Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KONSEP PENELITIAN SURVEI DESKRIPTIF


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian

Oleh :
AFRIENNA ( 201613500301 )
DESI VRISILIA WATI (201613500451)
MELINDA LUCY ( 201613500191)
NURUL FADILAH ( 201613500545)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
D. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
A. Konsep Penelitian Survei Deskriptif .................................................... 4
1. Definisi Penelitian Survei Deskriptif ....................................... 4
2. Ciri-ciri Penenlitian Survei Deskriptif ..................................... 7
3. Langkah-langkah Penelitian Survei Deskriptif ......................... 8
4. Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Survei Deskriptif ...... 10

B. Contoh Penelitian Survei Deskriptif .................................................. 12


BAB III PENUTUP ....................................................................................... 25
A. Kesimpulan ........................................................................................ 25
B. Saran ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

Metode Penelitian i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengapa perlunya belajar mengenai penelitian ?.Berkembangnya


zaman secara pesat dalam berbagai bidang, perkembangan masalah diberbagai
bidang juga semakin kompleks, sehingga dalam berbagai bidang
dibutuhkannya suatu cara untuk pemecahan masalah tersebut untuk berbagai
kepentingan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
adanya suatu penelitian diberbagai bidang sehingga dapat memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Penelitian adalah suatu usaha atau cara yang sistematis untuk


menyelidiki masalah tertentu dengan tujuan mencari jawaban dari masalah
yang diteliti dilakukan secara ilmiah aktif, tekun, dan sistematis, dimana
tujuannya untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
Purwanto (2010:163) mendefinisikan “Penelitian adalah cara penemuan
kebenaran atau pemecahan masalah yang dilakukan secara ilmiah.

Dalam penelitian ada berbagai jenis, metode dan pendekatan untuk


dapat memecahkan suatu permasalahan. Beda permasalahan atau pertanyaan
membutuhkan penggunaan metode penelitian yang berbeda pula. Pemilihan
suatu metode penelitian ataupun jenis penelitian yang dilakukan akan sangat
menentukan keberhasilan penyelesaian suatu masalah.

Bagi mahasiswa saat ini pentingnya mempelajari penelitian bukan


hanya sebagai dasar untuk penulisan skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga
untuk pelatihan dalam metode ilmiah serta penerapannya dalam pengambilan
keputusan. Dengan kata lain, mempelajari dan melakukan penelitian pada saat

Metode Penelitian 1
kuliah merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa tersebut dalam mengambil
keputusan. Dalam kaitannya dengan tugas penelitian maka jenis penelitian
yang dilakukan sebaikinya adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap
pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran. Salah satu jenis penelitian
ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dari itu, makalah ini akan


membahas mengenai salah satu metode penelitian yaitu penelitian survei
deskriptif.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, adapun yang akan


dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penelitian survei deskriptif secara
umum.

C. Rumusan Masalah

Dalam mengungkapkan suatu masalah agar mudah memecahkanya,


secara sistematis,logis dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan,maka
terlebih dahulu kita harus membuat rumusan masalah. Adapun rumusan
masalah tersebut adalah:
1. Apakah definisi dari konsep penelitian surveideskriptif ?
2. Bagaimana Ciri-ciri dari penelitian survei deskriptif ?
3. Bagaimana langkah – langkah penelitian survei deskriptif ?
4. Contoh – contoh penelitian survei deskriptif.
5. Apakah kelebihan dan kekurangan dari penelitian survei deskriptif?

D. Tujuan Penulisan

Metode Penelitian 2
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:

1. Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing sabagai tugas


terstuktur dalam mata kuliah metodologi penelitian.
2. Untuk menguraikan dan menjelaskan kajian tentang penelitian
survei deskriptif secara umum kepada penulis dan pembaca.

Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan mamahami tentang


penelitian deskriptif secara umum.

Metode Penelitian 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penelitian Survei Deskriptif

1. Definisi Penelitian Survei Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan


tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif. Desain penelitian ini digunakan untuk memecahkan
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang.Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan
untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau
kelompok tertentu secara akurat.

Menurut Hidayat Syah (2010), penelitian deskriptif merupakan metode


penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya
terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji
Setyosari (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek
apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang
bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

Berbeda dengan Sugiyono (2016:53) definisi penelitian deskriptif


adalah sebagai berikut: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
keberadaan nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
Adapun pengertian dari metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2009: 54)
adalah : “Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”. Sedangkan menurut Ali

Metode Penelitian 4
Maksum (2012:68) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan
data dilakukan untuk mendapat informasi terkait dengan fenomena kondisi,
atau variabel tertentu dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian
hipotesis”.

Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi pada masalah pengumpulan


dan penyusunan data saja, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang
arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja
mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu merupakan suatu penelitian
yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau gejala
lainnya, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan menetapkan standar,
penilaian, mengadakan klasifikasi, danhubungan kedudukan satu unsur dengan
unsur yang lainnya.

Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap


fenomena - fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma
tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama
survei normatif atau normative survey. Dengan metode deskriptif ini juga
diselidiki kedudukan atau status kejadian atau faktor dan melihat hubungan
antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga
dinamakan studi status atau status study.

Metode deskriptif juga berkehendak mempelajari setandar - setandar


atau norma - norma, sehingga penelitian deskriptif ini dinamakan dengan
survey normative. Dalam metode deskriptif bisa meneliti masalah normative
secara bersama - sama dengan masalah status dan sekaligus membuat suatu
perbandingan - perbandingan antar kejadian atau fenomena. Studi demikian ini
dikenal secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu
yang dijangkau pada penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang ini, atau
sekurang - kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau oleh ingatan
responden.

Metode Penelitian 5
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang
digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, metode
penelitian desekriptif salah satunya adalah metode survei. Metode survei
merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
baik itu tentang institusi ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah ataupun
suatu kelompok. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal lebih
mendalam tentang masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan
dan praktik yang sedang berlangsung.

Pada metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-


perbandingan terhadap hal-hal yang sudah dikerjakan orang dalam menangani
situasi atau masalah yang sama dan hasilnya bisa digunakan dalam pembuatan
suatu rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
Penyelidikan dijalankan pada waktu yang bersamaan terhadap beberapa
individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan memakai sample. Unit
yang dipakai pada metode survei cukup besar.

Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai
metode survey ini, termasuk pada bidangproduksi dan tata niaga (survey
produksi dan tata niaga ), pada usaha tani (surve usaha tani), pada masalah
kemasyarakatan (survey sosial), pada masalah komunikasi dan pada pendapat
umum (survei pendat umum), pada masalah politik (survey politik), pada
masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan lain
sebagainya.

Metode Penelitian 6
2. Ciri-ciri Penenlitian Survei Deskriptif

a) Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat


faktual. Adakalanya Penelitian ini dimaksudkan hanya membuat
Deskripsi atau Uraian Suatu Fenomena semata – mata, tidak untuk
mencari hubungan antar variabel, menguji hipotesis, atau membuat
ramalan.

b) Dilakukan secara Survei, oleh karena itu Penelitian Deskriptif


sering disebut sebagai Penelitian Survei. Dalam arti Luas yaitu
Penelitian Deskriptif dapat mencakup seluruh metode penelitian
kecuali Penelitian yang bersifat historis dan eksperimental.

c) Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.

d) Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi


keadaan dan praktek yang sedang berlangsung.

e) Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang


tertentu dalam waktu yang bersamaan.

Metode Penelitian 7
3. Langkah-langkah Penelitian Survei Deskriptif

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah


umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut :

a) Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari


penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari
masalah.

b) Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada


kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber
yang ada.

c) Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana


penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk
didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan,
batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta
seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.

d) Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka
perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang
kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk
diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka
kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model
matematika.

e) Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya


dengan masalah yang ingin dipecahkan.

Metode Penelitian 8
f) Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan
teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.Ada dua
unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat
pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana
informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada sejumlah
alat pengumpul data antara lain tes, wawancara, observasi,
kuesioner, sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam
penelitian deskriptif. Misalnya untuk memperoleh informasi
mengenai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang
tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara lain yang
mungkin dipakai adalah wawancara dengan guru mengenai
langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas,
permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin
sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan
sumber data.

g) Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan


kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari datayang diperoleh
serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

h) Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data


yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai
kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit
pengukuran yang sepadan.

i) Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta


hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-
rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari
penelitian.

Metode Penelitian 9
j) Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data
di atas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan
cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan
mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan
yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Survei Deskriptif

Kelebihan dari penelitian survei deskriptif, yaitu :

a) Bersifat Serbaguna (Versatility), dapat digunakan untuk


menghimpun data hampir dalam setiap bidang dan
permasalahan.

b) Penggunaan survei cukup efisien, dapat menghimpun informasi


yang dapat dipercaya dengan biaya relative murah.

c) Survei menghimpun data tentang populasi yang cukup besar dari


sampel yang relative kecil.

d) Dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti


angket, wawancara dan observasi

Kekurangan dari penelitian survei deskriptif, yaitu:

a) Mutu informasi sangat bergantung pada kemampuan dan


kemauan responden untuk bekerjasama, khususnya jika topic
yang sedang diteliti terlalu sensitif.

Metode Penelitian 10
b) Terlalu sering para responden merasa diharuskan mengajukan
opini padahal mereka tidak memilikinya, sehingga keabsahan
menjawab menjadi sulit.

Para responden juga bisa menerjemakan konsep secara berbeda dari


yang dimaksud oleh peneliti.

Metode Penelitian 11
B. Contoh Penelitian Survei Deskriptif

1. Pengaruh Bimbingan Karir dan Pola Asuh Orangtua Terhadap


Kemandirian Siswa Dalam Memilh Karir Pada Kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK NEGERI 1 SEDAYU

a) Latar Belakang

Kemandirian merupakan salah satu faktor psikologis yang


penting bagi siswa yang menggambarkan bentuk sikap di mana seorang
siswa mampu untuk memahami diri dan kemampuannya, menemukan
sendiri apa yang dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-
kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri
masalah-masalah yang dihadapinya oleh dirinya. Berdasarkan
fenomena yang ada, banyak ditemukan bahwa siswa lulusan SMK
ketika mencari pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Akibatnya dalam kondisi demikian banyak lulusan dari
Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak optimal dalam mengeluarkan
kemampuan yang dimiliki. Salah satu cara untuk membentuk sikap
tersebut secara optimal, di SMK diadakan program bimbingan karir.
Melalui bimbingan karir di SMK diharapkan siswa mampu untuk
memahami dirinya, tingkat kemampuannya serta mampu mengetahui
gambaran yang lengkap tentang karakteristik karirnya.
Adanya bimbingan karir disekolah, diharapkan dapat
menumbuhkan profesionalisme dalam menghadapi dunia kerja dan
kemandirian siswa dalam memilih karir yang akan dijalaninya nanti
berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Faktor lain yang mempengaruhi
pemilihan karir dari siswa adalah pola asuh orang tua dalam
keluarganya sendiri. Pola asuh keluarga memiliki andil yang cukup
besar dalam membentuk perilaku dan pemilihan karir pada anak yang

Metode Penelitian 12
sudah beranjak dewasa. Banyak anak yang masih bingung terhadap
pemilihan karirnya sendiri. Pola asuh keluarga sedikit banyak
berpengaruh terhadap kemandirian pemilihan karir pada anak tersebut.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas,
maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang “Pengaruh
Bimbingan Karir dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian
Siswa Dalam Memilih Karir Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik SMK Negeri 1 Sedayu”.

b) Identifikasi Masalah

Identifikasi dalam penelitian ini adalah: (1) Program


pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan terhadap faktor-faktor
non-teknis kurang diimbangi dengan faktor-faktor psikologis pada
siswa, (2) Pemilihan karir yang dibuat pada awal proses perkembangan
siswa sangat berpengaruh terhadap pilihan-pilihan selanjutnya, (3)
Banyak ditemukan siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ketika
mencari pekerjaan tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki,
(4) Banyak lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak
optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki karena
kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam
karirnya dan cenderung semaunya saja, (5) Pola asuh keluarga memiliki
andil yang cukup besar dalam membentuk perilaku dan pemilihan karir
pada anak, (6) Banyak siswa yang masih bingung terhadap pemilihan
karirnya sendiri, (7) Kehidupan di keluarga dan pola asuh dari orang tua
berpengaruh terhadap pemilihan karir siswa.

c) Batasan Masalah

Metode Penelitian 13
Penelitian ini dibatasi pada masalah yang terdapat pada lembaga
pendidikan (SMK) mengenai pelaksanaan bimbingan karir di SMK
Negeri 1 Sedayu, pengaruh bimbingan karir dan pola asuh orang tua
tersebut terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir. Ketercapaian
karir dari lulusan SMK N 1 Sedayu tidak menjadi sasaran dalam
penelitian ini.

d) Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1) Bagaimana pengaruh bimbingan karir terhadap
kemandirian siswa dalam memilih karir pada siswa kelas
XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri
1 Sedayu?
2) Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kemandirian siswa dalam memilih karir pada siswa kelas
XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri
1 Sedayu?
3) Bagaimana pengaruh bimbingan karir dan pola asuh
orang tua terhadap kemandirian siswa dalam memilih
karir pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sedayu?

e) Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:


1) Mengetahui pengaruh pengaruh bimbingan karir
terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir pada
siswa kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Negeri 1 Sedayu,

Metode Penelitian 14
2) Mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kemandirian siswa dalam memilih karir pada siswa kelas
XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri
1 Sedayu
3) Mengetahui pengaruh bimbingan karir dan pola asuh
orang tua terhadap kemandirian siswa dalam memilih
karir pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sedayu.

f) Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara umum yaitu diharapkan dapat


bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama
menyangkut hal–hal yang berkaitan dengan pengaruh bimbingan karir
dan pola asuh orang tua terhadap kemandirian siswa dalam memilih
karir.

2. Urgensi Self Efficacy Konselor Sekolah dalam Mengembangkan


Pendidikan Karakter Siswa(Penelitian Survey terhadap konselor
Sekolah di Kota Malang)

a) Latar Belakang

Karakter merupakan suatu fondasi kehidupan bangsa. Karakter


bagi suatu bangsa memiliki fungsi memberikan arah kemana bangsa
harus menuju, bagaimana cara mencapai tujuan itu, apa yang harus
dikaji dan dipegang teguh dan sebaliknya apa yang harus dihindari dan
dibuang jauh-jauh. Suatu bangsa akan runtuh manakala tidak
mempunyai karakter yang kuat. Untuk menjadi bangsa yang maju,

Metode Penelitian 15
modern dan beradab maka diperlukan karakter yang kuat (Zamroni,
2011).

Karakter yang kuat suatu bangsa harus nampak dalam karakter


individu setiap warga bangsa dan diwariskan dari satu gene-rasi ke
generasi berikutnya lewat pendidikan. Hal ini mempunyai makna
bahwa karakter yang kuat tidak akan secara otomatis tumbuh dan
berkembang dalam diri masyarakat, sebagaimana generasi-generasi
sebelumnya. Di sekolah pendidikan karakter merupakan proses
mengembangkan dalam diri siswa se-buah pemahaman, komitmen, dan
kecen-derungan untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai etika
(Milson and Mehlig, 2002).

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari


pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar
dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga siswa didik
menjadi mengerti (kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu
merasakan (afektif) nilai yang baik dan mau melakukannya
(psikomotor).

Pengembangan karakter bagi siswa merupakan proses yang


tidak mungkin dilakukan dengan secara instan dan segera dapat diukur
hasilnya. Oleh karena itu, seorang konselor harus memiliki kegigihan
dan motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas mengembangkan
karakter positif tersebut. Kegigihan dan motivasi sangat terkait dengan
konstruk rasa efikasi diri (self efficacy) di mana rasa efikasi yang tinggi
cenderung mendorong konselor untuk berusaha keras membimbing
dengan sebaik-baiknya, meskipun dalam situasi-situasi yang
menghambat (Gibson & Dembo, 1984, dalam Milson, 2002).

Metode Penelitian 16
Larson dan daniels (1998) mendefinisikan efikasi diri konselor
sebagai keyakinan atau penilaian terhadap kemampuan mereka dalam
memberikan layanan bimbingan konseling yang efektif kepada siswa.
Sedangkan Suton dan Fall (1995) mendefinisikan efikasi diri konselor
sebagai keyakinan-keyakinan yang didasarkan pada harapan individu
bahwa dia memiliki pengetahuan dan keterampilan, kemampuan untuk
mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk memecahkan problem
yang dihadapinya serta akan berhasil hidupnya walaupun dalam kondisi
dalam tekanan.

Selain sebagai kota pariwisata, Malang juga menjadi kota


pendidikan. Dari Pusat Data Statistik Pendidikan (PDSP)-
Kemendikbud Indonesia diketahui jumlah sekolah dari jenjang Sekolah
dasar sampai dengan sekolah menengah atas sebanyak 612 sekolah baik
negeri maupun swasta yang terdiri dari SD/MI (268), SMP/MTs (98),
SMA/MA (44), dan SMK (43). Sedangkan di kabupaten Malang
memiliki sekitar SD/MI (1101), SMP/MTs (304), SMA/MA (62), dan
SMK (78) (http://npsn.data.kemdiknas.go.id). Berdasarkan pada data-
data tersebut, maka pengambangan pendidikan karakter untuk siswa
menjadi program yang sangat penting. Untuk keberhasilan program
pengembangan karakter siswa, maka konselor sekolah sebagai salah
satu professional yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan
pendidikan menjadi sangat relevan dan strategis. Konselor sekolah yang
memiliki efikasi diri tinggi akan memiliki keyakinan, motivasi, dan
usaha untuk dapat mengembangkan karakter siswa.

Mempertimbangkan pentingnya efi-kasi konselor dalam


mengembangkan pendidikan karakter, maka penelitian tentang efikasi
diri konselor sekolah dalam Mengem-bangkan Pendidikan Karakter
siswa ini ingin mengetahui tingkat efikasi konselor sekolah dalam

Metode Penelitian 17
mengembangkan pendidikan karakter. Penelitian ini akan membidik
konselor-konselor sekolah yang ada di wilayah Kota.

b) Metodologi Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui


Urgensi Self Efficacy Konselor sekolah dalam Mengembangkan
Pendidikan Karakter Siswa Penelitian Survey Kepada Konselor sekolah
di Kota Malang, maka metode penelitian yang dipilih adalah sebagai
berikut:

1) Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, maka akan


dipilih rancangan penelitian survey dengan pendekatan
kuantitatif deskriptif, Penelitian survey adalah penelitian
yang mengambil sample dari satu populasi dan mengg-
unakan kuisioner sebagai alat pengum-pul data yang
pokok (Singarimbun, 1998).
2) Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu self efficacy
konselor, Pendidikan karakter, dan Konselor sekolah. 1.
Self-Efficacy konselor adalah keya-kinan konselor akan
kemampuan-nya sebagai konselor untuk menjalankan
tugasnya. 2. Pendidikan karakter adalah proses
pengembangan pemahaman, komit-men, dan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai
moral yang berlaku. 3. Konselor Sekolah adalah
konselor yang bertugas untuk menyampaikan materi-
materi keislaman di madra-sah.

c) Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah para Konselor


sekolah yang ada di wiayah Kota Malang.

Metode Penelitian 18
d) Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Quistioner yang berupa angket. Angket yang dibuat merupakan angket
tertutup dengan menggunakan skala likert. Sebelum digunakan angket
tersebut akan diuji coba kepada Konselor sekolah di wilayah Kota
Malang dan sekitarnya untuk mendapatkan kualitas angket yang bisa
dipertanggungjawabkan.

Angket pengukuran self efficacy konselor dalam penelitian


survey ini diadaptasi dari skala pengukuran self efficacy konselor yang
dikembangkan oleh Milson dan Mehlig (2012). Dua komponen utama,
yaitu komponen pengukur persona self efficacy konselor dan general
efficacy konselor.

e) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket


kepada para konselor sekolah melalui Musyawarah Guru Bimbingan
Konseling (MGBK) di wilayah Kota Malang.

f) Analisa Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis


dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang memanfaatkan
software SPSS for Windows 18. Dari hasil analisis data tersebut akan
didapatkan nilai yang menunjukkan tingkat Self -Efficacy konselor
sekolah mengembangkan pendidikan karakter di Kota Malang.

Metode Penelitian 19
3. Interferensi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa inggris pada
Abstrak Jurnal ilmiah

a) Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasayang eksistensinya
semakin hari semakin dirasakan penting oleh masyarakat dunia. Hal ini
dapat dipahami karena bahasa Inggris tampil menjadi bahasa dunia
dengan penyebaran wilayah pemakaiannya sangat luas. Oleh karena itu,
PBB menjadikan bahasa ini salah satu bahasa resmi. Untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, penguasaan bahasa
Inggris sangat penting karena berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Unesco, lebih kurang 71% penulisan ilmiah dilakukan dalam
bahasa Perancis, Jerman, dan Inggris, dengan bahasa Inggris
menduduki 62% dari output (Alwasilah, 1993). Indonesia merupakan
negara yang memiliki kepentingan dengan bahasa Inggris. Sebagai
negara berkembang, tentu saja untuk pergaulan internasional
masyarakat.

Indonesia merasakan pentingnya penguasaan bahasa Inggris.


Apalagi, dalam era kesejagatan ini penyebaran informasi dilakukan
melalui media bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris
menjadi bahasa asing pertama yang perlu dikuasai oleh masyarakatnya.
Di Indonesia sudah lama bahasa Inggris diberikan di sekolah menengah
pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi
(PT). Bahkan dewasa ini, di beberapa tempat bahasa Inggris diberikan
di tingkat sekolah dasar. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Inggris
sangatlah penting dan perlu dikuasai oleh peserta didik untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak dapat dimungkiri bahwa ilmu
pengetahuan pada umumnya berasal dari Barat. Bahasa Inggris, seperti
bahasa-bahasa alami lainnya, memiliki aturan gramatika. Karakteristik

Metode Penelitian 20
bahasa Inggris menyangkut, antara lain, sifat bahasa yang inflektif. Hal
ini berbeda dengan bahasa Indonesia yang aglutinatif. Berkaitan dengan
verba, misalnya, bahasa Inggris memiliki sistem konjugasi yang
menyangkut temporal. Dengan demikian, penggunaan verba bahasa
Inggris sangat dipengaruhi oleh kala (tense). Bahasa Indonesia tidak
mengenal kala. Oleh karena itu, pada praktiknya dalam penggunaan
bahasa Inggris sering ditemukan kesalahan yang menyangkut masalah
ini, seperti pada contoh berikut yang memperlihatkan ketidaksesuaian
bentuk verba show dengan waktu lampau (past tense) atau perfek
(present perfect): (1a) * The history shown that the important factor
which determine... Bandingkan dengan struktur bahasa Inggris (1b)
yang berkala past tense dan (1c) yang berkala present perfect berikut:
(1b) The history showed that the important factor which deter-
mined...(1c) The history has shown that the important factor which
determines.

Kekeliruan seperti ini tidak hanya ditemukan pada mereka yang


sedang belajar bahasa Inggris pada tingkat pemula, tetapi ditemukan
pula di tingkat perguruan tinggi. Dalam kepustakaan sosiolinguistik,
gejala kebahasaan seperti di atas ini berkaitan dengan interferensi.
Menurut Weinreich, interferensi merupakan perubahan suatu sistem
bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan
unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual
(dalam Chaer dan Agustina, 1995:159). Penelitian yang menyangkut
interferensi sudah banyak dilakukan. Para ahli yang telah mengkaji
ihwal interfensi di antaranya adalah Rusyana (1984), Mustakim (1994),
dan Agustina (1996). Rusyana mengkaji interferensi sehubungan
dengan penulisan disertasi. Interferensi yang dikajinya berkaitan
dengan morfologi bahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia pada
karangan anak sekolah dasar. Mustakim mengkaji interferensi bahasa

Metode Penelitian 21
Jawa dalam surat kabar berbahasa Indonesia. Sementara itu, penelitian
mengenai interferensi bahasa Indonesia terhadap penguasaan belajar
bahasa Inggris siswa sekolah dasar telah dilakukan oleh Agustina. Jenis
interferensi yang dikaji adalah interferensi morfologis dan sintaktis
melalui lembar kerja tes bahasa Inggris yang diolah secara naratif-
deskriptif kualitatif.

Hasilnya menunjukkan bahwa interferensi morfologis bahasa


Inggris hanya ditemukan pada proses morfologis reduplikasi,sedangkan
interferensi sintaksis dapat diidentifikasi dengan ketidakhadiran to be
(is, are), ketidakhadiran artikel, dan keterbalikan pada susunan kata
keterangan dalam tata kalimat bahasa Inggris. Namun, sepanjang
pengetahuan penulis, interferensi struktur bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris dalam abstrak belum dilakukan. Oleh karena itu,
penelitian ini perlu dilakukan untuk mengisi kekosongan tersebut.

Menurut Weinreich, interferensi dari dua bahasa yang


melakukan kontak ditentukan oleh faktor-faktor linguistik struktural
dan nonlinguistik (dalam Dittmar (1976:117). Faktor-faktor linguistik
struktural dapat diramalkan dari suatu perbandingan (perbedaan
dan/atau persamaan) dari sistem fonologi, grammatikal, dan leksikal
dari kedua bahasa tersebut. Sementara itu, bentuk-bentuk tipikal dari
interferensi bagaimanapun, hanya dapat diramalkan dari gambaran
sosiolinguistik yang menghubungkan bentuk-bentuk linguistik
struktural dengan faktor-faktor ekstralinguistik, seperti peranan latar
sosiokultural, fungsi bahasa dalam kelompok dwibahasawan,
kesesuaian antara linguistik dan sosiokultural, standardisasi bahasa
sebagai simbol dari loyalitas bahasa, durasi dari kontak antara bahasa-
bahasa, kristalisasi dari dan perubahan bahasa. bahasa-bahasa baru, dan
perubahan bahasa.

Metode Penelitian 22
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud dan jenis
interferensi bahasaIndonesia ke dalam bahasa Inggris pada abstrak
artikel dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah yang dimaksud adalah Jurnal
Metalogika, Informatek, Riset Bisnis dan Manajemen (Unpas), Urbulan
dan Sprektrum (Politeknik Bandung), Ethos (Unisba), Fenomena (UII),
JurnalPenelitian dan Karya Ilmiah Usakti (Usakti Jakarta), Ovula ,
Bionatura, dan Sosiohumaniora (Unpad), dan Abstract Researches
2004 Edition B (Unpad).

b) Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan
bertujuan menggambarkan data secara alamiah. Hal ini sejalan dengan
pendapat Djajasudarma (1993) yang mengatakan bahwa metode
deskriptif bertujuan membuat deskripsi faktual dan akurat mengenai
data, sifat data, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulandata adalah teknik


simak dengan teknik alat data tulis. Langkah pertama, data mengenai
interferensi dicatat pada kartu data, kemudian data dikelompokkan
sesuai dengan interferensi yang tampak pada data tersebut. Selanjutnya
setiap kelompok data tersebut diidentifikasi dan dikaji untuk
memperoleh simpulan yang relevan dengan tujuan penelitian. Metode
kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
distribusional dan padan. Metode distribusional digunakan untuk
memilah data berdasarkan kriteria tertentu dari segi struktur. Data yang
sudah dipilah dikelompokkan ke dalam jenis interferensi: morfologi,
sintaksis dan semantik. Metode padan digunakan untuk mengkaji

Metode Penelitian 23
kalimat bahasa Inggris yang tidak apik melalui telusuran/imbangannya
dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, ketidakapikan dalam
menulis kalimat bahasa Inggris dapat diketahui penyebabnya. Sumber
data penelitian ini adalah data tulis yang berupa abstrak berbahasa
Inggris pada jurnal ilmiah di beberapa universitas. Pertimbangan
pengambilan data dari beberapa universitas dapat lebihmemperkaya
variasi interferensi yang tampak pada abstrak. Penelitian ini dilakukan
secara sinkronis melalui pengkajian pada abstrak berbahasa Inggris
yang diambil secara acak dari tujuh universitas pada kurun waktu
2003—2008.

c) Hasil Penelitian
Pada penelitian ini ditemukan interferensi sintaksis mengenai
keterbalikan pola susun frasa bahasa Inggris, paralelisasi,
ketidakhadiran artikel, ketidakhadiran to be, dan ketidakapikan
struktur kalimat pasif dan pola susun frasa dalam hubungan milik
seperti pada: Data (1): The subject of this research consist of 40 NS
patient (28 boys, 12 girls). N.Sing V.PlData (2): The variations may be
caused by various factor among others: Num.Pl N.Sing geographical,
historical, and the transportation ones.

Metode Penelitian 24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan beberapa konsep mengenai penelitian survei


deskriptif, pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan,
menggambarkan, serta mengetahui suatu peristiwa, keadaan, pemikiran, objek atau
segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik
menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

Secara umum penelitian survei deskriptif memiliki 5 (lima) ciri, yaitu bersifat
mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan secara survei,
bersifat mencari informasi faktual, mengidentifikasi masalah, dan mendeskripsikan
subjek yang sedang dikelola.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan sebagai pengembangan data kedepannya


yang ada pada konsep penelitian survei deskriptif adalah pada penelitian selanjutnya
mungkin dapat memaparkan lebih banyak lagi hakikat atau pengertian dari penelitian
survei deskriptif agar pembaca dapat lebih memahami dan menguasai konsep dari
penelitian survei deskriptif itu sendiri.

Demikian pokok bahasan konsep penelitian survei deskriptif ini yang dapat
kami paparkan. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Metode Penelitian 25
DAFTAR PUSTAKA

Ayo Nambah Ilmu.(2016).Metode Penelitian Deskriptif - Jenis, Tujuan dan Kriteria.


Diterima dari http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/metode-penelitian-
deskriptif-jenis.html.
Ahmad Drapi.(2016).Pengertian Deskriptif Menurut Para Ahli. Diterima dari
http://ahmadrapi01.blogspot.com/2016/09/pengertian-deskriptif-menurut-para-
ahli.html.
Ahmad Yusron Irsyadi.(2012).PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN POLA ASUH
ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA DALAM MEMILIH KARIR PADA
KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1
SEDAYU. Diterima dari
http://eprints.uny.ac.id/22360/1/Ahmad%20Yusron%20Irsyadi%2007501241006.pdf.
http://digilib.unila.ac.id/6145/16/BAB%20III.pdf
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/538/jbptunikompp-gdl-iraquraisy-26896-4-
unikom_i-i.pdf
http://repository.unpas.ac.id/5656/7/BAB%203.pdf
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/750/jbptunikompp-gdl-irmasintia-37479-4-
unikom_i-i.pdf
http://eprints.uny.ac.id/25698/4/3.BAB%20III.pdf

Metode Penelitian 26

Anda mungkin juga menyukai