1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
KATAPENGANTAR...............................................................................................................3
TINJAUAN TEORI..................................................................................................................4
A. Pengertian remaja….................................................................................................4
B. Komunikasi pada remaja…......................................................................................5
C. Faktor yang Mempengaruhi komunikasi pada remaja.............................................6
D. Pinsip komunikasi pada remaja…...........................................................................6
E. Teknik komunikasi pada remaja..............................................................................8
F.Cara komunikasi yang efektif pada usia remaja.......................................................9
G.Hambatan komubikasi pada remaja ........................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................15
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang, kami
panjatkan syukur atas kehadirannya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah peran pendidikan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karna itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang peran pendidikan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembahasan.
3
A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 ampai 24 tahun, namun pada usia
remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja.
Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak
mandiri), maka tetap dimasukkan kedalam kelompok remaja. Remaja merupakan tahapan
seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan
fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke
waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman (Efendi dan Makhfudli,2004:221).
Gunarsa dan Gunarsa (2001) menyatakan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11 sampai 21 tahun, disertai dengan perubahan
fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka pembentukkan identitas diri.
Suatu analisis yang dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan Haditono (1996) mengenal
semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara usia
12-21 tahun yaitu usia 12-15 tahun: masa usia remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja madya,
18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing
perlu mendapat tinjauan sendiri (Satiadarma,2004:62).
4
B. Komunikasi pada Remaja
Remaja (usia 12 tahun lebih) menggunakan komunikasi verbal yang canggih (misalnya
komunikasi menggunakan media elektronik seperti sms, bbm, twitter, e-mail, facebook)
meskipun perilaku mereka belum menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan
lebih tinggi. Remaja bisa berespons terhadap pendekatan-pendekatan verbal dengan satu suku
kata. Sikap berdiam diri, marah atau tingkah laku lain perawat harus menghindari
kecenderungan untuk beresponsminimal dan perilaku sosial yang diharapkan dengan
menyelidik, konfrontasi, sikap terus bertanya, atau sikap-sikap yang menghakimi.
Mempermudah kontak awal dengan diskusi mengenal teman, hobi, sekolah dan
keluarga dapat memberikan waktu bagi remaja yang gelisah untuk menyesuaikan diri.
Keterbukaan dapat terjadi lebih mudah jika remaja dan perawat terlihat dalam aktivitas
bersama (Engel,2008:7-8). Sangat bermanfaat untuk menanyakan kepada remaja apa yang
mereka ketahui tentang kontak kesehatan dan untuk menjelaskan rasional dari pengkajian
kesehatan. Remaja mungkin mempunyai perhatian terhadap privasi dari kerahasiaan, dan
kesempatan harus diberikan untuk melengkapi beberapa atau semua pengkajian tanpan
kehadiran orang tua. Perawat wanita perlu sensitif terhadap potensi rasa malu remaja putra
saat diperiksa perawat wanita dan berikan selimut penutup serta meminimalkan sentuhan.
Parameter kerahasiaan harus dijelaskan terutama harus dijelaskan bahwa informasi yang
disampaikan bersifat rahasia kecuali perlu dilakukan intervensi. Remaja cenderung
menfokuskan perhatian pada citra diri dan fungsi tubuh, dan bila sesui harus diberikan umpan
balik dari pengkajian. Diagram dan model dapat meningkatkan umpan balik. Walaupun
remaja tingkat pemahan dan kosa kata yang tinggi, mereka dapat berfungsi secara tidak
konsisten pada tingkat kognitif yang lebih tinggi, rinci, dan teknis. Remaja yang sadar diri
mungkin enggan bertanya untuk klarifikasi penjelasan yang tidak dimengerti (Engel,2008:7-
8). Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai
menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa
depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai
menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa.
5
C. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif / tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
8
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.
9
Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan
hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang
diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri.
Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus
intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang
lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak remaja
kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa.
Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan
mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
11
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur.
Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
1. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi
yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada
komunikan dengan jelas.
b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
12
setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita menggunakan bahasa
pengantar yang bisa dipahami oleh orang lain (komunikan). Hindari menggunakan
istilah yang tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah
padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita akan mudah menjelaskan
materi jika dibantu dengan bahasa komunikan.
c. Terjemahan yang salah.
Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang belum diketahui
oleh kita. Kita jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa
Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai
sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan yang dikirim
bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication.
Contoh “Untuk memahami materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10
soal pada buku yang kamu pegang “Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang
mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna
ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu ditunjang dengan
pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika
Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta mereka
menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik
sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai sebaliknya,
ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara. Ketika
mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan Anda dapat menumbuhkan
budaya saling koreksi jawaban antar peserta didik dapat dilakukan di bawah
bimbingan Anda.
(Nailul Himmah, 2013:03)
13
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan menyimpulkan bahwa: komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi, gagasan atau pengetahuan kepada pihak lain. Remaja ialah masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Bentuk komunikasi . Remaja (usia 12 tahun
lebih) menggunakan komunikasi yang canggih, meskipun perilaku mereka belum
menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan lebih tinggi. Adapun hambatan
komunikasi: hambatan fisik, hambatan psikologi dan hambatan semantik atau hambatan
dalam mengartikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. EGC: Jakarta
Montyp, Satiadarma. 2004. Jurnal Provitae. Buku Obor: Jakarta Barata, Atep Adya. 2003.
KOMUNIKASI. Elek Media Komputindo: Jakarta Engel, Joyce. 2008.
Pengkajian Pediatrik. EGC: Jakarta Shofia, Retnowati. 2013. (Online),
(https://www.google.com/search?q=hambatan+komunikasi+pada+usia+remaja&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=sb#channel=sb&q=cara+komunikasi+pada+usia+remaja&rls=org.mozilla:en-
US:official, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.
Himmah, Nailul. 2013. (Online), (http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-dalam-
komunikasi.html, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.
Lisa kennedy sheldon. Komunikasi keperawatan . jakarta ciracas 4 agustus 2009
15