalam krus, uapkan,
air, akuades, aseton, asam klorida 2N, asam
Jurnal Farmasi, Juli 2015 3

pijarkan hingga bobot tetap, timbang (DepKes tanah P, dikocok hati-hati, didiamkan, diambil
RI, 2000). lapisan metanol, diuapkan pada suhu 40oC
dibawah tekanan. Sisa dilarutkan dalam 5 ml
Pembuatan Ekstrak Kental Daun Pepaya etil asetat P, disaring.
Ekstrak dibuat dengan menggunakan 1. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan
metode infundasi. Dicampur serbuk simplisia percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 ml
daun papaya 300 g dengan derajat halus yang sampai 2 ml etanol 95% P, ditambahkan
cocok dalam panci dengan air 1500 ml, 500 mg serbuk seng dan 2 ml asam klorida
dipanaskan selama 15 menit terhitung mulai 2 N, didiamkan selama 1 menit.
suhu mencapai 900C sambil sesekali diaduk. Ditambahkan 10 ml asam klorida pekat P,
Diserkai selagi panas melalui kain batis, jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi
ditambahkan air panas secukupnya melalui warna merah intensif, menunjukan adanya
ampas hingga diperoleh volume infus yang flavonoid.
dikehendaki (DepKesRI, 1979). Ekstrak cair 2. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan
yang diperoleh dikentalkan dengan vaccum percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 ml
dryer. etanol 95% P, ditambahkan 100 mg serbuk
magnesium P dan ditambahkan 10 ml asam
Pembuatan Rebusan Kelopak Bunga Rosella klorida pekat P, jika terjadi warna merah
Rebusan dibuat dengan metode infus. jingga sampai merah ungu, menunjukan
Sebanyak 35g serbuk simplisia kelopak bunga adanya flavonoid. Jika terjadi warna
rosella dengan derajat halus yang cocok kuning, jingga, menunjukan adanya flavon,
dibungkus dengan kain batis dalam panci kalkon dan auron.
direbus dengan 100ml air dengan suhu 70-80°C 3. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan
(30 menit). percobaan, dibasahkan sisa dengan aseton
P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam
3.3.5.1 Uji Saponin borat P dan serbuk halus asam oksalat P,
Masukkan 0,5 g serbuk simplisia daun dipanaskan hati-hati di atas tangas air dan
pepaya dan kelopak bunga rosella masing- hindari pemanasan yang berlebihan.
masing dimasukan kedalam tabung reaksi, Dicampur sisa yang diperoleh dengan 10 ml
ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan dan eter P. Diamati dengan sinar ultraviolet 364
kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik nm, larutan berfluoresensi kuning intensif
(jika zat yang diperiksa berupa sediaan cair, menunjukan adanya flavonoid (DepKes RI,
diencerkan 1 ml sediaan yang diperiksa dengan 1980).
10 ml air dan dikocok kuat-kuat selama 10
menit), terbentuk buih yang mantap selama Uji Alkaloid
tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia daun
sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes asam pepaya dan kelopak bunga rosella masing-
klorida 2 N buih tidak hilang (DepKes RI, masing ditambah dengan 1 mL HCl 2 N, dan 9
1980). mL air suling, kemudian panaskan selama 2
menit, dinginkan kemudian disaring.
Uji Tanin Filtrat yang diperoleh dipakai untuk test
Sebanyak 20 mg serbuk simplisia daun alkaloida sebagai berikut:
pepaya dan kelopak bunga rosella ditambah a. Filtrat sebanyak 1 mL ditambahkan dengan
etanol sampai sempel terendam semuanya. 2 tetes pereaksi Bouchardat, reaksi positif
Kemudian sebanyak 1 mL larutan dimasukkan ditandai dengan terbentuknya endapan
ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan berwarna coklat sampai hitam.
2-3 tetes larutan FeCl 3 1%. Hasil positif b. Filtrat sebanyak 1 mL ditambah dengan 2
ditunjukkan dengan timbulnya warna hijau tetes pereaksi Dragendorff, reaksi positif
kebiruan (Sangi dkk., 2008). ditandai dengan terbentuknya warna merah
atau jingga.
Uji Flavonoid c. Filtrat sebanyak 1 mL ditambahkan dengan
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia serbuk 2 tetes larutan pereaksi Mayer, reaksi
simplisia daun pepaya dan kelopak bunga positif ditandai dengan terbentuknya
rosella, sari dengan 10 ml metanol P selama 10 endapan menggumpal berwarna putih atau
menit. Disaring panas dengan 10 ml air. kuning (DepKes, 1980).
Setelah dingin ditambahkan 5 ml eter minyak
Jurnal Farmasi, Juli 2015 4

Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak d) Penentuan Kadar Flavonoid Total


Daun Pepaya (Metode Chang) Ditimbang 0,05 g ekstrak daun pepaya
a) Penentuan Panjang Gelombang lalu dilarutkan dengan methanol sampai 50 ml.
Maksimal Kuersetin Dipipet sebanyak 10 ml dari masing-masing
Sebanyak 10 mL larutan standar kuersetin ekstrak kedalam labu ukur50 ml lalu
dalam metanol konsentrasi 10 ppm dimasukkan ditambahkan aquadest kira-kira 20 ml, 1 mL
dalam labu ukur 50 mL, ditambah 1 mL AlCl3 AlCl310%, 1 mL Na asetat 1 M dan air suling
10%, 1 mL Natrium Asetat 1 M dan air suling sampai batas. Dikocok homogen lalu dibiarkan
sampai batas. Dikocok homogen lalu dibiarkan selama waktu optimum, lalu serapan diukur
selama 30 menit, diukur absorbannya pada pada panjang gelombang maksimal. Absorban
panjang gelombang 380-780 nm dengan yang dihasilkan dimasukkan kedalam
menggunakan spektrofotometer (Saifudin dkk., persamaan regresi dari kurva standar kuersetin,
2011). kemudian dihitung kadar flavonoid total
(Saifudin dkk., 2011)
b) Penentuan Waktu Inkubasi Optimum
Sebanyak 10 ml larutan standar kuersetin 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 10−6
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 100 %
konsentasi 10 ppm dimasukkan dalam labu 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑙𝑝𝑖𝑠𝑖𝑎
ukur 50 mL, ditambah 1 mL AlCl3 10%, 1 mL
Natrium asetat 1 M dan air suling sampai batas. Penetapan Kadar Antosianin Simplisia
Kemudian dihomogenkan dan diinkubasi pada Kelopak Bunga Rosella (Metode pH
suhu kamar. Serapan di ukur pada panjang differential)
gelombang maksimum pada 5, 10, 15, 20, 25 Larutan uji dibuat dari 35 g serbuk
dan 30 menit, sehingga didapat waktu optimum simplisia rosella, kemudian dibungkus dengan
yang stabil (Saifudin dkk., 2011). kain batis. Selanjutnya direbus dalam air 100ml
dengan suhu 70-80°C selama 15 menit, setelah
c) Pembuatan Kurva Standar kuersetin itu ditambahkan air hingga 250ml dan
Dibuat deret standar kuersetin 2, 4, 6, didiamkan sampai larutan sampel dingin. Hasil
8, dan 10 ppm dari larutan 100 ppm, Sebanyak preparasi sampel (filtrat) dipipet sebanyak 10
1, 2, 3, 4, 5 ml larutan standar 100 ppm dipipet ml kemudian dihomogenkan menggunakan alat
ke dalam labu ukur 50 ml. Selanjutnya sentrifugasi 6000 rpm, selama 15 menit.
ditambahkan aquadest kira-kira 30 ml, 1 ml Kemudian filtrat dipipet sebanyak 1 ml
AlCl310%, 1 ml Natrium asetat 1 M dan dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml.
diencerkan dengan air suling sampai Kemudian diencerkan dengan menggunakan
batas.Dikocok homogen lalu dibiarkan selama larutan buffer pH 1 sampai batas. Diambil 1 ml
waktu optimum, diukur absorbannya pada larutan hasil preparasi dan dimasukkan dalam
panjang gelombang maksimal. labu ukur 10 ml, kemudian diencerkan dengan
Pengukuran absorban diatas dibuat menggunakan buffer pH 4,5 sampai tanda
kurva antara konsentrasi larutan standar batas. Diukur absorbansi tiap sampel pada λ
kuersetin dengan nilai absorban yang diperoleh maks 700 nm (Endang dkk., 2013). Pembuatan
dan akan dihasilkan persamaan regresi linier (y larutan buffer kalium klorida pH 1,0 dan
= bx + a ). Persamaan regresi ini untuk larutan buffer pH 4,5 terdapat pada lampiran 8.
menghitung kadar ekstrak (ppm) dengan Nilai absorbansi sampel dihitung
memasukkan absorban ekstrak sebagai nilai y dengan menggunakan persamaan :
ke dalam persamaan (Saifudin dkk., 2011). A = [(A516-A700)pH1-(A516-A700)pH4,5].
(𝐀 × 𝐁𝐌 × 𝐅𝐏 × 𝟏𝟎𝟎𝟎)
𝐊𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐀𝐧𝐭𝐨𝐬𝐢𝐚𝐧𝐢𝐧 (𝐦𝐠⁄𝐋) =
(Ƹ × 𝟏)
Jurnal Farmasi, Juli 2015 5

Tabel 1. Formulasi Herbal Cair Daun Pepaya Dan Kelopak Bunga Rosella
Formula A Formula B Formula C
Bahan
(%) (%) (%)
Ekstrak kental daun Pepaya 0,23 0,23 0,23
Serbuk simplisia Kelopak bunga rosella 14 14 14
Sukralosa 0,1 - -
Gula Aren (Merk X) - 12 -
Madu (Merk Y) - - 16
Natrium Benzoat 1,5 1,5 1,5
Essence strawberry 0,25 0,25 0,25
Air ditambahkan hingga 250ml 250ml 250ml
Cara Pembuatan tertentu hingga mencapai torsi 100% pada
Pembuatan herbal cair dilakukan dengan suhu kamar.
menimbang 0,56 g ekstrak kental daun papaya
dilarutkan dalam air panas (100°C) 100 ml d. Uji Bobot Jenis
hingga larut lalu disaring (larutan 1). Sebanyak Penetapan bobot jenis dilakukan dengan
35g simplisia kelopak bunga rosella direbus menggunakan piknometer bersih dan serta
dalam kain batis dengan air sebanyak 100ml telah dikalibrasi dengan cara menetapkan
pada suhu (70-80°C) selama 30 menit (larutan bobotnya dan bobot air yang baru dididihkan
2). Kemudian disiapkan pemanis dengan cara pada suhu 25°C. Diatur suhu zat yang
melarutkan (sukralosa, gula aren,madu) diperiksa sampai lebih kurang 20°C, isi
masing-masing didalam air panas (100°C) piknometer dengan zat tersebut. Diatur suhu
25ml hingga larut (larutan 3), kemudian piknometer terisi tersebut sampai 25°C
disaring dan dimasukkan kedalam tangki hilangkan kelebihan zat, ditimbang.
pencampur. Natrium benzoat dilarutkan Kurangkan bobot tara piknometer dari bobot
didalam air panas sebanyak 25 mL (larutan 4). piknometer terisi.
Seluruh larutan 1,2,3, dan 4 dicampur
homogen dengan homogenizer, ditambahkan e. Uji Cemaran Mikroba
essence strawberry dan air panas hingga Pada pengujian ini diketahui seberapa besar
250ml. Larutan didinginkan, lalu dimasukkan cemaran mikroba pada sediaan herbal cair.
dalam wadah botol kaca yang sudah disterilkan Metode yang digunakan adalah uji angka
sebelumnya. Herbal cair kemudian lempeng total, kapang dan khamir. Uji angka
dipasteurisasi pada suhu 70°C selama 10 lempeng total dengan menghitung koloni
menit. Skema pembuatan herbal cair bakteri pada media Nutrient Agar yang telah
kombinasi daun pepaya dan kelopak bunga dicairkan pada suhu kurang lebih 45°C dan
rosella terdapat di Lampiran 4. telah diinkubator pada suhu 35°C selama 24
jam. Hitung jumlah koloni ALT dalam cawan
Uji Mutu Sediaan Herbal Cair petri pada masing-masing pengenceran.
a. Uji Organoleptik Jumlah mikroba angka lempeng total maksimal
Uji ini meliputi penilaian terhadap 1 × 104 koloni/ml. Dilakukan pada minggu ke -
karakteristik sediaan herbal cair yang meliputi 0 dan minggu ke-8 (Saifudin dkk., 2011).
warna, aroma dan rasa kombinasi daun pepaya Sedangkan uji kapang dan khamir dengan
dan kelopak bunga rosella. menghitung jumlah kapang dan khamir pada
media Potato Dextrose Agar yang telah
b. Uji pH dicairkan pada suhu kurang lebih 45°C dan
Pengukuran nilai pH bertujuan untuk telah diinkubator pada suhu 25°C selama 7
mengetahui nilai herbal cair daun pepaya, hari. Jumlah mikroba kapang dan khamir
pengukuran menggunakan alat pH meter. maksimal 1x102 koloni/ml (Saifudin dkk.,
2011). Dilakukan pada minggu ke -0 dan
c. Uji Viskositas minggu ke-8.
Pengukuran sediaan dilakukan pada
minggu ke-0 (sesaat setelah disiapkan) dan f. Uji Hedonik
setelah penyimpanan pada minggu ke-4 dan Uji hedonik dilakukan terhadap 20 orang
ke-8 dengan menggunakan viskometer panelis dengan kriteria usia >35 tahun dan
Brookfield dengan kecepatandan no spindle sebelumnya para panelis tidak mengkonsumsi
Jurnal Farmasi, Juli 2015 6

makanan atau minuman yang dapat daun pepaya berdasarkan Materia Medika
mempengaruhi penilaian. Para panelis diminta Indonesia Edisi V (Depkes RI, 1989) adalah
mencicipi dan menilai warna, rasa dan aroma tidak lebih dari 12% maka hasil tersebut
dari sampel sediaan herbal cair. Para panelis memenuhi persyaratan, sedangkan pada serbuk
diharapkan untuk mengisi kertas kuisioner simplisia kelopak bunga rosella diperoleh
yang telah disediakan. Waktu selang untuk kadar abu sebesar 7,45% menunjukan hasil
mencicipi formula 1 dengan yang lain kurang yang memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari
lebih 1 menit dan setelah mencicipi sediaan 11% (Mardiah dkk., 2009).
herbal cair diharapkan panelis minum air putih
atau berkumur sebelum mencicipi formula Ekstrak Kental Daun Pepaya dan Rebusan
lainnya. Formulir uji hedonik terdapat pada Kelopak Bunga Rosella
Lampiran 5. Ekstrak kental daun pepaya diperoleh
melalui medote infundasi yaitu dengan
Uji Stabilita mengekstraksi sebanyak 300 g serbuk
Evaluasi kestabilan sediaan herbal cair simplisia dalam 1500 ml air. Ekstrak cair
dilakukan dalam wadah botol kaca transparan kemudian dipekatkan menggunakan alat
volume @300ml bertutup dengan parameter Vacuum Dry, diperoleh ekstrak kental
pengujian organoleptik, pH, viskositas, bobot sebanyak 63,0132 g, sehingga rendemen
jenis, kadar antosianin, flavonoid, dan cemaran ekstrak yang dihasilkan 21%.
mikroba. Uji stabilita dilakukan untuk sediaan
herbal cair yang terpilih berdasarkan uji Hasil pengujian fitokimia
hedonik. Evaluasi dilakukan secara berkala Pengujian fitokimia dilakukan secara
selama delapan minggu, pada minggu ke- kualitatif untuk menentukan kandungan
0,2,4,6 dan 8, setiap minggu pengujian metabolit sekunder yang terkandung dalam
membutuhkan 1 botol sediaan. sampel. Hasil pengujian fitokimia terhadap
Pengujian dilakukan pada suhu yang serbuk simplisia daun pepaya dan kelopak
berbeda, yaitu 15°-30°C (suhu kamar), 5°- bunga rosella positif alkaloid, flavonoid,
15°C (suhu sejuk) dan 40°-45°C (suhu saponin dan tanin.
dipercepat). Total sediaan yang digunakan
untuk uji stabilitas sebanyak 15 botol. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak
Daun Pepaya
HASIL DAN PEMBAHASAN Penetuan kadar flavonoid total ekstrak
Hasil determinasi tanaman yang kental daun pepaya dilanalisis dengan
dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang menggunakan metode spektrofotometri UV-
Botani Pusat Lembaga Penelitian Biologi-LIPI, Vis. Pengukuran kadar flavonoid diawali
identitas tumbuhan pepaya yang diperoleh dari dengan menentukan panjang gelombang
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik maksimum untuk mendapatkan serapan yang
(BALITTRO) adalah Carica papaya L. suku paling tinggi dari larutan standar kuersetin
Caricaceae dan tumbuhan rosella yang yang memiliki warna kuning. Dimana untuk
diperoleh dari laboratorium Farmasi adalah mengukur panjang gelombang tersebut kisaran
Hibiscus sabdariffa L. suku Malvaceae. antara 380–780nm. Panjang gelombang
Serbuk simplisia daun pepaya yaitu memiliki maksimum yang didapat adalah 430 nm.
warna hijau tua, aromanya khas, dan rasa yang Waktu inkubasi optimum didapat pada menit
sangat pahit. Serbuk simplisia kelopak bunga ke-25 dengan konsentrasi 10 ppm pada
rosella yaitu memiliki warna merah, aromanya panjang gelombang maksimal 430 nm dan
sangat khas dan memiliki rasa sangat asam. absorbansi 0,384. Kurva kalibrasi kuersetin
Besarnya rendemen serbuk simplisia daun dibuat deret konsentrasi yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6
pepaya sebesar 9,8%. ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Persamaan regresi
Kadar air pada serbuk simplisia daun linier y = 0,083x + 0,033dan koefisien
pepaya 3,15% dan serbuk simplisia kelopak korelasinya r = 0,999. Pengkuran senyawa
bunga rosella 2,95% menunjukkan bahwa flavonoid ekstrak kental daun pepaya
kedua serbuk simplisia memenuhi syarat didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,145 A,
DepKes RI 1985 tidak lebih dari 5%.Kadar sehingga diperoleh kadar flavonoid sebesar
abu pada serbuk simplisia daun pepaya sebesar 0,67%.
5,89%. Persyaratan kadar abu serbuk simplisia
Jurnal Farmasi, Juli 2015 7

Penetapan Kadar Antosianin Serbuk 516 nm dan 700 nm. Pada pH 1 menunjukan
Simplisia Kelopak Bunga Rosella absorbansi yang lebih besar dibandingkan pH
Penentuan kadar antosianin kelopak 4,5. Peningkatan pH memperbanyak senyawa
bunga rosella dilakukan dengan metode pH basa karbinol dan kalkon yang tidak berwarna,
differential. Antosianin diukur pada dua pH diperoleh kadar antosianin 6,974 mg/L atau
yang berbeda yaitu larutan buffer kalium 0,2440 g.
klorida pH 1,0 dan larutan buffer pH 4,5 pada
panjang gelombang masing-masing larutan

Tabel 2. Hasil Uji Mutu Herbal Cair


Parameter Formula A Formula B Formula C
Rasa Manis Manis Manis
Aroma Khas Khas Khas
Warna Coklat Coklat Tua Coklat Kemerahan
pH 3,32 3,04 3,15
Viskositas (cps) 11,00 11,40 11,20
Bobot jenis (g/ml) 1,1145 1,1196 1,1160
Hasil Uji Kesukaan (Hedonic test) Hasil Uji Stabilita Parameter Organoleptik
Pengujian hedonik dilakukan bertujuan Hasil stabilita pengamatan organoleptik
untuk menilai secara organoleptik meliputi menunjukan sediaan yang tidak stabil. Hal ini
warna, aroma dan rasa terhadap kualitas suatu terjadi mulai pada minggu ke-6, dimana pada
produk dengan tingkat kesukaan masing- suhu kamar terjadi perubahan warna,
masing panelis. Panelis memiliki kriteria umur sedangkan pada suhu dipercepat terjadi
diatas 35 tahun sebanyak 20 panelis. perubahan warna, aroma, dan rasa. Suhu
Hasil uji kesukaan setelah dianalisis berpengaruh terhadap kestabilan warna herbal
dengan SPSS.17 metode friedman test, cair.
parameter warna memeberikan pengaruh yang
tidak berbeda nyata, sedangkan untuk Hasil Uji Stabilita Parameter pH
parameter rasa dan aroma memberikan Berdasarkan hasil uji pH herbal cair
pengaruh yang sangat berbeda nyata. panelis menunjukan peningkatan pH cukup lebih besar
lebih menyukai formula C dengan pemanis terjadi pada suhu kamar dan suhu dipercepat
madu. dibandingkan dengan suhu sejuk. Peningkatan
terjadi adanya degradasi kandungan antosianin
Hasil Uji Stabilita pada herbal cair oleh temperatur. Nilai pH
Uji stabilitas dilakukan selama 2 bulan pada sediaan herbal cair menunjukan sifat
dengan lima kali pengujian yaitu minggu ke-0, asam kuat. Sifat asam kuat berasal dari
minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-6 dan kelopak bunga rosella menyebabkan nilai pH
minggu ke-8. Herbal cair dibuat sebanyak 15 pada suhu sejuk yang tidak memenuhi
botol untuk penyimpanan 3 suhu yang berbeda, persyaratan SNI 01-2985-1992 yaitu 3,5 – 4,0.
setiap suhu disimpan 5 botol dengan volume Pada suhu kamar dan suhu dipercepat adanya
250 ml untuk 1 botol. Suhu penyimpanan yang degradasi antosianin menyebabkan nilai pH
digunakan meliputi suhu sejuk (5°C-15°C), yang memenuhi syarat.
suhu kamar (15°C-30°C) dan suhu stabilitas
dipercepat (40°C-45°C). Selama periode waktu Hasil Uji Stabilita Parameter Viskositas
penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan Hasi uji viskositas menunjukan bahwa
organoleptik dan pemeriksaan pH, bobot jenis, semakin tinggi suhu maka nilai viskositas akan
viskositas setiap 2 minggu. Pengujian kadar menurun dari suatu sediaan. Suhu tinggi
flavonoid dan antosianin herbal cair serta menyebabkan molekul – molekulnya
pengujian cemaran mikroba dilakukan pada memperoleh energi, molekul –molekul cairan
minggu ke-0 dan minggu ke-8. Formula yang bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
digunakan berdasarkan hasil uji kesukaan melemah. Nilai viskositas berbanding lurus
adalah formula C. dengan bobot jenis, semakin besar viksositas
suatu zat maka semakin besar berat jenisnya
(Maulida, 2010). Pada suhu sejuk menunjukan
Jurnal Farmasi, Juli 2015 8

hasil yang viskositas yang stabil terjadi pada Hasil Uji Kadar Flavonoid Total dan
minggu ke-4, sampai minggu terakhir 10,4 cp. Antosianin Herbal Cair
Berdasarkan hasil uji kadar flavonoid
Hasil Uji Stabilita Parameter Bobot Jenis total menunjukan hasil kadar yang mengalami
Berdasarkan hasil uji bobot jenis cairan penurunan. Pada minggu awal diperoleh kadar
herbal cair tidak terjadi perubahan yang cukup sebesar 0,45% dan menurun di minggu akhir
besar pada suhu sejuk, suhu kamar dan suhu menjadi 0,44% pada suhu sejuk, sedangkan
dipercepat. Bobot jenis dipengaruhi oleh pada suhu dipercepat dari 0,45% menjadi
temperatur dimana pada suhu yang tinggi 0,30% minggu ke-8. Penurunan terjadi adanya
senyawa yang diukur berat jenisnya dapat pengaruh temperatur yaitu pada saat proses
menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot pembuatan mengalami proses pasteurisasi dan
jenisnya. suhu selama penyimpanan. Hasil uji kadar
pada herbal cair lebih besar dari ekstrak daun
Hasil Uji Cemaran Mikroba pepaya, hal ini disebabkan karena pada herbal
Pengujian cemaran mikroba dilakukan cair dikombinasikan dengan kelopak bunga
dengan dua metode yaitu metode ALT (Angka rosella yang juga memiliki kandungan
Lempeng Total) dan metode semai kapang flavonoid.
khamir. Berdasarkan hasil uji cemaran Pada pengujian antosianin sediaan
mikroba metode semai (kapang khamir) herbal cair dilakukan sama seperti pengujian
menunjukan hasil yang memenuhi syarat pada simplisia kelopak bunga rosella. Nilai kadar
minggu ke-0 yaitu 1x101 tetapi tidak antosianin pada serbuk simplisia kelopak
memenuhi syarat pada minggu ke-8. Faktor bunga rosella lebih besar dibandingkan dengan
yang menyebabkan tingginya kapang khamir, kadar pada sediaan herbal cair. Kadar
karena mikroorganisme seperti kapang dan antosianin pada masing-masing suhu juga
khamir baik tumbuh pada pH asam 2,0-4,5 mengalami penurunan. Hal ini terjadi pada
sehingga masih mungkin tumbuh ketiga suhu, pada minggu ke-0 kadar
dan berkembang. Khamir dapat menyebabkan antosianin 5,9132 mg/L menurun menjadi
beberapa kerusakan pada rasa, bau, dan tekstur 5,1551 mg/L minggu ke-8 pada suhu sejuk.
(Jumiyati dkk., 2012). Hal ini dibuktikan pada
minggu ke-6 sudah terjadi perubahan warna
dan aroma.

Tabel 3. Hasil Uji Stabilita


Suhu Minggu Ke-
Parameter Uji
penyimpanan 0 2 4 6 8
Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
Warna
Kemerahan Kemerahan Kemerahan Kemerahan Kemerahan
Aroma
Khas Khas Khas Khas Khas
Rasa
Manis Manis Manis Manis Manis
pH 3,15 3,30 3,35 3,37 3,39
Viskositas (Cp) 11,20 9,70 10,40 10,40 10,40
Suhu sejuk Bobot Jenis (g/ml) 1,1160 1,0287 1,0430 1,0432 1,0427
(5°-15°C)
Cemaran Mikroba
 ALT 3,0x101 4,0x103
 Kapang Khamir 1,0x101 - - - 1,5x102
Kadar Flavonoid (%) 0,45 - 0,44 - 0,44
Kadar Antosianin
5,9132 - 5,7616 - 5,1551
(mg/L)
Jurnal Farmasi, Juli 2015 9

Suhu Minggu Ke-


Parameter Uji
penyimpanan 0 2 4 6 8
Suhu kamar Warna Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
(15°-30°C) Aroma Kemerahan Kemerahan Kemerahan Khas Berubah
Rasa Khas Khas Khas Manis Bau
Manis Manis Manis Manis
pH 3,15 3,50 3,60 3,79 3,90
Viskositas (Cp) 11,20 10,40 9,60 9,20 8,80
Bobot Jenis (g/ml) 1,1160 1,0393 1,0352 1,0337 0,9992
Cemaran Mikroba 3,0x101 - - - 7,0x103
 ALT 1,0x101 2,0x102
 Kapang Khamir
Kadar Flavonoid (%) 0,45 - 0,36 - 0,34
Kadar Antosianin 5,9132 - 5,1551 - 3,6389
(mg/L)
Suhu Warna Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
dipercepat Aroma Kemerahan Kemerahan Kemerahan Berubah Berubah
(40°-45°C) Rasa Khas Khas Khas Bau Bau
Manis Manis Manis Manis agak Manis agak
pahit pahit
pH 3,15 3,66 3,71 3,82 3,96
Viskositas (Cp) 11,20 10,40 8,80 8,60 8,40
Bobot Jenis (g/ml) 1,1160 1,0347 1,0308 1,0308 0,9999
Cemaran Mikroba 3,0x101 - - - 0,8x104
 ALT 1,0x101 3,7x102
 Kapang Khamir
Kadar Flavonoid (%) 0,45 - 0,33 - 0,30
Kadar Antosianin 5,9132 - 4,8518 - 3,4872
(mg/L)
Kesimpulan Daftar Pustaka
Atiqoh, H., R.S. Wardani dan W. Meikawati.
1. Ekstrak daun pepaya dan kelopak bunga 2011. Uji Antidiabetik Infusa Kelopak
rosella dapat dibuat sediaan herbal cair, Bunga Rosella (Hibiscus safdarifa L)
formula yang disukai panelis yaitu pemanis Pada Tikus Putih Jantan Galur
madu dengan parameter warna, aroma dan Wistar Yang Diinduksi Glukosa.
rasa. Semarang. Universitas
2. Formula sediaan herbal cair yang disimpan Muhammadiyah, Semarang.
pada suhu sejuk (5°C-15°C) lebih stabil
dibandingkan dengan sediaan yang ________. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi
disimpan pada suhu kamar (15°C-30°C) III. Direktorat Pengawasan Obat dan
dan suhu stabilita dipercepat (40°C -45°C). Makanan. Departemen Kesehatan
3. Kadar flavonoid total pada ekstrak kental Republik Indonesia. Jakarta.
daun pepaya 0,67%, pada sediaan herbal
cair 0,45%. Kadar antosianin pada serbuk ________. 1980. Materi Medika Indonesia,
simplisia 6,974 mg/L atau 0,2440 g, pada Jilid IV. Direktorat pengawasan Obat
sediaan herbal cair sebesar 5,9132 mg/L. dan Makanan. Jakarta.
Saran
________. 1989. Materia Medika Indonesia,
1. Perlu dilakukan penambahan bahan Jilid V. Direktorat Pengawasan Obat
pengawet yang dapat mencegah dan Makanan. Jakarta
pertumbuhan jamur.
2. Perlu dilakukan uji in vivo untuk herbal _______. 2000. Parameter Standar Umum
cair pada hewan coba sebagai alternatif Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat
pengobatan diabetes dan hipertensi. Pengawasan obat dan Makanan.
Jakarta.
Jurnal Farmasi, Juli 2015 10

Fakeye, TO., T. Oladipupo, O. Showande, and Mardiah, Sawarni, W. Ashadi, dan A. Rahayu.
Y. Ogunremi. 2007. Effect of 2009. Budidaya dan pengolahan
Coadministration of Extract of Carica rosella simerah segudang manfaat.
papaya Linn (family Cariaceae) on Agromedia Pustaka, Jakarta.
Activity of Two Oral Hypoglycemic
Agents. Departemen of Clinical Pranata, S.T. 2014. Herbal Tanaman Obat
Pharmacy & Pharmacy Keluarga. Yogyakarta. Penerbit:
Administration, University of Ibadan, Aksara Sukses
Ibadan, Nigeria.
Rachmayanti, R. 2014. Uji Stabilita Dan
Hardiyanto, D.N. 2014. Uji Efektivitas Sediaan Penerimaan Panelis Terhadap Sirup
Sirup Kombinasi Kelopak Bunga Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya
rosella (Hibiscus sabdariffa linn.) L.) Dengan Berbagai Jenis Pemanis
Dan Herba Seledri (Apium Sebagai Antidiabetes. Skripsi.
Graveolens Linn.) Sebagai Universitas Pakuan. Bogor.
Antihipertensi Terhadap Tikus Putih
Jantan (Sprague-Dawley). Skripsi. Saefudin, A., V. Rahayu, dan H.Y. Teruna.
Universitas Pakuan. Bogor. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Jurnal Farmasi, Juli 2015 11

Anda mungkin juga menyukai