Stad
Stad
PENDAHULUAN
Pendidikan tak terlepas dari suatu proses belajar mengajar yang melibatkan guru
dan siswa. Interaksi edukatif ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pembelajaran. Salah satu harapan guru terhadap pelajaran yang
diberikan adalah siswa mampu menguasai materi yang diberikan secara tuntas. Harapan
ini didukung oleh berbagai tindakan yang harus dilakukan guru, diantaranya guru bisa
mengelola kelas dengan baik, guru harus mampu mengadakan variasi dalam mengajar
baik dari segi model, metode, pendekatan dalam pembelajaran maupun media
pembelajaran belum efektif. Metode yang biasa dipakai untuk proses pembelajaran IPA
Terpadu selama ini adalah metode ceramah, informasi dengan memakai media charta
Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
agar menjadi manusia yang bertakwa kepadaTuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut,
peneliti berpendapat bahwa tugas seorang guru memang berat, sebab kemajuan suatu
bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang
seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka
1
negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan
potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
keterampilan berpikir melalui proses dan produk. IPA merupakan ilmu yang diperoleh
Ada dua hal yang berkaitan dengan IPA yang tidak terpisahkan, yaitu IPA
sebagai produk (pengetahuan IPA yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)
temuan ilmuwan dan IPA sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran
IPA dan penilaian hasil belajar IPA harus memperhatikan karakteristik ilmu IPA
sebagai proses dan produk. Dengan demikian, tujuan mata pelajaran IPA oleh peserta
didik hendaknya dicapai melalui berbagai pendekatan, strategi, dan atau model-model
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina
Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola,
membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil
dengan baik.
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini
tidak diminati lagi oleh peserta didik, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan
ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat peserta didik jenuh dan
2
tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan peserta
didik sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-
masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak
sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah peserta
belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Tetapi, kenyataan yang dialami
oleh guru IPA di SMP N 2 Sitihasil belajar IPA masih rendah dan sering menjadi
kendala dalam menentukan keberhasilan siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar pada mata pelajaran IPA adalah rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses
Hasil dari pengamatan proses pembelajaran dikelas IX.A SMP N 2 Sitiung pada
mata pelajaran IPA , minat dan perhatian peserta dididk terhadap pembelajaran IPA
kurang sekali. Hal ini dapat dilihat dari 22 peserta didik yang mau bertanya hanya 3
orang (13,64 %) , mau menjawab 5 orang (22,72%) , yang acuh tak acuh 5 orang
(22,72%), yang mengganggu teman 3 orang (13,63%) dan lainnya mendengarkan dan
mau mencatat.
siswa, diharapkan siswa aktif dalam belajar sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
Pada saat pembelajaran di kelas diharapkan interaksi antara siswa dengaa siswa,
maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik. Siswa dapat melibatkan diri
secara aktif, siswa mau bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan
3
memberi saran baik kepada teman maupun kepada guru sehingga pemahaman siswa
Berdasarkan yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran IPA yang tidak
pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan di
coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student
diharapkan, melalui penerapan metode pembelajaran koopertif tipe STAD ini nantinya
dapat memacu tumbuhnya semangat, saling membantu dan saling memotivasi di antara
peseta didik, dan akhirnya juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan dan supaya penelitian
ini lebih terarah maka perlu dirumuskan masalah pokok yang ingin dicari jawaban
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar kelas IX. A di SMP Negeri 2
Sitiung?
C.Tujuan Penelitian
tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPA di kelas
4
D. Manfaat Penelitian
menjadikan proses Pembelajaran IPA lebih menyenangkan dan berkesan, serta tidak
saling memotivasi dalam belajar, meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal
sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang
penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori.
Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses
ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, IPA juga
didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua
6
pengajaran dilaksanakan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa
Dalam interaksi ini siswa lah yang lebih aktif, guru hanya berperan sebagai
Jadi kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur
dilaksanakan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam
ini siswa lah yang lebih aktif, guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator.
B. Hakekat Belajar
melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan, yang dibedakan
misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk belajar.
7
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
C. Aktifitas Belajar
Besar Bahasa Indonesia, 1989). Aktifitas belajar adalah segala bentuk atau
dimaksud disini adalah aktifitas yang dilakukan siswa dalam belajar IPA baik
Dalam penelitian ini aktifitas belajar yang akan diamati oleh guru ataupun observer
adalah;
tidak hanya menyerahkan tugas penyelesaian soal pada seseorang anggota tim
agar memperoleh hasil belajar yang baik, jangan sampai aktifitas yang terjadi tidak
main, sering keluar (izin), dan lain-lain. Pendapat ini sesuai dengan pendapat
S. Nasution (1995:90) yang mengatakan bahwa “Tanpa aktifitas, belajar tidak akan
memberikan hasil yang baik” ini berarti guru harus memberikan kesempatan yang
8
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
kooperatif.
beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin,
anggota kelompok berasal dari suku atau agama yang berbeda serta
individu.
10
dasar yang akan dicapai serta
memotivasi siswa.
Langkah 2 Menyajikan Guru menyajikan informasi kepada
informasi tentang siswa.
materi
pembelajaran
Langkah 3 Mengorganisasikan Guru menginformasikan cara
siswa ke dalam pengelompokkan siswa.
kelompok-
kelompok belajar
Langkah 4 Membimbing Guru memotivasi serta memfasilitasi
kelompok belajar kerja siswa untuk materi
pembelajaran dalam kelompok-
kelompok belajar.
Langkah 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
Langkah 6 Memberikan Guru memberikan penghargaan hasil
penghargaan belajar individu dan kelompok.
pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah antara lain adalah:
3. Memperbaiki kehadiran.
11
7. Sikap apatis berkurang.
yang memiliki aturan-aturan tertentu, pada dasarnya adalah siswa membentuk kelompok
kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa
dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan
karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya
berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Priyanto, 2007
adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur, dan dalam sistem ini guru
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih,
dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
(siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lainnya.
12
Tanggung jawab guru selama pembelajaran berlangsung antara lain:
anggota timg.
individu
g. Dan lain-lain
13
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan oleh Robert E Slavin dkk dari Universitas John Hopkins. Model ini
dipandang yang paling sederhara dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif. Pada model ini pembelajaran lebih mendorong keaktifan, kemandirian, dan
tanggung jawab dalam diri siswa. Sehingga siswa saling bertukar pendapat dalam
tipe ini memiliki tujuan kognitif yaitu informasi akademik sederhana dan tujuan sosial
kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen (fase), yakni: a) Presentasi kelas (Class
Recognition).
Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur yang
terdiri dari bebarapa bagian dan saling berhubungan antar bagiannya. Misalnya seorang
guru akan menyajikan pokok materi/ bahasan A, B, C dan D. Artinya, sebelum dapat
mempelajari Sub B, siswa harus menguasai sub A, sebelum mempelajari sub C, siswa
STAD singkatan dari Student Teams Achievement Division yang berarti kelompok
siswa yang menghasilkan kesuksesan dalam artian sukses belajar. Inti kegiatan dalam
14
2. Belajar dalam tim: siswa dengan bimbingan dan arahan guru belajar melalui
kegiatan kerja dalam kelompok mereka dengan dipandu oleh LKS untuk
3. Pemberian kuis : Siswa mengerjakan kuis secara individual dan siswa tidak
4. penghargaan: pemberian penghargaan pada siswa yang berprestasi dan tim yang
Prosedur pelaksanaan model Cooperative Learning tipe STAD dalam pengajaran IPA
sesuai dengan silabus pengajaran dengan menyiapkan LKS, meteri pelajaran, kuis,
lembar angket observasi aktivitas siswa, lembar observasi guru dan rubrik kinerja guru
serta perangkat pengajaran di rumah untuk diberikan kepada siswa di depan kelas. Pada
saat yang sudah ditentukan semua perencanaan dilaksanakan pada kelas yang dimaksud.
15
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi baik dengan peragaan (demonstrasi) atau
teks mengenai topik yang diajarkan.
Fase 3 Guru menjelaskan siswa bagaimana
Mengorganisasikan siswa ke caranya membentuk kelompok belajar dan
dalam kelompok-kelompok membantu setiap kelompok agar
belajar melakukan perubahan yang efisien.
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok
Membantu kerja kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas dan
dalam belajar mendiskusikan pekerjaannya dalam
kelompok masing-masing dan tiap
individu anggota kelompok memiliki tugas
dan tanggung jawab yang sama untuk
menguasai materi pelajaran.
Fase 5 Guru mengetes individu atau kelompok
Melakukan tes materi untuk mengevaluasi penguasaan mereka
terhadap materi bahan ajar
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
kelas terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang dialami untuk memecahkan
permasalahan praktis.
1. Tempat Penelitian
semester 2 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang, yang terdiri 8 orang laki-
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama empat (4) bulan, yaitu
dari bulan Januari sampai bulan April 2017 semester 2 tahun pelajaran 2016 /
2017.
3. Objek Penelitian
Bulan, Bintang dan Satelit Buatan” yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam
17
B. Prosedur Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Materi Ajar
Materi ajar disesuaikan dengan kurikulum yang dianut di sekolah yaitu kurikulum
KTSP . Materi pembelajaran adalah Matahari, Bulan, Bintang Dan satelit Buatan.
3. Lama Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan proses pembelajaran dengan
Penelitian ini menggunakan lembar hasil ulangan harianpeserta didik pada setiap
akhir siklus I dan Siklus II sebagai alat pengumpul data selama penelitian.
5. Langkah-langkah Penelitian
yaitu kegiatan siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan dengan prosedur
refleksi (reflection). Hal ini dapat dilihat dalam Gb. 3.1 sebagai berikut
Perencanaan
Pengamatan
18
Perencanaan
Pengamatan
soal-soal. Hasil ujian ini dijadikan sebagai data awal. Adapun data awal seperti pada
tabel 1 yaitu rincian perolehan nilai siswa kelas IX.A SMPN 2 Sitiung.
Tabel 3.1 Data awal nilai IPA kelas IX.A SMPN 2 Sitiung
1 90-100 0 0
2 80-89 4 18,19
3 70-79 5 22,72
4 60-69 5 27,27
5 < 60 8 36,37
Jumlah 22 100
a. Siklus I
19
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan tanpa dibantu seorang
guru sebagai observer. Secara garis besar langakah-langkah penelitian tindakan kelas
awal, yaitu :
tingkat kecerdasannya.
pembelalajan.
tipe STAD.
20
2). Siswa diingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu ciri - ciri
hari itu.
8). Siswa dibimbing oleh guru untuk mengambil kesimpulan dari LKS
berikutnya.
b. Siklus II
21
Setelah dilakukan penelitian siklus I berikutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan
pembelajaran siklus II dengan bertitik tolak pada hasil refleksi pada siklus I. Materi
pada siklus II masih kompetensi dasar yang sama. Siklus II juga terdiri dari
a).Tahap perencanaan
tipe STAD.
tata surya
4). Siswa dibagi dalam kelompok- kelompok yang sama besar yang
8). Siswa dibimbing oleh guru untuk mengambil kesimpulan dari LKS
22
9). Kuis yang merupakan tugas individu.
sedang berlangsung.
berlangsung.
II. Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang diperoleh berdasarkan
pembelajaran.
C. Instrumen Penelitian
1. Observasi
2. Tes
23
Tes yang diberikan berupa tes tiap akhir siklus, tes bertujuan untuk melihat
hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Dalam penyusunan tes peneliti
belajar siswa.
mengenai materi pelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi soal tes, kisi-
kisi soal tes siklus I dan kisi-kisi soal tes siklus II.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara terus menerus pada setiap siklus tindakan.
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah :
a. Catatan lapangan / jurnal guru tentang kejadian yang terjadi selama tindakan, baik
E. Analisa Data
Analisa data hasil penelitian tindakan kelas merupakan interpretasi dari hasil
untuk mengetahui adanya peningkatan aktifitas belajar siswa. Data yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran pada materi sistem tata surya melalui penerapan pendekatan
24
kooperatif tipe STAD akan digunakan untuk mengambil kesimpulan terhadap hasil
penelitian.
K = [ A / N ] x 100 %
perhitungan persentase. Data diperoleh dari hasil tes tertulis, setelah data
(1994:6) yaitu
1). Siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah menguasai
25
2). Siswa dikatakan tuntas secara klasikal jika 85% dari pengikut tes
s
TB = x100%
n
dengan 6,5
N = Jumlah Siswa
x=
x
n
Dimana
x = Nilai siswa
n = Jumlah siswa
hasil belajar yang diperoleh dari siklus kedua lebih tinggi dari hasil
hasil tes ulangan harian sebagai titik awal untuk melihat peningkatan
26
.
BAB IV
A. Studi Pendahuluan
perencanaan siklus I. Kesalahan dalam menjawab soal cukup beragam dilihat dari
2. Andrian Saputra 75
3. Chiko 45
4. Darmi 88
5. Desi Arisandi 75
6. Dian Arfini 60
7. Dian Safitri 60
8. Edi santoso 50
9. Fiki hermansyah 40
10. Gracetina 81
11. Maisaroh 84
12. M. Amin 50
27
14. Maria susanti 80
15. Radiah 40
16. Ramadanil 60
20. Wanda 62
21. Widya 75
22. Yelsa 60
Tabel 4.2 Data awal nilai IPA kelas IX.A SMPN 2 Sitiung
1 90-100 0 0
2 80-89 4 18,18
3 70-79 5 22,73
4 60-69 5 22,73
5 < 60 8 36,36
Jumlah 22 100
28
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah perencanaan,
B. Siklus I
1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan kegiatan analisis tentang temuan data awal, hanya 18,18
% kemampuan ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa kelas IX.A
SMPN 2 Sitiung.
2. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
4) Menyampaikan tujuan
b. Kegiatan inti
29
1) Peneliti melaksanakan kegiatan proses pembelajaran pada kegiatan
perbaikan
kelompoknya.
jawab
c. Penutup
aktif
4). Hasil jawaban dinilai, sebagai dasar untuk dijadikan hasil belajar pada
siklus 1
3. Observasi
30
a. Hasil observasi dan penilaian pada kegiatan meningkat, aktifitas dan hasil
b. Pada siklus I terdapat kemajuan hasil belajar dari nilai rata-rata 64,59 ( data
baik.
2. Andrian Saputra 80
3. Chiko 75
4. Darmi 90
5. Desi Arisandi 78
6. Dian Arfini 75
7. Dian Safitri 78
8. Edi santoso 68
9. Fiki hermansyah 70
10. Gracetina 90
11. Maisaroh 90
12. M. Amin 56
31
13. Pito Fernando 58
15. Radiah 65
16. Ramadanil 78
20. Wanda 70
21. Widya 80
22. Yelsa 70
Tabel 3.1 Data Nilai Ulangan I IPA Siklus kelas IX.A SMPN 2 Sitiung
1 90-100 3 13,64
2 80-89 6 27,27
3 70-79 9 40,91
4 60-69 2 9,09
5 < 60 2 9,09
Jumlah 22 100
4. Refleksi
32
Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran
Matahari, Bulan, Bintang, dan Satelit Buatan tapi aktivitas masih sangat
kooperatif tipe STAD, ini terlihat pada ketuntasan yang dicapai pada siklus I
e. Masih banyak peserta didik yang belum mencapai ketuntasan seperti yang
diharapkan pada siklus I, yaitu dari 22 siswa ada 6 siswa yang belum tuntas.
f. Berdasarkan dari refleksi siklus I maka dapat dibuatkan dalam bentuk table
sbb.
10
8
6
jumlah siswa
4
persentase
2
0
90-100 80-89 70-79 60-69
33
C. Siklus II
1. Perencanaan
Dalam rangka meningkatkan aktifitas dan hasil belajar yang ingin dicapai pada
fokuskan kembali dalam upaya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa
terhadap materi Matahari, Bulan, Bintang dan satelit buatan melalui model
d. Peneliti menyusun soal-soal test evaluasi yang akan di gunakan pada kegiatan
siklus II.
2. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
4) Menyampaikan tujuan
b. Kegiatan inti
34
2) Siswa dibagi 4 kelompok diskusi kemudian membagi LKS untuk masing-
masing kelompok.
5) Peneliti bersama siswa membahas hasil kerja secara kelompok dengan cara
bertanya jawab.
c. Penutup
dalam diskusi.
belajar
4) Hasil jawaban dinilai, sebagai dasar untuk dijadikan hasil belajar pada
siklus I.
3. Observasi
2. Andrian Saputra 85
3. Chiko 77
4. Darmi 90
35
5. Desi Arisandi 80
6. Dian Arfini 82
7. Dian Safitri 85
8. Edi santoso 70
9. Fiki hermansyah 72
10. Gracetina 90
11. Maisaroh 92
12. M. Amin 56
15. Radiah 78
16. Ramadanil 78
20. Wanda 76
21. Widya 85
22. Yelsa 78
Tabel 4. Data Nilai Ulangan II IPA Siklus II kelas IX.A SMPN 2 Sitiung
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 90-100 5 22,72
2 80-89 8 36,36
3 70-79 8 36,36
4 60-69 0 0
36
5 < 60 1 45,45
Jumlah 22 100
Ketuntasan KKM 13 59,09
4. Refleksi
a. Peserta didik kelas IX.A SMPN 2 Sitiung dapat diperbaiki hasil belajar
dengan rata-rata nilai secara klasikal 80,86. Angka ini telah mencapai
KKM melihat perbedaan dari data awal dengan data akhir siklus II,
D. Pembahasan
Hasil tes prestasi melalui kuis yang dilakukan setelah berlangsungnya pembelajaran
Dari tabel 2.di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa yang tuntas baru
mencapai 78% dan yang belum tuntas 21,7% masih ada 5 orang siswa yang belum
tuntas, sehingga pada siklus I belum mencapai hasil optimal minimal 85% siswa sudah
3.Refleksi siklus I
Berdasarkan lembaran observasi siswa yang diperoleh secara umum, terjadi peningkatan
aktivitas siswa. Namun dari analisa data yang diperoleh ada aktivitas siswa yang berada
pada kategori masih rendah sekali yaitu aktif berdiskusi, bertanya dan menjawab
pertanyaan guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
siswa.
dirumah.
pada siklus II dari pertemuan pertama dan ke dua dapat dilihat pada Tabel 3.
38
Data Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
1 2
Rata-rata 86% 93 % 89 %
indikator perhatian dalam belajar (95%) baik, aktif membaca baik sekali (100%), aktif
mengerjakan tugas baik (86 %), aktif berdiskusi sedang (84 %), aktif bertanya baik
sekali (82 %), dan aktif menjawab sedang (88 %) sehingga sudah mencapai indikator
Untuk lebih jelasnya distribusi aktivitas siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
39
100
50
pertemuan 1
pertemuan 2
0
rata-rata
Data hasil belajar dari nilai kuis pada akhir pembelajaran, merupakan data pendukung
pada penelitian tindakan kelas yang mengacu pada aktivitas belajar siswa.Tabel 4.
1 < 59 0
2 60 – 69 0
3 70 – 79 2 2
4 80 – 89 7 7
5 90 - 100 14 14
Jumlah 23 21 2
Pada tabel 4. Di atas menunjukkan hasil nilai belajar siswa melalui kuisdi akhir
3.Refleksi siklus II
40
Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan rekan guru satu rumpun sebagai
menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II relatif lebih baik dari pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata
aktivitas siswa dan nilai kuis pada akhir siklus II.Test akhir siklus II dilaksanakan
bertujuan untuk mengukur peningkatan prestasi siswa dan kemampuan siswa dalam
TeamsAchievement Divisions (STAD). Pada test siklus II ini sebagian besar siswa telah
menjawab benar.
Secara umum aktivitas belajar IPA pada siklus kedua meningkat di banding
dengan siklus pertama. Pada siklus kedua ini tampak siswa mengalami peningkatan
aktivitas dalam berdiskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan guru katagori sedang.
Hal ini menunjukkan siswa sudah memahami bagaimana belajar dengan model
2. Perhatian dan bimbingan guru membuat siswa cenderung lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
materi.
A. Pembahasan.
41
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dalam belajar IPA dan prestasi belajar siswa terbukti naiknya ketuntasan belajar siswa
melalui tes individu (kuis). Menurut Sujana, Nana (1995: 5), peningkatan aktivitas
siswa yang ikut berdiskusi disebabkan adanya teman yang ikut aktif dalam kelompok
serta adanya penilaian langsung oleh observer, maka siswa termotivasi untuk ikut serta
dalam berdiskusi selain itu sistem belajar berkelompok dengan teman sebaya banyak
membantu siswa yang kurang mengerti belajar kepada siswa yang lebih mengerti (
1. Aktivitas Siswa
Tabel 5 .Data persentase Aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus II Serta
peningkatannya
Siklus 1 Siklus 2
Aktif berdiskusi 47 % 84 % 37 %
Aktif bertanya 38 % 82 % 44 %
Aktif menjawab 45 % 88 % 43 %
42
Rata-rata 62 % 89 % 27 %
Pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa aktivitas siswa belajar IPAdi kelas IX.B SMP N
2 Sitiung mengalami peningkatan yang sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa terlihat
pada semua indikator, data ini menunjukkan peningkatan rata-rata aktivitas belajar
mampu meningkatkan aktivitas siswa. Peningkatan aktiviatas ini karena siswa mulai
merasakan kesan positif belajar berdiskusi untuk mencari jawaban soal bersama
temannya tanpa merasa takut dan malu,siswa menyadari betapa pentingnya berbagi
pengetahuan demi kemajuan kelompok mereka masing, selain itu peningkatan aktvitas
ini cukup besar karenas motivasi yang diberikan guru di awal pembelajaran.
model pembelajaran kooperatif tipe tipe STADdi SMPN 2 Sitiung cukup memberikan
hasil yang memuaskan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas belajar
serta peningkatannya
43
100
90
80
70
60
50
40
siklus 1
30
20 siklus 2
10
peningkatan
0
Peningkatannya
Peningkatan 6,5 13 %
Dari data tabel 6. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar melalui tes individu
(kuis) sebesar 6,5 dan persentase peningkatan secara klasikal sebesar 13 % data ini
44
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ketuntasannya.
siklus.
B. SARAN
45
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta
Bumi Aksara
Sudjana, Nana (1991). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Slavin, Robert. E (2000). Cooperatif Learning : Teori, Riset, dan Praktik. Bandung :
Nusa Media
Prenada
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Remaja Rosdakarya.
Nusa Media.
49
50
51
52
53