Anda di halaman 1dari 15

UNIT OPERASI II : MEKANIKA FLUIDA

FLUIDISASI

Disusun oleh :

1. Dio Dwiki Saputra (21030117130139)


2. Muhammad Arya Pradana (21030117110001)
3. Belly Purgito (21030117130122)
4. Gusti Bagus Arif Jagadhita (21030117120056)
5. Sri yustika (21030117120052)
6. Tsania Qulsum (21030117120012)
7. Viola Noor Khaliza Rachmat (21030117120053)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya makalah Unit Operasi II dengan topik Fluidisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada
dosen mata kuliah unit operasi II, Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S. yang telah
memberikan ilmunya dan rekan-rekan kelompok 5 yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Demikianlah makalah Unit Operasi II dengan topik Fluidisasi ini, semoga
dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan baik bagi penyusun maupun
pembaca. Laporan ini tentunya masih terdapat berbagai kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.

Semarang, 18 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR ..................................................................................................................... i
FLUIDISASI DAN PRINSIP KERJANYA ....................................................................... 1
FAKTOR YANG MEMENGARUHI FLUIDISASI .......................................................... 2
JENIS-JENIS FLUIDISASI................................................................................................ 3
APLIKASI FLUIDISASI DALAM INDUSTRI ................................................................ 5
PERHITUNGAN FLUIDISASI ......................................................................................... 8

ii
FLUIDISASI DAN PRINSIP KERJANYA

Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran butiran padatan dengan fluida


baik gas maupun cair dalam suatu kolom yang berisi sejumlah partikel padat dengan
mengalirkan fluida dari bawah keatas. Atau fluidisasi dapat dikatakan juga sebagai
suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan (bed) dalam suatu reaktor menjadi
bersifat seperti fluida karena adannya aliran fluida kedalam nya baik berupa liquid
maupun gas.

Udara dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik
keatas dengan hamparan, tanpa menyebabkan terjadinnya gerakan dalam partikel.
Hal ini terjadi karena pada laju alir yang rendah butiran padat pada kolom fluidisasi
akan tetap diam, fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa
menyebabkan perubahan pada susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian
disebut dengan unggun diam. Jika kecepatan dinaikkan, penurunan tekanan akan
meningkat, tetapi partikel pertikel itu tetap masih tidak bergerak dan tinggi
hamparan pun tidak berubah. Pada kecepatan tertentu , penurunan tekanan melintas
hamparan itu akan mengimbangi gaya grafitasi yang dialaminnya dengan kata lain
mengimbangi bobot hamparan, dan jika kecepatan masih dinaikkan lagi partikel itu
akan mulai bergerak. jika itu terus ditingkatkan lagi, partikel partikel itu akan
memisahkan dan menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehigga dapat berpindah
pindah dalam hamparan itu, Apabila laju alir fluida dinaikkan akan mencapai suatu
keadaan dimana unggun padatan tersebut tersuspensi didalam aliran fluida yang
melaluinnya. Pada keadaan ini masing masing butiran akan terpisah dan bisa
bergerak lebih mudah, sifat unggun akan menyerupai cairan dengan viskositas
tinggi, misalnya adannya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat
hidrostatik dan sebagainya. Unggun ini disebut unggun terfluidakan dan fluidisasi
yang sebenarnya pun mulailah terjadi. Jika hamparan ini terfluidisasi, penurunan
tekanan melintas hamparan akan tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan
bertambah terus jika aliran ditingkatkan lagi. Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi
(fluized bed) itu perlahan lahan diturunkan, penurunan tekanan tetap sama, tetapi
tinggi hamparan berkurang

1
FAKTOR YANG MEMENGARUHI FLUIDISASI

1. Porositas Unggun
Sejak unggun mulai mengembang, porositas bertambah dengan
bertambahnya kecepatan. Porositas naik secara liniear dengan logaritma
kecepatan. Kecepatan pada waktu mulainya fluidisasi disebut kecepatan kritis
dan porositas unggun pada saat itu disebut porositas minimum untuk fluidisasi,
Mf. Porositas minimum bergantung pada ukuran dan bentuk butiran.
Biasanya Mf akan semakin kecil seiring dengan semakin besarnya butiran.
Harga-harga porositas minimum untuk berbagai bahan dapat diketahui dari
percobaan-percobaan, karena tidak ada data untuk satu jenis bahan, Mf dapat
diperkirakan dengan rumus empiris berikut (untuk Dp (diameter butiran) = 50
-500 mikron)

Mf = 1 - 0,356 (log Dp - 1)

2. Tinggi unggun
Apabila kecepatan fluida semakin besar, unggun akan semakin
mengembang, porositas bertambah dan volume unggun bertambah. Bila
penampang tabung tetap, maka porositas merupakan fungsi dari tinggi unggun
L.

Biasanya porositas salah satu diketahui (porositas unggun diam atau


porositas minimum). Apabila tinggi yang bersangkutan diketahui, maka tinggi
untuk porositas yang lain dapat dihitung.

3. Ukuran partikel dan bentuk partikel


4. Jenis dan densitas partikel serta faktor antar partikel.
5. Diameter kolom
Semakin besar diameter kolom fluidisasi maka harga NRe nya semakin besar
pula.

6. Laju alir fluida dan jenis fluida


Semakin besar laju alir yang diberikan tinggi unggun bergerak semakin
bertambah karena tekanan yang diberikan semakin besar.

2
JENIS-JENIS FLUIDISASI

1. Fluidisasi partikulat

Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu
ama lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi
densitas unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian
unggun. Proses ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan
yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan tinggi.

Akan tetapi tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi


partikulat, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana
densitas fluida dan solid tidak terlalu berbeda, ukuran partkel kecil, dan kecepatan
aliran fluida rendah, unggun akan terfluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak
sendiri-sendiri melalui jalur bebas rata-rata yang relatif sama. Fase padat ini
memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut dengan fluidisasi partikulat

2. Fluidisasi agregat / fluidisasi gelembung

Unggun yang terfluidisasikan dengan udara biasanya menunjukan fluidisasi


agregat. Pada kecepatan superfisial yang jauh melewati Umf kebanyakan gas akan
melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-rongga kosong yang tidak
berisikan zat padat dan hanya sebagian kecil gas yang mengalir dalam saluran-
saluran yang terbentuk diantara partikel. Gelembung yang terbentuk berperilaku
sama dengan gelembung udara di dalam air atau gelembung uap di dalam zat cair
yang mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini sering disebut fluidisasi didih
(boiling bed)

3. Fluidisasi kontinu

Bila kecepatan fluidisasi melalui hamparan zat padat cukup besar, maka
semua partikel dalam hamparan itu akan akan terbawa ikut oleh fluida hingga
memberikan suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan
dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam transportasi lumpur dan transportasi
pneumatic

3
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid akan terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot. Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang terjadi sedikit,
prosesnya bersih dan kemampuan untuk memindahkan sejumlah besar solid dalam
waktu singkat. Tetapi kerugiannya adalah kemungkinan terjadi kerusakan partikel
solid serta korosi pada pipa.

4
APLIKASI FLUIDISASI DALAM INDUSTRI

1. Pembakaran Batubara

Pada pembakaran batubara dengan Fludized bed system adalah system


dimana udara ditiup dari bawah menggunakan blower sehingga benda padat
(Batubara) diatasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi dalam pembakaran
batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan energy. Pasir atau
corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan terlebih dahulu.
Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah temperatur mencapai
temperatur bakar batubara maka diumpankan batubara. Teknologi Fluidized bed
biasanya digunakan di PLTU.

Secara umum konsep teknologi yang diunggulkan dari system pembakaran fludized
bed adalah :

1. Adanya gerak turbulen partikel yang sangat baik untuk proses pemindahan
panas dan massa bahan bakar dan baik untuk meyeragamkan temperature
didalam bed dan reactor.
2. Injeksi langsung gas terlarut ke dalam bed, sangat memudahkan untuk
mengontrol gas asam.
3. Penggunaan temperature sebgai variable independent, yang berguna untuk
mengendalikan polusi, mengatur distribusi bahan bakar di udara, serta
penukaran panas dalam reactor.
4. Penggunaan bed dengan material inert sebagai pemberat panas yang dapat
mengurangi terjadinya slugs ataupun pengotor bahan bakar lainya.

5
2. Fluidized Bed Reactor
Fluidized Bed Reactor adalah adalah jenis reaktor kimia yang dapat
digunakan untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis
ini menggunakan fluida (cairan atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan
(biasanya berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup
sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut
dapat dianalogikan sebagai fluida juga. Proses ini, dinamakan fluidasi
Fluidized Bed Reactor dapat digunakan untuk pencampuran dan pemisahan
antar fasa.

6
.

7
PERHITUNGAN FLUIDISASI

1. Untuk analisa layar di bawah ini temukan rata-rata diameter partikel , rata-rata
area permukaan partikel per unit volume partikel, dan rata-rata area permukaan
partikel per unit volume dipan. Pecahan void diukur pada 0,40

Jawab :
Tentukan pecahan masa pada masing-masing kisaran ukuran dan evaluasi
𝑉
persamaan 𝑉𝑆 = 𝐴 Catat bahwa di = 2.00 dibawah ini datang dari (2.36 + 1.65)/2

di atas, sebagai contoh :

8
Sehingga dari persamaan diameter rata-rata permukaan partikel adalah

Rata-rata area permukaan per unit volume partikel adalah

Rata-rata area permukaan partikel per unit volume fluidized bed adalah

2. Tentukan kecepatan superfisial gas, bila diinginkan unggun terfluidisasi tanpa


terjadi erainment, berat ungun 360g, distribusi ukuran partikel sebagai
berikut:
Ρp : 1g/cm3
εMf : 0,4
Berat kumulatif dari sampel
ψ:1 Diameter partikel (µ)
unggun (g)
0 50
60 75
150 100
270 125
330 150
360 175

Udara masuk ke kolom pada P atm dan meninggalkan kolom pada 200℃, 1
atm. Sifat udara pada kondisi keluar dari kolom:
µ = 0,0178 cP = 0,0178 cpoise
ρ = 0,00124 g/cm3

9
Jawab :
Perhitungan diameter rata -rata Dp:
Range diameter fraksi berat dlm
dpi (µ) x/dp
µ interval (xi)
(60 – 0)/360 =
50 – 75 62,5 0,002668
0,167
(150 – 60)/360 =
75 – 100 87,5 0,002858
0,250
100 – 125 112,5 0,333 0,002962
125 – 150 137,5 0,167 0,001212
150 – 175 162,5 0,083 0,000513
Total = 0,010213

1 1
Dp = 𝑥 = 0,010213 = 98µ = 0,0098 𝑐𝑚
 (𝑑𝑝)𝑖

Kecepatan superfisial minimum (Umf) terjadi pada dasar kolom, dimana


tekanan adalah tertinggi.
Dengan Dp = 98µ kita boleh menganggap bahwa unggun terdiri atas partikel –
partikel kecil (dengan NR < 20):
(s Ds )2 (ρp − 𝜌)𝑔 𝜀𝑀𝑓3 (0,0098)2 (1)(980) (0,43 )
UMf = (1− 𝜀𝑀𝑓 )
= (150)(0,000178)
= 0,3759 𝑐𝑚/𝑠
150µ 0,6

ρp -𝜌 dianggap =1

Cek harga Rep:


𝐷𝑃 .𝑈𝑀𝑓 .𝜌 (0,0098)(0,3759)(0,001204𝑃 )
Rep = = = 0,025 𝑝
µ 0,000178

Apabila operasi dilakukan pada tekanan < 200 atm, maka anggapan Rep < 20
masih dapat diterima.

Catatan :
Perhitungan rapat masa gas pada dasar menara (tekanan = p atm ) operasi
berlangsung secara isothermal (20℃), maka:

10
P1. V1 = P2 V2
P1/P2 = V2/V1
𝑃2 .1 (𝑝)(0,001204)
2 = = = 0,0001204 𝑝 𝑔/𝑐𝑚3
𝑃1 1

P1 = 1 atm
P2 = 1 atm
1 =0,001204 g/cm3

Kecepatan superfisial maksimum terjadi pada puncak menara, dimana tekanan


adalah minimum. Karena diinginkan tidak ada entraintment maka kecepatan
udara di puncak menara haruslah < ut. Penentuan ut didasarkan pada diameter
pertikel terkecil , yaitu 50µ. Sekali lagi, untuk partikel yang kecil, dianggap
Rep < 0,4
(𝑝 −)𝐷𝑝2 .𝑔 (1)(0,005)2 (980)
Ut = = = 7,647 𝑐𝑚/𝑠
18µ (18)(0,000178)

Cek harga Rep :


𝐷𝑃 .𝑈𝑀𝑓 .𝜌 (0,005)(7,647)(0,001204)
Rep = = = 0,029 (< 0,4)
µ 0,000178

Jadi operasi harus dijaga pada laju alir (udara) antara 0,3759 – 7,647 cm/s

3. Perhitungan rapat massa gas pada dasar menara (tekanan = p atm), operasi
berlangsung isotermal (200C), maka :
𝑃2 .1
P1 . V1 = P2 . V2 2 = 𝑃1
(𝑝)(0,001204) 𝑔
P1 / ρ1 = P2 / ρ2 2 = 1
= 0,001204 𝑝 𝑐𝑚3

P1 = 1 atm
P2 = p atm
= 0,001204 g/cm3

11
Kecepatan superfisial maksimum terjadi pada puncak menara, dimana tekanan
adalah minimum. Karena diinginkan tidak ada entrainment, maka kecepatan
udara dipuncak menara haruslah < ut.

Penentuan ut didasarkan pada diameter partikel yang terkecil, yaitu 50 .


Sekali lagi untuk partikel yang kecil, dianggap Rep < 0,4

(𝑝 − ) 𝐷𝑝2 . 𝑔 (1)(0,005)2 (980)


𝑢𝑡 = = = 7,647 𝑐𝑚/𝑠
18µ (18)(0,000178)

𝐷𝑝 .𝑢𝑡 . (0,005)(7,647)(0,001204)
Cek harga Rep : Rep = = = 0,259 (< 0,4)
µ 0,000178

Jadi operasi harus dijaga pada laju alir (udara) antara 0,3759 – 7,647 cm/s

12

Anda mungkin juga menyukai