Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

DIBUAT OLEH : KELOMPOK 5 (1A)


1.SITI HARIYATUL H
2.DICKY WAHYUDI
3.NAJIYULOH

AKADEMIK KEPERWATAN ISLAMIC VILLAGE


TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
Jl. Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang, 15810
Telepon / Fax : 021-5462852, website : www.akperisvill.ac.id

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
KATAPENGANTAR...............................................................................................................3
TINJAUAN TEORI..................................................................................................................4
A. Pengertian remaja….................................................................................................4
B. Komunikasi pada remaja…......................................................................................5
C. Faktor yang Mempengaruhi komunikasi pada remaja.............................................6
D. Pinsip komunikasi pada remaja…...........................................................................6
E. Teknik komunikasi pada remaja..............................................................................8
F.Cara komunikasi yang efektif pada usia remaja.......................................................9
G.Hambatan komubikasi pada remaja ........................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang, kami
panjatkan syukur atas kehadirannya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah peran pendidikan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karna itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang peran pendidikan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembahasan.

3
A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 ampai 24 tahun, namun pada usia
remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja.
Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak
mandiri), maka tetap dimasukkan kedalam kelompok remaja. Remaja merupakan tahapan
seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan
fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke
waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman (Efendi dan Makhfudli,2004:221).
Gunarsa dan Gunarsa (2001) menyatakan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11 sampai 21 tahun, disertai dengan perubahan
fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka pembentukkan identitas diri.
Suatu analisis yang dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan Haditono (1996) mengenal
semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara usia
12-21 tahun yaitu usia 12-15 tahun: masa usia remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja madya,
18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing
perlu mendapat tinjauan sendiri (Satiadarma,2004:62).

4
B. Komunikasi pada Remaja
Remaja (usia 12 tahun lebih) menggunakan komunikasi verbal yang canggih (misalnya
komunikasi menggunakan media elektronik seperti sms, bbm, twitter, e-mail, facebook)
meskipun perilaku mereka belum menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan
lebih tinggi. Remaja bisa berespons terhadap pendekatan-pendekatan verbal dengan satu suku
kata. Sikap berdiam diri, marah atau tingkah laku lain perawat harus menghindari
kecenderungan untuk beresponsminimal dan perilaku sosial yang diharapkan dengan
menyelidik, konfrontasi, sikap terus bertanya, atau sikap-sikap yang menghakimi.
Mempermudah kontak awal dengan diskusi mengenal teman, hobi, sekolah dan
keluarga dapat memberikan waktu bagi remaja yang gelisah untuk menyesuaikan diri.
Keterbukaan dapat terjadi lebih mudah jika remaja dan perawat terlihat dalam aktivitas
bersama (Engel,2008:7-8). Sangat bermanfaat untuk menanyakan kepada remaja apa yang
mereka ketahui tentang kontak kesehatan dan untuk menjelaskan rasional dari pengkajian
kesehatan. Remaja mungkin mempunyai perhatian terhadap privasi dari kerahasiaan, dan
kesempatan harus diberikan untuk melengkapi beberapa atau semua pengkajian tanpan
kehadiran orang tua. Perawat wanita perlu sensitif terhadap potensi rasa malu remaja putra
saat diperiksa perawat wanita dan berikan selimut penutup serta meminimalkan sentuhan.
Parameter kerahasiaan harus dijelaskan terutama harus dijelaskan bahwa informasi yang
disampaikan bersifat rahasia kecuali perlu dilakukan intervensi. Remaja cenderung
menfokuskan perhatian pada citra diri dan fungsi tubuh, dan bila sesui harus diberikan umpan
balik dari pengkajian. Diagram dan model dapat meningkatkan umpan balik. Walaupun
remaja tingkat pemahan dan kosa kata yang tinggi, mereka dapat berfungsi secara tidak
konsisten pada tingkat kognitif yang lebih tinggi, rinci, dan teknis. Remaja yang sadar diri
mungkin enggan bertanya untuk klarifikasi penjelasan yang tidak dimengerti (Engel,2008:7-
8). Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai
menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa
depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai
menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa.

5
C. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif / tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.
6. Lingkungan

A. Prinsip Komunikasi pada Remaja


1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja,
ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti:
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tahu lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami
remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.
6
1. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara
dan cara mendengar.
1. Mengenal Diri Remaja
a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan
karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.Agar
komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan
dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih
mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.
1. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat
Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak
terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak
membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa
disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak,
mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.

b. Menentukan masalah siapa


Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
7
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah
harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah
remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.

A. Teknik Komunikasi pada Remaja


Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan
masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja,
antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu
dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau
respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan

8
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.

A. Cara Komunikasi yang Efektif pada Usia Remaja


Adapun cara komunikasi antara orang tua dan anak yang efektif pada usia remaja yaitu
meliputi: (Sofia Retnowati, 2013:3)
1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi
hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai.
Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: “Saya mengerti. “ Ya.hm. “Oh
ya.” Coba ceritakan lebih banyak.ibu” koq tertarik ya.”Kelihatannya kamu seneng ya.
2. Mendengar Aktif, kemampuan orangtua untuk menguraikan perasaan anak dengan
tepat, jadi orangtua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal
maupun non verbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong
terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif);
mengembangkan hubungan yang sangat dekat dengan orang tua; memudahkan anak
memecahkan masalahnya; meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat
orang tua; meningkatkan tanggungjawab anak.
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha mengerti lebih
dahulu, baru dimengerti”. Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua
berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita.

9
Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan
hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang
diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri.
Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus
intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang
lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak remaja
kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa.
Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan
mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja.

A. Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan
interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita lakukan
menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita diterima. Hal ini
terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang
disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik :
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mampengaruhi
proses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
yang jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya
yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti
memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap
menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan
komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang
mereka dapat pahami.
10
d. Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena komunikator
tidak mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah satu teknik menjawab yang
buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.
f. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah
menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
1. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan
ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan
ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.

c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
11
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur.
Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
1. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi
yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada
komunikan dengan jelas.
b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
12
setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita menggunakan bahasa
pengantar yang bisa dipahami oleh orang lain (komunikan). Hindari menggunakan
istilah yang tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah
padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita akan mudah menjelaskan
materi jika dibantu dengan bahasa komunikan.
c. Terjemahan yang salah.
Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang belum diketahui
oleh kita. Kita jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa
Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai
sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan yang dikirim
bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication.
Contoh “Untuk memahami materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10
soal pada buku yang kamu pegang “Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang
mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna
ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu ditunjang dengan
pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika
Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta mereka
menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik
sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai sebaliknya,
ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara. Ketika
mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan Anda dapat menumbuhkan
budaya saling koreksi jawaban antar peserta didik dapat dilakukan di bawah
bimbingan Anda.
(Nailul Himmah, 2013:03)

13
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan menyimpulkan bahwa: komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi, gagasan atau pengetahuan kepada pihak lain. Remaja ialah masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Bentuk komunikasi . Remaja (usia 12 tahun
lebih) menggunakan komunikasi yang canggih, meskipun perilaku mereka belum
menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan lebih tinggi. Adapun hambatan
komunikasi: hambatan fisik, hambatan psikologi dan hambatan semantik atau hambatan
dalam mengartikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. EGC: Jakarta
Montyp, Satiadarma. 2004. Jurnal Provitae. Buku Obor: Jakarta Barata, Atep Adya. 2003.
KOMUNIKASI. Elek Media Komputindo: Jakarta Engel, Joyce. 2008.
Pengkajian Pediatrik. EGC: Jakarta Shofia, Retnowati. 2013. (Online),
(https://www.google.com/search?q=hambatan+komunikasi+pada+usia+remaja&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=sb#channel=sb&q=cara+komunikasi+pada+usia+remaja&rls=org.mozilla:en-
US:official, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.
Himmah, Nailul. 2013. (Online), (http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-dalam-
komunikasi.html, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.
Lisa kennedy sheldon. Komunikasi keperawatan . jakarta ciracas 4 agustus 2009

15

Anda mungkin juga menyukai