PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa Kerajaan Sunda pelabuhan Sunda Kalapa sudah menjadi pelabuhan
utama. Ibukota kerajaan ini, Pakuan Pajajaran, terletak di Batutulis (Bogor) dan pada
masa itu dapat dicapai dalam dua hari perjalanan dengan menyusuri Ciliwung. Sunda
Kepulauan Ryuku (kini Jepang). Sunda Kalapa mengekspor antara lain lada, pala,
beras, dan juga emas, seperti juga cula badak ke Tiongkok (Heuken SJ, 1997: 22).
Tugu, Jakarta Utara, mengisyaratkan tentang adanya “Kota” di daerah pantai utara
Jawa Barat sekitar perairan Teluk Jakarta (Poerbatjaraka, 1952, Noorduyn &
Verstappen. 1972: 298-307). Berita-berita Cina yang berasal dari masa pertengahan
abad V sampai abad VII telah menyebutkan pula adanya hubungan antara Cina
dengan kerajaan-kerajaan di Jawa Barat, yaitu Ho-lo-t’o atau Ho-lo-tan, dan To-lo-
daerah pantai utara Jawa Barat telah terdapat tempat-tempat yang menjadi pusat
1
Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan air modern terbesar se-Indonesia di
Jakarta. Dimana dibangun untuk menggantikan pelabuhan lama yakni Pasar Ikan
yang dinilai sudah tidak memenuhi syarat sebagai pelabuhan. Lokasinya berjarak
sekitar 9 km di sebelah timur dari pelabuhan lama. Wilayahnya masuk dalam lingkup
pelabuhan laut dalam yang pertama di mana kapal-kapal dapat bersandar, memuat
batu bara dan diperbaiki di suatu dok yang sudah kering. Selain itu sebuah jalan
kereta api juga dibuat untuk menghubungkan Tanjung Priok dengan kota
lama Batavia dan daerah baru di selatan. Bermula dari kritik atas kelemahan
fasilitas pelabuhan lama di Batavia yaitu Pelabuhan Sunda Kelapa, maka Tanjung
Priok sampai sekarang masih tetap eksis sebagai pelabuhan penting bagi Jakarta
ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar seperti Sumatra, Malaka,
Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut Tome pires, Sunda Kelapa banyak
diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong, emas, sayuran serta buah-buahan.
Sekitar tahun 1859 Sunda Kelapa tak seramai sebelumnya. Karena pendangkalan
Pada 1867 Saat dilakukan survei untuk Membangun Pelabuhan Tanjung Priok
Menggantikan Pelabuhan Sunda Kelapa Di Pasar Ikan. Awalnya areal ini merupakan
tanah partikelir yaitu tanah yang dimiliki oleh orang-orang swasta Belanda dan orang-
2
orang pribumi yang mendapatkan hadiah tanah karena dianggap berjasa oleh Belanda
Pelabuhan Tanjung Priok dibangun dalam beberapa periode. tahun 1877-1933 oleh
pelabuhan di Tanjung Priok karena Sunda Kelapa tidak mampu menampung arus
Dengan rampungnya tiga pelabuhan yang dibangun oleh Belanda, Tanjung Priok
1978;22).
B. Identifikasi Masalah
masalah yang ada dalam sejarah Pelabuhan Tanjung Priok, dapat diidentifiksasikan
sebagai berikut:
3
C. Pembatasan Masalah
Untuk terarahnya pembahasan maka penulisan ini adalah bentuk karya ilmiah
penelitian saya sebagai perwujudan rasa ingin tahu yang besar terhadap
Perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok Di Jakarta Utara, agar tidak meluas dengan
Tanjung Priok periode I tahun 1877- 1883 sampai periode III tahaun 1921- 1932.
D. Perumusan Masalah
4
4. Menjelaskan Latar Belakang Perubahan Fungsi Pelabuhan Sunda
F. Sistematika penulisan
Dalam penyusunan hasil penelitian ini, penulis membagi ke dalam 5 Bab dan
setiap babnya terdiri dari sub-sub bab yang masing-masing berkaitan dengan judul
BAB 1 : Pendahuluan
Dalam Bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
5
BAB II : Definisi Konsep Dan Kerangka Berfikir
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitan, antaranya Buku-buku yang berkaitan
oleh penulis dalam memperoleh sumber, pola pengolahan sumber dengan melakukan
kritik eksternal dan internal, interpretasi yaitu menganalisis dan melakukan sintesis
ialah merupakan hasil akhir dari penelitian yang dijadikan laporan sesuai dengan
Dalam Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
latar belakang Pelabuhan Tanjung Priok. Pada bab ini juga diuraikan mengenai
6
BAB V : Simpulan Dan Saran
Dalam Bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari kajian penafsiran
yang diperoleh dari hasil penelitian akan latar belakang Sejarah Pelabuhan Tanjung
Priok, temuan hasil ini telah dibahas dibab IV dan juga hasil dari penjelasan pada
bab-bab sebelumnya yang telah diuraikan penulis lalu disimpulkan dalam sebuah
analisis.
Daftar Pustaka
Lampiran
7
BAB II
A. Landasan Teori
Sejarah adalah Asal usul keturunan silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo. Menurut Prof Dr. Kuntowijoyo,
Sejarah dibagi dua yaitu secara positif dan negatif. Secara positif, Sejarah adalah ilmu
tentang manusia, tentang waktu, tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial dan
ilmu tentang sesuatu yang terinci dan tertentu. Sedangkan secara negatif sejarah
adalah Sejarah bukan mitos, bukan fisafat, bukan ilmu alam dan bukan sastra.
1. Pelabuhan
bertambahnya kapal-kapal serta kendaraan air lainnya, tempat untuk menaikan dan
yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
8
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dilengkapi dengan
2013:9).
Pelabuhan adalah uang yang dibayarkan oleh pemilik kapal untuk penggunaan
Tahun 2008 tentang pelayaran adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan bongkar muat barang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
Bertolak dari definisi diatas dapat diartikan bahwa pelabuhan adalah sebuah
fasilitas di ujung samudra, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan
perairan yang terlindungi dari gelombang laut dan dilengkapi dengan fasilitas
terminal.
sejumlah fasilitas dasar seperti derek untuk memuat dan memunggah barang serta
gudang enggal badan air laut yang terlindung dari air, arus, dan gelombang sehingga
cocok untuk dijadikan tempat berlabuh kapal. Untuk menjalankan fungsinya dengan
baik tempat penyimpanan. Menurut Lapian 2008:95, Pelabuhan yang satu berbeda
9
dengan pelabuhan yang lain. Ramai tidaknya pelabuhan tergantung dari berbagai
faktor, diantaranya yang penting sekali adalah faktor ekologi. Pelabuhan bukan saja
tempat berlabuh, tetapi temapat bagi kapal berlabuh dengan aman, terlindungi dari
meliputi dermaga dimana kapal akan bertambat untuk bongkar muat barang.
2. Tanjung Priok
a. Tanjung
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Tanjung adalah tanah (ujung) atau
pegunungan yang menganjur ke laut (ke danau). Menurut kamus umum bahasa
Indonesia tanjung adalah 1 tanah (ujung) atau pegunungan yang menganjur kelaut
b. Priok
Menurut Kamus Sejarah Indonesia, Priok adalah (Priuk) yaitu semacam panci
masak tanah liat yang merupakan komoditas perdagangan sejak zaman dulu. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Tanjung Priok adalah daratan yang
menjorok kelaut, merupakan hasil bumi dan kerajinan setempat yang dapat
dimanfaatkan sebagai ekspor bahan mentah yang dapat digolongkan menurut standar
perdagangan internasional.
10
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Abad XVI”, mengungkapkan Kerajaan Sunda meliputi separuh pulau Jawa, juga
dikemukakan bahwa kerajaan Sunda memiliki struktur perwilayahan yang terdiri dari
kerajaan-kerajaan daerah. Namun point yang saya dapat ambil disini mengenai
dan wilayah daratan seluas 604 ha, dan mempunyai tiga jenis terminal, yaitu terminal
Pelabuhan yang penting tidak saja bagi wilayah metropolitan Jakarta tetapi juga bagi
seluruh Indonesia ini dan dimasa Mendatang, Tanjung Priok menghadapi berbagai
serta lingkungan. Di harapkan bahwa sesudah adanya Pelabuhan Tanjung Priok tidak
ada lagi kendala-kendala yang terjadi seperti penumpukan kapasita`s muatan, baik itu
Tesis Susanto Zuhdi 2002 yang berjudul Cilacap 1830-1942, Bangkit dan
fungsi dan kedudukan pelabuhan, jadi ada kejelasan hubungan mati dan hidupnya
11
Buku karya Heriyanti Ongkodharma `dengan judul Kapitalisme Pribumi Jawa,
Daerah atau Kerajaan Banten dan Sumatera Selatan masa lalu terutama Banten
sebagai Kota Pelabuhan dan sebagai Pusat Pemerintahan dan perdagangan serta
Kesultanan Banten.
Buku yang berjudul “Jakarta Sejarah 400 tahun”, karya dari Susan Blackburn
tahun 2001 memuat Kota Kolonial Batavia Pada Abad ke-19 menemukan kembali
Tesis Andi Syamsu Rijal 2011, Dua Pelabuhan Satu Selat: Sejarah Pelabuhan
Merak dan Pelabuhan Bakauheni di Selat Sunda 1912-2009. Mengungkap kan dan
memahami sejarah Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni yang berada di Selat
Sunda dari tahun 1912-2009. Selat ini memiliki posisi yang sangat starategis
menyatukan dan melayani dua pulau besar dan utama di Indonesia yaitu Pulau Jawa
dan Sumatera.
dalam penelitian belum terjawab, karena perbedaan dalam tujuan penulisan dan pusat
12
C. Kerangka berfikir
Nama kelapa diambil dari berita yang terdapat dalam tulisan perjalanan Tome Pires
pada tahun 1513 yang berjudul Suma Oriental. Dalam buku tersebut disebutkan
bahwa nama pelabuhan itu adalah Kelapa. Karena pada waktu itu wilayah ini berada
di bawah kekuasaan kerajaan Sunda maka kemudian pelabuhan ini disebut Sunda
Kelapa.
Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu
Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa
berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini
mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun pada
awal tahun 1970-an, nama kuno “Sunda Kelapa” kembali digunakan sebagai nama
barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu. Maka di bangunlah
tanjung priok, yang jaraknya sekitar 15km ketimur dari sunda kelapa ( Supratikno,
1996:21).
13
Syahbandar adalah badan yang melaksanakan pemeriksaan surat-surat kapal,
agar kapal dapat keluar masuk pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hukum dalam
dokumen yang menyatakan bahwa kapal layak serta memenuhi syarat dan ketentuan
Pertengahan abad ke -19 Kawasan Syahbandar di tinggali para elit Belanda dan
Eropa menjadi tidak sehat. Sesudah wilayah sekeliling Batavia bebas dari ancaman
binatang buas dan gerombolan budak , rakyat dari Sunda Kelapa berpindah wilayah
adalah Pelabuhan baru yang di bangun untuk menggantikan Pelabuhan Sunda Kelapa
dibangun untuk pusat kawasan bisnis, dengan demikian Jawa memiliki pelabuhan
laut dalam pertama dimana kapal-kapal dapat ditambatkan ke dermaga, memuat batu
bara, dan menjalani perbaikan di tempat yang kering. Kebutuhan dunia akan bahan-
bahan baku dan peningkatan industri. Sering kali memerlukan pembukaan suatu
kota bukan hanya dilihat dari tempat wisatanya. Namun pasar labuhan adalah wilayah
14
Di Indonesia itu sendiri ada sekitar 100 juta titik pelabuhan. Salah satu
pelabuhan itu adalah pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan priok itulah yang
membantu perkembangan daerah kota itu sendiri. pelabuhan juga memiliki tempat
pertemuan , yaitu dimana para nahkoda transoprtasi laut dapat bertemu juga
istirahat. Begitupun dengan gapura, gapura ini berfungsi sebagai tempat pertalian
mampu menarik banyak peminat untuk berlabuh di pelabuhan tersebut. hal itu terjadi
karena pelabuhan tersebut memiliki sarana yang memadai sebagai pelabuhan yang
pencaharian penduduk asli sebagai berikut: pengangkat barang, pengatur lalu lintas di
pelabuhan, juga sebagai petugas kebersihan. Sebagai penduduk asli Tanjung Priok
Tanjung Priok 1877-1932, baik yang menyangkut masalah latar belakang pencetus
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian historis, dimana dalam metode penelitian ini berusaha untuk mencari
penelitian pada masa kini dan juga yang akan datang. Intepretasi penelitian terhadap
fakta yang ada memberikan dampak terakhir bagi penulisan kembali pada peristiwa
pendekatan kualitatif, sehingga hasil akhir yang diharapkan penulis dari penulisan ini
dalam bentuk penjelasan naratif dan untuk mendapatkan data-data juga sumber yang
dibutuhkan maka penulis memperoleh bahan kajian didapat dari dokumen dan kajian
Nasional Indonesia. Adapun waktu penelitian penulis targetkan selama empat bulan
16
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis ialah metode sejarah. Motode Sejarah
adalah proses menguji serta menganalisa secara kritis terhadap rekaman serta
(Sjamsudin, 2007:14).
Teknik penulisan skripsi ini menggunakan studi literatur sebagai tehnik yang
data akurat yang dibutuhkan dalam menulis skripsi. Dalam upaya yang dilakukan
penulis untuk merekontruksi peristiwa sejarah yang menjadi objek kajian ialah
melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memperoleh informasi dari
berbagai buku dan artikel-artikel melalui internet yang relevan sesuai dengan masalah
ynag diangkat dan dikaji, berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan empat
17
1) Heuristik, yaitu proses pencairan dan pengumpulan sumber sejarah yang
penelitian.
tahap atau fase yang harus dilalui dalam metode sejarah secara berurutan dapat
1. Heuristik
Adalah tahap atau fase pertama dalam kegiatan penelitian sejarah, dimana peneliti
memilki relevansi dengan permasalahan yang akan dibahas. Pada tahap ini penulis
18
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta (Unindra), Pepustakaan Pusat Universitas
Indonesia (UI). Yang dilakukan dari bulan Maret 2015 sampai bulan Juni 2015.
Untuk tahap selanjutnya berupa berupa verifikasi atau kritik yaitu mencoba
sumber-sumber yang ada itu diharapkan diperoleh sumber yang sesuai dengan topik
a. Kritik Intern yaitu menilai otentisitas atau keabsahan dari sumber yang
b. Kritik Ekstern yaitu menilai keabsahan (kredibilitas) dari isi atau materi
dokumen dihasilkan).
Fase ketiga dari metode sejarah. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
dan diseleksi dengan cara membuat analisis untuk menghasilkan sintesis berdasarkan
atas interpretasi atau penafsirannya. Pada fase inilah seorang peneliti dituntut untuk
mencurahkan kemampuannya dalam memhami peristiwa yang sedang diteliti, dan hal
19
ini akan menentukan kualitas karya ilmiah yang dihasilkannya. Dalam penelitian
sejarah, hasil penelitian dan pembahasan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Hasil penelitian sejarah berupa data-data sejarah dalam bentuk kutipan atau
data-data sejarah sebagai bukti kebenaran peristiwa yang dibahas. Analisis dapat
berupa pandangan, pernyataan setuju atau tidak setuju berdasarkan interpretasi atau
penafsiran penulisnya.
Tahap atau fase terakhir dari metode sejarah adalah histioriografi. Dari fakta
baru yang merupakan hasil interpretasi yang penulis lakukan pada tahap sebelumnya,
C. Sumber Sejarah
mengenai data dari suatu peristiwa. Berdasarkan sumbernya, dibedakan menjadi dua,
1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
20
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang
tertulis, dan sumber lisan. Sumber yang terjangkau dalam pembuatan sekripsi ini
merupakan sumber tertulis yang mana merupakan karangan atau dokumen yang dekat
dengan judul penulis, dimana penulis memperoleh dari berbagai buku-buku teks,
Skripsi, Dan Buku mengenai Tanjung Priok Masa Hindi-Belanda yang tersimpan
oleh Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia. Dalam arsip ini dijabarkan mengenai
pendirian Pelabuhan Tanjung Priok, Letak Pendirian Pelabuhan Tanjung Priok pada
masa Hindia-Belanda.
21
Sumber utama meliputi:
lagi”.
Kerajaan Sunda baru kita kenal dari prasasti bogor tahun 926 m. Ibu
rumah mereka berdiri diatas tiang beratap kulit kayu. Hasil buminya
22
lada yang ditanami di pegunungan. Bahnya cukup kecil namun
3. Hanna A. Willard 1988 ,Hikayat jakarta, secara garis besar buku ini
breakweater) seluas 424 ha dan wilayah daratan seluas 604 ha, dan
penting tidak saja bagi wilayah metropolitan Jakarta tetapi juga bagi
23
BAB IV
A. Tinjauan Umum
pernah ada di wilayahnya, seperti Kerajaan Galuh, Kerajaan Kawali, dan Kerajaan
di Tatar Sunda pada Jaman Kuna pernah terdapat beberapa kerajaan. Anggapan
seperti ini memang beralasan, karena dalam beberapa sumber tertulis buhun dan
sumber lisan dari masa yang lebih muda berupa certia pantun, disebutkan adanya
menyebutkan adanya kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berangka
tahun Saka dalam bentuk candrasengkala kawi haji panca pasagi (= 854 S.) yang
peristiwa penting dalam sejarah Tatar Sunda, yaitu pemulihan kekuasaan kepada raja
Demikian juga halnya dengan Antonio Pigafetta yang menulis buku Primo
viaggio intorno al mondo pada 1522 yang memberitakan Sunda sebagai sebuah
daerah yang banyak menghasilkan lada. Bahkan, dari masa yang sama itu juga
terdapat kesaksian seorang penyair yang ikut dalam pelayaran keliling dunia dengan
24
Magelhaens, Camoes, telah mengenal adanya kerajaan bernama Sunda (Lubis dkk.,
2003: 80-81). Bujangga Manic juga melaporkan adanya pelabuhan (kalapa) dalam
naskah yang ditulisnya sekitar (XIV-XV) menjelaskan bahwa kerajaan sunda telah
Sumber kesusastraan yang sampai kepada kita lebih tegas lagi menyebut Sunda
jika mengacu ke daerah yang sekarang disebut Jawa Barat. Carita Parahiyangan
(akhir abad XVI) menyebut Sunda sebagai nama kawasan. Demikian pula Naskah
Siksa Kanda ng Karesian yang berangka tahun 1440 Saka (1518 M). Penemuan
prasasti batu Huludayeuh di daerah Sumber, Cirebon, pada tahun 1991, telah
beberapa kesamaan dengan prasasti Batutulis dari Bogor. Keduanya ditulis dalam
bahasa Sunda Kuna dengan aksara pasca Palawa yang memiliki kesamaan dalam
bentuk paleografinya, prasasti tersebut. Menyebutkan pula raja yang berkuasa pada
waktu itu ialah Sri Baduga Raharaja Ratu Haji dari Pakuan Pajajaran (Djafar, 2008:
3-4).
keraton pada zaman Kerajaan Sunda. Tome Pires (1512-1515) telah memberitakan
tentang ibu kota Kerajaan Sunda yang dapat dicapai dua hari perjalanan dari Kalapa.
Kota besar itu penuh dengan rumah-rumah yang kokoh dari daun rumbia dan kayu.
Dikatakan bahwa kediaman raja (keraton) mempunyai 330 tiang dari kayu yang
25
tebalnya seperti drum anggur dengan tinggi lima fadem serta di bagian puncaknya
diukir indah, merupakan bangunan yang kokoh (Lubis dkk., 2003: 83).
pelabuhan. Salah satu kota pelabuhan yang terutama dan terpenting serta letaknya
paling dekat dan lurus ke ibukota kerajaan ialah kota pelabuhan Kalapa atau kelak
disebut pula Sunda Kalapa. Ini berarti Kalapa sebagai kota pelabuhan yang amat
kerajaan Sunda, memerlukan daya juang para pejabat dan masyarakatnya untuk
yang dapat digolongkan ke dalam City-sate (negara-kota) dan biasanya amat erat
kaitannya dengan pemasukan pendapatan kerajaan dari pajak ekspor dan impor
Pelabuhan Sunda Kelapa dari sisi ekonomi memang memiliki nilai strategis,
Pagi, Mangga Dua, dan lain-lain. Wisatawan yang berkunjung ke sini dapat melihat
BRT (500 m2) yang mengangkut barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako dan
tekstil. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat aktivitas bongkar muat barang-
26
barang lainnya, seperti, besi beton, kayu gergajian, rotan, kaoliang, dan kopra. Yang
menarik, bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional,
catatan, pelabuhan ini mempunyai luas daratan sekitar 760 hektar dan luas perairan
sebesar 16.470 hektar yang terdiri dari pelabuhan utama dan Pelabuhan Kalibaru.
Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dengan luas kolam 12.000 meter
persegi, sedangkan Pelabuhan Kalibaru mempunyai panjang area 750 meter dengan
luas daratan sekitar 343.339 meter persegi. Dengan ukuran tersebut, pelabuhan utama
setidaknya bisa menampung sekitar 70 perayu layar motor, dan untuk Pelabuhan
baik sumber dalam negeri maupun sumber luar negeri, saling menguatkan data.
baik yang bertujuan ke Cina maupun ke Maluku. Oleh karena itu, pelabuhan-
pelabuhan yang terdapat di Pesisir Utara Kerajaan Sunda kurang begitu berkembang
penguasaan Malaka oleh Portugis, Selat Sunda memegang peranan yang sangat
27
karena para pedagang Muslim tidak mau berdagang melalui Selat Malaka. Akibatnya,
3. Telah terjadi perpindahan pusat kerajaan, mulai dari Galuh dan berakhir di
Pakuan Pajajaran.
pantai utara Jawa Barat diperkirakan sudah ada kota-kota pelabuhan yang menjadi
dalam peta-peta pelayaran dan perniagaan, sekitar tahun 1500-1600 yang dibuat oleh
orang-orang Portugis.
28
menghancurkan negara. Faktor tersebut adalah semakin banyaknya saudagar Islam
khawatir dengan kenyataan tersebut karena dengan demikian agama Islam akan
semakin besar pengaruhnya di Kerajaan Sunda. Sejak tahun 1479 pengaruh Islam di
Kerajaan Sunda sudah cukup kuat seiring dengan tumbuhnya Cirebon sebagai pusat
kekuasaan baru di pesisir utara Tatar Sunda. Bagi Kerajaan Sunda, pertumbuhan
Cirebon tersebut merupakan ancaman serius terhadap eksistensinya karena daerah ini
sebuah pelabuhan utama Kerajaan Sunda atau lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan
Pajajaran. Sunda Kalapa yang merupakan salah satu pelabuahan utama dan terpenting
dari Kerajaan Sunda dihubungkan dengan Ibukota Pakuan Pajajaran melalui Sungai
Ciliwung yang bermuara di Teluk Jakarta. Ada jalan darat dari Pakuan Pajajaran
kearah barat menuju Banten Girang yang merupakan kota kadipaten dengan
Girang di Serang kini. Demikian pula ada jalan dari Banten Girang ke pelabuhannya
ada jalan darat melalui Ciampea dan Rumpin, yang dapat diteruskan melalui Sungai
Pakuan Pajajaran sudah menggunakan jalan Sungai Cisadane, mengingat sungai ini
disebutkan dalam prasasti Muara pada zaman kerajaan Taruma sehingga mungkin
29
sudah berperan sebagai hubungan lalulintas antara daerah pedalaman dan daerah
pesisir.
Menurut sumber Portugis, Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang
dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan
Cimanuk. Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan
yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan
nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti kota) dalam tempo
dua hari. Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan
sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pada abad ke-12,
pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik Kerajaan Sunda, yang
memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota
Bogor. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan
seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk
30
3) Tanjung Priok dibawah kekuasaan Sunda
Pelabuhan Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya
Penjaringan, Jakarta Utara. Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan
Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki berbagai daya
peninggalan dan jejak sejarah yang dapat menarik para wisatawan domestic maupun
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang
bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan
Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang
Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan.
Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang
dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan
Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan
yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan
nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo
dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara
pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan
31
diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura. Pada abad
ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing
yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh
di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-
wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang
Jakarta tempo dulu ketika berada di bawah kekuasaan kerajaan Sunda yaitu
Galuh Pakuan Pajajaran bernama Sunda Kelapa, yang namanya telah digunakan
sekitar abad ke 12. Nama Sunda Kelapa tersebut di ubah menjadi Jayakarta (Soekanto
1954:55). Pada waktu Faletehan berhasil mengalahkan Portugis yang atas izin
kerajaan Galuh Pakuan Pajajaran mendirikan benteng di wilayah Sunda Kelapa (Gie
1958:6). Nama Jayakarta tidak lama, hanya dapat bertahan kurang lebih satu abad,
karena oleh bangsa Belanda pada Maret 1621 secara resmi namanya diganti menjadi
Batavia (Gie, 1958:15). Kota itu kemudian dijadikan sebagai pusat perdagangan serta
Belanda di Batavia, pemerintahan ini di bentuk pada 18 agustus 1620 (Coen 1620:9)
Peran pemerintah dan pembesar Negeri menginvestasi sebagian dari hartanya dalam
kapal dan muatannya. Disamping itu, ada kapal-kapal malaka yang menjadi milik
32
Sultan Agung. dalam perdagangan yang dijalankannya memiliki keuntungan yang
perkebunan misalnya tembakau, kopi, karet, dan kelapa sawit. Untuk mendukung
pelaksanaan dan pengembangan usaha swasta, dibangun sarana dan prasarana yaitu
irigasi, jalan raya, jembatan dan kereta api. Bagi Belanda sistem ini telah memberi
keuntungan yang besar karena meningkatkan tanaman ekspor seperti gula, kopi dan
teh. Dalam perdagangan tidak adanya perbedaan antara pelaksana perdagangan dan
yang melaksanakan pelayaran, nahkoda, dan pedagang. Ketiganya berada dalam satu
Penduduk yang tinggal di kawasan ini pada umumnya terdiri dari berbagai suku
bangsa yang terdapat di kepulauan Indonesia dan berbagai bangsa asing seperti Cina,
India, dan Eropa (Wijaya1987:27). Mereka datang ke Sunda Kelapa dengan berbagai
33
Masing-masing suku bangsa tersebut hidup berbaur dengan suku bangsa lain.
Meskipun demikian mereka pada umumnya tetap mempertahankan adat istiadat suku
bangsa asal mereka, terutama untuk acara-acara khusus seperti upacara kelahiran,
suku bangsa lain. Meskipun demikian mereka pada umumnya tetap mempertahankan
adat istiadat suku bangsa asal mereka, terutama untuk acara-acara khusus seperti
selera, kebutuhan. Karena tidak semua kapal membawa peta sewaktu berlayar.
Saidi 1993: 33). Peta dan roteiros yaitu petunjuk untuk berlayar, tidak hanya di dasari
atas observasi sendiri oleh orang portugis, tetapi oleh kemampuannya untuk
portugis yang sudah mengenal pantai dan pengetahuan yang di pakai untuk
Marwati 2010:95).
34
pelayaran. Yang dimaksud dengan keselamatan pelayaran adalah satu keadaan
pelabuhan baru Batavia pada akhir abad ke-19 untuk menggantikan pelabuhan sunda
kelapa. Gagasan tersebut diambil, karena peningkatan lalu lintas perdagangan yang
penampungan pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang akan masuk
Karena lokasi pelabuhan tanjung priok berjarak 9km dari pelabuhan sunda kelapa
(Thijse 1950).
yaitu tanah yang dimiliki oleh orang-orang swasta Belanda dan orang-orang pribumi
yang mendapatkan hadiah tanah karena dianggap berjasa oleh Belanda di wilayah
Tanjung Priok. Tuan tanah yang berkuasa itu adalah Hana birtti sech Seman Daud,
Oeij Tek Tjiang, Said Alowie bin Abdulah Atas, Ko Siong Thaij, Gouw kimmirt.
Tanah tersebut kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
35
J.A.de Gelder dari departemen B.O.W seorang Insinyur perairan dan perencana.
Sedangkan ide pembangunan pelabuhan Tanjung Priok ini adalah ide dari
mendapatkan kawasan perairan yang relatif luas dengan kedalaman laut yang cukup
ditinjau dari tingkatan pasang surut air laut sehingga dapat menjadi tempat berlindung
perdagangan dan lalu lintas muatan, maka pelabuhan di ciptakan sebagai titik sentra
kapal dapat berlabuh dan bersandar untuk kemudian melakukan bongkar muat ke
dermaga yang mempunyai kedalam dan lebar yang cukup sehingga kapal aman untuk
Dalam merancang sutu pelabuhan, maka perlu diketahui berbagai sifat dan
fungsi kapal, karena dari data kapal dapat di ketahui ukuran-ukuran pokok dari kapal,
konsepsi dan evaluasi yang sistematis dari semua factor yang mempengaruhi suatu
pelabuhan. Selain itu Negara juga memerlukan pemasukan. Oleh karena itu,
keberadaan pelabuhan sangat penting peranannya bagi Negara. Begitu pula juga
36
kegiatan ekspor dan impor barang yang harus di datangkan dari Negara lain demi
dihadapkan kepada para teknisi suatu kondisi tanah tidak menguntungkan. Sehingga
muatan umum, tipe pelabuhan ini biasanya dipakai untuk bongkar muat dengan cara
lama. Disebabkan adanya kecenderungan bertambah besar ukuran kapal dan cara
bongkar muat yang dilakukan keran kapal. Pelabuhan muat cair ini tidak memerlukan
lebar dermaga yang besar. karena penangan muatan dilakukan dengan transport
Karna semakin banyak barang yang masuk dan keluar, juga banyk pula
yaitu:
37
c) Tahun 1921-1932, tahap pembangunan gudang, perkantoran, peti kemas, yang
Utara kota Jakarta yang berhadapan dengan laut jawa, memakan waktu kurang lebih 6
sebelah barat dengan panjang 1765m. Dan bendungan sebelah timur sepanjang 1963
batu dari berbagai ukuran menjadi satu (Asianto 2008:22). Bangunan bendungan
pemecah gelombang dibuat dari batu granit yang di datangkan dari merak dengan
perahu, batu granit tersebut disusun sedemikian rupa sehingga bisa tahan ratusan
madalah tidak berarti bagi kapal sebesar 100.000-300.000. adalah tugas perencanaan
perkembangan guna memperoleh kualitas yang lebih baik, kegunaan beton dalam
38
pracetak dalam berbagai bentuk kini telah terkenal. Salah satu beton yang terkenal
gelombang dengan lebih curam, dengan begitu, volume tumpukan batu akan menjadi
lebih kecil. Bentuk beton juga dapat disesuaikan dengan beratnya sehingga dapat
berbentuk vertical. Penahan gelombang dari batu-batu yang kuat berguna untuk
dermaga tempat kapal-kapal sandar. Dengan demikian pelabuhan lebih tenang karena
terindungi. Dipenahan gelombang di buat pula beberapa pintu masuk kapal yang
hendak masuk kepelabuhan. Karena sebelum masuk, kapal harus berlabuh dahulu
untuk menunggu izin masuk. Tempat labuh merupakan tempat perairan dimana kapal
dapat melakukan kegiatan. Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat menunggu
Pada wilayah perairannya Tanjung Priok mempunyai kendala dalam olah gerak
kapal keluar masuk pelabuhan. Lalu lintas kapal di seluruh kanal dalam pelabuhan
hanya dapat dilakukan satu arah dan dengan kolam putar kapal. Sehingga
memperbesar waktu tunggu kapal yang akan melakukan bongkar muat. Kecepatan
rata-rata kapal dalam pelabuhan sekitar 1 sampai 2 knots karena harus ditarik oleh
membutuhkan waktu 2-2,5 jam dari pintu masuk sampai sandar di dermaga. Kolam
39
pelabuhan juga harus disiapkan oleh pelabuhan, agar tesedianya tempat yang sesuai
dengan jenis kapal dan muatannya. Ditahun 1912 Tanjung Priok mengalami kongesti
arus barang. Pada saat itu tercatat 85 buah kapal mengalami penundaan masuk, yang
disebabkan karena kurangnya dermaga dan gudang. Masalah ini diatasi dengan
membangun dermaga dan gudang di pelabuhan dua yaitu di sebelah timur pelabuhan
2. Periode 1914-1917
melegalkan izin tentang pembangunan. artinya dalam tahap dua ini adalah perluasan
wilayah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memegang wewenang penuh atas
Pelabuhan Tanjung Priok. Pemborong tahap dua adalah volklor, volklor adalah satu
pengusaha dari belanda yang memiliki saham yang ada diwiliyah pelabuhan Tanjung
Priok.
22). Alasan pembangunan ini untuk melayani kapal-kapal yang masuk, karena
Dermaga yaitu tempat dimana kapal dapat melakukan kegiatannya, baik bongkar
Penentuan lebar dermaga, lebar apron depan, apron belakang, gudang dan jalan.
40
Apron pada dermaga adalah bagian areal atau muka dermaga.sampai muka gudang
ada terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut yaitu kapal, yaitu kepada angkutan
darat kereta api, truk dan lain-lainnya. Dalam merencanakan lebar dermaga banyak
ditentukan oleh kegunaan dari drmaga tersebut. Ditinjau dari jenis dan volume barang
a. Dermaga konvensional
b. Dermaga petikemas
41
Demaga ini di gunakan untuk melakukan bongkar muat kapal-
mekanis.(suyono, 2001:15)
c. Dermaga khusus
3. Periode 1921-1932
42
Sejalan dengan pertumbuhan periode pertama, untuk mengatasi
120.000..(soedjono, 1993:382)
perdagangan.
43
dimulai dari panjang 20 feet, maka satu petikemas 20’ dinyatakan
sebagai 1 TEU yaitu twenty foot equivalent unit, dan petikemas 40’
2001: 137)
terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga, terutama untuk barang-barang kecil
atau berharga. Sedangkan kerugian dari memakai petikemas yaitu kapal petikemas
mahal. Harus dibuat terminal kusus untuk bongkar muat petikemas dan harus
44
jalan yang ada harus disesuikan untuk pengangkutan petikemas. (Dalam memilih
petikemas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan di perhatikan. Semua
pertimbangkan adalah jenis muatan, besar muatan, berat muatan, kelembaban muatan,
ukuran dan daya muat petikemas, dan kelayakan petikemas (Suyono 2001: 140
&148).
Dalam memilih petikemas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan di
perhatikan. Semua hal tersebut terkait dengan tujuan penggunaan petikemas. Yang
mesti di pertimbangkan adalah jenis muatan, besar muatan, berat muatan, kelembaban
saat petikemas kosong. Pemadatan barang kedalam petikemas secara aman dan tidak
bergerak adalah salah satu syarat utama dalam mengangkut petikemas, karena
petikemas sendiri serta isi didalamnya adalah bagian dari intermodal transport
tempat penyimpanan bagi barang yang masuk dan keluar yaitu pergudangan. Gudang
adalah tempat penyimpanan barang yang akan di muat atau barang yang akan di
45
Tata letak gudang yang baik harus memenuhi persyaratan tata letak tertentu
demi kelancaran arus masuk dan keluar barang, serta keamanan penyimpanan.
Beberapa syarat tata letak gudang yaitu letak gudang harus sedekat mungkin dari
tempat dilakukannya kegiatan bongkar muat. Gudang juga harus terletak ditempat
aman dan mudah diawasi juga tidak mudah terkena bencana alam seperti banjir.
Menurut bentuknya gudang bisa dibagi menjadi dua yaitu gudang tertutup dan
terbuka. Gudang tertutup adalah gudang yang memiliki dinding dan penutup. Gudang
ini digunakan untuk menyimpan barang-barang yang harus terlindungi dari panas,
kelembaban, juga air hujan. Sedangkan gudang terbuka bisa juga lapangan, lapangan
ini merupakan gudang untuk menyimpan atau meletakan muatan yang tahan terhadap
siraman hujan, sengatan matahari, atau kelembaban. (Suyono 2001:247), Selain itu
atau mekanik.
atau kapal yang kemudian dimasukan kedalam gudang dengan tenaga manusia.
Penyimpanan barang diterima lalu disusun dan disimpan sesuai permintaan atau
sesuai peraturan yang berlaku. Untuk itu akan dikeluarkan penyimpanan. Pengerjaan
46
kembali, menimbang, memeriksa dan meneliti serta pekerjaan yang berhubungan
dengan barang yang ada. Pengiriman dapat dibagi menjadi dua yaitu pengiriman
langsung dan tidak langsung. Pengiriman langsung yaitu pengiriman barang dari
muatan yang dimana barang yang tidak dibungkus akan mengalami Kerusakan
perdagangan yang pesat akan diikuti peningkatan bahan baku dan hasil
urbanisasi yang terjadi di jakarta. Secara garis besar disebabkan karena tiga
47
berada diwilayah pelabuhan tanjung priok memanfaatkannya sebagai mata
Karena pelabuhan laut merupakan salah satu dari mata rantai angkutan darat
yang mencukupi untuk hidup layak dan banyak diantara mereka hidup lebih
1950:3)
tenaga kerja manusia akan sangat di butuhkan seperti tenaga kerja kuli.
Proses kerja buruh pelabuhan tidak dapat terlepas dari pasar tenaga
48
yang akan bekerja di pelabuhan tidak terpusat pada satu tempat, tetapi tersebar
Buruh pelabuhan mendapatkan upah dari hasil kerjanya dua kali dalam
satu minggu.
Dalam peraturan bongkar muat di pelabuhan pada malam hari dan hari
libur, buruh pelabuhan mendapatkan bayaran dua kali lipat dari hari kerja
biasa. Pekerja bongkar muat pada malam hari perlu mendapatkan izi dari
buruh bongkar muat.yaitu legoa dan tjitra. Kedua mandor ini bisa
49
Menurut R Bintarto, 1968, dalam segi kepentingan suatu daerah
lainnya. Selain itu juga, mengendalikan kelancaran arus kapal dan barang.
50
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
pelabuhan di suatu daerah secara lambat laun berkembang dan berperan besar
khususnya di bidang ekspor, dibagian utara pulau jawa. Tradisi pelayaran dan
kedatangan kapal.
menggunakan petikemas.
51
4. Pertumbuhan pelabuhan ditentukan berdasarkan fasilitas
kesatuan.
B. Saran
Penelitian sejarah yang bersifat kedaerahan saat ini sudah mulai jarang
teknis maupun non teknis. Namun karena hal itulah kita melihat adanya
52
1. Sebaiknya setiap mahasiswa sejarah mau dan tidak malu untuk
sejarah.
haruslah memiliki kemauan dan tekad yang kuat, karena lapangan yang
akan dihadapi masih buram dan sangan sedikit sekali sumber. Oleh karena
tulisan yang akan dibuat. Selain itu hal ini juga dilakukan agar tidak
53